Hari ini hujan turun cukup deras, membuat hawa yang kemarin panas menjadi dingin. Hari Senin, pukul jam 6:15, biasanya adalah waktu di mana orang-orang sudah sibuk bersiap-siap untuk berangkat bekerja atau sekolah. Namun gara-gara hujan, membuat aktivitas kebanyakan orang terganggu. Biasanya di waktu seperti ini orang-orang akan lebih memilih untuk tidur dan bermalas-malasan di rumah, dibandingkan bersiap-siap untuk berangkat sekolah ataupun kerja. Ditambah, kemarin adalah hari Minggu, yang berarti adalah waktunya libur, membuat rasa kebanyakan orang semakin malas. Namun tidak bagi anak bernama Chandra Daniel Zen. Seorang remaja laki-laki tampan berumur 16 tahun, yang baru masuk SMA sebulan yang lalu. Chandra memiliki mata berwarna biru yang indah tapi juga terlihat dingin. Kulit dan wajahnya putih tanpa adanya jerawat atau komedo sedikitpun. Chandra adalah anak yang pendiam. Ia lebih memilih untuk membaca buku dibandingkan harus bersosialisasi dengan orang lain. Saking sukanya Chandra dengan membaca, sampai-sampai seluruh kamarnya penuh dengan rak berisi buku. Chandra paling suka saat membaca novel misteri. Saking sukanya ia dengan novel misteri, sampai-sampai saat Chandra sedang membaca, ia tidak pernah sadar apa yang terjadi di sekitarnya, karena saking fokusnya membaca. Chandra adalah anak tunggal. Ayah Chandra, Pak Eyden, berasal dari London yang yang menikah dengan ibu Chandra, Bu Silvi, orang asli Indonesia. Pak Eyden adalah seorang yang pemilik perusahaan besar dan kan Bu Silvi adalah seorang designer. Kerena pekerjaan orang tuanya, Chandra jadi sering ditinggal sendiri. Namun, menurutnya itu bukanlah hal besar, yang penting ia bisa membaca buku itu sudah cukup bagi Chandra. Jadi saat Pak Eyden dan Bu Silvi pulang, mereka akan bawakan beberapa buku dari London untuk . Jadi, kebanyakan buku di rak Chandra adalah buku atau novel berbahasa Inggris. Namun, itu bukanlah masalah bagi Chandra.
387Please respect copyright.PENANAOrq0RUGefN
Jam 6:15, Chandra sudah berada di sekolah dan sekarang, ia memutuskan untuk membaca buku di perpustakaan.
“Selamat pagi Chandra.” sapa Pak Ayib, wali kelas Chandra.
“Pagi juga Pak.” jawab balik Chandra.
“Wah, kamu sudah datang ya jam segini. Padahal hujan loh.”
“Saya bosen dengan buku di rumah saya. Belum ada yang baru. Makanya saya memutuskan untuk membaca buku di perpus.”
“Waduh, rajin sekali ya. Dari jam berada kamu udah dateng?”
“Baru kok Pak.”
“Itu adalah hal yang sangat bagus meluangkan waktumu untuk membaca buku, tapi bersosialisasi juga tidak kalah penting.” nasehat Pak Ayib.
“Iya Pak, saya tahu.”
“Jika kamu tahu, cobalah untuk berteman dengan orang-orang sekelasmu. Ini sudah sebulan sejak pertama kali kamu masuk, tapi kamu belum mendapatkan teman satupun.”
“Saya akan mencobanya Pak.”
“Kalau begitu, coba dengan keras ya. Bapak gak mau anak pintar dan sehebat kamu sendirian.” kata Pak Ayib.
“Baik Pak.”
“Kalau begitu, saya pamit dulu ya.” kata Pak Ayib lalu melangkah pergi, meninggal Chandra.
“Hah…” Chandra menghela nafas. “Kenapa gua harus mencari teman? Membuang waktu saja.” ketus Chandra di dalam hati. “Dari pada mikirin itu, mending gua pergi ke perpustakaan aja.” lanjutnya lalu beranjak pergi menuju perpustakaan.
Sesampainya Chandra di depan perpustakaan, ia mengambil kunci dari sakunya dan membuka pintu yang tadinya masih terkunci. Ini masih terlalu pagi dan belum ada guru yang bertugas. Untungnya Chandra adalah salah satu anggota ekskul literasi. Jadi ia memiliki kunci cadangan perpustakaan dan dengan mudah, ia bisa masuk. Chandra masuk ke dalam dan menyalakan lampu. Namun, ia terkejut saat melihat buku-buku yang berserakan di mana-mana.
“Astaga, berantakan amet. Masa cuma 4 hari gua gak dateng bisa seberantakan ini,” kata Chandra lalu menghela nafas lagi. “Emang cuma gua sih anggota ekskul ini yang masih aktif. Tapi masa gak ada OB yang beresin sih?” Rencana Chandra yang awalnya ingin santai sambil membaca buku, rusak dan harus ditunda. “Mending gua beresin aja deh.” Dengan terpaksa, Chandra merapihkan buku-buku yang berserakan itu. Walaupun Chandra suka membaca, ia paling males saat harus merapihkan buku-bukunya kembali. Namun, karena sekarang tidak ada pilihan lain, ia yang harus melakukannya. Selain tidak suka bersosialisasi, Chandra juga tidak suka dengan kekotoran. Ia adalah anak yang sangat suka kebersihan. Saat melihat ada yang kotor sedikit saja, ia tidak akan merasa tenang dan akan segera membersihkannya atau meminta orang lain untuk melakukannya, walaupun terkadang merasa males. Contohnya, seperti sekarang ini.
387Please respect copyright.PENANA9crHtflL0L
387Please respect copyright.PENANAc5HFjHflYR