Terukir wajah yang tegas tanpa sedikitpun keraguan. Kali ini pikirannya sudah lebih tenang mengingat semua yang dibutuhkan telah terkumpul. Malam kemarin Dewi Fortuna membukakan kesempatan yang bertemu usahanya sehingga hari inilah penentuan. Bahkan daripada memanen telur ikan, Monkey berhasil mendapatkan caviar. Karena itulah hatinya diliputi semangat. Semangatnya mampu mensirnakan rasa kantuknya di malam itu sehingga coretan – coretan pada buku hitamnya siap untuk dipresentasikan.
Pagi – pagi sekali ia menyuruh Tuan Halberd untuk memasak makanan yang sederhana mungkin dan tidak melibatkan siapapun. Dengan kata lain, ia percaya pada kejujuran koki rumah tersebut walaupun hanya setengah. Kau mungkin bertanya bagaimana setengahnya yang lain? Apabila terjadi sesuatu, subjeknya tidak akan melebar. Monkey sedikit trauma dengan kejadian kemarin, sehingga hari ini tidak boleh satu pun nyawa bergelimpangan. Sisanya adalah menunggu waktu siang tiba. Ia butuh waktu untuk mengumpulkan orang.
Menit demi menit, lambat laun melompat dari jam demi jam. Ucapan syukurnya pagi setelah sarapan tidak ada masalah lalu ia mengunci diri dalam kamarnya. Semua orang di rumah ini telah makan siang, kecuali Monkey yang saat itu bilang bahwa bila semua orang sudah berkumpul di tempat biasanya, ia akan turun. Ponselnya berdering, ketika diangkat ternyata Inspektur Duncan melaporkan bahwa sudah saatnya. Ia juga menambahkan satu orang tidak hadir.
“Tidak ada masalah, saya akan segera turun. Tolong persiapkan papan tulis putih dan spidol.” Katanya pada suara dalam ponsel.
Pintu ditutupnya dari luar, semua yang diperlukan sudah dipastikan tidak ada yang terlupakan. Termasuk seseorang yang diikat dan ditutup dengan jubah hitam. Monkey dengan ramah menuntunnya turun.
Sesampainya di sana, orang – orang melihatnya melongo. Pandangan mereka tidak hanya tertuju pada Monkey, tapi seseorang yang ditutupi jubah hitam. Monkey tidak menggubris apapun itu. Semua orang duduk dan menghadap ke depan, meja makan tersebut dipinggirkan. Pandangan mereka terfokus pada papan putih yang telah disiapkan, Monkey dan seseorang yang diikat dengan jubah hitam. Adapun dua kursi dan meja yang masih kosong telah disiapkan juga di depan bahkan sesuai permintaan Monkey, meja makan itu diatur agar orang – orang tersebut duduk mengelilingi bentuk kotaknya. Cemilan dan minuman telah disediakan, tentunya oleh polisi dan dipastikan tidak ada campur tangan oleh siapapun.
Ia pun memulai sambutan dan ucapan terima kasih kepada semua orang yang hadir, terutama yang jaraknya tidak dekat seperti Nona Selery, Tuan Periwinkle, dan wanita yang menolak dipanggil nenek, Nyonya McNalley.
“Saya ingin menginformasikan bahwa Nona Desdemona tidak akan hadir,” tambahnya dengan nada agak pelan dan tempo yang agak cepat. “Seperti yang anda tahu arsenik membuat semua hal menjadi tidak mudah.”
“Tapi ngomong – ngomong, saya ingin memperkenalkan Nona Chrome, yang selanjutnya akan mencatat beberapa hal penting yang akan saya sampaikan. Silahkan maju ke depan.”
Seseorang wanita berpakaian polisi berambut hitam agak bergelombang lengkap dengan topi polisi langsung maju dengan membawa peralatan tulis.
“Serta Inspektur Duncan, tolong mengisi tempat kosong,” Monkey melambaikan tangannya menunjuk sebelah tempat kosong Nona Chrome.
Pria itu sebenarnya agak keberatan, namun tidak punya pilihan lain.
Monkey pun berjalan kecil di sekitar. Ia tampak membaca isi ponselnya.
“Melalui pesan yang disampaikan Nona Desdemona, sungguh disayangkan bahwa kasus ini cukup rumit, membutuhkan waktu untuk mencari bukti, maka penyelesainnya pun tidak akan mudah. Karena itu, izinkan kami menggunakan cara yang jarang kami lakukan sebelumnya, cara yang cukup merepotkan, presentasi bedah kasus. Selanjutnya semua informasi yang telah kami dapatkan, Tuan Monkey akan menyampaikannya. Terima kasih.”
Kemudian ponsel itu kembali di taruh pada sakunya, lalu ia membuka penutup spidol dan fokus pada papan putih itu.
“Saya akan menjawab satu pertanyaan yang barusan tadi terpintas di kepala anda, setelah ini.”
Monkey menggerakan spidolnya pada papan putih itu. Nama – nama korban yaitu Armand, Chester, Henrietta, dan Edelyn.
“Seperti yang anda lihat. Kemarin malam saya menangkap basah sesuatu yang cukup mengejutkan. Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan orang tersebut? Siapa orangnya? Well, itu akan menjawab pertanyaan kedua anda sekarang.”
Jubah itu ditariknya. Semua orang terkejut termasuk Inspektur Duncan dan Nona Chrome.
ns 15.158.61.8da2