Dua hari kemudian, murid-murid kembali bersekolah. Rencana awalnya memang hanya meliburkan sekolah selama 1 hari. Namun, karena penyelidikannya berlangsung lebih lama, sekolah pun terpaksa diliburkan lagi. Itu semua terjadi karena salah satu orang tua murid adalah anggota kepolisian dan meminta untuk melakukan penyelidikan lebih dalam. Namun, tentu saja itu tidak ada hasilnya. Hari ini, tidak seperti biasa, Chandra datang terlambat. Ia harus buru-buru sampai ke kelasnya, sebelum pelajaran dimulai.
“Brak!” suara pintu didobrak oleh Chandra. Karena hal itu, kelas yang ramai tiba-tiba menjadi diam. Chandra merasa agak canggung karena diperhatikan banyak orang. Ia pun capat-cepat menuju kursinya.
“Selamat pagi,” sapa Bian kepada Chandra. Chandra menoleh, namun tidak menjawabnya. “Jadi, bagaimana penyidikan kemarin?” tanya Bian.
“Maksudnya penyidikan para polisinya itu?” tanya Chandra sambil menaruh tasnya di atas meja. “Gua denger nggak ada hasilnya dan hanya-“
“Bukan itu maksud gua,” kata Bian, membuat Chandra berhenti berbicara. “Maksudnya penyidikan lu. Bagaimana perkembangannya? Apa yang lu dapatkan?” tanya Bian terlihat antusias.
“Emang lu nggak tahu beritanya? Mayat Gerald-“
“Menghilang? Iya, gua tahu kok.” kata Bian, lagi-lagi memotong pembicaraan Chandra.
“Lalu apa yang ingin lu tanyakan kalau udah tahu?” tanya Chandra.
“Gua penasaran aja dengan petunjuk atau dugaan apa yang lu temukan. Gua yakin banyak kan?” tanya Bian.
“Lu lebih tertarik dengan dugaan-dugaan gua dibandingkan dengan penyelidikannya para polisi itu?” tanya Chandra, balik.
“Enggak juga sih. Karena gua bosen aja makanya gue tanya.” jawab Bian.
“Yakin hanya itu alasannya?” tanya Chandra.
“Memangnya apa lagi?” Bian malah balik bertanya.
“Kenapa nggak lu tanya aja sama Raja atau Kayla?”
“Udah kok. Tapi mereka nggak tahu banyak.”
“Oh gitu…” kata Chandra pura-pura paham. “Gua harus berhati-hati. Bisa
saja maksudnya untuk menjebak gua.” gumam Chandra di dalam hati.
“Jadi lu tahu siapa pelakunya?” tanya Bian.
“Nggak, belum.” jawab Chandra.
“Lalu, apakah lu akan mencoba mencari tahu?”
“Kenapa masih bertanya kepada gua? Bukannya Raja dan Kayla sudah menceritakannya bagian itu.”
“Jeli banget,” puji Bian di dalam hati. “Gua dengar dari Raja, kalau lu nggak mau ngasih informasi-informasi berharga atau dugaan lu kepada polisi.” tebak Bian.
“Iya, lalu?”
“Kenapa?”
“Karena gua masih penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, dan siapa korban mereka selanjutnya.”
“Mereka? Dari mana lu tau?”
“Nebak.”
“Jadi maksud lu, dari pada menyusahkan dirimu untuk mengejar pelakunya, lu lebih memilih menunggu dan biarkan mereka melakukan sesukanya?” tebak Bian.
“Kasarnya sih begitu itu.” jawab Chandra.
“Emangnya ada maksud apa lagi?” tanya Bian di dalam hati. “Emang lu nggak takut?” tanyanya kepada Chandra.
“Orang memiliki rasa takut terhadap sesuatu itu berbeda.”
“Kalau lu?” tanya Bian.
Chandra tersenyum. “Rasa pernapasan gua lebih kuat dari pada rasa takut yang gua rasakan.” jawab Chandra, membuat kaget Bian.
“Terus kalau pelakunya tahu tujuanmu dan gak mau melakukan pembunuhannya lagi?” tanya Bian.
“Jadi maksud lu pelakunya adalah diantara orang yang dekat dengan gua?”
“Hah? Maksudnya?” tanya Bian tidak mengerti dengan pertanyaan Chandra.
“Dengar ya, mulut gua ini gak sebocor itu. Yang tau soal ini hanya lu, Raja, dan Kayla saja. Jadi jika sih pelaku tahu, orang yang akan gua salahkan dan langsung gua selidiki adalah kalian.
"Lalu bagaimana kalau informasi ini bocor dan diketahui banyak orang, termaksud sih pelaku itu?"
"Dan siapa yang akan membocorkannya?" tanya balik Chandra.
"Hmm, mungkin Raja." jawab Bian.
"Enggak. Walaupun dia orangnya kasar dan suka melakukan apapun tanpa berpikir, dia bukanlah orang yang menyebarkan kejelekan teman atau siapa pun itu, terutama gua, musuhnya." jelas Chandra.
"Musuh? Lu musuhan sama Raja? Bukannya kemarin kalian berkerja sama."
"Ya, emang. Tapi membuatnya marah adalah rencana gua."
"Re-rencana?" tanya Bian.
"Karena gua tahu, Raja tipe orang yang lebih suka main fisik dari pada mengungkapkan kejelekkan musuhnya." jelas Chandra.
"Lalu bagaimana dengan Kayla? Dia kan ratu gosip. Gua yakin mulutnya itu bocor banget."
"Lu salah lagi. Dia juga pasti nggak akan melakukannya." kata Chandra dengan tenang.
"Kenapa lu bisa seyakin itu?" tanya Bian.
"Karena dia sudah berjanji untuk tidak melakukannya."
"Bagaimana kalau dia tidak menepati janjinya?" tanya Bian.
"Tidak mungkin. Karena dalam perjanjian itu, Kayla yang mendapatkan keuntungan paling besar. Dan siapa sih yang mau merusak perjanjian yang dialah yang mendapatkan keuntungan paling besar?" "Lalu bagaimana jika dia tidak membunuh orang lagi dan Gerald satu-satunya incaran pelaku itu? Kalau begitukan lu nggak akan dapatkan petunjuk lagi."
"Lu itu banyak nanya ya," sengit Chandra, membuat Bian tersentak. “Tapi jika itu terjadi yang harus gua lakukan tinggal menyelidiki dia.”
“Menyelidiki? Artinya lu sudah tahu siapa pelakunya?”
“Buka pelakunya, tapi salah satu pembantunya. Jadi, jika memang pelakunya tidak melakukan pembunuhan lagi, yang perlu gua lakukan hanyalah menyelidiki pembantunya itu, sampai semua informasi yang gua butuhkan dapat, terutama informasi tentang sih pelakunya itu. Tidak mungkin kan, pembantunya tidak tahu siapa yang menyuruhnya melakukan semua itu.” jelas Chandra.
“Kenapa jadi gua merasa seperti sih pelakunya saat berbicara dengan lu?” tanya Bian.
“Mungkin memang lu adalah pelakunya, atau mungkin pembantunya itu.” jawab Chandra, membuat Bian menelan ludah.
“Enggak, enggak, tenang aja gua yakin kok bukan elu orangnya. Gua yakin lu adalah orang yang baik dan tidak akan melakukan hal serendah itu, iya kan?” tanya Chandra.
“Tentu saja. Gua ini adalah orang ganteng yang baik hati dan juga tidak sombong. Mana mungkin gua membantu sih pencuri melakukan suatu tindakan yang penuh dosa itu. Apalagi langsung membunuh orang dengan tangan gua sendiri.” kata Bian, membuat Chandra tawa.
“Iya deh, iya. Gua yakin bukan lu pelakunya.”
“Ya sudah, sebaiknya kita siap-siap. Palingan bentar lagi gurunya juga datang.” kata Bian
Dan benar, tak lama kemudian, guru yang mengajar datang dan memulai pembelajaran.
ns 15.158.61.39da2