x
Beberapa Jam Sebelumnya….
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxMF7apjw8E
Belasan pelayan secara serentak membawa jerigen penuh berisi bensin ke hadapan Hitomi, sesekali Hitomi melirik pada Megumi yang tengah bersembunyi di belakangnya dengan sebuah katana yang ia curi dari kamar suaminya. Jantung Hitomi berdegup kencang, melihat rentetan jerigen di depannya yang sudah sangat cukup untuk membumi hanguskan tempat ini.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJgOFjCRPa9
“Sudah semua, Nyonya Hitomi,” ucap salah satu pelayan.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ9qOITMrks
“Kerja bagus, aku sudah mememas makanan, dan minuman untuk kalian di ruang sebelah. Nikmatilah sebagai hadiah dariku, mumpung lagi festival juga,” balas Hitomi, yang langsung di sambut sorakan gembira dari para pelayannya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEVyL0tgva0
Hitomi tak menunjukkan ekpresi apa pun saat melihat para pelayannya itu bersorak, satu persatu dari mereka pergi dari hadapannya masuk ke ruang perjamuan di mana telah menunggu hamparan hidangan tradisional jepang yang telah disiapkan Hitomi untuk mereka. Ia menghela napas, dan berlutut dengan dengkul lemas tanpa berani menatap ke belakang saat pelayan terakhir pergi darinya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkhawArzSKD
“Maaf … Maafkan aku….” isak Hitomi sambil tertunduk, dan menutup kedua telinganya agar tak mendengar kegaduhan yang terjadi di belakangnya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHdCgEbCcRp
Megumi yang sejak tadi bersembunyi di belakang tirai tempat Hitomi berdiri mulai keluar dengan sebuah katana yang terhunus di tangannya. Matanya berapi-api dengan pandangan tajam, tanpa mengatakan apa pun pada Hitomi … Megumi langsung berjalan menuju beranda depan.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkq2Jfu015Q
“KRAAAHHH!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1HaSu0eBV
“AAAAAA!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpDbbSNZSGv
“HUUAAA!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLTNtCfr6E8
“AAAAA! TOLONG AK—!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQuKHBu4Di
“TANGANKU! AARRGHH!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNv0RNXc7d
“KRAAAHHH!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOR7USK5BTs
“AAAAAA!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WW2cZRa1M
“HUUAAA!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7s2uu0ridg
“AAAAA! TOLONG AK—!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6A2CAYH5ru
Suara jeritan serta teriakan terdengar di beranda depan rumah Tuan Shigeo, genangan darah tercipta dari mayat-mayat anak buah Tuan Shigeo yang tak siap dengan serangan mendadak yang dilancarkan Megumi. Mereka memberi perlawanan sengit pada Megumi hingga menyebabkan mata kanan Megumi buta akibat sebuah colokan dari jari salah satu penjaga. Meskipun begitu, pada akhirnya hanya Megumi yang berdiri sampai akhir dalam pertarungan hidup, dan mati itu.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUpQ8Hweni6
Setelah selesai dengan urusannya, Megumi kembali pada Hitomi yang tampak terguncang dengan apa yang telah ia perbuat. Suasana dalam ruang perjamuan sangat hening, seakan tak ada seorang pun di dalam sana. Dengan mata kanan bercucuran darah, dan tubuh penuh bekas cakaran … Megumi duduk di samping Hitomi, dan merangkul punggungnya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjnOjDpUOXm
“Terima kasih, Hitomi….” bisik Megumi sembari mengelus-elus punggung Hitomi.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZN7yM1zIq
*****
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYRrThVk7r3
Tuan Shigeo melotot menatap Megumi yang terduduk di atas meja kerjanya dengan sebuah katana berlumuran darah di tangannya. Mata kanannya ditutup oleh sebuah penutup mata, dengan pakaian pelayan yang berlumuran darah.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KoYUSsmT4
“Anri…. selamat datang….” ucap Megumi dengan senyuman lebar, dan ekpresi psycho pada Anri, dan Tuan Shigeo.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpWV49wYBPd
“MEGUMIII! SIALAN KAUU!” bentak Tuan Shigeo.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0yAvcphp7m
BRUUKKK!
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8zHSP2Vhyo
Sebuah pukulan benda tumpul menghantam tengkuk Tuan Shigeo, dan membuatnya pingsan seketika. Saat hampir jatuh, sebuah tangan menangkap tubuh telanjang Anri, dan membalutnya dengan sebuah kain tipis untuk ia kenakan.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfrxdOAmbb4
“Hi-Hitomi…..” ucap Anri lirih saat melihat sosok wanita berdada besar yang telah menangkap tubuhnya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOb9GoOyfqz
“Anri…. Maaf….” kata Hitomi, sambil membantu Anri untuk duduk, dan menyeka keringat di wajahnya serta tubuhnya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ359s1xJvns
Megumi beranjak dari tempatnya, dengan masih memegang sebuah katana, ia berjalan menghampiri Anri, dan memeluknya dengan penuh kerinduan.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡChDSHMHxOS
“Anri…. maafkan aku yang terlambat menyematkanmu. Tapi tenang saja, mulai sekarang aku akan selalu ada untukmu, dan melindungimu apa pun yang terjadi.”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAbMgMxFgr1
“Me-Megu-Megumi…. Ti… Tidak….”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFDXrqCFrmL
Anri ingin mengatakan sesuatu, namun mulutnya terasa sangat lemah untuk melanjutkan ucapannya. Di tempat lain, Hitomi langsung mengikat Tuan Shigeo yang tak sadarkan diri itu ke sudut ruangan—sambil sesekali melirik Megumi, dan Anri dengan sedikit iri.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWDKYMOquKM
“Megumi, kita harus segera pergi….” kata Hitomi, seusai mengikat Tuan Shigeo.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvB3hFHaFF6
Megumi mengangkat Anri, dan membawanya pada Hitomi untuk ia titipkan sementara ia bersiap untuk melawan bos terakhir. Ia berbisik pelan ke telinga Hitomi untuk membawa Anri segera pergi dari tempat terkutuk ini, sementara ia menahan bos terakhir yang sebentar lagi akan datang itu.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3PXqROuBel
“Me-Megumi, bagaimana denganmu?”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6gNSx1BAB
“Aku akan segera menyusul…. Setelah aku menyelesaikan urusanku dengannya….”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL2PtFWLani
Hitomi mengangguk pelan, ia lalu membopong Anri keluar dari ruangan Tuan Shigeo meninggalkan Megumi seorang diri bersama Tuan Shigeo yang tengah terikat di sudut ruangan. Megumi memandang kepergian dua wanitanya itu dengan tatapan lega, lalu mengeluarkan sebuah korek api dari balik sakunya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡab8Exzahr5
“Kita mulai lagi, seperti sebelum-sebelumnya….” kata Megumi sembari melemparkan korek api yang menyala itu ke tumpahan bensin yang ia, dan Hitomi tuangkan sebelumnya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqTvUFCvqi
BYAARRRR! WUSHHH! WUSHH!
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjaf1586dS
Api dengan cepat menyebar ke seluruh ruangan, dan menjilat keluar membakar apa pun yang dilewatinya sementara Megumi berada di dalamnya. Dalam sekejap seluruh penjuru rumah telah dilahap si jago merah, seperti sebuah domino—kobaran api menjalar dengan sangat cepat hingga menutup seluruh rumah dengan asap pekat.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmbIb9ssTrC
“Kau akhirnya datang….” Sapa Megumi sembari bersiap dengan katana di tangannya saat sesosok siluet pria terlihat dalam lautan api.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurVbGEhwhA
Sesosok pria dengan tubuh berbalut perban muncul sambil menodongkan sebuah pistol ke arah Megumi.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7CRcG6Yb6H
“Mana Anri!” seru Roy yang muncul dari balik kobaran api dengan posisi siaga—siap menembak Megumi kapan pun.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrROXGeAJbJ
Megumi naik pitam, tanpa sedikit pun rasa takut ia menggenggam katana di tangannya bersiap menebas Roy yang bersenjatakan pistol. Melihat Megumi yang serius ingin menebasnya, tanpa ragu Roy menarik pelatuk, dan menembak Megumi.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8abY4wLUh
DOORRR!
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAssW5Ppogd
Tembakan pertama mengenai bahu Megumi, namun tak membuatnya berhenti—malah membuatnya semakin cepat berlari ke arah Roy.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdTJ0Ez2fKQ
“MATILAH BEDEBAH!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Ik1KDcmTr
DOOOR!
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpY2i0iTYBc
SRAAATT!
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9pDh8eE7ZO
Tembakan kedua dilepaskan bersamaan dengan sebuah sabetan yang tepat mengarah ke leher Roy, Megumi reflek menurunkan tubuhnya—menghindari jalur tembakan timas panas yang di arahkan ke kepalanya, sementara Roy mengelak ke belakang saat ujung katana ingin menebas lehernya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp5D5408LIg
Mereka berdua mundur ke belakang, lalu kembali saling bertarung dengan senjatanya masing-masing. Roy yang sedikit lebih diunggulkan karena memiliki pistol terlihat kewalahan menghadapi serangan Megumi yang berbahaya. Pada tembakan terakhir, Roy berhasil menembak perut Megumi hingga membuatnya muntah darah yang langsung di balas oleh sebuah tusukan yang tepat mengarah ke dada Roy.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNIm4VQGhQN
“Uhukk!”
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZV2UYYY6C
Roy muntah darah, lalu menendang Megumi sebelum katana itu semakin dalam menusuk dadanya. Keduanya sama-sama terluka parah dengan keadaan sama-sama terluka akibat pertarungannya sebelumnya. Dalam kobaran api yang menyala panas itu, kedua pria yang mencintai satu wanita yang sama itu kembali berduel dengan tangan kosong—setelah Roy berhasil membuat Megumi melepaskan katana dari tangannya, dan menendangnya menjauh dari tempat mereka.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuNjmKlwAV3
“Di mana Anri! Katakan padaku!” seru Roy sembari memegangi dadanya yang bolong dengan memancurkan darah.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1DXuqJBWO0
“Langkahi dulu mayatku, Bajingan!” bentak Megumi, kembali menerjang Roy dengan sisa tenaganya.
173Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTU3CR9AGbS
