Di istana, Raja Danis sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas kerajaannya, di ruangan kerjanya bersama Pangeran Farenza, tiba-tiba saja Raja Danis mendapatkan sebuah pesan yang tak terduga. Ya, pesan itu adalah dari Devina. “Irfan, cepatlah kembali ke sini.” Membuat Raja Danis dan Pangeran Farenza sama-sama terkejut karena mendengar pesan yang mendadak itu.
“Suara ini... Devina kah?” tanya Pangeran Farenza pada dirinya sendiri, lalu melihat ke arah Raja Danis yang tampak marah. “Gawat, apakah Raja Danis juga mendapatkannya?” tanyanya lagi.
Ia pun memberanikan diri untuk bertanya. “A-ada apa Yang Mulia? Anda tampaknya geram?” tanyanya agak cemas.
“Irfan, cepatlah kembali ke sini? Mengapa dia bisa memberikan pesan itu kepadaku dam siapa yang mengirimnya? Atau pertanyaan lebih tepatnya, kenapa pesan yang seharusnya terkirim ke Irfan, aku juga mendapatkannya. Apa jangan-jangan bukan hanya aku yang mendapatkannya,” kata Pangeran Farenza , berbicara dengan dirinya sendiri, membuat ia menelan ludahnya. “Farenza, apakah kamu juga mendapatkannya?” tanya Raja Danis bertanya balik.
“Gawat, berarti benar, Raja Danis juga dapatkannya,” gumam Pangeran Farenza di dalam hati. “Mendapatkan apa Yang Mulia lebih tepatnya?” Pangeran Farenza berpura-pura tidak tahu.
“Sebuah pesan entah dari siapa.” jawabnya.
“Oh, tidak. Pesan seperti apa lebih tepatnya Yang Mulia?” tanya Pangeran Farenza.
“Sepertinya dari perempuan yang umurnya 12 sampai 15 tahun. Pesannya berisi tentang Irfan yang diminta untuk cepat kembali entah ke mana.” jelas Raja Danis. “Aduh, berarti benar,” kata Pangeran Farenza dalam hati. “Maaf, saya tidak mendapatkan pesan seperti itu. Mungkin Anda hanya lelah karena sudah bekerja seharian. Maukah Anda beristirahat dulu dengan saya. Akan saya buatkan teh favorit Anda jika Anda mau?” tawar Pangeran Farenza.
“Kau menganggapku pembohong ?”tanya Raja Danis yang menjadi marah.
“Tidak, saya tidak bermaksud begitu. Maafkan saya Yang Mulia.” kata Pangeran Farendra sambil membungkukkan badannya kepada Raja Danis yang sedang berbicara kepada seorang pelayan.
“Kamu, tolong panggil Irfan segera.” perintahnya.
“Baiklah, akan segera saya lakukan.” jawab sih pelayan, lalu membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan ruangan itu.
“Ya ampun. Kalau begini terus, Irfan akan kena masalah karena ketahuan telah menyelamatkan Devina. Aduh, padahal kita sudah susah payah menghapus segala ingatan tentang Devina dari Raja Danis dan semua orang di sini dengan bola kristal. Padahal kekuatan yang kita butuhkan untuk menggunakan bola kristal itu sangat besar, tapi ternyata sia-sia saja. Aduh, anak itu bagaimana sih?” gumam Pangeran Farenza di dalam hati, kesal kepada perbuatan Devina.
“Farenza!” panggil Raja Danis.
Pangeran Farenza yang tadi mematung, agak terkejut dan membuat dirinya kembali sadar. “Ada apa Yang Mulia?” tanyanya.
“Jangan diam terus. Cepat tuntaskan pekerjaanmu.” jawab Raja Danis sambil berjalan kembali ke mejanya.
“Baiklah.” jawab Pangeran Farenza.
“Pokoknya aku harus memanggil Irfan.” katanya di dalam hati.
122Please respect copyright.PENANAxvQmdWeMep