Monkey pun membacakan salah satu isi surat yang awalnya ditemukan bersebelahan dengan karangan bunga mawar.
“Ah, mungkin saya itu surat balasan dari perusahaan yang mengambil stok adas secara keseluruhan.” Kata Edelyn sambil mengangguk yakin.
Kemudian dibacakannya surat yang lain. Pandangan mereka menjadi tajam dan subjektif, terutama menyangkut permasalahan yang dibicarakan tadi. Sementara wanita itu pada awalnya sering memasang wajah senyum, kini roman mukanya mulai diwarnai merah padam dan murka.
“A—apa? Kenapa kalian memandangiku seperti itu? A—aku bukan pelakunya!” Kata wanita berambut retro bob itu ragu – ragu, wajahnya yang mudah terbaca ditutupi kepanikan.
Nyonya Antoinette angkat bicara.
“Mungkin kau bukan pelaku pembunuhan, tapi dalang dibalik aib perusahaan!”
“Aku salah menilaimu, Henrietta.” Tambah Edelyn.
“Itu bohong! Untuk apa aku harus mempercayakan pada Chester? Bisa saja itu dibuat – buat, kan?” tambahnya. “N—nah, bu—bukankah begitu, Tuan Monkey?”
“Mungkin, mungkin.”
“Tapi kenapa purchasing order itu sangat berkaitan, ya? Apa ini direncanakan?” Kata Lilia dengan tenang.
Henrietta bertambah keras.
“Tutup mulutmu jalang! Kalau tidak tau diam saja!”
Lilia menghela nafas.
“Baik, baik. Tapi kettle itu milikmu, kan?”
“Apa itu benar, Nona Henrietta?” Tanya Monkey sambil memandang tajam.
“Well tidak—maksudku itu benar. Che—chester meminjamnya kemarin, ka—kalau tidak salah—siang hari. Saat kutanya—ia bilang ‘bukan urusanmu’ ku—kurang lebihnya be—gitu.” Katanya agak panik.
Namun semua orang memandangnya penuh ragu.
Suasana semakin ramai, tuduhan saling berargumen, sementara permasalahannya semakin lama tidak terpisahkan mana yang menyangkut tuduhan korban dan mana yang masalah perusahaan. Inspektur Duncan menyuruhnya membuka jendela. Ia lalu mendekat.
Monkey terkejut saat pria yang berdiri di sebelahnya mengeluarkan pistol yang ditembakan arah luar jendela tepatnya arah langit. Suasana menjadi hening seketika itu terjadi. Beberapa bawahannya berbondong – bondong mendatanginya.
“Daripada inspektur yang lain, lebih mudah saya akui bahwa mulut ini masih kurang tegas. Tapi lain dengan yang mulut pistol.” Kata Inspektur Duncan pelan namun wajahnya mengintimidasi.
Orang – orang masih diam.
Monkey pun kembali pada posisinya.
“Saya harap anda tidak mencampur – campurkan masalah. Untuk saat ini saya ingin kembali pada diskusi. Mari kita ambil jalan tengahnya, sebagian besar dari kalian yakin dengan surat ini, benar?”
Mereka semua mengangguk, kecuali Henrietta.
“Baik. Tapi mari saya sepakat dengan kata – kata Nyonya Antoinette barusan. Kembali pada korban yang tubuhnya hangat, walaupun masih ada pertimbangan – pertimbangan yang abnormal, mari kita sepakati dulu sebagai skenario pertama. Maka waktu pembunuhannya akan terjadi sekitar beberapa menit hingga tiga jam yang lalu sebelum mayat ditemukan. Waktu itu saya sedang bersama Nona Henrietta, benar milady?”
“I—itu benar! Tuan Monkey ada bersamaku sekitar pukul empat sore lebih. Bahkan beliau memasakkan sebuah salad! Apa namanya—Ah iya gado – gado.”
Bibi Kathryn angkat bicara.
“Benar juga, kalau tidak salah Tuan Monkey membuatnya di dapur. Kami membantunya, benar kan?” Katanya sambil menoleh ke dua pembantu muda itu yang kemudian mengangguk yakin.
“Kalau begitu saya bersama Nona Desdemona kira – kira di jam – jam yang sama. Kalau tidak salah saat itu agak aneh, ia menguping di balik pintu kamar Edelyn.” Kata Steve.
“Tuan Keymark datang untung mengembalikan miniatur resin porselen yang ia pinjam seharian. Tidak ada yang aneh, bahkan kami tak lama.”
“Saya pun dengan Nona Desdemona sekitar setengah empat.” Kata Lorraine.
Monkey mengangguk setuju. Sementara Inspektur Duncan menyuruh bawahannya untuk kembali pada pos penjagaan.
“Baik, dengan begitu anda semua punya alibi. Masalahnya adalah bila kita mengambil waktu dari setengah hingga satu jamnya, saya keluar sekitar setengah enam dari kamar Nona Henrietta lalu menunggu di ruang makan. Sedangkan Nona Desdemona pukul lima ia kembali ke kamar. Benar juga, orang pertama yang bertemu saya di ruang makan ini adalah Steve, sisanya saya kira bersamaan.” Jelasnya sambil berjalan kecil.
“Jadi maksudnya bagaimana?”
“Ada dua kemungkinan, Nona Edelyn. Yang pertama adalah bila pelaku melakukannya antara pukul lima dan enam sore mungkin saja bisa terjadi. Mengingat Nona Desdemona berada di lantai dua. Pelaku mungkin saja bisa memanfaatkan setelah saya turun atau saat saya masih berada pada ruangan Nona Henrietta.
Kemungkinan kedua adalah, antara saat kami yang barusan datang sekitar pukul setengah empat. Waktu – waktu dimana saya bersama Nona Edelyn dan Nona Desdemona bersama Nyonya Lorraine. Namun itu tidak akan mungkin dilakukan setelah saya dari dapur.”
“Mengapa tidak?” Tanya Nyonya Lorraine dengan heran.
“Tuan Chester secara tidak sengaja membuka pintu sedikit ketika saya hendak ke kamar Nona Henrietta. Ia hanya kebetulan menyapa. Benar, saat itu dia masih hidup.”
Semua orang terkejut. Kemudian Monkey meminta keterangan satu per satu. Semua alibi yang diucapkan setiap orang di rumah itu dicatat pada buku hitam kecilnya. Lalu ia menyuruh mereka kembali pada urusannya. Meja makan ruangan itu kosong, Inspektur Duncan dan Monkey duduk berdiskusi. Sementara Bibi Kathryn dan kedua pembantu muda itu membawakan makan malam untuk dua orang. Namun Inspektur Duncan menolak dan hanya menerima kopi hangat.
ns 15.158.61.55da2