"Hai, apa bangku ini kosong?" Ucap seorang pemuda yang terlihat seumuran dengannya. Tidak membutuhkan lama, mereka sudah bisa mengakrabkan diri.
"Aku pikir, aku gak akan kenal sama kawan satu fakultas di hari pertama, haha. Atau jangan-jangan kita memang berjodoh untuk berteman." Ucap Xi Luhan -pemuda yang tadi sedang duduk sendirian itu. Sedangkan Do Kyungsoo -pemuda yang tadi meminta izin untuk duduk di bangku itu bersamanya karena ternyata bangku di kantin kampus itu terisi penuh hanya menganggukkan kepalanya dengan antusias membalas perkataan Luhan.
"Aku juga kebetulan sedang menunggu sahabatku datang, kami berdua diterima disini. Tetapi dia terlambat karena harus kerja paruh waktu dulu." Ucap Kyungsoo.
"Wah, yang benar? Bukannya agak memberatkan jika temanmu itu mengambil kerja paruh waktu? Berarti dia sudah bekerja dari SMA?" Sifat alami Luhan dengan keingintahuannya yang besar itu, untung saja lawan bicaranya mengerti sifat itu.
"Kami berdua sedari kecil tinggal di panti asuhan, aku lebih beruntung darinya karena diadopsi oleh keluarga baruku sebelum berumur 17 tahun sedangkan ia tidak. Jadi ya selepas umur 17 tahun, dia sudah hidup sendiri dan bekerja untuk kebutuhan sehari-hari. " ucapan Kyungsoo membuat senyum antusias Luhan berubah menjadi kesedihan yang terpampang jelas.
"Rencananya setelah kami tahun kedua kuliah, aku akan pindah dan tinggal bersamanya. Dia masuk kesini dengan beasiswa, lho. Keren ‘kan?" Sambung Kyungsoo dengan niat mengurangi kesedihan Luhan tetapi bukan senyuman kelegaan yang ada malah terlihat ada genangan air mata di pelupuk matanya.
"Kyungie, maaf Baekkie lama ya?" Tiba-tiba ada seorang pemuda manis berperawakan kecil menghampiri meja mereka.
"Enggak kok, Baek. Ah iya, Baek kenalin ini Luhan. Dia satu jurusan juga sama kita, lho. Luhan, ini sahabat yang aku ceritain. Namanya Byun Baekhyun." Kata Kyungsoo memperkenalkan keduanya.
Alih-alih berjabatan tangan seperti yang Baekhyun lakukan di depannya, Luhan malah langsung berdiri dan menarik tubuh pemuda itu dan memeluknya erat. Baik Baekhyun dan Kyungsoo saling bertatapan dengan raut yang kebingungan, tidak lupa Baekhyun juga menatap tajam Kyungsoo karena merasa sahabatnya itu pasti membuat cerita yang mengada-ada.
Setelah berapa lama Luhan lalu melepaskan pelukan itu, dirinya memaksa untuk tersenyum walaupun linangan air mata sudah menderai di pipinya. "Byun Baekhyun, Do Kyungsoo. Ayo kita berteman mulai dari sekarang!"
"Hmm! Ayo berteman, Xi Luhan!" Balas Baekhyun sambil tersenyum dan menghapus sisa air mata di pipi sahabat barunya itu.
Permulaan bagus untuk mereka, pikirnya.
★★★
"Jadi maksudmu, selama ini kalian bersahabat denganku hanyalah sebuah kebohongan? BEGITU?!"
Pecah sudah semua emosi yang sedari tadi Luhan pendam. Pikirnya dua orang yang paling berharga dalam hidupnya itu benar-benar menyayanginya tetapi ternyata tidak lebih dari manipulasi, impulsif, memakai topeng bertahun-tahun hingga akhirnya ia sendiri yang mengetahui siapa sebenarnya sahabat-sahabatnya itu. 1 bulan Luhan mencoba untuk bersabar -tidak, lebih tepatnya menunggu untuk kedua sahabatnya itu mengaku dengan sendirinya. Tetapi apa? Mereka tetap menutup mulutnya sampai akhir!
"Bukan begitu, Han! Kau salah paham!" Ucap Baekhyun memohon sahabatnya itu mendengarkan alasan dibalik itu semua.
"Kau pikir aku bodoh? Idiot, huh?" Ucap Luhan dengan sinis.
"Selama ini aku pikir kita sudah saling terbuka satu sama lain, ternyata kalian hanyalah pembohong!" Sambungnya lagi sedangkan Kyungsoo hanya terdiam.
"XI LUHAN! DENGARKAN AKU BAIK-BAIK!" Teriak Baekhyun yang sudah tidak tahan lagi saat Luhan tidak mau mendengarkan penjelasannya. "Kami minta maaf jika selama ini menutupi fakta bahwa kai berbohong padamu. Tetapi demi Tuhan, persahabatan kita tidak pernah ada di kategori kebohongan!" Sambungnya lagi tetap sekarang dengan suara yang lembut.
"Awalnya kami memang berniat mendekatimu untuk memanfaatkan keadaan itu, tetapi semua itu berubah di hari pertama. Saat melihat kau menangis untukku, untuk Byun Baekhyun seorang anak yatim piatu. Kami berdua sepakat untuk tulus membangun persahabatan ini murni walaupun tetap pada rencana awal." Ucap Baekhyun yang sekarang mendekati Luhan dengan perlahan. Ia memegang tangan Luhan yang sedang menangis dan mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
"Kau orang yang baik, oleh karena itu kami sebisa mungkin untuk menjauhkan dirimu dengan rahasia kami. Ya, kami memang bukan apa yang kau tau, tapi rasa sayang dan peduli kami itu nyata."
"Tapi kenapa? Apa alasannya kalian mendekatiku?" Tanya Luhan dengan suara yang bergetar menahan tangis.
"Kang Daniel, sepupu dari ibumu. Itu alasan kami mendekatimu dan berniat masuk ke dalam keluargamu." Jawab Kyungsoo yang sedari tadi hanya terdiam.
"Paman Daniel? Kenapa?" Tanya Luhan yang langsung menoleh pada Kyungsoo.
"Sebelum itu, kita duduk dulu dan kau harus cuci muka. Wajahmu benar-benar jelek sekarang." Kata Baekhyun dengan sedikit candaan yang membuat Luhan tertawa.
"Kang Daniel adalah salah satu orang yang berada dalam daftar hitam kelompokku. Sebelum itu mungkin kita harus berkenalan terlebih dahulu." Kata Baekhyun saat mereka bertiga sudah duduk dengan tenang di sofa apartemen Baekhyun dan Kyungsoo.
"Namaku Baixian, seorang omega seperti yang kau tau. Orangtuaku tinggal di Korea, tetapi beberapa tahun lalu, keluarga besarku yang tinggal di China terlibat dalam penyerangan oleh kelompok yang tidak dikenal. Keluargaku memang bukan keluarga biasa, dibalik kesuksesan yang diketahui oleh orang banyak, kami adalah keluarga besar dari organisasi yang dikenal dengan Lotus."
"Keluarga besarku termasuk keponakanku yang sedang dikandung oleh sepupuku mati ditangan para brengsek itu! Tanpa tau alasan jelasnya, mereka mati dengan sia-sia. Dan kau tau siapa orang yang berada di belakang rencana itu?" Tanya Baekhyun yang membuat tubuh Luhan menegang. Ia tidak perlu susah payah menerkanya karena ia tau siapa.
"Klan dari keluarga Xi dan Wu! Dan ternyata setelah kami selidiki, otak dari semua itu adalah sepupu dari pihak ibumu -Xi Denail. Kami tau jika keluargamu juga klan yang berkuasa di China, tetapi keluargaku? Mereka hanya menetap tanpa melakukan pekerjaan organisasi Lotus disana!" Ucap Baekhyun dengan napas yang terengah-engah menahan emosi.
"6 bulan sesudah itu, Xi Denail dan keluargamu pindah ke Korea dan berganti nama menjadi Kang Daniel untuk menghindari pengejaran. Kami tau dan sudah siap dengan rencana itu, yang kami butuhkan hanyalah akses untuk mendekati mereka dan masuk ke dalam keluarga. Kau, kau seumuran dengan kami menjadikan itu sebagai umpan yang bagus. Jika saja kau arogan sepertinya, mungkin kami akan membunuhmu di hari pertama. Tetapi tidak, karena beruntungnya kau tidak seperti mereka." Baekhyun menumpukan tangannya di atas tangan Luhan.
"Ma-maafkan aku, maafkan keluargaku, Baek." Ucap Luhan yang tiba-tiba berlutut di depan Baekhyun. Ia tau, ia sangat tau jika cerita Baekhyun benar adanya. 3 tahun lalu ia sempat mencuri dengar rencana pembunuhan itu saat beberapa paman dan ayahnya berbicara di ruang kerja. Awalnya ia tidak percaya tetapi hari dimana keluarga merencanakan itu benar-benar terjadi dan disiarkan di televisi nasional! Ia ketakutan, ia tidak ingin keluarganya melakukan hal tidak manusiawi seperti itu maka dari itu ia memberitahukan ibunya berharap ibunya bisa membantu untuk menyadarkan keluarganya. Tetapi tidak, bukan hal yang melegakan yang keluar dari mulut ibunya. Ternyata ibunya juga mengetahui rencana itu dan menyuruh untuk Luhan diam dan tidak ikut campur dalam urusan keluarganya, bahwa memang itu pekerjaan keluarganya. Keluarga dari mafia terbesar di China dan penyelundup barang haram lainnya!
5 bulan sesudah ia mengetahui busuknya keluarga besarnya itu, ia memutuskan untuk pindah ke Korea seorang diri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikannya di Negeri Ginseng tersebut. Keluarganya tidak mengharapkan sifat lembutnya untuk berada di lingkungan itu akhirnya mengiyakan keinginannya. Tetapi sebulan kemudian keluarga besar Luhan ikut menyusulnya ke Korea dengan alasan ingin berdekatan dengan putra semata wayangnya, padahal Lugan sudah bisa menebak jika bukan itu alasan sebenarnya.
Setiap harinya Luhan benar-benar merasa tersiksa berada di keluarga itu, setiap hari ia mengutuk darah yang mengalir di nadinya. Darah seorang pembunuh!
Tetapi itu berubah saat ia bertemu dan menghabiskan waktu bersama kedua sahabatnya itu, yang baru ia tau jika merekalah keluarga yang dibantai oleh keluarganya. Seluruh rasa bersalahnya terbendung menjadi satu dengan tangisan. Ia tau, memohon ampun pun tidak akan sama besarnya dengan kehilangan anggota keluarga.
"Kami tau kamu gak bersalah, Han. Orangtuaku pun tau itu, rencana kami hanya akan membawa keluargamu dalam kebangkrutan, kehancuran dan keadilan tanpa mengambil nyawanya seperti apa yang mereka lakukan pada keluarga kami." Kata Kyungsoo yang juga bersimpuh mendekati Luhan.
"Kami meminta bantuanmu untuk melancarkan rencana-rencana kami sebelum hari itu tiba. Xi Luhan, apa kamu bersedia membantu kami?" Tanya Baekhyun sambil menatap kearah mata Luhan.
Tanpa pikir panjang, Luhan menganggukkan kepalanya. "Aku berjanji akan membantu kalian, Klan Lotus untuk membalaskan dendam kepada Klan Xi dan Wu. Janjiku pada kalian demi menghapus dosa dari keluargaku." Ucapnya dengan tegas.
Ia percaya dengan perkataan Baekhyun jika Klan Xi hanya akan kehilangan harta benda dan diberikan keadilan tanpa mengambil nyawa mereka. Sebagai anggota keluarga Xi, ia juga bertanggung jawab membawa darah dari pembunuh sebagian keluarga Lotus.174Please respect copyright.PENANAhIwKFV9qCD