“Ah, benar juga. Tempat ini dulunya tidak sebagus sekarang. Bahkan beberapa kipas angin yang rusak digantinya setiap tahun, apalagi AC? Kami tak memilikinya. Nona Hannah seperti yang saya bilang, agak ringkih. Hal itu menjadi tambah buruk saat musim panas. Lagipula kami dulu meringankan peraturan khusus untuknya bahwa setiap musim panas boleh tidak hadir. Namun dalam dua tahun ke depan itu sangat mengejutkan kami. Nona Hannah bisa hadir. Katanya saat tidak dibiarkan memanjang, kepalanya tidak terlalu merasa gerah. Dan itu akan membantu mencegah pusing.”
Setelah itu mereka mengobrol sebentar, sementara kedua karyawan muda mengantarkan sirup dingin dan sedikit cemilan. Monkey akhirnya meminta alamat Nyonya McNalley sebelum pamit.
Kini mereka telah kembali pada mobil jepang milik Nona Egremont. Untungnya tempat yang dituju selanjutnya hanya mengambil beberapa menit waktu perjalanan. Sebuah perumahan di Lowgate, Lutton memang tidak seburuk itu bagi pensiunan.
“Ada apa?”
Wajahnya agak melamun sebentar yang disadari Monkey dari spion tengah, sementara wanita itu tangannya secara otomatis menyalakan mesin.
“Tidak, saya cuma penasaran dengan foto yang ada di saku anda. Mungkinkah itu salah satu yang diambil?”
Monkey tanpa pikir panjang langsung meminjamkan foto tersebut.
“Ini anda boleh melihat sesuka hati.”
Wanita memandang sesaat, kemudian dikembalikannya lagi.
“Ada masalah?”
“Entahlah, saya hanya merasa sedikit aneh. Tapi mungkin juga tidak.”
Mobil itu kembali pada Harecroft Road lagi.
Beberapa menit mengikuti jalur A1101, melewati bundaran Wisbech Road, belok kanan dari pertigaan jalur B1359, hingga sampai pada pertigaan Lutton Bank, mobil diintruksikan untuk belok ke kiri. Kini mereka sudah berada pada blok perumahan yang masing – masing berdiri sendiri.
Mobil pun berhenti tepat pada rumah yang menggunkan arsitektur bata merah. Seseorang sedang duduk di kursi goyang tepat di teras kemudian menghampiri mereka. Belum sempat ia menjelaskan dengan menuju poinnya, wanita tua itu langsung mempersilahkan masuk.
“Orang tua yang ramah. Aku menantikan biskuitmu nenek,” Kata wanita supir itu agak rendah memohon.
Monkey menghela nafas.
“Anda masih kurang dengan roti isi tadi?”
“Perut saya terbuat dari kamar – kamar. Yang satu ini dibuat khusus untuk biskuit buatan nenek.”
“Itu tidak membuat perbedaan bagi saya.”
“Jangan meremehkan kue buatan nenek!” Balasnya agak ngotot.
Mesin roda empat itu dimatikan, kini mereka masuk dari pintu depan yang memang telah diizinkan.
Mereka duduk pada tempat yang telah disediakan. Wanita itu sesaat kembali sebentar untuk membawa teh untuk sesama tua, dan susu untuk wanita yang menurutnya masih tumbuh. Lalu sebelum kembali ke belakang, nenek itu menyuruh untuk menunggu sebentar.
“Lihatlah, bahkan itu bukanlah gelas yang kecil!” Bisiknya sambil menunjuk segelas susu sambil meringis.
“Semua orang tua pasti punya insting untuk memberikan sesuatu yang lebih bagi seseorang yang sangat jauh lebih muda. Well, setidaknya wajah anda memiliki karakteristik itu.”
“Oh? Apa itu?”
“Polos. Polos dan bodoh.”
Nona Egremont kecewa.
Namun kekecewaannya tak berlangsung lama setelah dari kejauhan mencium bau – bau yang sangat disegani hidungnya. Wajahnya menyimpan senyuman yang seakan – akan meledak, namun karena ia tidak begitu bodoh sebagai orang asing. Menjaga sikap adalah yang terbaik.
Di sisi lain Monkey berpikiran jauh berbeda. Ia yang secara alami berpikir rasional dan kritis berpendapat bahwa nenek itu masih cukup kuat untuk tinggal sendirian. Bahkan ia tak melihat satupun alat bantu jalan, matanya pun tidak ada tanda – tanda rabun atau semacamnya. Rambutnya yang sudah dominan putih diatur pendek. Karakter suaranya keras lantang dan tegas meskipun tampaknya Nona Egremont sama sekali tidak menyadari hal itu. Padahal mungkin beberapa orang bahkan akan berpikir bahwa orang tersebut berkarakter keras. Meskipun itu belum tentu, namun saat ini Monkey belum bisa memastikan.
Nenek tua itu kembali sambil membawa harapan Nona Egremont. Boleh jadi jauh lebih baik dari yang diperkirakan, sebuah biskuit dengan taburan cokelat chip berukuran diameter sepuluh sentimeter. Kira – kira seukuran telapak tangan orang dewasa. Monkey bertambah repot mengawasi gadis muda yang kapanpun bisa kehilangan kontrol perkaran makanan.
“Silahkan, silahkan! Makan yang banyak!” Katanya semangat.
ns 15.158.61.6da2