“Apa dia terlihat lesu?”
“Entahlah, itu semakin terasa ketika anda yang mulai katakan. Tapi Wanita ini sedikit bermasalah. Terutama dengan masa lalunya. Ia mengaku ditinggal ibunya saat masih tujuh tahun. Richard Selery, yang menurut ibunya adalah orang yang tepat. Karena suatu masalah ia menghilang dan tidak kembali sampai sekarang. Pertama kali pintu itu terbuka, kami berdua langsung menyadari bau cat dan ada sedikit bekas semen di wajahnya. Mungkin ia mencoba hal lain tapi kami tidak diberitahu. Tidak selain yang kami minta.”
Desdemona mengangguk.
“Ah, LSD. Matanya sedikit menghitam, susah tidur. Agak lesu dan bau cat yang kau katakan sementara tidak sama sekali melihat apa yang dikerjakannya. Aku berani bertaruh wanita itu sedikit menyimpang.”
“Hey, hey, anda yakin LSD?” Monkey mendekatkan wajahnya dengan serius. “Maksudku dia senewen?”
“Untungnya jumlah kecil, tidak sampai gila. Aku berani bertaruh ia melupakan beberapa ingatan,” tambahnya dengan masih memperhatikan gambar tersebut. “Paling tidak ia sedikit ber-euphoria. Efek lainnya susah tidur. Ini bukti jelas.”
Monkey kembali duduk, ia menyedot dengan tenang es susu coklat kocok.
“Well, anda positif benar. Yang terpenting saya ingin anda melihat gambar selanjutnya.”
Monkey menggeser sentuh layar ponselnya hingga pada sebuah gambar lukisan yang pada awalnya ia tidak tertarik. Setidaknya alarm peringatan itu dipencet oleh wanita tomboy, sebuah pendapat pribadi yang boleh jadi benar atau setidaknya sesuai pandangan masing – masing.
“Deskripsikan gambar apa ini?”
“Sebuah apel yang—tunggu sebentar, tunggu sebentar…” tambahnya membenarkan kalimatnya. “Sebuah apel terpotong. Tapi siapa yang menyangka potongan itu entah sengaja atau tidak, bila diperhatikan lagi dengan biji – bijinya yang diatur simetris. Apa yang biasanya orang menyebut sebuah lukisan dua gambar?”
“Diptych.”
Ia menggeser gambar berikutnya.
“Sebuah burung dan refleksinya di air?”
“Merpati. Katakan pendapat anda.”
“Well, kupikir tidak ada selain paruhnya yang agak cacat,” tambahnya sambil menggeleng. “Tidak, tidak seniman pun pernah salah. Ini bisa saja hanya kesalahan. Dokter pun pernah berbuat kesalahan.”
Monkey menghela nafas, wajahnya agak kecewa.
“Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, saya juga setuju. Meskipun saya bilang itu tidak mungkin, pasti anda menyanggah dengan jawaban pekerjaan dokter lebih memungkinkan. Tapi anda tahu? Ada sebuah profesi dimana seseorang yang membuat konsep mati – matian, sangat sekali bergantung pada minimal tidak terjadi kesalahan?”
“Tidak setuju, sangat tidak rasional. Tim ahli bedah adalah salah satu contoh yang anda maksudkan. Itu dilakukan pada tidak sembarang pasien yang tentunya harus ada konsekuensi kuat bila itu tidak dilakukan, maka haruslah tanpa kesalahan. Tapi ternyata tidak, beberapa pasien tidak selamat meskipun operasi dilakukan.”
Monkey diam sesaat sembari memutar otak.
“Hampir mirip namun tidak sama. Begini, tim ahli bedah memang mati – matian berusaha semaksimal mungkin. Keberhasilan sebuah operasi tidak hanya ditentukan dari usaha mereka, tapi pada objeknya, pasien tersebut, benar?”
“Benar.”
“Katakanlah tim ahli bedah bekerja dengan profesional, tetap tidak bisa mengontrol kesalahan alami. Seperti entah keadaan pasien semakin memburuk atau kekurangan tim ahli bedah. Oleh karena itu, pekerjaan mereka bergantung pada maksimal tidak ada kesalahan. Bila itu terpenuhi, maka pekerjaan mereka pasti lancar. Lagipula mereka punya prosedur dan instruksi, kan?”
Desdemona mengangguk, wajahnya mulai menunjukkan keraguan pada jawabannya.
“Jelas berbeda dari yang saya bicarakan. Seseorang yang berkonsep sendiri tidak sama dengan pengguna prosedur ataupun instruksi. Orang – orang ini telah punya dasar, teknik dan cara berpikirnya sendiri. Mereka berimprovisasi. Dalam pekerjaannya yang dengan improvisasi tersebut, haruslah rapi dan bisa dinikmati.
Apakah itu saja cukup? Tidak. Selain rapi tanpa kesalahan haruslah mengikat para peminatnya. Keindahan dan improvisasi yang rasional berkelanjutan. Sebuah profesi yang penuh resiko, berhasil pun kadang dimonopoli oleh organisasi besar, tidak berhasil pun miskin. Seniman.”
Desdemona akhirnya setuju.
“Masuk akal. Tim ahli bedah dalam pekerjaannya selalu tertutup sehingga seseorang hanya tahu hasil akhirnya. Tapi hasil akhir seniman, pasti semua orang tahu bila ada sedikit suatu hal yang cacat. Karena itu akan merusak pandangan mereka masing – masing. Baik, saya sangat setuju. Ngomong – ngomong saya sudah mengonfirmasi di North Wall.”
“Oh ya?”
ns 15.158.61.54da2