
Mio berusaha mengejar Marina yang kabur dengan sebuah senter sambil meneriakkan namanya, setelah menyusur sekitar, dan menanyakan keberadaan Marina pada orang-orang yang lewat—Mio akhirnya menyerah. Marina sudah pergi terlalu jauh, orang terakhir yang melihatnya mengatakan kalau Marina seorang diri masuk ke dalam hutan tanpa alas kaki, dan pakaian tipis.
197Please respect copyright.PENANA0BQLwkFC9V
“Kuharap dia baik-baik saja, Marina…. Apa yang kau pikirkan!?” gumam Mio yang memutuskan kembali ke tempat prakteknya dengan tangan kosong.
197Please respect copyright.PENANAKbOCEtVLll
Sekali lagi Mio berusaha menelpon Shotaro, berkali-kali sampai tak terhitung jumlahnya—Mio menghubungi Shotaro, namun hasilnya nihil. Mio semakin gelisah, karena khawatir ia pun memutuskan untuk menemui Shotaro secara langsung.
197Please respect copyright.PENANAscM6lxN7PU
Mio menyiapkan montor maticnya, dan mengenakan jaket kulit warna coklat muda serta sebuah helm bogof berwarna abu-abu. Setelah mengunci rumahnya, dan mengirim pesan singkat ke nomor Shotaro … Mio bergegas mengendarai montornya untuk menemui Shotaro.
197Please respect copyright.PENANAXanynNrSip
Sepuluh menit Mio berkendara melewati jalan berliku untuk sampai di desa tempat Shotaro tinggal, baru setengah jalan Mio masuk ke kawasan desa ia terkejut melihat montor Shotaro yang tergeletak di tengah jalan. Cepat-cepat Mio mengerem montornya, memeriksa sekitar, dan mendapati Shotaro yang tengah pingsan di tepi jalan dengan wajah babak belur.
197Please respect copyright.PENANArlzi6BXVpW
“Shotaroo!” seru Mio kaget bukan main.
197Please respect copyright.PENANAjTQ6rrj2AD
Ia menghampiri Shotaro, dan berusaha membangungkannya dengan menamparnya pelan. Shotaro sedikit membuka mata, mulutnya bergerak sambil tangannya mengcengram jaket Mio.
197Please respect copyright.PENANAnXMYuC0wES
“A…. I…. Mereka…. Membawa…. Nya…..” ucap Shotaro pelan dengan wajah penuh kekesalan, dan ketidak berdayaan.
197Please respect copyright.PENANAuu3ujQrKvN
“Jangan bicara dulu, Shotaro. Ayo! Apa kau bisa berdiri? Aku akan merawat lukamu,” kata Mio, lalu membopong tubuh Shotaro yang lunglai itu dengan bahunya.
197Please respect copyright.PENANAzeh570ipd0
Mio mendudukkan Shotaro ke jok belakang montornya, menyuruhnya berpengan erat padanya, lalu melaju ke rumah Shotaro untuk merawat lukanya.
197Please respect copyright.PENANArLWFucLZtz
****
197Please respect copyright.PENANAhKIvzlMg2J
Anri terbangun di sebuah kamar dengan ranjang berukuran king size, kepalanya terasa berat mencoba mengingat apa yang terjadi padanya sebelumnya. Hal terakhir yang diingat Anri adalah saat mobil yang ia dan Megumi naiki menabrak pembatas jalan karena dijagal oleh tiga mobil. Anri pingsan saat seorang dari salah satu mobil membiusnya menggunakan sapu tangan yang dilumuri obat, dan tak mengingat apa pun lagi setelahnya.
197Please respect copyright.PENANAwNR4tndcF1
“Di mana aku!?” tanya Anri pada dirinya sendiri, sambil mengamati seluruh penjuru ruangan yang tampak tak asing baginya.
197Please respect copyright.PENANAQEKFvSdFMd
Anri bangun, lalu berjalan lemas menuju pintu satu-satunya di ruangan itu, matanya masih berkunang-kunang karena pengaruh obat yang masih belum hilang. Anri meraih gagang pintu, dan mencoba membukanya—namun pintu tersebut terkunci dari luar. Beberapa kali Anri mengetuk pintu, mencoba meminta bantuan pada seseorang untuk mengeluarkannya—namun tak ada jawaban.
197Please respect copyright.PENANArw439cL8Oj
“Siapa pun! Tolong! Tolong keluarkan aku! Tolong!” seru Anri berharap seorang datang untuk menyelamatkannya.
197Please respect copyright.PENANAjokxGRcVQ6
Saat Anri tengah menggedor, tiba-tiba pintu terbuka dan seorang pria bertubuh tinggi besar muncul dari balik pintu. Anri reflek mundur ke belakang menghindari pria tersebut dengan tatapan takut, seorang anak laki-laki tiba-tiba muncul dari belakang pria besar itu, dan menghampiri Anri terus mundur menjauh dari pintu.
197Please respect copyright.PENANA7xmvWFxu95
“Kau boleh pergi, berjagalah seperti sebelumnya,” ucap Rei pada pria besar itu.
197Please respect copyright.PENANASijBkn6dN1
Pria besar itu mengangguk, lalu keluar, dan kembali berjaga seperti sebelumnya … menunggu Rei selesai dengan urusannya. Anri terkejut melihat Rei yang diperlakukan hormat oleh pria itu, melihat Rei yang baik-baik saja—Anri langsung mencercanya dengan berbagai pertanyaan.
197Please respect copyright.PENANAmOyAQ2Fabc
“Megumi masih hidup, tapi aku tak yakin dia baik-baik saja. Mengingat yang kudengar, dia dihajar habis-habisan,” kata Rei menjawab satu pertanyaan Anri.
197Please respect copyright.PENANA1cG26WH4yN
“Ya Tuhan,” balas Anri yang mulai khawatir pada Megumi.
197Please respect copyright.PENANA5trPi6W4pd
Rei tersenyum melihat Anri yang lebih mengkhawatirkan orang lain ketimbang dirinya sendiri, setelah menjawab berbagai pertanyaan yang ditanyakan Anri … Rei pun mulai mengatakan maksud kedatangannya. Rei telah menghianati Megumi, sejak awal Rei tak berniat untuk membantu mereka berdua keluar dari tempat itu. Rei rupanya memasang alat pelacak di mobil yang Megumi naiki, setelah berpisah di barikade polisi—Rei langsung menghubungi tim pengejar Anri, dan memberikan alat pelacak tersebut pada mereka.
197Please respect copyright.PENANAKyTvsJ7s8x
“Rei…. Kenapa…. Kenapa kau melakukan itu…..” kata Anri kecewa, ia tak mengira anak sekecil Rei akan selicik itu.
197Please respect copyright.PENANAdM7PMZhI3p
Rei tersenyum, lalu memberikan sebuah botol kecil berisi cairan ungu pada Anri.
197Please respect copyright.PENANAk7VJc3CVyQ
“Ini semua karena ini, Anri apa kau tahu apa itu?” tanya Rei setelah memberikan botol tersebut padanya.
197Please respect copyright.PENANAPxFhrXIqS6
Anri mengamati botol berisi cairan ungu tersebut secara tidak asing, rasanya dia pernah melihat benda semacam ini sebelumnya.
197Please respect copyright.PENANAgUn270ePT7
“Bu-Bukannya ini…. Obat yang menyembuhkan Roy….” tungkas Anri, gagap.
197Please respect copyright.PENANALVz4pU5fvF
“Heh, begitu rupanya…. Hahaha….” Rei tertawa kecil saat mengetahui Roy sudah menggunakan obat yang sengaja ia tunjukkan padanya sebelumnya itu. “Malang sekali Roy, pantas saja saat itu dia berhenti.”
197Please respect copyright.PENANAH7evSjbskb
Anri kebingungan, tak mengerti dengan maksud Rei. “Roy? Ada apa dengannya!?”
197Please respect copyright.PENANA2D093qGkZe
Rei terkekeh, ia pun menjelaskan kebenaran tentang obat tersebut pada Anri, dan memberitahu khasiat lain dari obat itu selain menyembuhkan impotensi. Awalnya Anri tak percaya dengan apa yang Rei sampaikan, namun ketika Rei menyebutkan beberapa bukti kalau Roy bertingkah aneh—Anri perlahan percaya.
197Please respect copyright.PENANAeoUZB323ZE
“Kau ini wanita licik Anri, kau menyuruh Roy membunuh Eiji, dan Kanda tanpa ia inginkan, terakhir kau membiarkan dia hampir mati karena ulah Megumi,” jelas Rei, semakin menyudutkan Anri.
197Please respect copyright.PENANACC3DdfiRGh
“Tidak itu tidak mungkin! Aku tak percaya! Tidak! Tak mungkin!” sangkal Anri sambil menjambak rambutnya sendiri.
197Please respect copyright.PENANA3fHQLQ1kor
Rei terus menyudutkan Anri tentang masalah Roy, Rei pun memberitahu keadaan Roy sekarang yang tengah sekarat dengan setengah luka bakar di tubuhnya pada Anri. Anri menjadi semakin bersalah, meskipun tak sengaja—ia telah membuat Roy yang begitu peduli padanya ke situasi antara hidup, dan mati.
197Please respect copyright.PENANAFTqiR3miRh
“Besok! Tuan Shigeo juga akan menggunakan obat ini sebelum memperkosamu. Pastikan kau puaskan dia, dan menerima spermanya untuk memperbudak dia sepenuhnya. Itulah satu-satunya cara agar kau bisa keluar dari semua ini, Anri.” jelas Rei, menyampaikan rencananya pada Anri.
197Please respect copyright.PENANAT8s3ZR8D07
Anri mengepal dengan tatapan menunduk, ia tak ingin lagi memuaskan lelaki hidung belang yang tak ia sukai setelah akhirnya berhasil kabur. Akan tetapi, Rei terus memaksanya, dan memprovokasinya untuk menjalankan rencananya—dengan sedikit ancaman palsu, kalau Tuan Shigeo memerintahkan anak buahnya untuk mengeksekusi Megumi setelah festival selesai.
197Please respect copyright.PENANAYzPJJHqLhu
“Kau tak bisa memilih Anri, apa pun yang terjadi kau akan tetap bercinta dengan Tuan Shigeo. Aku cuma memberimu pilihan untuk membalikkan keadaan, berhasil atau tidaknya tergantung kau.”
197Please respect copyright.PENANAulcjMZEw2v
Setelah memberi motivasi pada Anri, Rei pun keluar—memberikan Anri sedikit ruang untuk berpikir. Sebelum pergi, Rei berpesan pada Kamiya, pria bertubuh besar yang menjaga Anri untuk selalu siap saat Anri membutuhkan sesuatu.
197Please respect copyright.PENANA0OCG5qir1M