Kini mereka telah sampai di depan gerbang, wanita tomboy itu segera pergi dengan mobil lusuh hitam buatan jepang setelah mendapatkan haknya. Tentunya barang bawaan mereka telah dipastikan tidak tertinggal dalam cab. Tidak lama setelah bel pagar dibunyikan, wanita parubaya seperti biasanya yang membuka.
“Selamat datang Nona Desdemona dan Tuan Monkey! Silahkan!”
“Terima kasih.”
Pagar pun ditutupnya, mereka bertiga berjalan bersama.
“Jadi, apa yang kalian dapatkan?” Bisiknya sambil menoleh pada kedua orang itu.
Monkey sesaat menyapa senyum pada Nyonya Dornicle dengan topi biru gelapnya agak lusuh, memotong rerumputan di sekitar sambil mengelap keringat. Senyumannya terlihat saat ia mendongak membalas Monkey yang membuat bayangan topinya agak terangkat.
“Ah, berkat bantuan anda bibi, terima kasih.”
“Anda tidak kesasar, bukan?”
Monkey agak menahan kecewa.
“Pada awalnya berputar – putar di Taman Creswick. Blok perumahan Jalan Moorland cukup bervariasi. Lagipula tempatnya sangat tidak diduga, berada pada akhir perumahan deret dua rumah. Tidak hanya itu, bahkan menyambung pada jalan perempatan.”
Bibi Kathryn tertawa agak keras.
“Benar, kan? Dulu saya pun juga begitu! Malah pernah sedikit ribut dengan supir cab.”
“Ngomong – ngomong beliau sehat.”
Wanita parubaya itu agak sedih memejamkan mata, namun kata – katanya mengandung kelegaan yang tidak dibuat – buat.
“Syukurlah.”
Setelah pintu rumah terbuka, mereka berdua langsung menuju tangga. Monkey terhenti sebentar di depan relief jam lantai satu. Sedangkan Desdemona tetap lanjut naik tangga.
Pintu berornamen jam mata gagak diketuknya dengan ramah.
Suara dari dalam mempersilahkan masuk.
“Oh, Nona Desdemona, selamat datang.”
Ia hanya tersenyum kecil, namun langkahnya agak dipercepat.
“Setelah berkeliling, saya semakin penasaran. Nona Lorraine saya harap anda terbuka.”
Wanita itu masih duduk dengan tenangnya, sambil membuka dokumen.
“Saya tidak mengerti maksud anda.”
Desdemona memandang agak tajam. Ia mulai menyadari sikap wanita yang menjadi pemegang tertinggi kekuasaan Antoinette Corporation agak berbeda. Daripada pertama kali bertemu ia agak ketakutan, sekarang agak lebih santai dan tegas.
“Pertama – tama, silahkan duduk dulu.”
Desdemona pun duduk.
“Pertama, kami dari awal diberitahu bahwa keluarga Antoinette memang tidak ada masalah. Anda tentu tidak lupa dengan hal itu, Nyonya Antoinette?”
“Memang.” Ia mengangguk pasti.
“Saya telah mengunjungi gedung yang ada di Clifton Road, Birmingham. Daripada besar saya lebih suka menyebutnya luas. Saya tidak hanya membicarakan secara fisik, boleh dibilang dalamnya cukup futuristik.”
Wanita itu lalu menutup dokumennya, kini ia sepenuhnya memperhatikan Desdemona.
“Bangunan yang independen. Investasi tanah yang cukup menjanjikan mengingat Birmingham cocok untuk berbisnis, selain salah satu dari yang termurah. Tapi itu pada awalnya saja. Kemudian membuat konstruksi taman, peternakan, laboratorium, rumah kaca sampai pada menyewa ahli agrikultur adalah hal yang berbeda. Bahkan boleh dibilang tidak murah lagi. Itu yang membawa kami ke level yang berbeda.”
“Seperti salah satunya salah seseorang dibalik pencetus ide – ide dari rumah kaca, peternakan hingga modifikasi genetik pada tanaman adalah mereka yang secara tertulis bukan bagian dari perusahaan. Saya tidak mengerti mengapa mereka tidak dimasukkan?”
Ia memejamkan mata.
“Saya mengerti yang anda maksudkan, tapi pada kenyataannya mereka juga tidak mau. Perusahaan harus tetap berjalan meskipun di atas ironi. Tapi itu bukanlah berarti saya sebagai pimpinan baru berbuat tidak adil. Lagipula suami pernah bilang kalau seseorang dalam keluarga ini sudah tidak mau memegang tanggung jawab, larikan saja pada orang lain.”
Desdemona berhenti, namun ia masih tidak bisa menerima pernyataan tersebut mentah – mentah. Kemudian ia mengatakan kesaksian Tuan Keith, lalu menjelaskan pada wanita yang sikapnya terlihat angkuh itu untuk menyanggahnya.
“Well, itu tetap tidak membuktikan pernyataan saya salah. Soal mereka bertiga yang anda katakan, saya juga setuju. Itu bukan kehendak pribadi, melainkan kedua belah pihak. Di satu sisi mereka tidak mau, sisi lainnya suami pun tidak memaksa. Lagipula saya baru mengenal Armand beberapa tahun dekat.”
Desdemona mengalah.
“Mungkin anda benar.”
“Ada yang ingin anda tanyakan lagi?”
“Soal lantai dua. Dia pernah bilang kalau dulunya suatu tempat dipindahkan. Memangnya seperti apa?”
Wanita itu agak kaget, namun seolah – olah bermuka tebal.
“Ah, sebuah bunga. Awalnya kami coba – coba menumbuhkan bunga untuk membuka kesempatan pada peternakan lebah. Jujur saja permasalahannya bukan pada bunga, namun justru lebahnya. Pada akhirnya lagi – lagi membuang – buang waktu serta kas keuangan.”
Desdemona mengangguk paham. Setelah berterima kasih ia berbalik badan akan meninggalkan ruangan itu. Tapi ia berbalik sesaat.
“Ah, mungkin saya bisa tanyakan lengkapnya pada Tuan Steve. Saya mungkin salah telah mengira itu dipindahkan pada taman kecil belakang di ruangan milik Chester.”
Wanita itu melongo sesaat.
“Chester?”
“Benar, anda tidak tahu?”
Ia heran.
“A—ah maksud saya itu cukup mengagetkan. Te—ternyata tidak diduga orang sepertinya pun pu—punya selera aneh, bukan?”
“Saya juga berpikiran sama, permisi.”
Desdemona menutup pintu.
Kemudian ia hendak menuju ruangan si novelis, namun telinganya tergoda untuk melancarkan aksi tersembunyi dan mengendap – endap. Terutama pada pintu yang tertulis 'Edelyn'. Secara perlahan dan penuh kehati – hatian ia menyandarkan telinga pada pintu tersebut. Setidaknya ia sangat mengenal suara pria yang ada di dalamnya. Sampai pada saat pundaknya dipegang oleh seseorang.
“Anda sedang apa?”
Desdemona agak panik, wajahnya agak memerah.
“Ti—tidak. Saya hanya tertarik—tiba – tiba suara laki – laki agak terdengar—”
“Ah! Mengintai benar?” Kata pria berambut poni tanda koma dengan semangat, roman wajah bahagianya seperti anak kecil yang sedang memainkan permainan.
“Be—betul. Saya penasaran…”
“Ah, pasti Tuan Monkey. Kalau begitu saya permisi.”
“Tunggu, anda ada waktu?”
“Ah mari anda masuk saja ke ruangan saya.”
Pria itu berjalan lurus menuju toilet.
Desdemona pun masuk ke ruangan, wajahnya agak terkejut. Beberapa buku agak berantakan.
***
ns 18.68.41.147da2