Karena sudah berhasil menemukan apa yang dinginkan, Chandra dan Bian teruskan untuk kembali ke kelas kelas oleh karena sebentar lagi akan masuk. Kelas pun sudah ramai oleh anak-anak. Namun kedatangan Chandra dan Bian tidak disambut baik oleh para murid-murid sekelas Chandra dan Bian. Saat Chandra dan Bian masuk ke kelas mereka dipandang dingin oleh para murid sekelas. Tapi seperti biasa, Chandra tidaklah perduli, hanya Bian lah yang merasa terbebani karena hal itu. Tak lama setelah Chandra dan Bian duduk di kursi mereka, bel berbunyi. Murid-murid pun duduk di kursinya masing-masing telah. Tak lama setelah bel masuk berbunyi dan kelas sudah tidak ramai lagi, ada sebuah pengumuman.227Please respect copyright.PENANAI5UcMkJVnS
“Kepada Ananda Chandra, diminta untuk pergi ke ruangan kepala sekolah segera.” ucap guru piket melalui speaker sekolah. Hal itu tentu saja membuat kelas kembali ramai.
“Rasain tuh. Makanya jangan suka bunuh orang.”
“Idih, gue jijik banget sekelas sama dia.”
“Semoga lalu dikeluarkan dari sekolah.”
“Semoga lu di penjara.”
“Rasain tuh!” Dan masih banyak lagi ejekan dari teman teman kalau Chandra.
Bian menoleh ke Chandra dan memandang khawatir. Akan tetapi Chandra kelihatan tenag dan bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Chandra pun segera bangkit dari kursinya dan berjalan keluar kelas. Bian yang khawatir mencoba mengejarnya.
“Chandra, tunggu!” kata Bian, membuat Chandra berhenti di disamping kelas yang sudah kosong.
“Apa apaan?” tanya Chandra dengan nada berat.
“Sini gua temenin.” jawab Bian.
“Nggak usah. Yang panggilkan gua, bukan elu.”
“Tidak apa-apa.”
“Bagaimananya tidak apa apa? Jika lu ikut gua ke kantor kepala sekolah lu akan terkena masalah.”
“Yah, gua nggak peduli.”
“Jangan membuat diri terkena masalah gara-gara. Abisnya, gua nggak mau repot nantinya.”
“Tapi, bagaimana dengan jika-“
“Lagi pula, bukannya tadi lu bilang lu sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi pada gua?” tanya Chandra.
“Iya sih. Tapi…”
“Tidak usah gua bilang. Lagian kalo lu ikut lu akan terbawa suasana dan tidak akan fokus melanjutkan penyelidikan kita. Lagi pula Gua masih harus mencari tahu alasannya sih dalang melakukan ini.”
“Kalau itu sih memang susah. Harus tanya sendiri ke orangnya,” kata Bian, membuat Chandra tersenyum. “Lalu, lu sudah punya rencana untuk menangkapnya?”
“Rencana gua ya?” kata Chandra lalu ia tersenyum sinis. “Akan gua kasih tahu, tapi gua butuh bantuan lu. Maukah lu membantu?” tanya canda kepada Bian.
“Tentu saja, apapun itu.” jawab Bian dengan percaya diri.
ns 15.158.61.12da2