Beberapa jam kemudian, bel berbunyi, menandakan waktunya pulang sekolah. murid-murid segera merapikan barang-barangnya, termaksud chandra dan bian. “chandra, yuk pulang.” ajak Bian.196Please respect copyright.PENANA0UoJi0Qetg
196Please respect copyright.PENANAjSCoqnv0yF
Chandra melihat ke arah jendela di samping mejanya, membuat bian ikut-ikutan melihatny
196Please respect copyright.PENANAoHvmiBjXE5
“yah, mau hujan ya?” keluh bia
196Please respect copyright.PENANAnCn1VuQOCe
“lu nggak boleh bilang gitu. hujan itu kan rezeki dari tuhan, jadi kita enggak boleh mengeluh.” nasehat chandr
196Please respect copyright.PENANAGnCSdh7SCZ
“iya sih
196Please respect copyright.PENANAJ6c2NFP9iz
“kalau lu emang gak mau kehujanan, mending segera kita pulang.” usul chandr
196Please respect copyright.PENANASxbm6KEyXq
“iya-iya.” chandra dan bian pun berjalan keluar kela
196Please respect copyright.PENANAA0wRfhbCoa
saat di perjalanan, “oh, gua tahu. bagaimana kalau kita ke rumah kak adrian nya naik mobil gua.” usul bia
196Please respect copyright.PENANAU80DudOv5E
“nggak usah, terima kasih.” tolak chandr
196Please respect copyright.PENANAwXrJ441Pp1
“enggak apa-apa kok. gua yakin ibu gua juga nggak akan keberatan
196Please respect copyright.PENANAFcjvpiYnI2
“bukan itu maksudnya
196Please respect copyright.PENANALt5YzbTABg
“lalu?” tanya bia
196Please respect copyright.PENANATmFFLihWWR
“kalau cuacanya begini, biasanya gua akan dijemput
196Please respect copyright.PENANA6fsAFuaqWm
“oh, begitu. sama orang tua lu?” tanya bia
196Please respect copyright.PENANAUjbZ3YxdKu
“enggak, bukan, sama sopir gua. orang tua gua lagi ada di luar negeri.” jelas chandr
196Please respect copyright.PENANADGMFLhXg3W
“sopir? berarti lu orang kaya ya?” tebak bia
196Please respect copyright.PENANABLFLaRKk7B
“itu hanya anggapan bodoh lu saja
196Please respect copyright.PENANA7NpNIcUQey
“jahat,” sengit bian sambil berpura-pura cemberut. “tapi kita masih ke rumah kak adrian kan hari ini?” tanya bia
196Please respect copyright.PENANAT7j5cOfQlN
“mungkin nggak usah dulu deh
196Please respect copyright.PENANA2JUBpjlwQ0
“loh, kenapa?” tanya bia
196Please respect copyright.PENANAYIvqrokrj7
“hari ini gua ada urusan mendadak, jadi nggak bisa
196Please respect copyright.PENANA69wSRYnYha
“apakah urusan mendadak itu ada hubungannya dengan interogasi dengan kak adrian
196Please respect copyright.PENANATpXEuwAyRL
“tidak.” jawab chandra sambil tersenyu
196Please respect copyright.PENANASf4mK3wo6P
“begitu ya? ya sudahlah, terus mau kapan lagi kita melakukannya?” tanya bian. “nanti akan gua kabarin.” jawab chandra lalu berjalan mendahului bia
196Please respect copyright.PENANAWLdHmvcsYV
“eh, tungguin dong. jangan main tinggal-tinggal aja.” protes bia
196Please respect copyright.PENANATXeWiJqHhS
bian dan chandra pun berjalan bersama sampai ke pintu masuk sekolah yang berada di lantai 1 gedung sekolah mereka. sambil berteduh di dalam, mereka mencari jemputannya masing-masin
196Please respect copyright.PENANALjK0l8afLZ
“nah, itu mobil ibu gua.” kata bian sambil memicingkan matanya, mencoba melihat melalui derasnya hujan. lalu ia pun bersiap-siap untuk berlari. namun, sebelum itu terjadi, chandra menghentikannya, sebelum bian bisa berjalan selangkahpu
196Please respect copyright.PENANAXbGihTP9UA
“ada apa?” tanya bia
196Please respect copyright.PENANAX4zM9IOeJb
“ini sedang hujan deras. kalau lu berlari dibawahnya, bisa-bisa besok lu kena demam.” jawab chandr
196Please respect copyright.PENANA1SsVUXUeRo
“apakah lu mengkhawatirkan gua?” tanya bia
196Please respect copyright.PENANAl9tOa4h8sX
“karena kalau itu terjadi, gua akan kesulitan.” jawab chandra yang sebenarnya hanya alasa
196Please respect copyright.PENANAcdHfXpAsFB
“oh, so sweet banget sih
196Please respect copyright.PENANAp9hRizb0SP
“ini, pakailah.” chandra mengabaikan perkataan bian dan memberikannya payung milikny
196Please respect copyright.PENANA1Vq8zgMoAG
“lalu bagaimana dengan elu?” tanya bian yang juga mengkhawatirkan chandra. “sebentar lagi supir gua datang dan dia juga membawa payung kok,” bian memandang tidak yakin. “pokonya pakai aja. besok jangan lupa kembalikan ya.” kata chandr
196Please respect copyright.PENANACd1gJTuvdC
“ya udah deh, gua terima kebaikan elu,” kata bian sambil buka payung tersebut. “akan gua kembalikan secepatnya, jadi lu tenang aja.” lanjutny
196Please respect copyright.PENANAuhCRmOnD5f
chandra membalasnya dengan senyuman. setelah itu bian segera melangkah keluar gedung sekolah melewati derasnya hujan menggunakan payung biru milik chandra. sementara chandra masih menunggu sopirnya di dalam. saat itu, tiba-tiba saja chandra teringat sesuatu. ia langsung membuka tasnya dan mencoba mencari sesuatu di dalamny
196Please respect copyright.PENANAuiP34mZRIq
“oh iya, ngomong-ngomong di mana ya topi gua?” tanyanya pada dirinya sendiri, sambil mencoba mencarinya di dalam tasnya. “aduh, ke mana ya? apa jangan-jangan ketinggalan di kelas.” lalu chandra membalikkan tubuhnya ke belakang, melihat ke arah tangg
196Please respect copyright.PENANAL4EnyVHw9N
“supir gua memang belum datang sih. ya udah deh, gua akan mengambil. dari pada hilang.” chandra pun memutuskan untuk kembali ke kelasnya dan memutuskan untuk berlari agar tidak membuang-buang waktunya. tak perlu berpikir lagi, chandra segera menuju ke kelasnya, menaiki tangga dan melewati lorong lantai 2. karena keadaan sekarang hujan deras, masih banyak siswa yang berada di sekolah sambil menunggu hujan reda. walaupun begitu, semua berada di lantai satu dan lantai dua yang sekarang chandra berada koson
196Please respect copyright.PENANAiVmkH3s3ff
196Please respect copyright.PENANAebcJjb2o2G
196Please respect copyright.PENANAMHbBzlCOJu
chandra yang sudah sampai di kelas segera pergi ke mejanya. ia pun mencoba mencari topinya di atas meja, namun tidak menemukannya. kemudian ia mencarinya di bawah dan yang terakhir di kolong m
196Please respect copyright.PENANAzvitWXABe7
“nah, ini dia,” ucap chandra yang sudah berhasil menemukan topinya yang ia temukan di kolong mejanya. “untung masih ada.” lalu chandra memasukkan topi tersebut ke dalam tasnya dan berjalan kembali menuju pintu dan menuju lantai 1. dengan santainya chandra berjalan melalui lorong di lantai 2, tanpa ekspektasikan apapun untuk terjadi. tiba-tiba, dari arah kelas lain, ada seorang anak laki-laki yang kelua
196Please respect copyright.PENANAMZySthCDRm
“danis?!” chandra terkejut mengetahui bahwa laki-laki tersebut adalah dani
196Please respect copyright.PENANAmqm8PCEIW5
danis yang mendengar namanya dipanggil, menoleh ke belakang. saat ia memutarkan kepalanya, menghadap ke chandra, chandra dapat melihat wajah danis sangat pucat. chandra yang benar-benar terkejut segera menghampirinya lalu bertanya, “danis, ada apa ini?” chandra berusaha untuk tidak panik, namun danis tidak menjawa
196Please respect copyright.PENANAx2UCk4KPhm
tiba-tiba saja danis terjatuh. untungnya, lututnya bisa menopangnya. danis yang sudah tidak kuat berdiri, duduk di lantai. hal tersebut semakin membuat chandra khawati
196Please respect copyright.PENANAPoOOGv6Mp7
“danis, elu kenapa?” tanya chandra dan kembali sambil berlutut di hadapan danis. lagi-lagi danis tidak menjawab dan kali ini ia malah memegangi bagian perutnya dengan era
196Please respect copyright.PENANAaVIc1hlrZP
“danis, danis!” chandra mencoba mendapatkan perhatiannya dengan cara menggoyang pelan pundaknya. namun karena hal itu juga tidak berhasil ia mencoba mengecek sendiri keadaan tubuh danis. chandra mencoba memegang jidat danis, mencoba mengetahui suhu tubuhnya. namun belum sempat chandra melakukannya, danis muntah. chandra semakin dan semakin panik. chandra berdiri lalu kembali berkata, “tunggu di sini, akan gua panggilkan guru.” lalu saat ia sedang bersiap-siap untuk berlari, danis menghentikannya dengan cara memegang kaki chandra. chandra menoleh ke belakang lalu berkata, “danis, jangan menghalangi gua. kalau menghalangi gua, gua nggak akan bisa mengambil guru dan lu-” belum selesai ucapannya chandra, danis sudah memuntahkan darah. darah tersebut mengenai celana chandra di bagian bawah, membuat chandra terkejut melihatnya. setelah itu danis menjatuhkan dirinya ke lanta
196Please respect copyright.PENANAQtGEI8SBxO
“danis, danis!” chandra berteriak, namun ia tidak bisa melakukan apapun saat itu karena kakinya masih dipegang oleh danis. sampai akhirnya, beberapa saat kemudian, danis melepaskan chandra. chandra segera duduk di depannya lalu mencoba mengecek keadaan tubuh danis. ia juga tidak lupa mengecek denyut nadinya. saat ia sedang mengecek denyut nadi danis, chandra terkejut dan langsung gemetara
196Please respect copyright.PENANABucvqEx4s5
“d-dia tidak bernafas nafas?” nafas chandra tiba-tiba menjadi berat. chandra segera menutupi mulutnya dengan kedua tangannya dengan erat lalu menoleh ke kanan dan ke kiril mencoba melihat apakah ada orang atau tidak. dan hasilnya tidak ada orang. lalu chandra memperhatikan danis yang sudah tidak bernyawa itu lalu melihat ke arah kelas yang tadi danis keluar. chandra yang marasa penasaran memutuskan untuk melihat keadaan di dalamnya. chandra pun perlahan-lahan bangkit dan berjalan perlahan menuju kelas tersebut. sebelum masuk chandra memperhatikan sekitar dalam kelas tersebu
196Please respect copyright.PENANA8iLtUjZY4i
“oke, tidak ada orang.” gumam chandr
196Please respect copyright.PENANADZzmBDOTLy
karena merasa keadaan di dalam aman, chandra pun memutuskan untuk masuk. dia pun membuka pintunya lebih lebar untuk memastikan sekali lagi apakah ada orang atau tidak. memang tidak ada orang di dalamnya, namun ada hal lain yang membuat chandra lebih ketakut
196Please respect copyright.PENANA4amsaiX72I
“gua sudah bosan menunggu, mulai sekarang permainannya akan dimulai. penyelidikanmu tidak akan membuahkan hasil apapun. jadi menyerah saja, gualah pemenangnya
196Please respect copyright.PENANAYZFST0i186
kalimat yang ditulis di lantai menggunakan darahlah yang membuat chandra ketakuta
196Please respect copyright.PENANAa7aWBTqnVd
“a-apa-apaan itu?” tanya chandra sambil perlahan-lahan masuk. hal itu juga membuatnya masuk di dalam perangkap sih pembunu
196Please respect copyright.PENANAJn9qNXV1xk
chandra berjalan lurus menuju tulisan darah tersebut dengan tangannya yang masih memegang gagang pintu. namun chandra berhenti karena akhirnya ia menyadari kalau ini hanyalah jebakan. chandra langsung berbalik dan meninggalkan ruangan tersebut dan meninggalkan mayat danis yang tergeletak di depannya. ia berlari turun ke lantai 1, mencoba mencari bantuan orang di san
196Please respect copyright.PENANAZwfdKBMWTL
“tolong, tolong!” kata chandra sambil berlari menuju kumpulan siswa yang berdiri di depan pintu, menunggu hujan red
196Please respect copyright.PENANALZ6cUk3RV0
para siswa itu pun menoleh. “ada apa ini?” tanya salah seorang siswa. chandra yang terengah-engah menjawab, “a-ada orang yang meninggal di atas.” mendengar itu, para murid terkeju
196Please respect copyright.PENANAu9CNki0vJh
“ada kasus pembunuhan lagi?” tanya siswa itu.chandra yang kelelahan tidak bisa menjawab. untuk menjawabnya ia hanya menganggu
196Please respect copyright.PENANANr91VcC9RE
“bagaimana ini terjadi lagi
196Please respect copyright.PENANAOzyYHXOLZ9
“berarti ada pembunuhan di sekitar kita
196Please respect copyright.PENANAcSobx68hMD
“gua takut ah, mau pulang aja.” gara-gara berita yang dibawakan oleh chandra, para murid menjadi pani
196Please respect copyright.PENANA4y7OwqIfV4
di balik kepanikam para murid, ada seseorang yang memberika chandra minum. “chandra, silahkan diminum dulu,” kata orang itu sambil memberikan chandra air mineral ai
196Please respect copyright.PENANAFarsWBaAfT
“pak ayib?” chandra terkejut kalau orang tersebut adalah pak ayi
196Please respect copyright.PENANAGLMDWcReYt
“silahkan diminum,” kata pak ayib lag
196Please respect copyright.PENANAYp1K9gE9Q6
“o-oh, baik.” tangan chandra yang gemetaran mengambil air mineral tersebut, lalu meminumnya. “kamu, pakai ini dan tolong panggilkan satpam dan ob di pos.” minta pak ayib kepada seorang anak di depannya, sambil memberikan sebuah payung kepadany
196Please respect copyright.PENANA0F8tCcuA6A
“ba-baik.” jawab murid tersebut. kemudian ia melepas tasnya dan segera berlari keluar melewati hujan menggunakan payung pak ayib. setelah itu pak ayib kembali kepada chandr
196Please respect copyright.PENANA9P4WX39qdn
“sudah baikan?” tanyanya kepada tanda chandr
196Please respect copyright.PENANAqL5BFH3OTI
chandra yang sedang mengelap bagian yang basah di dagunya karena air, mengangguk. “sekarang, siapa orang yang terbunuh itu?” tanya pak ayi
196Please respect copyright.PENANAwNhSWXrUDW
“danis.” jawab chandra, membuat pak ayib dan beberapa anak sekitarnya terkejut. “lalu di mana dia sekarang
196Please respect copyright.PENANAspVsHpqi8I
“di atas, di depan kelas 10 b.” jawab chandr
196Please respect copyright.PENANAzcOcJBTBbo
“baiklah, kamu tunggu di sini dengan yang lain,” sebelum menyelesaikan kata-katanya pak ayin melihat sekelilingnya. “nah, akhirnya sudah sampai mereka.” pak ayib yang senang bala bantuan telah tib
196Please respect copyright.PENANAriahTZG6Qs
“ada masalah apa?” tanya mas fajar yang termasuk dalam bantuan tersebu
196Please respect copyright.PENANAO9ENNDQCS3
“akan saya jelaskan di perjalanan. sekarang kalian ikut saya dulu.” bermaksud kepada mas fajar dan seorang satpam yang ikut bersama. lalu pak ayib beserta 2 orang itu segera melesat pergi menuju tempat lokasi. sementara chandra masih berdiam di tempat sambil melihat pak ayib beserta 2 orang itu berlari menuju tangga. “aduh, gua takut nih. pulang aja yuk
196Please respect copyright.PENANAWDxSgg42fd
“gua akan terobos hujan saja. dari pada harus berada di sini
196Please respect copyright.PENANAPP6focq0yK
“aduh, pembunuhan lagi pembukaan lagi nggak selesai apa ini?” murid-murid kembali ribut karena hal in
196Please respect copyright.PENANADEKuplqgne
saat yang lain sedang ribut karena masalah pembunuhan, chandra malah sibuk mencari jemputanny
196Please respect copyright.PENANAtUl18dQr28
“jika dibiarkan terlalu lama sih pembunuh itu akan memakan lebih banyak korban. pokoknya sekarang gua harus tetap fokus pada kasus arsyad yang kemarin.” gumam chandra di dalam hati lalu beberapa saat kemudian, “nah, itu dia mobil sopir gua. akhirnya datang juga.” tanpa menunggu hujan reda atau dijemput oleh sopirnya, chandra memutuskan untuk berlari menuju mobil, melewati hujan yang masih deras. “dari pada lama sekali menunggu orang, mending lari aja.“ gumam chandra sambil mempersiapkan dirinya untuk berlari. chandra menaruh tasnya di depan, di bagian perutnya, mencoba membuat tasnya tidak basah. chandra pun berlari melalui hujan menuju mobilnya yang sedang diparkirka
196Please respect copyright.PENANAPu13TlI4ue
“pokoknya hari ini gua harus ke rumah kak adrian lalu dari besoknya gua akan bertemu dengannya
196Please respect copyright.PENANAy8FulVVkBM