
BEBERAPA MENIT SEBELUMNYA
15081Please respect copyright.PENANAu5CDnt617S
15081Please respect copyright.PENANAup3SFEaGRj
15081Please respect copyright.PENANA6uEu6mfU6m
15081Please respect copyright.PENANA9CUvwp8FzX
15081Please respect copyright.PENANAYSOPvluBhq
PAK BENI
15081Please respect copyright.PENANAR8oF3OYLdK
“Apa kabarnya yah mereka ? Sudah beberapa hari ini saya tidak mendapatkan kabar lagi tentang mereka ? Apa mereka baik-baik aja ?” Lirih seorang pria tua kekar yang sedang berjalan sambil memikirkan dua akhwat bercadar yang dikenalnya.
15081Please respect copyright.PENANABObQpYAief
Beberapa hari telah berlalu semenjak persetubuhan terakhirnya dengan Putri diketahui oleh Andri. Beberapa hari telah berlalu semenjak persetubuhan terakhirnya dengan Nayla yang berakhir tidak bahagia. Kedua persetubuhannya itu diakhiri dengan kegagalan. Mereka berdua benar-benar kesal, sehingga ia sendiri tidak bisa lagi menghubungi kedua akhwat yang pernah ditidurinya itu.
15081Please respect copyright.PENANAjzn3pDZjVG
“Hmm salah yah, kalau saya pernah mengenal mereka ? Kayaknya iya deh… Andai saya tidak mengenal mereka, mungkin mereka berdua sekarang sedang baik-baik aja… Atau malah sama aja ?” Lirihnya kebingungan.
15081Please respect copyright.PENANAMGfCBpqQku
“Hmmm kayaknya bakal sama aja deh, toh orang yang telah merusak kedua akhwat bercadar itu bukan saya, melainkan si gendut kurang ajar itu !” Ujarnya merujuk pada pak Urip yang telah menodai kedua akhwat bercadar itu untuk pertama kali.
15081Please respect copyright.PENANA8iXmXtzEEm
“Sebenarnya, apa sih peran saya di dunia ini ? Apa sih sebenarnya takdir saya ? Pasti ada alasan kenapa tuhan mengenalkan saya kepada mereka berdua ?” lirihnya sambil merenung.
15081Please respect copyright.PENANAgnQK7L5mlh
Hari sudah semakin siang. Terik semakin menerjang yang membuat tubuh hitamnya basah keringetan.
15081Please respect copyright.PENANA7xcOU1nyRM
Ia pun mengingat hari-hari pertamanya saat mengenal Putri. Ia dengan marah melihat Putri yang tak berdaya setelah diperawani pak Urip. Ia yang sebenarnya ditugaskan untuk menjaganya, diam-diam malah menarik perhatian Putri. Putri terpana saat melihat pak Beni dengan sekuat tenaganya berusaha menahan hawa nafsu padahal pria tua itu memiliki kesempatan untuk menodai tubuhnya seperti apa yang sudah pak Urip lakukan. Itulah alasan yang membuat Putri menyukainya, dulu. Itulah alasan yang membuat Putri pelan-pelan melupakan cintanya pada Andri. Itulah alasan yang membuat Putri pelan-pelan melabuhkan perasaannya pada pak Beni.
15081Please respect copyright.PENANALOBjz5smlu
Ia lalu teringat persetubuhan terakhirnya bersama Nayla. Akhwat cantik yang sangat ia cintai itu begitu kesal ketika dirinya dengan tegas mengatur-ngatur kehidupannya yang ingin menikmati sex bebas bersama pria-pria tua. Ia tak paham, bagaimana bisa akhwat cantik yang dulu sangat polos itu sampai memiliki keinginan yang begitu rusak seperti itu.
15081Please respect copyright.PENANAXHSFU5rIHQ
Ia geleng-geleng kepala. Seketika ia teringat pada pembantu Nayla yang begitu bejat yang pasti telah merubah akhwat cantik itu jadi seperti ini.
15081Please respect copyright.PENANApRoyJuvm7B
“Kurang ajar pak Urip ! Dasar bajingan ! Berani sekali dia merubah mbak Nayla jadi rusak seperti ini ! Ngomong-ngomong kapan yah pestanya dilaksanakan ! Saya harus mencegahnya… Saya gak akan ngebiarin akhwat secantik dia dinikmati oleh pria-pria tua !” Ujarnya dengan kesal.
15081Please respect copyright.PENANANRfCjuawaq
Seketika ia menepuk telapak tangannya saat menyadari sesuatu.
15081Please respect copyright.PENANAFRWf52v8b7
“Sepertinya ini takdir saya… Ini peran saya di kehidupan yang amat kejam ini… Saya harus menyelamatkannya… Saya harus menghentikan keinginan liar mbak Nayla agar dirinya tidak menjadi lebih rusak lagi daripada ini !” Ujar pria tua kekar itu dengan sangat yakin.
15081Please respect copyright.PENANA7Iac7Poo2x
Tak lama kemudian, ia sudah hampir tiba di rumahnya sendiri. Saat ia hendak melewati rumah akhwat bercadar itu, ia merasakan ada sesuatu yang aneh ketika melihat banyaknya kendaraan yang terparkir dihalaman rumah bidadari cantik itu. Seketika ia teringat sesuatu, ia teringat akan undangan yang pernah Nayla berikan padanya waktu itu.
15081Please respect copyright.PENANA2g8n5tRnGu
“Jangan-jangan !” Ujarnya yang langsung menggeletakkan sapu dan cikraknya lalu berlari secara diam-diam menuju depan pintu rumah Nayla yang agak sedikit terbuka.
15081Please respect copyright.PENANAH9bthdW1jD
Secara diam-diam ia mencoba melihat keadaan di dalam. Sesuatu yang mengejutkannya terjadi, selama ia berjalan mendekati rumahnya, ia mendengar suara yang membuat bulu kuduknya nyaris merinding.
15081Please respect copyright.PENANA6xoouQY00y
Sontak matanya melebar. Perasaannya tidak enak. Ia mencoba melihat keadaan di dalam.
15081Please respect copyright.PENANA0VfheBCcU6
“Aaaahhhhh… Aaahhhhh… Aaahhhhh… Nikmat sekali memekmu ini… Ouhhh gak nyangka saya bisa dapet kesempatan ini lagi !” desah seorang pria berkulit hitam dengan tubuh yang sangat kekar yang sedang menyodok-nyodok rahim Nayla dari belakang.
15081Please respect copyright.PENANAfBhCqdPQK0
“Siapa dia ?” tanya pak Beni yang melihat Nayla tengah menungging sambil menatap ke belakang menuju wajah pria tua kekar itu.
15081Please respect copyright.PENANA7cIwG8Mzqu
“Aaahhhh… Aaahhhh… Iyaahh paakkk… Mmpphhh… Saya juga gak nyangka… Tolong percepat paakk… Yang kuat… Aku butuh tusukan bapak yang bisa bikin aku teriak-teriak, pak !” desah Nayla yang terlihat menikmati sehingga mengejutkan pak Beni.
15081Please respect copyright.PENANATXeN229JQU
“Aaahhhh… Aaahhhh… Yang seperti ini maksudmu, mbak !” Desah pria tua kekar itu dengan beringas.
15081Please respect copyright.PENANARTqB3Fm3t5
“Aaahhhh iyaahhh… Iyaahhh… seperti ituu… Aaahhhhh” Jerit Nayla dengan keras.
15081Please respect copyright.PENANA1GAQoOg92S
“Aaaahhhh gilaaa… Aahhhh mantep bangett… Aahh yaahh… Aahhhh… Aaaaahhhh” seketika pria tua kekar itu mencabut penisnya lalu mengoperkannya kepada seorang pria yang mengenakan seragam satpam dengan penampilan yang terlihat sangat tua.
15081Please respect copyright.PENANA5FhjfI8y3X
“Hohohoho… Siap-siap yah mbaakk… Aaaaahhhhh” jerit satpam tua itu sambil memejam.
15081Please respect copyright.PENANACe6ZCA88SP
“Mmppphhh paaakkk” desah Nayla yang semakin menikmati perzinahannya.
15081Please respect copyright.PENANAby786EOQnx
“Mbak Nayla ?” Lirih Pak Beni dengan begitu tidak percaya.
15081Please respect copyright.PENANAm0B1CuYAsc
Panik ? Jelas. Pak Beni begitu panik menyadari pesta yang direncanakan oleh Nayla ternyata terjadi di hari ini. Bahkan sudah dimulai. Ia jelas kebingungan harus melakukan apa. Haruskah ia masuk lalu menghentikannya secara tiba-tiba ? Yang ada mungkin dirinya akan digebuki oleh pria-pria yang sudah dipenuhi hawa nafsu itu.
15081Please respect copyright.PENANA72cgzH484D
Pak Beni berfikir. Ia terus saja mondar-mandir. Otaknya bekerja keras untuk mencari cara agar bisa menghentikan kegilaan Nayla.
15081Please respect copyright.PENANAwR2ZBAyyRc
“Suaminya ! Ya suaminya… Tidak ada cara lain lagi… Hanya itu satu-satunya cara untuk menghentikan kegilaannya !” Ujar pak Beni sambil membuka hapenya lalu mencoba mencari kontak di hapenya.
15081Please respect copyright.PENANABjBQIW6Sw6
“Sial, saya gak punya !” lirihnya dengan kesal. “Ke kantornya ? Mungkin itu satu-satunya cara !” lanjut pak Beni yang tak terpikirkan ide lain.
15081Please respect copyright.PENANAAeHAjC2Tue
Ia lalu merekam persetubuhan Nayla secara diam-diam. Setelah mendapatkan cukup bukti, ia bergegas berlari menuju jalanan depan untuk mencari kendaraan yang bisa ia naiki menuju kantor suami akhwat bercadar itu.
15081Please respect copyright.PENANA6iwadnaMnJ
“Ayo dong apa aja… Angkot kek, ojek kek ! Duhhh kok gak ada yang lewat sih ?” Kesal, pak Beni akhirnya memutuskan berlari sampai dirinya menemukan kendaraan yang bisa ia naiki.
15081Please respect copyright.PENANAA7QdIh010a
Tak peduli dengan panasnya terik yang menerjang. Tak peduli dengan keringat yang terus mengucur dengan deras. Kecintaannya pada Nayla mendorongnya untuk menghentikan kegilaannya. Ia berlari sekuat tenaga. Orang-orang yang melihatnya mungkin mengira pak Beni sudah gila. Apa yang dipikirkannya saat berlari sendirian di tengah terik yang membakar kulitnya ?
15081Please respect copyright.PENANAp8iolDyeEp
Tapi pak Beni tak peduli. Ia berlari nyaris hampir satu kilometer menuju jalan raya dimana banyak kendaraan yang lewat.
15081Please respect copyright.PENANAu3TDsQSfGU
“Hah… Hah… Hah… Capek banget” Ujarnya sambil menundukkan tubuhnya dikala tangannya memegangi kedua lututnya. Lengan kanannya ia angkat untuk mengusapi dahinya. Ia benar-benar kelelahan. Ia lalu kembali berdiri tegak untuk mencari kendaraan.
15081Please respect copyright.PENANAPZUwwwRJpZ
“Ojek-ojek !” Ujar pak Beni saat melihat seorang ojek lewat.
15081Please respect copyright.PENANAM5nfEYPu84
“Mau ngojek pak ? Mau kemana ?” Tanya tukang ojek itu.
15081Please respect copyright.PENANAtLDQ5c7fiM
“Tolong ke kantor ini pak… Yang cepat yah !” Kata pak Beni yang terlihat terburu-buru.
15081Please respect copyright.PENANAC1JJfxbYlA
“Oh siap pak… Buru-buru yah ? Tolong pegangan yang kuat yah !” Kata tukang ojek itu yang langsung tancap gas.
15081Please respect copyright.PENANACb26LkV67l
Motor melaju. Motor bebek itu berulang kali menyalip setiap kendaraan yang ada di depannya. Ketika lampu lalu lintas nyaris berwarna merah, motor itu dengan cepat melaju hingga berhasil melewatinya sebelum lampu itu berubah menjadi warna merah.
15081Please respect copyright.PENANADbKzMGSl91
Pak Beni terlihat gelisah. Meski yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menunggu sampai dirinya tiba di depan kantornya Miftah. Setengah jam waktu yang sudah berlalu membuatnya kepikiran kalau Nayla pasti sudah diapa-apakan lagi oleh pria-pria tua itu.
15081Please respect copyright.PENANAMDmEvciP2I
Akhirnya mereka tiba di depan kantor dimana Miftah bekerja.
15081Please respect copyright.PENANAnlUnhDujcw
“Ini pak sudah sampai, semuanya jadi . . . . Eh mau kemana pak ? Bayar dulu !” Teriak tukang ojek itu saat pak Beni langsung berlari menuju kantor tanpa membayar tarif ojeknya terlebih dahulu.
15081Please respect copyright.PENANA55yjRxnrhl
Tapi pak Beni tidak ada waktu. Saat dirinya hampir memasuki kantor. Seorang satpam yang menjaga berhasil mencegatnya.
15081Please respect copyright.PENANAbw3lmElSNz
“Ehh eehhh mau kemana ?” Ujar satpam yang mencegatnya.
15081Please respect copyright.PENANABafatRV1IR
“Maaf pak saya tidak ada waktu…Saya harus menemuinya… Saya tidak ada waktu lagi paakk” Ujar pak Beni sambil memasang wajah putus asa.
15081Please respect copyright.PENANA6gA1YsHLFn
“Bentar-bentar… Memangnya ada apa ? Bapak sendiri siapa ? Bapak gak bisa keluar masuk seenaknya di kantor ini… Semua ada protokolnya pak !” Ujar satpam itu yang kekeh menahannya.
15081Please respect copyright.PENANAQiPGmwk4uY
“Ehh bayar dulu pak ! Enak aja bapak asal pergi… Bapak kira saya apaan ? Nah tahan terus pak bapak ini… Dia seenaknya naik ojek saya tapi gak mau bayar !” Kata tukang ojek itu yang berhasil mengejar.
15081Please respect copyright.PENANAgoppD0Ust4
“Maaf pak saya tidak ada waktu… Saya pasti akan membayarnya saat saya tiba di rumah… Pak Satpam… Tolong hubungi pak Miftah sekarang… Bilang kalau ini penting… Bilang kalau ini soal mbak Nayla, istrinya !” Ujar pak Beni kepada tukang ojek serta pak satpam yang ada didepannya.
15081Please respect copyright.PENANAZmgVpJ9thf
Pak satpam yang melihat adanya kesungguhan di wajah pak Beni akhirnya menghubungi resepsionis yang berada di dalam. Setelah menghubunginya, ia kembali ke teras depan untuk mengabarkan ke pak Beni.
15081Please respect copyright.PENANAKllT0AGfMh
“Hanya ini yang bisa saya lakukan… Selebihnya, yang bisa bapak lakukan sekarang cuma menunggu” Kata pak satpam kepada pak Beni.
15081Please respect copyright.PENANA3vVcVST704
Untungnya, setelah hampir setengah jam mereka menunggu. Seorang pria tampan yang mengenakan setelan jas pun turun untuk menemui tukang sapu itu. Melihat wajahnya yang tidak asing membuat Miftah sampai terkejut saat melihat tetangganya itu ada di teras kantornya.
15081Please respect copyright.PENANAMZ8n7zaK0q
“Pak Beni ? Ada apa ? Kenapa bapak ada disini ? Ada apa dengan istri saya ?” Miftah dengan penasaran langsung memberondongi pak Beni dengan berbagai pertanyaan.
15081Please respect copyright.PENANAiQpvjG3Rhf
“Kita tidak ada waktu lagi pak… Ini penting !” Ujar pak Beni yang membuat Miftah semakin penasaran.
15081Please respect copyright.PENANABFzJqNOXxa
“Ada apa memangnya ?” Miftah yang melihat keseriusan pak Beni membuat perasaannya menjadi tidak enak. Apalagi saat tukang sapu itu tiba-tiba menyerahkan hapenya untuk ditujukan kepadanya.
15081Please respect copyright.PENANAL0wy0c37e3
Sontak mata Miftah melebar. Sesuatu yang tak ia duga-duga terlihat didepan matanya. Setengah percaya. Setengah tidak percaya. Karena panik, ia pun bertanya pada tukang sapu itu.
15081Please respect copyright.PENANALiIY8jOpB1
“Kapan ini ? Apa yang sebenarnya terjadi pak !” Tanya Miftah terkejut.
15081Please respect copyright.PENANAG4YJRk40hZ
“Mari ke rumah… Kita tidak ada waktu… Biar saya jelaskan di jalan” ujar pak Beni dengan terburu-buru.
15081Please respect copyright.PENANAVl276YGpLV
“Yaudah ayo ikut saya… Kebetulan kunci mobil ada di saku saya !” Ujar Miftah mengajak pak Beni untuk numpang di mobilnya.
15081Please respect copyright.PENANAtt7infkchD
“Ehh ehh mau kemana ? Ojek saya bayar dulu dong !” Kata tukang ojek itu protes.
15081Please respect copyright.PENANAQKmmzr8378
“Bapak kesini naik ojek yah ? Pak tolong bayarin pake kartu perusahaan yah” Tanya Miftah kepada pak Beni lalu meminta satpamnya untuk membayarkannya.
15081Please respect copyright.PENANAaZTGbMPTPi
Miftah dan pak Beni pun lekas menuju tempat parkir. Setelah mereka berdua menaiki mobil, Miftah dengan segera menginjak pedal gasnya untuk pulang menuju rumahnya.
15081Please respect copyright.PENANAVVcbduO6e3
“Jadi apa yang sebenarnya terjadi pak ? Kenapa istri saya sampai diperkosa oleh orang ini ?” Tanya Miftah tidak percaya.
15081Please respect copyright.PENANATH5ZciEhNE
“Itu bukan pemerkosaan pak ! Kalau bapak dengar suara yang mbak Nayla ucapkan, pasti bapak akan paham” Ucap pak Beni sambil menyetel ulang rekaman videonya kali ini dengan membesarkan volumenya.
15081Please respect copyright.PENANAZKoexKf2e9
“Aaahhhh… Aaahhhh… Iyaahh paakkk… Mmpphhh… Saya juga gak nyangka… Tolong percepat paakk… Yang kuat… Aku butuh tusukan bapak yang bisa bikin aku teriak-teriak, pak !”
15081Please respect copyright.PENANAGnWh3REfEl
“Suara itu ? Itu suaranya dek Nayla !” Ujar Miftah mengenali. “Jadi apa ini ? Apa maksud semua ini pak ?” tanya Miftah yang nyaris menangis menyadari kenyataan yang terjadi.
15081Please respect copyright.PENANAWXL1wb1JFb
“Harus darimana yah saya mulainya, sebenarnya sejak beberapa hari yang lalu, mbak Nayla pernah mengunjungi rumah saya… Dalam kunjungannya, mbak Nayla berkata kalau dirinya ingin mengundang saya ke sebuah pesta sex yang ingin dibuatnya” Kata pak Beni yang mengejutkan Miftah.
15081Please respect copyright.PENANAVLsuVW5A9R
“Pesta sex ?” Tanya Miftah yang sambil fokus menyetir mobilnya.
15081Please respect copyright.PENANASEub4i0Asz
“Ya, bukan cuma itu… Katanya saya bersama sepuluh pria-pria tua yang lain akan berkesempatan untuk menyetubuhinya secara bergantian… Saya menolaknya, tapi saya gak nyangka kalau pesta itu benar-benar terjadi pak” Ujar pak Beni menceritakan semuanya yang membuat Miftah tidak menyangkanya.
15081Please respect copyright.PENANAPzgjIC90RJ
“Apa benar itu yang terjadi pak ? Gak mungkin istri saya mau melakukan hal seperti itu pak ! Istri saya gak mungkin mengadakan pesta sex seperti itu pak !” Ujar Miftah yang sangat kesal.
15081Please respect copyright.PENANAkQ9pULAaJf
“Saya kira juga begitu pak… Tapi seperti yang bapak lihat sendiri… Itu benar-benar terjadi kan ? Kita harus cepat pak… Kita harus menghentikannya sebelum terlambat !” Ujar pak Beni yang membuat Miftah mengangguk pelan.
15081Please respect copyright.PENANAIw2qjLvqdN
Miftah pun tidak bertanya lagi. Ia dengan fokus mempecepat laju mobilnya agar bisa segera sampai di depan rumahnya. Ditengah laju mobil yang tergolong cepat. Tiba-tiba pak Beni mengucapkan sesuatu.
15081Please respect copyright.PENANAzIP3dO4pXb
“Pak, kalau misal mbak Nayla nanya, tolong jangan beritahu mbak Nayla darimana bapak mendapatkan info ini yah ?” pinta pak Beni yang khawatir.
15081Please respect copyright.PENANA9FxFYshpSY
“Tenang pak… Saya janji gak akan bilang…” jawab Miftah yang terlihat khawatir.
15081Please respect copyright.PENANALEqS6PNLz5
Hampir 20 menit mereka berkendara, Miftah akhirnya tiba di halaman rumahnya. Sesuai dugaan, banyak kendaraan asing yang terparkir di rumahnya. Ia pun buru-buru memasuki rumahnya setelah mendengar suara desahan demi desahan yang semakin keras.
15081Please respect copyright.PENANAguw52W1yFD
Sementara itu, pak Beni yang baru saja keluar dari mobil langsung melihat sekitar. Kendaraan yang semakin ramai jelas menarik perhatian orang-orang. Ia diam-diam berjalan menyusuri jalan kecil yang ada di samping rumah Nayla untuk melihat keadaan di dalam secara sembunyi-sembunyi. Ia pun menuju jendela yang ada di kamar rumah Nayla agar dapat melihat langsung keadaan di dalam.
15081Please respect copyright.PENANA69U5Kg65tD
Miftah yang gelisah buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Suara desahan yang semakin kencang membuat hatinya berdebar mengkhwatirkan keadaan istrinya. Langkah kakinya ia percepat. Tanpa menunggu lama, ia dengan segera memasuki kamar tidurnya.
15081Please respect copyright.PENANAvS8kKYBeVX
“Apa apaan ini ?” lirihnya saat melihat istrinya yang sedang menungging tengah disodok dari belakang dengan gaya anjing kawin.
15081Please respect copyright.PENANARqyTjdOV8V
Ia melihat keadaan sekitar. Banyak sekali pria-pria tua yang sudah menanggalkan tubuhnya. Tubuh mereka tidak ada bagus-bagusnya sama sekali. Penis-penis mereka yang sudah melemas menandakan kalau mereka sudah berhasil melampiaskan nafsu seksualnya pada istri cantiknya.
15081Please respect copyright.PENANAk5gSZ15HIs
“Aaaahhhhhhhh yaahhhh mbaaakkk… Sayaaaaa kellluuaaarrrrr !!!” Terdengar pria tua berpakaian lusuh itu menjerit keras saat menikmati kelezatan lubang sempit Nayla yang sudah bertelanjang bulat tanpa adanya satu helai pakaian sama sekali.
15081Please respect copyright.PENANAM0THSpJRJ4
“Akuu juga paakkk… Aaahhh enakk bangeett… Aahhh terusss… Aaahhhh kelluuaaaarrrr !!” Jerit Nayla tak lama kemudian.
15081Please respect copyright.PENANA3C0ReQbpvX
Mendengar jeritan istrinya yang tampak menikmati persetubuhan, ia dengan segera meneriaki istrinya yang membuat akhwat cantik yang sudah telanjang bulat itu menyadari kehadirannya.
15081Please respect copyright.PENANAusVmiFIOBZ
“Deeekkkk !!!” Teriak Miftah sekeras-kerasnya.
15081Please respect copyright.PENANAZu0O22rvYk
Sontak hal itu membuat mata Nayla terbuka. Tidak hanya Nayla, orang-orang yang berada di ruangan itu pun terkejut. Bahkan pak Urip yang sudah bertelanjang bulat sambil memegangi handycam-nya terkejut melihat majikannya berada tepat dihadapan matanya.
15081Please respect copyright.PENANAO8qMmDiXts
15081Please respect copyright.PENANA0RvP8qb7vc
15081Please respect copyright.PENANAtkiilzUb3H
15081Please respect copyright.PENANA1EfEQrwzAC
15081Please respect copyright.PENANA3WL1qevROw
MIFTAH
15081Please respect copyright.PENANARWiMPGLWsq
“Apa-apaan ini, dek ?” ucap Miftah sekali lagi.
15081Please respect copyright.PENANAnaKpRFqmKD
“Pak Miftah !” Ujar pak Urip.
15081Please respect copyright.PENANAtYaHTTB9xD
“Mas Miftah ? Uuuuhhhhhhhhhhhh”
15081Please respect copyright.PENANA2HozVg66II
Cccrrroottt… Crrrottt… Ccrroott…
15081Please respect copyright.PENANANAiFZJEcAx
Baru saja Nayla menyadari kehadiran suaminya. Gelombang orgasme lebih dulu datang menyerangnya. Nayla pun mengerang keenakan. Matanya merem melek dengan cepat. Tubuhnya tersentak-sentak. Terlihat jelas wajah Nayla yang keenakan setelah mendapatkan orgasme dari pria tua lusuh yang terlihat seperti gelandangan itu di belakangnya.
15081Please respect copyright.PENANAlzoVqzRHgw
Tepat setelah itu, tangan pria tua berpakaian lusuh yang baru saja menyetubuhi akhwat cantik yang sudah telanjang bulat itu melepaskan pegangannya, Nayla pun ambruk dalam posisi menungging dengan kepala yang menempel pada ranjang sedangkan bokongnya masih terangkat tepat dihadapan gelandangan tua tersebut.
15081Please respect copyright.PENANAM2GXBXRnGV
“Aaahhhh puasnyaaa… Buwahahah… Nikmat banget pak, lontenya !” Ujar gelandangan itu yang belum menyadari situasi. Ia bahkan masih sempat mengelusi punggung mulus Nayla lalu meremasi payudaranya yang menggantung bebas sebelum memberikan kenang-kenangan berupa bekas memerah di leher jenjangnya.
15081Please respect copyright.PENANAkRNT0dc1p6
“Lonte ? Lonte katamu ? Kamu menyebut istri saya LONTE ?!” Kata pak Miftah yang mengejutkan gelandangan tua itu.
15081Please respect copyright.PENANAMCOyrt0oq3
“APA MAKSUD SEMUA INI ? APA YANG KALIAN LAKUKAN DI RUMAH SAYA !” Teriak Miftah yang membuat seluruh tamu undangan ketakutan. Matanya melotot saat melihat satu persatu tamu asing yang berada di rumahnya. Mereka semua jadi terdiam. Mereka tak bisa berkata-kata lagi setelah ketahuan.
15081Please respect copyright.PENANARBHkay9o4o
“Kalian semua keluar ! KALIAN SEMUA KELUAAR !” Teriak Miftah dengan suara yang menggelegar.
15081Please respect copyright.PENANATrG27E8yhs
Satu persatu dari mereka terpaksa keluar. Mereka mulai memunguti pakaian mereka termasuk pak Urip dan juga gelandangan tua yang baru saja menyetubuhi istrinya.
15081Please respect copyright.PENANAJxbzbsLSRh
Ploppp !
15081Please respect copyright.PENANAppwxU9W5wH
Penis berbau busuk dari pria lusuh itu terlepas dari lubang kenikmatan Nayla. Tepat setelah itu, spermanya dengan deras tumpah membasahi ranjang tidur milik akhwat yang sudah bertelanjang bulat itu. Gelandangan tua yang terlalu gemas itu sampai menampar bokong mulus Nayla sekali lagi sebelum dirinya benar-benar pergi meninggalkan akhwat yang sudah tak berdaya itu.
15081Please respect copyright.PENANAFNePj6So8k
Plaaaakkk !
15081Please respect copyright.PENANAkImklhaxDs
"Aaahhhh pak" jerit Nayla dengan manja.
15081Please respect copyright.PENANAa1SSNCEfjR
Nayla lalu terdiam tak bisa berkata-kata. Tubuhnya sudah sangat lemah. Miftah yang melihatnya jadi campur aduk. Kesal, marah, tidak percaya. Bagaimana bisa istrinya yang cantik jelita, yang selalu menutupi sebagian wajahnya dengan cadar diperkosa oleh banyak pria-pria tua ?
15081Please respect copyright.PENANApsd0MSQwG7
Diperkosa ? Sepertinya tidak, seperti apa yang baru dilihatnya. Miftah sangat yakin kalau istrinya itu tidak diperkosa karena tadi wajah istrinya terlihat sangat menikmati sodokan-sodokan mereka.
15081Please respect copyright.PENANAH0CZ88sIGM
“Deekkk… Apa maksud semua ini deekk ? Kenapa adek jadi… Astaghfirullah… Istighfar dek !”
15081Please respect copyright.PENANAsrPzf8jSrn
Miftah ambruk ke lantai. Ia jatuh berlutut. Matanya berkaca-kaca. Ia mempertanyakan istrinya yang sampai berbuat seperti ini.
15081Please respect copyright.PENANAUZYNNpbU7p
Nayla tak tahu harus menjawab apa. Sebagian dari lubuk hati terdalamnya merasa menyesal. Namun rasa lelah mengalahkan semuanya.
15081Please respect copyright.PENANAPRm1FM1Jim
Miftah menangis. Air matanya jatuh. Rasanya, hatinya sudah hancur, melihat istrinya diperlakukan selayaknya pelacur. Hatinya semakin patah setelah melihat tetesan sperma yang mengalir dari vagina istrinya. Miftah menggelengkan kepala. Tak cukup di wajah, bahkan vagina istrinya juga menjadi tempat pembuangan sperma.
15081Please respect copyright.PENANA3TIEZl3OmU
“Deeekkkkk” Jerit Miftah yang menangis histeris.
15081Please respect copyright.PENANAXphBFh9diN
Air mata mengalir ketika Miftah mengingat perjalanan cintanya bersama sang istri. Tatapan malu-malu yang istrinya tunjukkan kala itu. Hal itu lah yang membuatnya memutuskan untuk menikahinya. Ia sangat yakin kalau dirinya sudah memilih wanita yang tepat. Wanita baik-baik yang akan selalu patuh pada setiap perkataan & perbuatan.
15081Please respect copyright.PENANAOtNL7WWduA
Akan tetapi, tahun berlalu. Kenapa tiba-tiba ia menemukan istrinya menjadi seperti ini ? Istrinya sudah bertelanjang bulat, dikelilingi oleh pria-pria tua yang juga sudah bertelanjang bulat. Terdapat pak Dikin dibelakang yang sedang asyik menyodok. Bahkan gelandangan tua yang sudah sangat dikenal oleh seluruh kompleks itu sampai menyebut istrinya sebagai lonte. Miftah jelas marah. Emosinya meledak-ledak. Rasa kecewanya meluap-luap. Namun ia mencoba menahan semuanya hingga mengakibatkan air matanya jatuh membasahi wajah tampannya.
15081Please respect copyright.PENANA0Tc225RVa2
Suami dari akhwat cantik itu masih menunduk mengingat kenangan indah yang sudah ia jalani bersama sang istri. Ia kebingungan. Ia bingung memikirkan dimana letak kesalahannya. Dimana titik yang membuat istrinya menjadi seperti ini ? Apa penyebabnya ? Ia tak tahu. Otaknya buntu. Ia tak bisa memikirkan apa-apa lagi saat itu.
15081Please respect copyright.PENANADbrInLJw8q
“Kenapa ? Kenapa kamu sampai kayak gini dek ? Mas tahu, ini bukan sekedar pemerkosaan aja, iya kan ? Tapi kamu yang ngerencanain semua ini kan ?” tanya Miftah terbata-bata.
15081Please respect copyright.PENANAgjPhelOpzC
15081Please respect copyright.PENANAUf2vZdI46O
15081Please respect copyright.PENANAIKwKL5SFmo
15081Please respect copyright.PENANAdi6Kw3N1oP
15081Please respect copyright.PENANAb7c6JR5qMp
NAYLA
15081Please respect copyright.PENANAkhEZc8c2e9
Nayla yang perlahan mulai mendapatkan energinya kembali mulai bangkit ke posisi duduk berlutut. Tubuhnya polos dengan sperma yang membalut wajah cantiknya. Wanita cantik itu lekas mengambil hijabnya lalu mengelap sisa noda sperma yang ada di wajahnya. Setelah itu, ia menggunakan hijab tipisnya untuk menutupi dada indahnya. Meski ia menyesali perbuatannya setelah mengkhianati cinta suaminya, ia sadar kalau dirinya sampai seperti ini juga bukan karena kesalahannya seorang diri.
15081Please respect copyright.PENANANkdQW03x13
“Kenapa mas ? Bukannya mas tahu sendiri jawabannya ?” Jawab Nayla yang membuat Miftah tersentak.
15081Please respect copyright.PENANA1F8zsO1JvL
“Apa ? Apa maksudnya dek ? Kenapa mas harusnya tahu ?” Tanya Miftah kebingungan.
15081Please respect copyright.PENANAZJK4FubL9s
“Gak ada api kalau gak ada percikannya mas… Gak ada perkelahian kalau gak ada masalah yang memicunya, mas… Sama kayak permisalan itu, adek kayak gini juga bukan karena tanpa sebab mas… Semua juga karena mas… Karena mas yang gak pernah sanggup memuasi nafsu adek” kata Nayla sambil berkaca-kaca.
15081Please respect copyright.PENANAJb0J9myvG7
“Karena hal seperti itu ? Bukannya kita selalu menikmati persetubuhan kita, dek ? Bukannnya adek sendiri yang bilang kalau adek selalu puas setiap kali kita bercinta, dek ? Kenapa tiba-tiba adek bilang kalau adek gak pernah puas tiap kali kita berhubungan badan?” tanya Miftah kebingungan.
15081Please respect copyright.PENANAJg8uW7PwoT
“Maaf kalau adek harus mengatakan hal ini mas… Tapi mas itu terlalu naif… Harusnya mas sadar kalau mas itu gak pernah sanggup memuasi nafsu adek… Bahkan sejak pertama kali kita menikah dulu” jawab Nayla yang membuat hati Miftah terasa sakit.
15081Please respect copyright.PENANA5ZBUCQkykn
“Terus kenapa adek berbohong ? Kalau mas tahu dari dulu… Mas pasti akan berusaha untuk memperbaikinya sehingga kejadian seperti ini gak perlu terjadi dek !?” Ujar Miftah dengan nada agak meninggi.
15081Please respect copyright.PENANA7WXQgEPsGV
“Emangnya mas kira bilang kayak gitu gampang bagi seorang istri, mas ? Aku gak mau ngeliat mas sedih atau kecewa karena mendengar keluhanku tentang mas yang gak bisa memuasiku ! Aku selama ini menanggung semua itu seorang diri mas… Harusnya kalau mas peka, mas pasti bisa ngeliat semua itu dari sikap & perbuatanku, mas ! Tapi kenapa mas malah seenaknya langsung tidur, tiap kali mas puas setelah menikmati tubuh adek ? Apa mas gak peka ? Atau jangan-jangan selama ini mas gak peduli selama mas bisa puas sendiri ?” tanya Nayla yang membuat Miftah tersentak diam.
15081Please respect copyright.PENANAleVmKpFdc7
Ditengah tangisannya yang semakin deras. Akhwat cantik yang sudah ternoda itu kembali berbicara.
15081Please respect copyright.PENANAOouhvHTKxX
“Ditambah lagi, tau gak ? Kalau selama ini, dibelakang mas, pak Urip selalu memerkosa adek dengan beringas ?” tanya Nayla yang membuat mata Miftah membelalak kaget.
15081Please respect copyright.PENANAknWYs4k1lT
“Pak Urip ? Memperkosa adek ? Sejak kapan ?” jawab Miftah tak percaya.
15081Please respect copyright.PENANALKDtYno9r6
“Tuh kan… Apa mas gak tau, betapa tersiksanya adek sewaktu dulu pas awal-awal pak Urip terus memperkosa adek ? Hampir tiap hari mas… Hampir tiap hari ketika adek bertemu pak Urip, ada rasa trauma yang membuat adek ketakutan… Adek sampai nangis terus mas ! Adek terus mikirin mas bagaimana kalau mas tahu, andai pembantu yang udah mas percayai itu diam-diam memperkosa adek ? Adek gak sanggup bilang, selain karena takut membuat mas sedih & kecewa… Pak Urip juga punya rekaman video yang mungkin bakal disebar kalau adek ngelaporin semuanya ke orang lain” Ujar Nayla yang semakin menangis kejer. Wajahnya menunduk. Kedua tangannya menutupi wajahnya untuk menyembunyikan air matanya.
15081Please respect copyright.PENANAQjHtVRgJ7p
“Deekkk… Benarkah semua itu ?” tanya Miftah yang mulai berempati pada keadaan istrinya saat itu.
15081Please respect copyright.PENANA6IQQKaLDR4
“Tapi tau gak mas apa yang lucu setelah itu ?” tanya Nayla sekali lagi. Ia mencoba menahan air matanya. Ia kemudian menatap suaminya dengan tatapan kecewa.
15081Please respect copyright.PENANAy8zZmn5az7
“Lucu ? Maksudnya ?” Tanya Miftah tak percaya.
15081Please respect copyright.PENANAnk2XoqYVmZ
“Lama-lama, rasa trauma yang selalu menghantui adek itu, perlahan menghilang tiap kali pembantu mas itu selalu berhasil memuasi nafsu adek !” Kata Nayla yang semakin mengejutkan suaminya.
15081Please respect copyright.PENANAkdS6KF9EvY
“Hah… Kok bisa ?” Tanya Miftah terkejut saat mendengarnya.
15081Please respect copyright.PENANAu74AgDU9jb
“Entahlah… Adek juga bingung… Tapi, tau gak mas ? Secara gak sadar, tiap kali pemerkosaan yang pak Urip lakukan ke adek, perlahan-lahan mulai mengubah orientasi seksual adek… Adek gak pernah bisa puas selama bukan pria-pria tua yang menyetubuhi adek, mas… Adek sampai ke psikolog mas… Adek sampai nanya ke psikiater, mas… Adek sampai mengidap gerontophilia, mas ! Nafsu adek gak bakal terpuaskan kalau belum disetubuhi sama pria-pria tua, mas !” teriak Nayla dengan jujur untuk melegakan rasa sesak yang terkurung di dadanya selama ini.
15081Please respect copyright.PENANApUt0kuMzge
Miftah tersentak. Rasa amarah yang tadi melanda berubah menjadi rasa sedih karena sudah membiarkan istrinya menjadi seperti ini. Ia merasa gagal sudah menjadi seorang suami. Yang ia pikirkan hanyalah pekerjaan, yang ia pikirkan hanyalah untuk memenuhi nafkah lahiriah saja. Ia sampai lupa kalau dirinya belum cukup memberikan nafkah batin kepada istrinya.
15081Please respect copyright.PENANAItrSU6WLc1
Seketika ia mencium aroma kuat yang begitu menyengat. Aroma yang membuatnya teringat akan waktu itu, dimana aroma kuat itu memenuhi ruangan kamarnya.
15081Please respect copyright.PENANAoD62b7ySEK
“Aroma ini ? Bau ini ?” Lirih Miftah sambil mengendus-ngenduskan hidungnya.
15081Please respect copyright.PENANA4CdtHF6BVv
“YA… Itu aroma pak Dikin, mas… Itu bau badannya… Ini bukan kali pertama adek disetubuhinya… Ini kali kedua, mungkin malah yang ketiga secara keseluruhan” kata Nayla yang membuat Miftah semakin lemas.
15081Please respect copyright.PENANAAhlB2rcPvC
Miftah mulai menyadari kalau apa yang membuat istrinya menjadi seperti ini bukan karena kesalahannya seorang diri. Tapi dirinya juga salah. Dirinya juga patut disalahkan karena kurang memberikan perhatian pada istrinya. Bahkan ketika aroma menyengat itu tercium di masa lalu, bukannya mencurigai istrinya lalu menghentikannya. Ia malah acuh mengabaikan seolah istrinya tak pernah berbuat kesalahan. Ia yang mengira istrinya terlalu polos. Akhirnya harus membayar mahal karena kelengahannya.
15081Please respect copyright.PENANAiJcicZfDbm
Nayla masih saja menangis. Sambil berlutut diatas ranjang tidurnya. Tangannya berulang kali menyeka air matanya. Wajahnya menunduk. Ia mencoba membuang beban yang mengganjal didadanya dengan tangisan keras yang membuatnya sampai terisak-isak.
15081Please respect copyright.PENANAehBk7T1dN7
Miftah yang melihatnya jadi tidak tega. Meski ia masih kecewa. Ia pun beranjak berdiri lalu mendekati posisi duduk sang istri. Ia duduk di tepi ranjangnya. Tangan kanannya pun memeluk tubuh sang istri. Nayla yang menangis menjatuhkan kepalanya pada bahu sang suami. Mereka berdua menangis. Kekecewaan dan kesedihan terus mengiringi air mata mereka yang terus mengalir.
15081Please respect copyright.PENANArYk0pXrl9S
“Maafin mas yah dek… Maaf karena mas kurang perhatian… Maaf karena mas kurang peka dengan situasi yang udah adek alami… Andai mas daridulu lebih peka… Mungkin adek gak perlu mengalami situasi seperti ini” Kata Miftah sambil memeluk tubuh sang istri.
15081Please respect copyright.PENANAVUa8QYORbZ
“Adek juga salah mas… Maaf… Adek gak sanggup menahan diri… Adek kayak gini juga bukan karena ingin menduakan atau mentigakan mas… Tapi karena adek mau ngeluapin nafsu adek yang gak sanggup adek tahan, mas” ujar Nayla menyesali perbuatannya.
15081Please respect copyright.PENANAbSycKDJkBD
“Udah gapapa dek… Mas paham… Udah jangan nangis lagi… Mas berjanji akan menghentikan deritamu saat ini” Ujar Miftah terus menghiburnya.
15081Please respect copyright.PENANAYNUappTvdJ
Namun air mata Nayla terus menangis. Ia yang merasa kalau ini adalah momen yang pas tiba-tiba ingin mengatakan sesuatu.
15081Please respect copyright.PENANAnsH9q7h2TO
“Mas… Adek boleh jujur ?” Tanya Nayla ditengah isak tangisnya.
15081Please respect copyright.PENANAyZyRFsShoL
“Apa dek ? Kenapa ?” Tanya Miftah sambil membelai kepala mungil istrinya.
15081Please respect copyright.PENANAGE2lwGL5l9
“Adek tahu, mungkin ini bakal terdengar berat… Tapi adek tetep ingin cerita, supaya adek bisa lebih plong lagi mas… Boleh ?” tanya Nayla dengan berat hati.
15081Please respect copyright.PENANAQSwz72UnBU
“Hmm apaan dek ?” Tanya Miftah setelah menyiapkan semuanya.
15081Please respect copyright.PENANA2tHtWApz8m
“Sebenarnya salama kita menikah, bukan cuma pak Urip yang udah menyetubuhi adek, mas… Pria-pria tua yang tadi mas lihat, mereka juga bukan pertama kali menyetubuhi adek mas… Sebelumnya, jauh-jauh hari, adek pernah bercinta dengan mereka semua mas” ucap Nayla mengejutkan Miftah.
15081Please respect copyright.PENANAX1NMHXTRs0
Nayla kemudian membocorkan siapa saja yang pernah menyetubuhinya. Setiap nama yang Miftah dengar membuat hatinya jadi semakin sakit. Tidak hanya satu, dua, tiga atau empat. Tapi lebih dari sepuluh nama sudah ia dengar dan itu membuat hatinya jadi semakin sakit.
15081Please respect copyright.PENANAj7dvcxjaSX
Meski ia tahu kalau ini bukan hanya karena kesalahan istrinya. Tapi bercinta dengan sepuluh lebih laki-laki yang berbeda itu benar-benar keterlaluan. Miftah gak sanggup mendengarnya. Ia pun meminta istrinya untuk berhenti bercerita.
15081Please respect copyright.PENANAL500Z66BTA
“Sudah dek… Mas gak kuat… Tolong jangan dilanjut lagi !” Kata Miftah sambil menatap kosong ke arah depan.
15081Please respect copyright.PENANAKuQ5OFXvSc
“Maaf mas… Bukan bermaksud… Tapi ini buat ngeplongin beban hati adek mas” jawab Nayla merasa tidak enak.
15081Please respect copyright.PENANAZc8TlY7bHD
Mereka berdua pun hanya berpelukan setelah itu. Tidak ada kata yang terucap. Jemari lembut Miftah berulang kali hanya mengusap-ngusap punggung mulus istrinya. Miftah kecewa. Kepalanya menggeleng-geleng tak percaya.
15081Please respect copyright.PENANAYMcoRInHTn
Aku gak nyangka, selama ini istriku sudah disetubuhi oleh banyak laki-laki tua… Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Jujur aku gak terima istriku jadi seperti ini ? Aku mungkin gak akan sanggup untuk tinggal bersamanya lagi… Hmmm, haruskah aku menceraikannya ? Atau justru mempertahankannya ?
15081Please respect copyright.PENANABb0Q0mJ78a
Batin Miftah dalam hati.
15081Please respect copyright.PENANAjyhBIqsokc
"Maafkan saya karena sudah melaporkan ini ke suami mbak, andai saya lebih cepat lagi, mungkin mbak gak perlu dinodai oleh gelandangan tua itu atau bahkan pria-pria tua yang lainnya… Hah sial, saya terlambat… Mungkin, cara ini memang agak kejam… Tapi tolong pahami lah… Saya melakukannya demi kebaikan mbak… Saya gak mau ngeliat mbak semakin jatuh ke dalam jurang kemaksiatan lagi" ujar pak Beni yang terus mengamati dari jendela luar kamar Nayla.
15081Please respect copyright.PENANAESowDQZ3Gs
Cerita ini dapat dibaca gratis di forum semprot
*-*-*-*
Bagi yang membaca ini dari situs berbayar, berarti anda telah ditipu oleh orang tersebut
15081Please respect copyright.PENANAGHVVbmSLyf
Keesokan harinya, di pagi hari.
15081Please respect copyright.PENANAZXh2rePPVS
Hari berlalu seperti biasa. Nayla sedang memasak sarapan untuk sang suami. Namun sejak kejadian kemarin, dirinya masih belum mendengar satu patah katapun dari mulut sang suami. Nayla merasa tertekan. Cobaannya semakin berat. Ia tahu kalau semua kejadian ini diakibatkan karena kesalahannya. Tapi dengan semua keheningan ini. Ia merasa tak sanggup. Rasanya, ia ingin bermanja-manjaan lagi bersama sang suami seperti diawal pernikahannya dulu. Ia ingin melakukannya lagi untuk menebus kesalahannya selama ini. Bisa kah ? Apa itu cukup ?
15081Please respect copyright.PENANA2sGzEMtNGQ
Kayaknya enggak deh !
15081Please respect copyright.PENANA53gyMRu43k
Lirih Nayla sambil melenguh pelan.
15081Please respect copyright.PENANA3vPnCKgvG0
Aku harus gimana yah untuk menebus dosaku ?
15081Please respect copyright.PENANAJn6aGzkguz
Lirihnya kebingungan.
15081Please respect copyright.PENANAAZQkn3O4jM
Nayla merasa penat. Kepalanya pusing. Ia membutuhkan angin segar untuk merefreshkan pikirannya kembali.
15081Please respect copyright.PENANAnVbwCut5b4
“Hmmm mas, adek mau beli wortel dulu yah di pasar… Wortelnya di kulkas udah abis” kata Nayla.
15081Please respect copyright.PENANAAxuGwBmMCQ
“Hmm yaudah” jawab Miftah dengan dingin.
15081Please respect copyright.PENANAtBKhvR9nb3
Mendengar jawaban suaminya yang dingin membuat Nayla jadi semakin menyesali perbuatannya kemarin. Ia pun heran sendiri, kenapa bisa dirinya sampai kepikiran untuk melakukan perbuatan sebejat itu. Nayla melenguh pelan. Ia pun melepas celemek yang ada di pinggangnya. Ia dengan segera berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya agar lebih sopan saat berbelanja di pasar.
15081Please respect copyright.PENANADhN7rS3YiG
Namun, baru beberapa langkah ia berjalan. Tiba-tiba ia memegangi perutnya saat merasakan ada sesuatu yang aneh disana.
15081Please respect copyright.PENANAOUiZkJNzCc
“Uhhuukk… Uhhuukkk” Nayla terbatuk-batuk lalu jatuh berlutut di lantai.
15081Please respect copyright.PENANAhVR2gy34AW
Mendengar suara batuk istrinya. Miftah lekas datang menghampiri untuk menanyakan keadaan istri tercintanya.
15081Please respect copyright.PENANA4KrddA5KpT
“Dekk kenapa ? Perutnya kenapa ?” Tanya Miftah saat melihat tangan istrinya selalu memegangi perutnya.
15081Please respect copyright.PENANAasmQeVFpOW
“Gak tau mas… Perut adek gak enak banget… Rasanya mual kayak mau muntah ?” tanya Nayla sambil sesekali memejam lalu sesekali terbatuk untuk mengekspresikan rasa mual di perutnya.
15081Please respect copyright.PENANALokPeJ8jri
“Adek salah makan ? Mau mas anter ke dokter ?” Tanya Miftah perhatian. Meski dari kemarin ia merasa kesal pada istrinya. Meski dari kemarin ia berusaha untuk mendiamkan istrinya. Namun melihat istrinya tengah tersiksa dengan keadaan seperti ini membuatnya jadi tidak tega.
15081Please respect copyright.PENANAWrjFBljTAk
“Gak perlu mas… Mas tolong anterin adek ke kamar mandi… Adek mau muntah mas” Tanya Nayla yang membuat Miftah buru-buru membantu istrinya berdiri lalu mengantarnya ke kamar mandi.
15081Please respect copyright.PENANA91OvUr5HO0
Sesampainya disana, Nayla langsung memuntahkan isi perutnya. Nayla terus terbatuk-batuk yang membuat Miftah jadi penasaran dengan apa yang terjadi. Seingatnya, istrinya termasuk wanita yang sehat dan jarang mendapatkan penyakit. Tapi kenapa Nayla tiba-tiba jadi mual-mual seperti ini ?
15081Please respect copyright.PENANAkajWEWJDuJ
Kenapa yah ? Apa jangan-jangan ?
15081Please respect copyright.PENANAudC94eWMX3
Batin Miftah saat teringat kejadian kemarin.
15081Please respect copyright.PENANAusI2SdV6w2
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
15081Please respect copyright.PENANAcEuLh5gxrn
“Gimana sekarang dek ? Mendingan ?” Tanya Miftah setelah membaringkan istrinya di ranjang tidurnya.
15081Please respect copyright.PENANAfAhqiPxc2E
Semenjak kejadian kemarin, Miftah dengan sibuk membersihkan kamarnya mulai dari sprei, lantai dan lain sebagainya. Ia juga berusaha menghilangkan aroma busuk di kamarnya dengan menyemprotkan wewangian seorang diri. Ya, ia melakukannya seorang diri. Apalagi setelah ia mem-banned pak Urip agar tidak memasuki rumahnya lagi. Ia bahkan sampai mengambil cuti di hari ini untuk menemani istrinya yang sedang membutuhkannya.
15081Please respect copyright.PENANAH7HulYd3Im
“Iya mas, untungnya perut adek udah mendingan… Tapi ada perasaan mau muntah lagi sih” jawab Nayla dengan nada lemas.
15081Please respect copyright.PENANAeld3Vtu5gY
“Emang adek kenapa sih ? Salah makan yah ?” Tanya Miftah berbasa-basi terlebih dahulu.
15081Please respect copyright.PENANAyq7cK7fjUs
“Enggak deh mas… Adek jarang sakit perut kok kalau makan sesuatu”
15081Please respect copyright.PENANAX518KqETdg
“Hmmm oh yah ? Apa jangan-jangan, adek hamil ?” Tanya Miftah to the point yang membuat Nayla langsung menoleh menatapnya dengan memasang ekspresi wajah terkejut.
15081Please respect copyright.PENANAsBqS1Heuta
“Ehhh masa sih ? Gak mungkin deh mas hehehe” Jawab Nayla gak yakin.
15081Please respect copyright.PENANAeYAtgHrBmo
“Tapi mengingat soal kemarin sama tanda-tanda tadi pas adek mual-mual… Bukannya adek itu lagi hamil ?” Tanya Miftah yang sebenarnya setengah tidak percaya kalau ini benar-benar terjadi.
15081Please respect copyright.PENANAiPuU32Wk8C
“Tapii… Tapi adek kan…” Nayla kemudian terdiam. Ia menyadari kalau sudah banyak pria-pria tua yang menyimpan benih spermanya di rahim kehangatannya.
15081Please respect copyright.PENANAQ07KxYYZqD
Masa sih ?
15081Please respect copyright.PENANAUMeSiaJGCi
Batin Nayla tidak mempercayainya.
15081Please respect copyright.PENANACrNinCmng5
“Hmmm kalau gitu, adek tunggu sini yah… Mas mau beli test pack dulu” ucap Miftah yang terlihat sedikit kecewa membayangkan andai istrinya hamil diakibatkan kejadian kemarin.
15081Please respect copyright.PENANA9vhJPE8MbA
“Iya mas” Jawab Nayla lemah. Sebagai seorang wanita, ia merasakan adanya tanda-tanda kekecewaan di wajah suaminya. Kalaupun ia benar-benar hamil. Nayla pun berharap agar dirinya tidak hamil akibat ulah pria-pria tua itu.
15081Please respect copyright.PENANA2LlPJCJFlV
Miftah pun pergi meninggalkan istrinya seorang diri. Ditengah kesendiriannya. Nayla merenung memikirkan masa depannya andai dirinya benar-benar hamil diakibatkan kejadian kemarin.
15081Please respect copyright.PENANAQKiXcQYtor
“Astaghfirullah inikah hukuman dari perbuatan dosa-dosaku di hari-hari sebelumnya… Tolong jangan biarkan aku hamil karena mereka… Andai aku hamil, semoga jabang bayi ini merupakan hasil dari hubunganku bersama suamiku” Ucap Nayla berdoa meski kemungkinan terkabulnya sangatlah kecil.
15081Please respect copyright.PENANA7Zxa7h4RAd
“Hah” Miftah melenguh pelan saat mengeluarkan motornya dari gerbang rumahnya.
15081Please respect copyright.PENANAcdyFN0wxXg
Ia dengan lemas menaiki motornya lalu melajukan motornya dengan pelan untuk mencarikan test pack untuk istri tercintanya.
15081Please respect copyright.PENANAkkQukWeLWH
“Kenapa cobaan seperti ini datang dikehidupanku ?” Lirih Miftah saat mengendarai motornya.
15081Please respect copyright.PENANABbEj3bY4hj
Sedih, kecewa, kesal. Semua bercampur menjadi satu yang membuat hatinya terasa semakin hancur. Ia lagi-lagi mengingat kejadian kemarin. Melihat ekspresi wajah pak Dikin yang sangat menikmati persetubuhannya bersama istrinya membuatnya jadi semakin kesal. Emosinya meluap-luap. Rasanya, ia jadi ingin menepikan motornya lalu menghampiri dinding yang ada di sampingnya. Ia ingin meninjunya untuk meluapkan semua kekesalannya.
15081Please respect copyright.PENANAFHlio6ZQJJ
“Hah, kurang ajar ! Dasar bangsat ! Bajingan !” seru Miftah untuk meluapkan emosinya.
15081Please respect copyright.PENANAM8woiwJBd6
Meski ia kecewa pada istrinya. Ia lebih kecewa lagi pada pembantu yang sudah ia percayai. Mendengar ceritanya kemarin, ia tak menduga kalau pak Urip sampai berani memperkosa istrinya menggunakan obat tidur dan juga obat perangsang yang membuat istrinya jatuh tak berdaya ke dalam jebakannya.
15081Please respect copyright.PENANASw769Ic6ky
Ia menghantam stir motornya. Ia lalu menghentikan motornya di tepi jalan untuk menenangkan perasaannya sejenak. Saat sedang merenung, tiba-tiba ia mendengar suara bisik-bisik yang memaksa telinganya untuk mendengar setiap detil yang diceritakannya.
15081Please respect copyright.PENANArUNZFpDKMT
“Liat deh, itu kan pak Miftah, suaminya mbak Nayla” Ucap ibu-ibu tetangga yang sedang bergosip dengan keras.
15081Please respect copyright.PENANA2XitXf3DD1
“Eh itu yah… Ganteng yah padahal… Tapi kok, kemarin ada banyak bapak-bapak aneh yang keluar dari rumahnya yah… Mana ada yang cuma pake celana lagi ?” ujar ibu-ibu lainnya.
15081Please respect copyright.PENANApGoUiSoXMg
“Eh beneran ? Hm curiga deh… Apa jangan-jangan mbak Naylanya abis diapa-apain yah ?” ujar ibu-ibu lainnya.
15081Please respect copyright.PENANAwExqNCgic8
“Pasti deh… Denger-denger cadarnya itu cuma buat nutupin nafsu gedenya aja deh… Emang, cewek yang suka pake cadar itu biasanya mah gitu… Nafsunya pada gede… Cadarnya itu cuma kedok aja biar keliatan alim”
15081Please respect copyright.PENANAYe787HuRLY
“Ah masa ? Tapi perasaan mbak Naylanya kalem loh pas ketemu”
15081Please respect copyright.PENANAWjPwdyH9RK
“Ya mana ada maling yang sopan pas ketemu… Pas ketemu emang sopan… Tapi di belakang ? diem-diem nyuri barang”
15081Please respect copyright.PENANAKIzgrxcYhm
“Hah, tapi masih gak percaya deh… Jadi mbak Nayla dikeroyok mereka dong ?”
15081Please respect copyright.PENANAa5uWX5HF5g
“Iya bener, apalagi ada salah satu bapak-bapak yang bilang gini loh, ‘andai suaminya gak pulang duluan, kita pasti udah lanjut ke ronde kedua’”
15081Please respect copyright.PENANAQGZIdqlY42
“Hah… Astaghfirullah… Gak nyangka yah ternyata mbak Nayla diam-diam…”
15081Please respect copyright.PENANAZuV60Tytf5
Mendengar setiap gosip yang diarahkan ke istrinya membuat Miftah buru-buru melajukan motornya. Ia tak sanggup mendengar setiap detil dari pembicaran mereka. Ia tak menduga, kabar akan tersebar secepat ini. Meski terdengarnya baru seperti “rumor”. Namun rumor itu hampir pasti mendekati fakta yang selama ini hanya diketahui oleh dirinya, pak Beni dan para bapak-bapak tua yang kemarin telah menggarap istrinya.
15081Please respect copyright.PENANAm70kG0dVQA
Miftah hanya geleng-geleng kepala sambil sesekali meneteskan air matanya. Beban yang selama ini ia pendam tak sanggup untuk ia tahan. Air mata pun menjadi pelampiasannya. Ia dengan segera mencari test pack lalu memberikannya ke istri cantiknya.
15081Please respect copyright.PENANAdgvQvMn5Jg
“Kayaknya aku gak mungkin tinggal disini lagi deh !” lirihnya dalam perjalanannya.
15081Please respect copyright.PENANAYslsHkHW6S
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
15081Please respect copyright.PENANAVCaN1cxe76
"Ini, nanti dicoba yah" ujar Miftah sambil memberikan test pack itu pada istrinya.
15081Please respect copyright.PENANAew6qMNuYxC
Nayla dengan berat hati menerimanya. Berbagai pikiran pun hadir di benaknya membayangkan dirinya benar-benar hamil. Ia takut andai dirinya benar-benar diceraikan oleh suaminya. Nayla pun mengangkat wajahnya tuk melihat wajah tampan suaminya.
15081Please respect copyright.PENANADFEXpXpyMv
Hati Nayla semakin hancur saat melihat wajah laki-laki tampan yang sudah dinikahinya itu sembap seperti habis menangis. Nayla bertanya-tanya di dalam hati. Apakah suaminya baru menangis ?
15081Please respect copyright.PENANAQvpdo9Cl7z
"Mas," tanya Nayla dengan suara lembut.
15081Please respect copyright.PENANAdt2YNKVi3S
"Iya dek ?" Jawab Miftah.
15081Please respect copyright.PENANAnJjQBrhDVi
"Kalau adek beneran hamil, apa mas masih mau sama adek ?" Tanya Nayla yang namun tidak dijawab apa-apa oleh suaminya.
15081Please respect copyright.PENANAVpgtZWdu4T
"Kalau adek beneran hamil, terus bayi yang ada di rahim adek ini bukan berasal dari mas gimana ? Apa mas mau mengakui anak adek ini sebagai anak mas ?" Tanya Nayla sekali lagi. Namun lagi-lagi jawaban Miftah hanya diam membisu.
15081Please respect copyright.PENANANtxyBurUuo
"Mas, mas gak akan menceraikan adek kan ? Kita akan terus bersama selamanya kan ?" Tanya Nayla sekali lagi kali ini sambil menitikkan air mata.
15081Please respect copyright.PENANAg6f6s2hpPC
Nayla seolah paham kalau setiap pertanyaan yang diajukannya itu terlalu berat untuk suaminya jawab. Bayangan perpisahan mulai hadir di benaknya. Bayangan kalau dirinya akan menjadi single parent mulai menghantui pikirannya. Nayla menangis. Ia terus menangisi kebodohannya yang lebih memilih nafsu dari cinta suaminya.
15081Please respect copyright.PENANAtH41jVDxAV
"Tolong dicoba yah dek, mas pengen tau hasilnya" jawab Miftah sambil berkaca-kaca.
15081Please respect copyright.PENANAkL0eivU4IE
Sama seperti istrinya. Bayangan perpisahan juga mulai tergambar di benaknya. Sejujurnya, meninggalkan istrinya yang begitu cantik sangat sulit untuk dilaluinya. Namun, kali ini istrinya benar-benar keterlaluan. Miftah pun mendengus pelan. Ia lalu pergi, meninggalkan istrinya sendirian di dalam kamarnya.
15081Please respect copyright.PENANAh3sBs70VQ3
Maafin adek yah mas… Adek udah bodoh karena lebih memilih nafsu dibandingkan cinta mas !
15081Please respect copyright.PENANA4u3Hu6rdyx
Batin Nayla yang terus menangis. Matanya diam menatap punggung suaminya yang kian jauh darinya. Bayang-bayang perpisahan kembali datang menghantuinya. Ia kepikiran. Ia pun memegangi perutnya meski dirinya belum tau hasil dari test pack-nya.
15081Please respect copyright.PENANAFRBs6IVUtO
Tolong jangan tinggalin adek mas… Adek gak sanggup melalui ini seorang diri… Akan jadi apa adek mas kalau mesti mengurusi bayi ini seorang diri…
15081Please respect copyright.PENANAhYAO3DT4z9
Batin Nayla yang seolah sudah sangat yakin kalau dirinya benar-benar hamil.
15081Please respect copyright.PENANAU4nOcsGRy8
Tak sanggup sendirian, Nayla mencoba turun dari ranjangnya untuk melihat keadaan suaminya di luar. Langkah demi langkah telah ia lalui hingga dirinya benar-benar tiba di pintu kamarnya.
15081Please respect copyright.PENANAQf8gwDl3E8
Kepalanya pun melongok ke luar. Betapa sakitnya hatinya saat mengetahui Miftah juga sedang menangis sambil menjambak-jambak rambutnya. Kepala Miftah menunduk, air matanya jadi semakin mudah untuk jatuh membasahi celana yang dikenakannya.
15081Please respect copyright.PENANAlShfBnLaiJ
Braaakkkk !
15081Please respect copyright.PENANA7usIXLkPAk
Nayla tersentak kaget.
15081Please respect copyright.PENANAV1lpMb96kR
"Apa yang kamu lakukan dekk ! Kenapa kamu kayak gini !"
15081Please respect copyright.PENANATipjf7zp3I
Pukulan kencang yang Miftah arahkan ke meja ruang tamu membuat Nayla terkejut. Miftah benar-benar kecewa. Ia menangis terisak-isak. Suaranya bahkan sampai meraung-raung yang semakin merobek-robek hati Nayla yang terus mengamatinya secara diam-diam.
15081Please respect copyright.PENANAKO2nmouNhj
Nayla pun menutup pintu kamarnya. Nayla jatuh bersandar dibalik pintu sambil menutupi wajahnya yang sudah berlumuran air mata.
15081Please respect copyright.PENANAnbKE313CJx
"Maafin adek, mas"
15081Please respect copyright.PENANA9ghFzHQGmV
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
15081Please respect copyright.PENANAYsVk32UkVk
Di kamar mandi, Nayla benar-benar akan menguji kehamilannya. Jantungnya berdetak kencang. Tangannya memegangi test pack itu yang sudah terlumuri air seni. Berulang kali ia mengocok test pack itu ke kanan juga ke kiri. Ia benar-benar deg-degan. Ia begitu takut untuk melihat dua garis yang akan muncul di test pack itu.
15081Please respect copyright.PENANAWFLZiXmKjv
"Akhirnya keluar"
15081Please respect copyright.PENANAoBg6pFWYA4
Matanya fokus menatap hasil dari uji kehamilannya. Rasanya jantung seperti akan berhenti berdetak. Tangannya sampai bergetar. Nafasnya pun menderu-deru saat garis itu pun muncul di alat test pack itu.
15081Please respect copyright.PENANAzCGAF2gXfD
"Aku… Aku… Aku, hamil" kata Nayla dengan nada bergetar.
15081Please respect copyright.PENANAwG0IGarni8
Setelah keluar dari kamar mandi. Nayla lekas mendatangi suaminya yang terlihat melamun menatap kosong ke arah televisinya yang tidak menyala. Nayla pun diam di ditempat. Keraguan muncul untuk mengabarkan hasil dari uji test pack-nya.
15081Please respect copyright.PENANAkJpktIROwW
Namun, keberaniannya pun muncul untuk mengabarkan kabar yang entah itu membahagiakan atau malah menyedihkan. Mulutnya lama-lama membuka. Suaranya yang lemah pun keluar untuk memanggil suaminya tercinta.
15081Please respect copyright.PENANAVTSsWlSDdt
"Mas," panggil Nayla yang membuat Miftah lekas menoleh.
15081Please respect copyright.PENANACULK6OodrF
"Iyya" jawab Miftah. Seketika matanya menangkap alat test pack yang dipegangnya. Ia dengan terburu-buru langsung bertanya untuk mengetahui hasilnya. "Gimana dek ?"
15081Please respect copyright.PENANAWkCtuWiuRJ
"Aku, hamil mas" jawab Nayla sambil menunduk. Ia tak berani menatap wajah suaminya saat itu. Namun rasa penasaran mendorongnya untuk menatap wajah suaminya. Wajahnya terangkat. Matanya pelan-pelan melihat. Bukan ekspresi wajah kebahagiaan seperti yang biasanya pasangan suami istri harapkan.
15081Please respect copyright.PENANA9V9FhnZw8b
Melainkan ekspresi wajah kekecewaan seperti yang ia duga sebelumnya. Bukan hanya kekecewaan malah. Tapi, benar-benar kecewa.
15081Please respect copyright.PENANAhqdNztWgjc
Nayla pun melenguh sedih meratapi nasibnya saat ini.
15081Please respect copyright.PENANA7dPCJPWIMg
Cerita ini dapat dibaca gratis di forum semprot
*-*-*-*
Bagi yang membaca ini dari situs berbayar, berarti anda telah ditipu oleh orang tersebut
15081Please respect copyright.PENANALAQ0XZuzRA
KEESOKAN PAGINYA
15081Please respect copyright.PENANAIVG1hr3pUz
"Mas, adek mau pergi sebentar" ucap Nayla kepada suaminya.
15081Please respect copyright.PENANA0h8BzYio90
"Mau kemana ?" Tanya Miftah dengan dingin.
15081Please respect copyright.PENANAqXp5GBBQAj
"Adek mau beli sayur mas, buat masak hari ini" jawab Nayla sekali lagi karena kemarin belum sempat membeli bahan masakan.
15081Please respect copyright.PENANAvnCpOc7mw4
"Hmm yaudah, hati-hati" jawab Miftah seolah tak peduli.
15081Please respect copyright.PENANAPE0UzkAG7c
Nayla yang mendengarnya hanya menunduk lesu. Apalagi semalam, dirinya terpaksa tidur sendirian karena suaminya lebih memilih tidur di sofa dibandingkan tidur bersamanya.
15081Please respect copyright.PENANAZCZXjAf1zp
Nayla seolah dapat melihat masa depannya. Bahtera rumah tangga yang baru saja dinaikinya berada diambang kehancuran. Bahtera itu nyaris tenggelam, semua karena kurangnya kepercayaan diantara nahkoda dan penumpangnya. Bisakah ia menyelamatkan bahtera rumah tangganya ?
15081Please respect copyright.PENANARhTLEsbjsw
Entahlah.
15081Please respect copyright.PENANAlHlBXOV5Fk
Batin Nayla yang hanya bisa pasrah menerima keadaan.
15081Please respect copyright.PENANAVxiaOA3IpQ
15081Please respect copyright.PENANApcHbcfFl6e
15081Please respect copyright.PENANAABtVEeHtTJ
15081Please respect copyright.PENANAdT9fikonvJ
15081Please respect copyright.PENANAzRBmNNEOwN
NAYLA
15081Please respect copyright.PENANA4OrEeE5EFE
Sambil memasang helm di kepalanya. Akhwat cantik yang mengenakan pakaian serba merah merona itu mulai menaiki motor matic-nya.
15081Please respect copyright.PENANAOaoQHTlOv9
Namun, tak jauh setelah motornya melewati gerbang rumahnya. Terdapat ibu-ibu yang tiba-tiba menghadang laju motornya. Nayla yang kebingungan tak memiliki pilihan untuk menghentikan motornya. Wajah ibu-ibu itu terlihat tidak sedap. Perasaan Nayla pun mendadak menjadi tidak enak.
15081Please respect copyright.PENANA5vNggNnhbY
"Turun kamu !" Ujar salah satu dari dua ibu-ibu yang menghentikan motornya.
15081Please respect copyright.PENANA5KOg6kI46g
"Ke-kenapa yah bu ?" Jawab Nayla ketakutan saat melihat wajah ibu-ibu itu yang menyeramkan.
15081Please respect copyright.PENANArB4b3lhWim
"Kamu itu, mau mengotori kompleks kita yah ?" Kata ibu-ibu berambut pendek yang memiliki tubuh gembrot itu.
15081Please respect copyright.PENANA1mS3fZdcYQ
"Ma-maksudnyaa" jawab Nayla yang masih belum pahan maksud dari ibu-ibu gembrot itu.
15081Please respect copyright.PENANAZPMqs2NlRN
"Kamu itu malu-maluin… Percuma pake cadar kalau dalemannya kamu obral ! Dasar lonte hina… Kamu habis pesta ngentot kan kemarin ? Banyak bapak-bapak tua yang keluar dari rumahmu yang gak pake baju ! Gimana enak ? Enak digenjot mereka ? Hah ?" Ujar ibu-ibu satunya yang sudah beruban serta mengenakan kacamata itu.
15081Please respect copyright.PENANAycymhXFOvo
Nayla yang tak bisa berbohong langsung terkejut hingga kedua matanya melebar. Ia tak menyangka kabar itu cepat tersebar.
15081Please respect copyright.PENANAREIDnhtbpg
"Eh maaf bu… Aku gak paham yah maksudnya" jawab Nayla berusaha menutupi kebohongannya.
15081Please respect copyright.PENANAfrODRQGAg4
"Dasar munafik ! Sok-sokan gak tau lagi ! Paling benci saya sama cewek murahan kayak gini ! Mending lepas aja hijabmu terus telanjang keliling kompleks" kata ibu-ibu gembrot itu saat menarik hijab Nayla.
15081Please respect copyright.PENANAKagBPS9UZ6
"Aahhh buu jangaann… Jangan ditariikk" kata Nayla memelas.
15081Please respect copyright.PENANAKbiSjDqVLT
""Dih sok-sokan gak mau lagi ! Padahal kamu paling suka telanjang di depan bapak-bapak, iya kan ? Jangan bilang kamu pernah godain suami kita lagi !" Ujar ibu-ibu beruban itu.
15081Please respect copyright.PENANAyBUfe63zqr
"Wah iya, jangan-jangan kamu pernah yah !? Dasar lonte murahan… Lepas hijabmu… Buka cadarmu !" Katanya sambil terus menarik lepas hijab Nayla.
15081Please respect copyright.PENANA83T4K1LUnu
"Ampunn… Amppuuunn bu… Jangaaannnn" jerit Nayla memohon.
15081Please respect copyright.PENANA9ctndTure7
Suara teriakan Nayla yang keras membuat ibu-ibu kompleks lainnya pada keluar. Mereka pun berkerumun melihat apa yang terjadi pada Nayla. Sebagian ada yang mendukung dua ibu-ibu itu untuk menelanjangi Nayla. Sebagian ada yang merasa kasihan namun tak bisa berbuat apa-apa karena kalah jumlah.
15081Please respect copyright.PENANAuGOSLPkrNF
"Jangaann buu… Jangaaannn… Aku mohonn… Aaaahhhh" hijab Nayla terlepas. Cadarnya pun juga. Mereka yang baru pertama kali melihat wajah cantik Nayla jadi semakin marah.
15081Please respect copyright.PENANAwbeGkwBjxV
"Dasar ! Cantik-cantik tapi sukanya laki orang ! Cuihhh"
15081Please respect copyright.PENANAFwUty4o8nO
"Dah bugilin aja… Kita arak keliling kompleks !"
15081Please respect copyright.PENANANaUPKql0Np
"Jangaannn… Jangaaannn" Nayla menangis saat resleting gamisnya diturunkan oleh ibu-ibu itu.
15081Please respect copyright.PENANAKmA0GmvB5b
Tidak ada yang merasa kasihan. Ibu-ibu yang mulanya mengasihani Nayla mulai beralih posisi saat membayangkan suami-suami mereka pernah digoda oleh akhwat secantik Nayla.
15081Please respect copyright.PENANAFBU15QeS9t
"Jangaaaannn… Amppunn buu… Ampuunii akuuu"
15081Please respect copyright.PENANAHMJ8oW7uUo
Gamis Nayla mulai diturunkan. Bahunya yang indah mulai terlihat. Belahan dadanya yang mempesona juga mulai terlihat. Kedua tangan Nayla yang dipegangi, membuat dirinya tak bisa berbuat apa-apa lagi saat ditelanjangi oleh kelompok ibu-ibu yang mengaku paling bermoral itu.
15081Please respect copyright.PENANAtNhhUQtmMR
Tubuh indah Nayla terlihat. Kulit indahnya yang mulus sekejap mempesonakan mata ibu-ibu itu. Pusarnya juga telah terlihat. Dalam sekejap Nayla sudah ditelanjangi hingga menyisakan beha serta celana dalamnya saja.
15081Please respect copyright.PENANAmFPG3SIQT8
"Puas ? Puas rasanya bisa telanjang ? Andai ada bapak-bapak, kamu pasti langsung terangsang kan ?" Ejek salah satu ibu-ibu itu.
15081Please respect copyright.PENANA4oMcaqv99I
Nayla pun menangis saat jatuh berlutut sambil berusaha menutupi dada dan celana dalamnya. Pelecehan yang ia alami membuatnya hatinya menjadi semakin sakit. Ia paham kalau ini adalah akibat dari dosa terindah yang pernah dibuatnya. Namun ia sendiri merasa tidak sanggup. Ia tak disanggup dilecehi lebih daripada ini.
15081Please respect copyright.PENANAzIxjbvgzRu
"Ayo kita telanjangi ! Kata ustadz Burhan, orang yang berzina harus dirajam kan ?" Tanya salah satu ibu-ibu yang membuat Nayla semakin takut.
15081Please respect copyright.PENANAls7nJWk6v4
"Betul, ayo kita singkirkan orang-orang yang suka bermaksiat di kompleks kita ini… Dasar pembawa sial ! Gimana kalau kompleks kita jadi sial gara-gara perbuatanmu itu !"
15081Please respect copyright.PENANAWaaSm38Kor
"Dah ayo kita telanjangi, jangan banyak omong lagi !"
15081Please respect copyright.PENANA1KewVdPpDY
"Ayooo"
15081Please respect copyright.PENANAmLZeLEFVZv
"Jangaann… Jangaann buu aku mohonn" beha Nayla sudah dilepas, kedua susu yang menggantung itu pun sudah terlihat di depan mata mereka.
15081Please respect copyright.PENANAz7sVCYwLMc
Sebagian ibu-ibu yang iri pada kecantikannya langsung menarik celana dalamnya agar semakin telanjang didepan mereka.
15081Please respect copyright.PENANA4FjjUlLT2u
"Heeeyy tunggguuu !!!"
15081Please respect copyright.PENANAuridAELpFl
Belum sempat celana dalam Nayla terlepas, terdapat suara laki-laki yang menggelegar yang menghentikan perbuatan ibu-ibu yang dipenuhi amarah itu.
15081Please respect copyright.PENANAD1roCDOOsp
Ibu-ibu itu pun langsung menjauh saat melihat seorang pria tua berbadan kekar yang tengah mengayunkan sapunya. Sementara dibelakangnya, terdapat pria tampan yang terkejut melihat keadaan Nayla saat ini.
15081Please respect copyright.PENANAkb0KTO7CwM
"Deeekk" ujar Miftah yang langsung melepas kemejanya lalu menutupi tubuh istrinya sebisanya.
15081Please respect copyright.PENANAdhCHYSVfN2
"Apa yang kalian lakukan ? Berani sekali kalian main tangan seenaknya !" Ujar pak Beni yang berdiri didepan Nayla untuk melindungi.
15081Please respect copyright.PENANAYj0LV2EyFr
"Bapak juga ngapain ? Kok bapak belain ? Jangan-jangan bapak salah satu yang ikutan pesta kemarin yah ?"
15081Please respect copyright.PENANA8JO63yBOBz
"Pesta ? Pesta apa ?" ujar pak Beni sambil berkecak pinggang.
15081Please respect copyright.PENANANxLIAoRJO9
"Loh pura-pura gak tau yah ? Apa udah disuap memek makanya pura-pura gak tau ?" Kata ibu-ibu itu sambil tertawa.
15081Please respect copyright.PENANANMnk6s0uRk
"Memangnya kalau ada, kalian lihat ? Kalian liat kalau mbak Nayla seperti itu kemarin ?" Kata pak Beni yang membuat rombongan ibu-ibu itu terdiam.
15081Please respect copyright.PENANAlrburoiN3B
"Tapi kemarin saya liat sendiri kalau banyak bapak-bapak yang keluar bahkan gak pake baju dari rumah cewek murahan ini !"
15081Please respect copyright.PENANARc8cxYhS4r
"Oh gitu ? Kalau gitu, tadi pagi saya juga liat kalau ada bapak-bapak yang keluar dari rumah ibu, apa ibu baru aja berzina ?" Tanya pak Beni pada salah satu ibu-ibu.
15081Please respect copyright.PENANAMF8SVS8o2V
Sontak wajah ibu-ibu lainnya mulai menengok ke arah ibu-ibu yang ditunjuk oleh pria tua kekar itu.
15081Please respect copyright.PENANAuf2g4pVgEo
"Jaga omonganmu yah pak ! Saya sudah bersuami… Mana mungkin saya seperti itu !" Kata ibu-ibu itu membela.
15081Please respect copyright.PENANATiDdVhsjDk
"Lantas apa ? Mbak Nayla juga sudah bersuami, bahkan dari pakaian kalian aja berbeda… Mbak Nayla lebih tertutup kenapa kalian nuduh seperti itu ?"
15081Please respect copyright.PENANA0Fln3wDZgH
"Lah lagian jelas yah kalau pak Qomar yang masuk ke rumah saya tadi pagi itu tetangga saya yang baru aja ngasih mangga yang tumbuh di halaman rumahnya !" Kata ibu-ibu itu membela.
15081Please respect copyright.PENANAq8LimGRkmO
"Tau dari mana saya kalau ibu di dalam cuma dikasih mangga ?" Kata pak Beni yang membuat semua ibu-ibu itu terdiam.
15081Please respect copyright.PENANA3m1Njmqurm
"Tolong, jangan bertindak sesukanya selama kalian belum ada bukti… Lagipula perbuatan kalian ini bisa saya laporkan ke polisi loh… Kalian mau masuk penjara gara-gara kena pasal pembullian ?" Ancam pak Beni yang membuat semua ibu-ibu itu ketakutan.
15081Please respect copyright.PENANAApsPThjGvp
Sementara Nayla yang masih menangis terus ditenangkan oleh suaminya. Miftah berulang kali mengusapi punggung istrinya lalu sesekali mengusap rambutnya untuk menenangkannya.
15081Please respect copyright.PENANA1tzr6LshQl
"Gak kan ? Kalian gak mau kan ? Dah sana bubar ! Memalukan ! Berani sekali kalian bertindak sesukanya !" Kata pak Beni yang akhirnya membuat kerumunan ibu-ibu itu pun bubar tanpa sempat mewujudkan keinginan mereka untuk mengarak Nayla telanjang.
15081Please respect copyright.PENANALnocRLy7UT
Setelah ibu-ibu itu bubar. Pak Beni pun mendesah pelan meratapi apa yang Nayla alami saat ini. Ia pun berbalik lalu berjongkok untuk menatap akhwat yang sudah hampir telanjang itu.
15081Please respect copyright.PENANAmcuX5FDYaj
"Apa benar semua itu terjadi, enggak kan mbak ?" Tanya pak Beni berpura-pura tidak tahu.
15081Please respect copyright.PENANA4BHbJ5ooev
Nayla yang masih menangis pun tak sanggup menjawab pertanyaan itu. Beruntungnya, Miftah dengan tegas membela istrinya yang sedang bersedih.
15081Please respect copyright.PENANAbvNJ66vmOW
"Mana mungkin istri saya melakukan itu pak… Tapi terima kasih atas pembelaannya… Saya permisi dulu" kata Miftah sambil membawanya istrinya pulang serta pakaian yang tadi terlucuti.
15081Please respect copyright.PENANAlg8XzDRYOx
Pak Beni hanya mengangguk pelan. Ia pun menatap sepeda motor yang tadi Nayla tinggalkan. Tanpa disuruh, Pak Beni pun mengantar sepeda motor itu menuju halaman rumah Nayla.
15081Please respect copyright.PENANA6BFTCKs6nm
Diperjalanan, pak Beni pun membatin sambil mengingat tatapan sedih dari akhwat cantik itu.
15081Please respect copyright.PENANAdoXlSyUQlx
Yang sabar yah mbak… Mungkin ini salah satu dari sanksi masyarakat yang mbak terima… Tolong untuk akhir-akhir ini jangan keluar rumah dulu… Saya gak mau mbak bersedih lagi gara-gara omongan mereka… Sebisa mungkin kalau mbak dihina lagi, saya akan membela mbak meski saya tau, kalau apa yang terjadi pada mbak kemarin itu benar adanya… Pokoknya sebisa mungkin saya akan membela mbak dan mengatakan kalau semua itu cuma tuduhan yang tak berdasar !
15081Please respect copyright.PENANARXN9V6OGxw
Batin pak Beni sambil mengantar sepeda motor Nayla.
15081Please respect copyright.PENANArGZYRvT7xT
Cerita ini dapat dibaca gratis di forum semprot
*-*-*-*
Bagi yang membaca ini dari situs berbayar, berarti anda telah ditipu oleh orang tersebut
15081Please respect copyright.PENANAnZNVjcuFUS
Sesampainya mereka berdua di rumah.
15081Please respect copyright.PENANAPeLoBU2b3i
“Maafin aku yah mas… Maaf udah bikin mas malu… Maaf udah bikin skandal di keluarga kita mas” kata Nayla sambil terus menangis.
15081Please respect copyright.PENANA8VNxa1BIHp
“Udah gapapa dek… Lupakan… Masa lalu ya masa lalu… Gak usah dipikirin lagi dek” Kata Miftah berusaha menghiburnya.
15081Please respect copyright.PENANAV1ngI4p6a9
“Tapi mas… Adek malu… Adek ngerasa gak enak sama mas… Adek nyesel banget mas… Adek nyesel udah bikin malu keluarga, mas” kata Nayla yang terus menangis.
15081Please respect copyright.PENANAy5QpqEEcXn
“Iyya mas tau… Tapi mau gimana lagi… Lebih baik adek istirahat dulu yah di kamar… Jangan keluar rumah dulu” kata Miftah sambil mengantar istrinya ke kamar.
15081Please respect copyright.PENANAEU8J8dzRmm
“Makasih yah mas udah ‘selalu ada’ buat aku” Jawab Nayla saat merasakan perhatian suaminya.
15081Please respect copyright.PENANAyBW1WHWpaH
“Ini pakaiannya, dipake dulu yah” Kata Miftah sambil memberikan pakaian yang tadi terlucuti oleh ibu-ibu kompleks.
15081Please respect copyright.PENANAGjITi4WoRX
“Iyya mas makasih” jawab Nayla sambil mengenakan pakaiannya kembali.
15081Please respect copyright.PENANAczR11igKss
Diam-diam Miftah jadi semakin sedih pada nasib istrinya saat ini. Ia jadi semakin bimbang. Apa yang harus ia lakukan pada istrinya yang sudah bergelimangan dosa. Meski dirinya kecewa, meski dirinya masih dilanda amarah, melihat istrinya yang terlihat begitu membutuhkan dirinya membuatnya jadi tidak tega.
15081Please respect copyright.PENANALX8HY5DIYE
Dalam diam ia mencoba mengingat semua kenangan indah yang sudah ia buat bersama istrinya. Tapi rasanya percuma, rasa sakit hatinya sudah melebihi batas maksimumnya. Apalagi dengan adanya jabang bayi yang berada di perut istrinya. Ia tak tahu siapa ayah dari bayi yang ada di rahim istrinya. Meski ada kemungkinan kalau bayi itu adalah darinya, rasa kecewanya akibat perbuatan istrinya kemarin masih belum bisa ia maafkan.
15081Please respect copyright.PENANAPHBLcLGR64
Setelah Nayla sudah mengenakan pakaiannya lagi. Miftah pun memberanikan diri untuk berbicara kepada sang istri.
15081Please respect copyright.PENANAnyCY6y2C6s
“Dek, mas mau ngomong sesuatu” kata Miftah yang membuat istrinya deg-degan.
15081Please respect copyright.PENANA9KBmchhcnk
Miftah pun duduk di tepi ranjang yang kemudian diikuti oleh istrinya.
15081Please respect copyright.PENANAMhPgJg7CBo
“Iyya mas, ada apa ?” tanya Nayla.
15081Please respect copyright.PENANAkkoJTV7w5b
“Mas udah mikirin ini dari kemarin, ditambah, situasi disini udah gak mungkin lagi, iya kan ? Mas cuma mau nyaranin, gimana kalau kita pindah dari sini ?” Tanya Miftah mengejutkan istrinya.
15081Please respect copyright.PENANAGtBVNHyU0C
“Pindah mas ? Kemana ?” Tanya Nayla.
15081Please respect copyright.PENANAGve1YD81d6
“Entah dek, mas juga belum mastiin pindah kemana… Nanti mas mau cari-cari dulu… Oh yah, inget gak waktu kita ngobrol bareng di area persawahan pas kita di puncak ?” Tanya Miftah.
15081Please respect copyright.PENANA62X0hb9N0Q
“Pas di puncak ? Oh yah adek inget… Yang mas bilang ‘gimana kalau kita tinggal di tempat yang punya lingkungan kayak gitu kan ?’” tanya Nayla.
15081Please respect copyright.PENANAXGXDlxkrDB
“Ya, mas mau kita tinggal disana… Mas mau kita menghilang… Menjauhkan diri dari orang-orang… Mas pengen hidup tenang… Jujur, ini juga bikin mas pusing… Mas mau kita pergi sejauh-jauhnya dari sini… Gimana ?” tanya Miftah meminta pendapat.
15081Please respect copyright.PENANAufWUAWtfQk
“Hmm adek ngikut mas aja… Selama ada mas, adek yakin, adek pasti bakal nyaman sama mas” jawab Nayla sambil memaksakan senyum.
15081Please respect copyright.PENANA1WLxwZutnT
“Yaudah nanti mas cari tempatnya yah… Adek istirahat dulu” kata Miftah sambil membaringkan istrinya di ranjang.
15081Please respect copyright.PENANAOxMO6JU6Yp
“Maaf yah mas, sekali lagi, adek mau minta maaf karena udah bikin tetangga gempar” jawab Nayla yang masih merasa tidak enak.
15081Please respect copyright.PENANAppdGVttgzd
“Udah gapapa, istirahat aja yah pokoknya” Ucap Miftah sambil mencium kening istrinya meski rasanya tidak senikmat dulu saat sebelum aib istrinya terbongkar.
15081Please respect copyright.PENANArMzm64Z3tW
Setelah itu, Miftah pun pergi meninggalkan istrinya sendirian di kamar. Belum sempat keluar dari kamar, Nayla tiba-tiba memanggil suaminya lagi.
15081Please respect copyright.PENANAmr1wYGnIKj
“Mas,” panggil Nayla yang membuat suaminya berhenti melangkah.
15081Please respect copyright.PENANAptgud3vWeH
“Ada apa dek ?” tanya Miftah sambil menolehkan wajahnya.
15081Please respect copyright.PENANAlrmkQoyMWc
“Kita bakal bersama selamanya kan ?” Tanya Nayla mengungkapkan kekhawatirannya.
15081Please respect copyright.PENANArcVFSUvepg
Namun jawaban Miftah hanya tersenyum, Ia pun kembali melanjutkan perjalanan tanpa memberi jawaban yang jelas kepada istrinya.
15081Please respect copyright.PENANA5XI2xn8p4W
Tepat setelah keluar dari kamarnya, raut wajah Miftah yang tadinya tersenyum mendadak berubah menjadi merengut. Amarahnya memuncak melihat istrinya dilecehkan. Amarahnya memuncak setelah melihat air mata istrinya tumpah membasahi wajahnya. Amarahnya memuncak menyadari istrinya bukan lagi gadis polos seperti saat pertama kali bertemu dulu.
15081Please respect copyright.PENANA6ftvbi0pvB
“Sial !” Maki Miftah tuk meluapkan kekesalannya.
15081Please respect copyright.PENANA5aqMZc9BOK
“Hah… Hah… Hah” Ia terengah-engah. Tangannya gatal ingin mengantam sesuatu.
15081Please respect copyright.PENANARIDsWR9Ygw
Ditengah kekesalannya, ia jadi teringat akan omongan istrinya kemarin.
15081Please respect copyright.PENANAhgRYNGXM0v
Apa mas gak tau, betapa tersiksanya aku sewaktu awal-awal pak Urip terus memperkosaku ?
15081Please respect copyright.PENANAVnjFrQzXBR
“Pak Urip yah ? Si kurang ajar itu… Gara-gara dia istriku jadi seperti ini !” kata Miftah yang langsung keluar dari rumahnya untuk menuju rumah tetangganya.
15081Please respect copyright.PENANAaA8XlbzyI0
Dengan amarah yang menggebu-gebu. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia langsung masuk menuju rumah seseorang yang dahulu ia anggap sebagai pembantu.
15081Please respect copyright.PENANAUqdqDBVagT
Pintu terbuka, mata Miftah langsung menoleh ke kanan lalu ke kiri untuk mencari kehadiran pria tua sialan itu.
15081Please respect copyright.PENANAlZASgrOlIS
“KELUAR ! DIMANA KAMU !” Teriak Miftah sambil mengepalkan tangan kanannya.
15081Please respect copyright.PENANAJ7JfcorFBs
Mendengar suara yang amat keras, seorang pria tua yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung mendekati sumber suara bising itu.
15081Please respect copyright.PENANARCAWF4S7me
15081Please respect copyright.PENANAzNtVnHCHRe
15081Please respect copyright.PENANAAg9SU97FuT
15081Please respect copyright.PENANAR7pKDeHtDb
15081Please respect copyright.PENANAckkDu2fsJT
PAK URIP
15081Please respect copyright.PENANAhNvTl5kyn3
“Pak Miftah ?” sebut pak Urip yang langsung segar setelah melihat wajah Miftah yang begitu murka.
15081Please respect copyright.PENANA3Pn6UM484n
“Sini kamu !” kata Miftah bergegas menghampiri pria tua yang cuma memakai sarung itu.
15081Please respect copyright.PENANAPj4ZrCmeVy
“Tu-tunggu… Sayaaaa uuhhhhhhh” jerit pak Urip saat pipinya langsung ditinju oleh tangan kanan Miftah. Pak Urip tersungkur ke lantai. Hidungnya berdarah. Belum sempat bangkit, lehernya sudah dicengkram oleh tangan kiri majikannya itu.
15081Please respect copyright.PENANA6V18i85qK5
“Tunggu katamu ? Setelah semua yang kamu lakukan pada istriku ?” ujar Miftah yang kembali meninju wajah dari pria tua itu.
15081Please respect copyright.PENANAPbFtq22LXf
Bruuukkkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANA24Nl8hMxb7
“Aaaaaaaaa sakiiitttt !” Teriak pak Urip sambil memegangi wajahnya.
15081Please respect copyright.PENANAsJadOjrLpW
“Sakit katamu ? Tau apa kamu soal rasa sakit ?” kata Miftah yang kembali meninju wajahnya dari samping.
15081Please respect copyright.PENANA5Fr5z6LcpI
Bruukkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANAKqSaFHRoAh
“Aaaaaaaa” teriak pak Urip saat dihajar sekali lagi.
15081Please respect copyright.PENANAMNafyxX3ay
Bruuukkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANAVhWUwRNBRo
“Aaaaaaaaa”
15081Please respect copyright.PENANAU7D87FcW1f
Brruukkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANAgcg6LprvSV
“Aaaaaaaaaa”
15081Please respect copyright.PENANA77Rzavxzql
Bruuukkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANAYCG4MWyLYw
Berulang kali wajah pak Urip dipukul berkali-kali hingga wajah jeleknya itu semakin hancur oleh luka yang diberikan oleh majikannya.
15081Please respect copyright.PENANAmisAf8uV4p
Miftah pun menjambak rambut pria tua berpostur gemuk itu. Ia mengangkatnya lalu membantingnya ke lantai hingga kepala bagian belakang pak Urip terbentur ke lantai.
15081Please respect copyright.PENANAm72iP7FfA4
Bruuukkkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANARMOPC3SQVo
“Aaaaaaaa”
15081Please respect copyright.PENANAumySAyQLNa
Bruuukkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANAD04eki6h5J
“Aaaaaaaa”
15081Please respect copyright.PENANAfeiqdmH4HD
“Ayo berdiri !” kata Miftah sambil menarik rambut pak Urip lalu memaksanya berdiri dalam keadaan bersandar pada dinding rumah.
15081Please respect copyright.PENANAKOWGlY3lMc
“Sialan kamu… Dasar pembantu gak tau diuntung… Udah dipercaya tapi malah gini… Inikah balasanmu setelah bekerja dengan saya ?” Kata Miftah yang langsung meninju perutnya.
15081Please respect copyright.PENANAEA7OhWqBhN
Brruuukkkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANAMpEnMiKrQB
“Uuhhuukkkk !” Pak Urip terbatuk darah.
15081Please respect copyright.PENANANCFjdQF1ha
Brruuukkkk !!!
15081Please respect copyright.PENANAmlVHrLuxkl
“Uhhukkk… Uhhuukkk” Pak Urip kembali terbatuk darah sehingga membuat tubuhnya lemas tak berdaya.
15081Please respect copyright.PENANAHHyknapp2A
“Dasar sialan ! Dasar kurang ajar ! Bajingan yah kamu !” Kata Miftah yang terus meninju perut pak Urip tuk melampiaskan semua kekesalannya.
15081Please respect copyright.PENANAtZnt8jFVRa
“Aaaaaa…. Sakittt aaa… Hakhakhakhak” tawa Pak Urip tiba-tiba yang membuat Miftah berhenti meninjunya.
15081Please respect copyright.PENANA71Ww7aSVpH
“Hah ? Masih bisa ketawa yah kamu… Dasar gila !” Kata Miftah yang hendak meninjunya lagi.
15081Please respect copyright.PENANAs3R1eayvIL
“Tunggu dulu, hakhakhak” tawa pak Urip yang membuat Miftah mengurungkan niatnya.
15081Please respect copyright.PENANARuHwWL9KON
“Apa untungnya bapak memukuli saya ? Mau membunuh saya yah ? Terus, setelah itu ? Apa masalah selesai ? Apa aib istri bapak bakal hilang ? Jangan lupa, saya punya bukti rekamannya… Bahkan ada beberapa yang sudah saya upload di sebuah forum loh… Hakhakhak” tawa pak Urip yang membuat Miftah semakin kesal.
15081Please respect copyright.PENANAwNseBPUVMj
Wajah Miftah mendidih. Mukanya berubah menjadi warna merah. Ia benar-benar kesal dan ingin segera menghabisi pria tua itu.
15081Please respect copyright.PENANAeKFCaQEYsu
“Saya tau, saya tau… Bapak pasti marah ke saya kan ? Gini aja… Saya punya penawaran… Bapak gak mau video istri bapak semakin tersebar luas kan ?” Tanya pak Urip sambil tersenyum meski mulutnya dipenuhi oleh darah yang begitu segar.
15081Please respect copyright.PENANAgSzl4CRa7U
“Apa maumu ?” Tanya Miftah yang sudah menghilangkan rasa hormatnya pada pria tua itu.
15081Please respect copyright.PENANAWNZNC7yx3L
“Hakhakhak… Tolong bantu saya duduk dulu… Saya capek berdiri terus” Kata pak Urip yang mau tak mau akhirnya dituruti oleh pria tampan itu.
15081Please respect copyright.PENANAD7IeuMybXj
Setelah membantunya duduk di sofa rumahnya, pak Urip lagi-lagi mengucapkan keinginannya yang membuat Miftah berusaha sekuat mungkin untuk bersabar.
15081Please respect copyright.PENANAC963P9vPhg
“Tolong ambirkan segelas air” pinta pak Urip yang masih terlihat acuh. Meski tubuhnya sudah hancur, ia masih merasa diuntungkan berkat adanya bukti rekaman itu.
15081Please respect copyright.PENANA3bTfpqWUxb
“Ini, cepat apa yang kamu inginkan !” Kata Miftah setelah memberi segelas air itu.
15081Please respect copyright.PENANAECDAh8xo9T
Pak Urip lekas berkumur-kumur menggunakan air itu lalu memuntahkannya kembali ke gelas. Setelah mulutnya terbebas dari darah segar, pria tua yang sudah menikmati seluruh lubang di tubuh majikan alimnya itu mulai berbicara.
15081Please respect copyright.PENANAPookIWyk4O
“Bapak gak mau bukti rekaman istri bapak kesebar kan ?” Tanya pak Urip sekali lagi.
15081Please respect copyright.PENANAKhn18nnddQ
“CEPAT KATAKAN ! APA MAUMU ?” geram Miftah yang membuat pak Urip tersenyum.
15081Please respect copyright.PENANA62Ka7s9dpj
“Gini aja… Saya akan menghapus semua video yang pernah saya upload di forum itu… Sedangkan handycam yang saya gunakan untuk merekam persetubuhan saya dengan non Nayla akan saya serahkan ke bapak… Sebagai gantinya, saya cuma minta satu… Tolong ‘maafkan saya’ dan jangan bawa-bawa urusan ini ke kantor polisi, gimana ? Deal ?” Tanya pak Urip sambil tersenyum.
15081Please respect copyright.PENANAMUK0RcYufV
Miftah terdiam. Ia tak langsung menjawab. Memaafkan seorang pria tua yang sudah menzinahi istrinya lalu menyebabkan istrinya dilecehi oleh ibu-ibu kompleks ? Mana bisa ia melakukannya. Apalagi tanpa membawa urusan ini ke kantor polisi. Ia tak bisa melakukannya. Ia ingin menghukum pria jahannam ini tanpa harus memaafkannya.
15081Please respect copyright.PENANAgQh23ghgcs
“Gak mau yah ? Ya silahkan berbuat semaumu ? Mau ngebunuh saya ? Mau bawa saya ke kantor polisi ? Silahkan, saya akan menyerahkan buktinya ke bapak agar bapak semakin mudah memenjarakan saya… Tapi, video yang ada di forum itu akan semakin tersebar… Saya gak akan bertanggung jawab kalau tiba-tiba ada kenalan bapak yang melihat persetubuhan kami berdua… Hakhakhak” kata pak Urip yang membuat Miftah menarik nafasnya kuat-kuat.
15081Please respect copyright.PENANAn5oBeYFXbR
“Bajingan kamu yah !” maki Miftah yang membuat pak Urip semakin tertawa.
15081Please respect copyright.PENANAWYy3saJm1p
“Hakhakhak… Daripada bajingan, saya lebih suka dibilang cerdas… Meski kecerdasan saya gak tinggi-tinggi amat… Hakhakhak” tawa Pak Urip yang membuat Miftah mengepalkan kedua tangannya lagi.
15081Please respect copyright.PENANAIk4sD0Tlra
“Oke deal ! Sekarang hapus video itu !” Kata Miftah yang akhirnya terpaksa menyetujuinya.
15081Please respect copyright.PENANA50aL6AZDXT
“Hakhakhak… Gak nyangka bapak baik juga yah ? Setelah saya menikmati semua keindahan yang ada di tubuh istri bapak, bapak masih mau memaafkan saya… Bapak baik banget yah… Hakhakhak” tawa pak Urip sambil mengelus-ngelus rambut Miftah untuk bertujuan memanaskan amarah majikannya itu.
15081Please respect copyright.PENANAHqOI4fzG70
“CEPAT HAPUS !” Teriak Miftah sambil mencengkram leher pembantunya.
15081Please respect copyright.PENANAxFct2z3AdL
“Hakhakhak yang sabar dong… Sekarang ambil hape saya… Nanti saya hapus” kata pak Urip sambil meminta Miftah untuk mengambil hape yang ada di meja ruang tamu rumahnya.
15081Please respect copyright.PENANATEF5NU7gZG
Tanpa menjawab, Miftah pun mengambil hape itu lalu buru-buru memberikannya kepada pak Urip.
15081Please respect copyright.PENANA7ilmFUDrAf
“Hmm pertama masuk forumitu.com terus login, eh jangan liat !” Kata Pak Urip yang membuat Miftah semakin kesal.
15081Please respect copyright.PENANAtEMaVjqPdP
“Nih, sekarang boleh liat !” kata pak Urip sambil menunjukkan thread yang pernah ia buat. Ia lalu menghapus satu demi satu video yang pernah ia upload di forum itu.
15081Please respect copyright.PENANAawkTW82sCU
“Nah udah yah, deal kan ?” Tanya pak Urip sambil tersenyum.
15081Please respect copyright.PENANAMLiCXvVJ6l
“Handycam-nya mana ?” Tanya Miftah yang kemudian membuat pak Urip tertawa.
15081Please respect copyright.PENANAMcGuAYQjQp
“Hakhakhak… Masih inget aja… Tunggu bentar” kata pak Urip sambil bangkit berdiri dari sofa rumahnya lalu berjalan dalam kondisi terpincang-pincang menuju kamarnya.
15081Please respect copyright.PENANAgElLckyfZC
Tak lama kemudian, pak Urip pun kembali sambil memberikan handycam itu kepada majikannya.
15081Please respect copyright.PENANAWZgG34t9fM
“Nih, bisa dicek sendiri” kata pak Urip sambil tersenyum meski merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
15081Please respect copyright.PENANA9PLkmwJ0Gj
Miftah pun mengecek isi handycam itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat banyaknya video rekaman yang pernah dibuat bersama istrinya.
15081Please respect copyright.PENANAFjRm9GgFTm
“Oke, dengan ini bapak saya PECAT… Tolong jangan ganggu keluarga saya lagi !” Kata Miftah setelahnya. Ia pun langsung pergi tanpa menengok ke arah pria tua itu lagi.
15081Please respect copyright.PENANAIh5MqZsEmF
“Hakhakhak… Sial, susah-susah ngerekam akhirnya diambil lagi… Mana video yang pernah saya upload dihapus lagi… Untungnya dia gak tau kalau yang dihapus itu cuma postingan di thread saya, video aslinya mah masih ada di server dood… Hakhakhak” tawa pak Urip puas.
15081Please respect copyright.PENANAznqMhAB2yT
“Hah, jadi pengangguran deh sekarang… Kalau gini mesti nyari majikan baru nih… Kira-kira majikan mana yah yang butuh kerja keras saya yah ? Selain jago ngurus rumah, saya juga jago ngurus birahi non loh… Hakhakhak” tawa pak Urip yang belum kapok meski dirinya nyaris terbunuh ditangan mantan majikannya itu.
15081Please respect copyright.PENANAY6ASs2WYPs
Sementara itu, Miftah sudah tiba kembali di rumahnya. Ia pun mendudukkan tubuhnya di sofa sambil menahan emosi yang masih meluap-luap. Wajahnya menunduk, tangannya mengepal lalu menghantam meja yang ada di depannya.
15081Please respect copyright.PENANAeMnvTczbgJ
“Siaaallll !” kata Miftah yang terpaksa damai dengan pak Urip daripada membiarkan video istrinya tersebar.
15081Please respect copyright.PENANA3iwWSmytAm
Ia benar-benar kecewa karena perundingan yang baru saja ia lakukan tak menguntungkan dirinya. Tapi mau bagaimana lagi, dari awal saja posisinya sudah tidak menguntungkan. Ia pun pasrah dan berharap ini adalah pilihan yang terbaik untuk dirinya dan juga keluarga kecilnya.
15081Please respect copyright.PENANAFE8D9N8n1Q
Sambil menyandarkan tubuhnya, ia pun memeriksa satu demi satu video yang ada di handycam itu. Ia tak melihat seluruhnya, hanya setiap detik dari video lalu berpindah ke video selanjutnya. Setiap video yang ia tonton, rasa kecewanya semakin tumbuh kepada istrinya. Ia sangat menyayangkan istrinya lebih memilih menjadi pelacur daripada menjadi istri tercintanya.
15081Please respect copyright.PENANAhI058tHzp8
“Separah itu kah dek ? Nafsu besarmu ?” tanya Miftah saat menonton Nayla yang memohon-mohon untuk terus digenjot oleh pembantu tuanya.
15081Please respect copyright.PENANAf13WqCFGWG
Ia lalu menonton video selanjutnya. Ia melihat persetubuhan istrinya kemarin saat dikeroyok oleh banyak pria-pria tua. Miftah pun mencoba mengingat setiap wajah dari pria-pria tua yang pernah menikmati istrinya. Miftah terkejut saat melihat ada mang Yono dan pak Rudi yang ikut menyetubuhi istrinya. Bahkan seorang ustadz yang baru saja ia tonton ceramahnya di pagi tadi juga ikut menyetubuhi istrinya kemarin.
15081Please respect copyright.PENANA5sickFUfLP
Miftah lemas. Ia menutup handycam itu lalu tak bisa berkata-kata lagi.
15081Please respect copyright.PENANAI4SguSGdHb
Ia pun merenung memikirkan masa depannya bersama istrinya. Ia mengingat kembali semua kebaikan istrinya kepadanya. Lalu ia mengingat lagi setiap persetubuhan yang baru saja ia tonton melalui kamera handycam-nya.
15081Please respect copyright.PENANAkwd3uESv8U
Setelah lama merenung, ia akhirnya memutuskan sesuatu. Ia pun mulai berbicara untuk memutuskan takdir istrinya kedepannya.
15081Please respect copyright.PENANALqbsg27sSb
“Aku ingin tau siapa ayah dari jabang bayi itu” kata Miftah yang mulai berbicara. “Kalau jabang bayi itu terbukti bukan dariku, maaf dek, mas gak sanggup untuk tinggal lagi bersama adek, mas gak sanggup membesarkan seorang anak yang bukan dari mas… Akan tetapi, kalau jabang bayi itu terbukti dariku… Aku akan berusaha tuk mempertahankanmu meski luka ini abadi karena aku tak sanggup menghapusnya dari hatiku” ujarnya.
15081Please respect copyright.PENANAqnQizcnddP
Miftah pun memejam sambil menyandarkan tubuhnya lagi. Takdir istrinya sudah ia buat. Semua tergantung hasil dari cek DNA yang akan ia lakukan.
15081Please respect copyright.PENANAUA2xgxEHyc
“Mas penasaran, bagaimana akhir dari perjalanan kisah cinta kita, dek ? Bisakah kita terus bersama ? Atau kisah kita hanya akan berakhir dengan luka” Lirih Miftah sambil memejam.
15081Please respect copyright.PENANAVm2tmRFNtT