Setelah berhasil memanipulasi pikiran Pangeran Farenza, Wulan menggabungkan kekuatannya dengan kekuatan Pangeran Farenza untuk menyebarluaskan kekuatan manipulasi pikirannya. Tapi sebelum itu, Wulan menyuruh Agus untuk membuat tembok penghalang menggunakan kekuatannya agar penyebaran kekuatan Wulan menjadi lebih mudah dan besar. Wulan berhasil menaklukkan hampir semua warga di ibukota dan menggunakan mereka untuk menyerang istana dan Raja Danis. Dengan pasukannya, Wulan berhasil mengalahkan semua pengawal dan Raja Danis.
Di ruangan utama, “Apa yang kau ingin lakukan padaku?” tanya Raja Danis yang sudah terkepung dan tidak punya jalan keluar lagi. Raja Danis dikepung oleh Pangeran Farenza, Aditya, Agus, dan Wulan di depannya yang sudah siap dengan pedang untuk menusuk Raja Danis.
“Anda tidak bisa kabur ke mana-mana lagi. Kami sudah mengalahkan semua pengawal dan semua penduduk sudah kami kendalikan pikirannya. Anda sudah terpojok.” kata Wulan dengan dingin.
“Tunggu sebentar. Kenapa kau melakukan ini semua? Aku kan sudah menyelamatkanmu dan mengampunimu 16 tahun yang lalu. Kau tidak lupakan?” tanya Raja Danis. Tubuhnya gemetar, keringat mengucur deras, matanya tidak diam untuk lirik-lirik mencari jalan keluar.
“Aku ingat. Bagaimana aku lupa? 16 tahun yang lalu, anda membunuh semua keluarga saya. Bahkan kakak perempuan saya yang sedang hamil dan keponakan-keponakan saya yang masih kecil, tidak anda kasihani dan bunuh semuanya tanpa pamrih. Anda mengajak- Tidak, memaksa saya untuk bergabung dengan anda.” kata Wulan sudah naik pitam.
“Lalu di mana kau kesalnya? Kau bersyukur dan senang kau masih kubiarkan hidup. Aku juga memberikanmu tempat tinggal, makanan, dan pakaian yang layak. Jadi apa yang membuatmu bisa ke dendam ini?” tanya Raja Danis.
“Bodoh! Memang anda kira dengan anda melakukan itu semua dan memberikan benda-benda yang tidak saya butuhkan, akan membuat saya senang? Jangan bodoh! Nyawa keluargaku tidak bisa digantikan semudah itu. Ditambah, anda telah membuat saya melakukan hal-hal keji kepada orang yang sebenarnya tidak bersalah. Setiap hari anda menyuruh saya untuk membunuh ini, itu, saya muak. Jadi sekarang saya akan membalaskan dendam keluarga saya dan orang-orang yang tidak bersalah yang telah saya bunuh atas perintah anda.” Lalu Wulan mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan mengayunkannya ke arah Raja Danis. Kibasan pedang itu mengenai tubuh Raja Danis. Raja Danis langsung tergeletak ke lantai dengan darah yang mengalir di tubuhnya. Namun ia masih bernafas.
“Saya sengaja tidak langsung membunuh anda agar anda merasakan rasanya sakit sebelum mati.” kata Wulan terlihat senang melihat Raja Danis yang kesakitan dan berguling ke sana, ke mari sambil menahan rasa sakitnya.“Sekarang tinggal kota ini saja,” lanjutnya, lalu berjalan ke kursi tahta milik Raja Danis dan mendudukinya. “Sekarang, akulah penguasa ibu kota dan akan aku pastikan semua satu negara ini Celestia mengakui aku sebagai ratu baru mereka.” Wulan pun tertawa.
ns 15.158.61.16da2