
Megumi memacu mobilnya melewati jalan beraspal sempit pegunungan Takao, sesekali ia melihat layar GPS di mobilnya agar ia tak tersesat. Anri istrinya yang sejak tadi bermain dengan smartphone mulai bosan setelah 2 jam duduk di samping suaminya. Sesekali Anri mencolek Megumi yang tengah menyetir untuk menggodanya, tapi Megumi segera menepis tangan nakal Anri.
5352Please respect copyright.PENANAjtg2YxlyIa
“Jangan sekarang, Sayang. Aku lagi fokus,” ucap Megumi sambil terus berusaha menepis jari-jari Anri yang ingin mengelitiknya.
5352Please respect copyright.PENANAmKScTnMsr7
Anri cemberut lalu menyilangkan tangan di dadanya yang besar serta kencang itu sambil memalingkan muka. Melihat Anri yang badmod karena ulahnya, Megumi mengelus rambut hitam panjangnya dengan lembut—meski awalnya merasa sedeikit risih belaian Megumi di rambutnya membuat Anri sedikit lebih baik.
5352Please respect copyright.PENANA07paSFnmph
“Sayang, masih jauh kah?” Tanya Anri tak sabar.
5352Please respect copyright.PENANAu4YtgTCHvE
“Sebentar lagi sampai, Sayang,” jawab Megumi.
5352Please respect copyright.PENANA4J5Wwgl0v0
Megumi dan Anri pindah setelah rumah lama mereka mengalami kebakaran hingga rata dengan tanah, karena tak ada rumah kosong atau pun aparteman kosong yang bisa mereka tinggali—Megumi menghubungi Nakajima, seorang agen real estate kenalannya yang memberitahunya tentang rumah murah di daerah pedesaan.
5352Please respect copyright.PENANA0sbbhCiMEV
Awalnya Megumi terlihat ragu karena harganya yang murah, dan khawatir kalau rumah itu tak terawat, akantetapi setelah ia dan Nakajima datang sendiri melihat rumah itu, ia pun setuju. Rumah itu sangat terawat, bergaya tradisional, memiliki halaman yang luas, dan memiliki pemandangan bagus.
5352Please respect copyright.PENANAaW9FXnW9O7
Skiitt!
5352Please respect copyright.PENANAcHrBO4h2mz
Mobil Megumi berhenti tepat di depan gapura rumah baru mereka, perlahan ia memasukkan mobilnya ke dalam perkarangan rumah, dan memarkirkannya tepat di sudut perkarangan. Anri melihat rumah barunya dengan antusias, segera setelah mesin mobil dimatikan—ia cepat-cepat keluar, dan langsung bergegas maju untuk melihat rumah barunya lebih dekat.
5352Please respect copyright.PENANACjbWW1KeQz
“Rumah ini cukup terawat, apa benar ini rumahnya, Sayang?” tanya Anri masih tak percaya kalau rumah barunya akan sebesar ini.
5352Please respect copyright.PENANAlxObkDP9Ui
“Nakajima bilang rumah ini baru direnovasi 3 bulan lalu setelah pemilik rumah terdahulu pindah ke kota,” jelas Megumi.
5352Please respect copyright.PENANA0rA1oaDW4c
Setelah bekerja sama memasukkan koper mereka ke dalam, Anri memutuskan untuk berkeliling—melihat lihat setiap sudut rumah barunya, sementara Megumi menata barang-barang mereka. Anri berkeliling mengitari rumah yang beralaskan tatami dengan penuh suka cita, rumah itu cukup lengkap dengan perabotan yang tertinggal di sana.
5352Please respect copyright.PENANAHGdqOID4e3
“Anu, apa kalian baru di sini?”
5352Please respect copyright.PENANABT8BkB9ttM
Suara seorang laki-laki mengagetkan Anri saat ia tengah memeriksa taman di belakang rumahnya, ia menoleh pada sumber suara, dan mendapati sesosok pria paruh baya dengan rambut beruban, dan kepala hampir botak muncul di depan gapura pintu belakang. Anri menghampiri pria paruh baya itu, dan menyapanya dengan senyuman hangat.
5352Please respect copyright.PENANApWD1SA9Ysk
“Iya benar, Tuan. Kalau boleh tahu, siapa Tuan ini?” tanya Anri dengan sopan.
5352Please respect copyright.PENANAWsYqTveHTG
Pria paruh baya itu lalu memperkenalkan diri sebagai; Eiji, kepala desa di tempat itu. Setelah mengetahui kalau pria tersebut adalah kepala desa, cepat-cepat Anri memanggil suaminya dengan suara keras. Beberapa saat kemudian Megumi datang dengan wajah bingung menatap Eiji yang sedang mengobrol dengan Anri.
5352Please respect copyright.PENANAv1TIvw4l1V
“Sayang, perkenalkan, dia Pak Eiji, kepala desa di sini,” salam Anri.
5352Please respect copyright.PENANAzCX17Qu0S8
“Oh, Pak kepala desa, maaf tak menyambutmu … maaf, kami baru saja sampai—kalau tidak keberatan akan kubuatkan teh,” tawar Megumi.
5352Please respect copyright.PENANAghBynZ28iA
Eiji menolak, “Oh tidak perlu repot-repot, Nak Azunashi. Aku hanya mampir, kalau berkenan nanti malam mau kah kalian berdua datang ke rumah Tuan Shigeo si pemilik tanah untuk sekedar berkenalan dengan warga-warga di desa kami?”
5352Please respect copyright.PENANAa7LawJzU5b
Megumi mengangguk, “Tentu, Pak. Suatu kemormatan bagi kami.”
5352Please respect copyright.PENANAlsL8vTmfD9
Eiji dan Megumi berbincang sebentar tentang keadaan desa saat ini, karena urbanisasi desa ini sekarang menjadi sangat sepi. Warga desa berbondong-bondong pindah ke kota-kota besar selama satu dekade terakhir—hingga sekarang di desa ini hanya tersisa sedikit orang. Setelah pembicaraan singkat akhirnya Eiji pamit pergi, tapi sebelum pergi Eiji mengatakan akan menjemput Megumi dan Anri malam nanti.
5352Please respect copyright.PENANAH3Mtau6v4x
*****
5352Please respect copyright.PENANAIg3QMh7wz8
Rumah Tuan Shigeo hanya berjarak beberapa meter dari rumah Megumi, rumah itu sangat besar—dan letaknya tepat di hadapan hamparan sawah yang luas. Eiji mengantar Megumi dan Anri menuju ruang tamu di mana Tuan Shigeo dan seorang pria botak tengah berbincang santai. Begitu melihat Anri kedua pria paruh baya itu langsung menghentikan obrolan mereka, dan mata mereka fokus pada keindahan lekuk tubuh Anri yang sangat menggoda itu.
5352Please respect copyright.PENANAXwM1J2We9g
“Oh Pak Eiji, kau datang terlambat. Dan siapa mereka berdua ini?” tanya pria botak sambil mencuri-curi pandang terhadap Anri.
5352Please respect copyright.PENANAbY30QOXOP7
“Mereka tetangga baru kita, Azunashi Megumi, dan Istrinya Azunashi Anri. Mereka baru tiba tadi siang,” kata Eiji memperkenalkan mereka.
5352Please respect copyright.PENANAhSCjYnNfY3
“Tetangga baru ya, sudah lama sekali. Salam kenal aku, Honda seorang pendeta, dan Tuan di sebelahku ini adalah, Tuan Shigeo,” ucap pria botak memperkenalkan diri.
5352Please respect copyright.PENANA6wrcP3qyMj
“Salam kenal,” ucap Megumi dan Anri serentak seraya membungkuk.
5352Please respect copyright.PENANAapsui4CNgD
Melihat ekpresi canggung keduanya, Tuan Shigeo lalu mempersilahkan keduanya duduk, tak lupa Tuan Shigeo juga memanggil istrinya untuk datang membawa minuman untuk kedua tamunya. Empat menit kemudian sesosok wanita dengan tubuh seksi, dan dada besar muncul membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat teh hangat. Wanita itu membungkuk, dan membagikan teh hangat itu pada mereka yang berada di sana, lalu duduk tepat di samping Tuan Shigeo.
5352Please respect copyright.PENANAO0GeerJlVO
“Perkenalkan, ini istriku, Hitomi,” ucap Tuan Shigeo memperkenalkan wanita seksi di sampingnya.
5352Please respect copyright.PENANAM8lclWQCyN
Jantung Megumi berdegup kencang ketika melihat Hitomi, sebagai seorang laki-laki normal keindahan tubuh Hitomi membuatnya tergoda. Cepat-cepat Megumi meneguk teh di depannya, dan mencoba mengalihkan pandangan pada Anri istrinya yang mulai terlihat risih karena karena tatapan-tatapan mesum ketiga pria di ruangan itu padanya.
5352Please respect copyright.PENANAm09P01pfr2
“Anri, ada apa? Kau terlihat pucat?” tanya Megumi khawatir.
5352Please respect copyright.PENANAftJe3RsUDE
“Gak papa kok, Sayang. Aku cuma sedikit lelah,” jawab Anri, tak ingin membuat Megumi yang berusaha membaur khawatir.
5352Please respect copyright.PENANA1fnOnlr78t
Tuan Shigeo menjamu Megumi, dan Anri dengan baik—hingga tak terasa malam menjadi semakin larut karena Megumi keasikan mengobrol. Setelah merasa agak larut, Megumi pun pamit untuk pulang bersama Anri. Eiji menawarkan untuk mengantar mereka kembali, tapi Megumi menolakknya dengan halus.
5352Please respect copyright.PENANAFOowZAxBg4
“Bagaima pendapatmu, Tuan Shigeo pada wanita itu?” tanya Honda sesaat setelah Megumi dan Anri pergi dari tempat itu.
5352Please respect copyright.PENANAJcei0XlLTK
“Luar biasa, dia sangat menggoda. Aku tak sabar ingin mencicipinya, Hahaha….”ucap Tuan Shigeo dengan senyum jahat di wajahnya.
5352Please respect copyright.PENANAqtdN1IV6vT
Ketiga pria itu saling pandang dengan maksud tersembunyi, sementara Hitomi hanya terdiam sambil menelan ludah mendengarkan rencana mereka pada pasangan suami istri itu.
5352Please respect copyright.PENANAd83OYjytxB
*****
5352Please respect copyright.PENANAz8JgtsB0or
“Ahh… Ahh… Sayang kau terlalu bersemangat…. Ahhhh….”
5352Please respect copyright.PENANAxehYR0W1Wx
Anri mendesah gila saat Megumi memompa kontolnya dengan anggresif di memek Anri. ia meremas dua tetek Anri yang kencang itu dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya ia gunakan untuk membelai pantat Anri.
5352Please respect copyright.PENANAy03kIO7VWF
“Ugghhh…. Ahhhh….. Sayaanggg…. Aku keluarrr!” seru Anri saat merasakan serangan orgams dari dalam dirinya.
5352Please respect copyright.PENANAJ45p5R1lYq
Mendegar Anri yang terus mendesah, Megumi mempercepat genjotannya—maju mundur dengan sedikit hentakan mengikuti pinggul Anri yang mulai bergoyang. Semenit kemudian keduanya sama-sama mencapai klimaks, peju kental dari kontol Megumi membanjiri memek Anri hingga meluber keluar, setelah puas mereka saling berpelukan, dan berciuman dengan mesra.
5352Please respect copyright.PENANA1ubNY6rIAl
“Sayang, kau lebih bersemangat malam ini, apa terjadi sesuatu?” tanya Anri, saat merasa Megumi lebih bernafsu dari biasanya.
5352Please respect copyright.PENANAArJr6NrJqN
“Gak terjadi apa pun, Sayang. Aku hanya tak tahan melihat tubuh semokmu sejak tadi siang, lagi pula kita juga sudah lama tak melakukannya,” jawab Megumi.
5352Please respect copyright.PENANAcm7ueLYeKA
“Sayaaanngggg!”
5352Please respect copyright.PENANApqtI5vkRZP
Anri memeluk megumi dengan tubuh telanjangnya, mereka berdua pun lalu tidur di atas futon tipis tanpa pakaian di tubuhnya. Sebelum tidur Megumi menghayal tentang keindahan tubuh istri Tuan Shigeo, Hitomi. Alasan sebenarnya ia lebih bersemangat melakukan seks malam itu adalah karena Megumi merasa berahi setelah melihat Hitomi, tentu saja hal itu tak pantas untuk ia katakan pada Anri istrinya.
5352Please respect copyright.PENANAUkexcwKonT
5352Please respect copyright.PENANA15kUEZlJ1x