6493Please respect copyright.PENANAS59oJbvDa5
6493Please respect copyright.PENANA6rcfjG6qjy
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.6493Please respect copyright.PENANASk8OutEbhE
6493Please respect copyright.PENANARb4G2a1wcV
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANA42NKicC8Rt
6493Please respect copyright.PENANAFlvd7JhWBC
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.6493Please respect copyright.PENANAXRyle6dB4n
6493Please respect copyright.PENANAkXO2bTJmWu
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.6493Please respect copyright.PENANArQTgqYH9fm
6493Please respect copyright.PENANAPa28W7kAfy
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.6493Please respect copyright.PENANAInQdcp5HBQ
6493Please respect copyright.PENANAP4VluwWUKH
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.6493Please respect copyright.PENANA1PLDC8OROz
6493Please respect copyright.PENANAupbxdS1umw
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.6493Please respect copyright.PENANAMtcBpfRCiD
6493Please respect copyright.PENANAeZWhVUvdAu
6493Please respect copyright.PENANAzce84AmwSU
“Sore Cita”6493Please respect copyright.PENANA2p4cw5ECnE
6493Please respect copyright.PENANA7hQfez8t7q
“Sore pak Bowo, masuk pak”6493Please respect copyright.PENANADmCuihvTd5
6493Please respect copyright.PENANAj4nLSSERy4
“Iya. Mana Putra?”6493Please respect copyright.PENANAKEZPLP1Obd
6493Please respect copyright.PENANAeFgkgMFi3o
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”6493Please respect copyright.PENANAu58q1FbfBo
6493Please respect copyright.PENANAqVmFzuZyeJ
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”6493Please respect copyright.PENANARbPfZEJqPs
6493Please respect copyright.PENANADPc5RXF2TO
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”6493Please respect copyright.PENANAItLuDyvjtc
6493Please respect copyright.PENANA9YBfTZtp5f
“Iya”6493Please respect copyright.PENANAmAR5a6PXSG
6493Please respect copyright.PENANA14jCfylvhB
6493Please respect copyright.PENANAlHkI0qdY1U
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.6493Please respect copyright.PENANAo2u6zIEbHd
6493Please respect copyright.PENANAn8yWK3OicL
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.6493Please respect copyright.PENANAXOWfSchbNs
6493Please respect copyright.PENANAxvOf9ZnIJr
6493Please respect copyright.PENANArD0jeoHnVX
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.6493Please respect copyright.PENANAi8bDZiIQJR
6493Please respect copyright.PENANAhfTPOatHRd
“Kemana om?”6493Please respect copyright.PENANALfeBeBlu0s
6493Please respect copyright.PENANA96VSAIkFRv
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”6493Please respect copyright.PENANAd5xC958HdC
6493Please respect copyright.PENANAvYJhCI0o1R
“Mau om. Ayo jalan-jalan”6493Please respect copyright.PENANAONVopwvdnF
6493Please respect copyright.PENANAqhU50l3RJE
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”6493Please respect copyright.PENANATyQuVMEXUe
6493Please respect copyright.PENANAB6axThIyeL
6493Please respect copyright.PENANADGGaDxkVF4
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.6493Please respect copyright.PENANAH8RKl8D4Sh
6493Please respect copyright.PENANAiTZdLUGcJe
6493Please respect copyright.PENANAnyNpfHDXIA
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”6493Please respect copyright.PENANA4IWawmcTvR
6493Please respect copyright.PENANA4QIrUe5ThA
“Putra mau jalan-jalan?”6493Please respect copyright.PENANAsLwpoghDW7
6493Please respect copyright.PENANAKZu8rrxLge
“Iya”6493Please respect copyright.PENANAlhsVflh7Kd
6493Please respect copyright.PENANAVhozSQh5oD
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”6493Please respect copyright.PENANA429obzIp0H
6493Please respect copyright.PENANABw44Bf8ln5
“Yaah..”6493Please respect copyright.PENANAujhkYXgEXc
6493Please respect copyright.PENANATayz59WWht
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.6493Please respect copyright.PENANAhhxLJS7zcV
6493Please respect copyright.PENANA3kQcw3eTfC
“Iya bunda”6493Please respect copyright.PENANAiV4sco51YG
6493Please respect copyright.PENANAGqwbdrrZVQ
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.6493Please respect copyright.PENANAlKoFZvZEVv
6493Please respect copyright.PENANA9nsD4pq8pf
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”6493Please respect copyright.PENANAFLXWI1WHpD
6493Please respect copyright.PENANANtdjcLdgGj
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”6493Please respect copyright.PENANAQlRNi81Qwc
6493Please respect copyright.PENANALxAHVBr7n7
6493Please respect copyright.PENANA23foMWOlYw
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.6493Please respect copyright.PENANAsVKmIukEMh
6493Please respect copyright.PENANAadHZ36lxZ2
6493Please respect copyright.PENANAVJulOCnUME
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAcl52Ekc5Q6
6493Please respect copyright.PENANAJkz0VnSwx1
“Haha iya pak”6493Please respect copyright.PENANAE5wyZscERi
6493Please respect copyright.PENANAaUavJIJjdV
6493Please respect copyright.PENANAsib6Pdj5Q9
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.6493Please respect copyright.PENANAYM7jFA7z4h
6493Please respect copyright.PENANAnfZ2Ck1Qw1
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.6493Please respect copyright.PENANAtfx7m7K0qk
6493Please respect copyright.PENANAa8jVCDuw3N
6493Please respect copyright.PENANAFErKOwBHsa
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”6493Please respect copyright.PENANAlFKZxvf8ED
6493Please respect copyright.PENANAh230vHCYwg
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”6493Please respect copyright.PENANAcFx8dcUteR
6493Please respect copyright.PENANAdcP11GDSBe
“Loh kamu belum tahu emangnya?”6493Please respect copyright.PENANANxwUxg3wR2
6493Please respect copyright.PENANAZt7GXOYsk7
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”6493Please respect copyright.PENANAvlp6csPu19
6493Please respect copyright.PENANAuQzeUinVRf
“Ooh gitu”6493Please respect copyright.PENANAwjGkFmGZ9M
6493Please respect copyright.PENANA5eG75b2i4Q
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”6493Please respect copyright.PENANApcS9JlKbys
6493Please respect copyright.PENANALM8mnY6gcS
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”6493Please respect copyright.PENANAj6AoUf3Nky
6493Please respect copyright.PENANAdgPcgOMoMG
6493Please respect copyright.PENANA3q4PbipNNh
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?6493Please respect copyright.PENANArzzJaQLmZj
6493Please respect copyright.PENANA31Ou2Bb1yL
6493Please respect copyright.PENANAv7ZERgLzT6
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”6493Please respect copyright.PENANACG8LI1exCn
6493Please respect copyright.PENANAYVtjA4n0mP
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”6493Please respect copyright.PENANAdZCO09LiLj
6493Please respect copyright.PENANA5mir5mzxJY
6493Please respect copyright.PENANAEaQH7dQ0EC
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.6493Please respect copyright.PENANA3RVzo0Wdi0
6493Please respect copyright.PENANAC0qSoMkWLY
6493Please respect copyright.PENANAXAZ32vjyHI
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”6493Please respect copyright.PENANAesOoEnREO1
6493Please respect copyright.PENANA7qVQBniVmv
“Nah berarti aman dong? Haha”6493Please respect copyright.PENANAe34eSjvBtR
6493Please respect copyright.PENANAwtNfPynqpr
“Haha iya pak, aman”6493Please respect copyright.PENANAoshmR0x9eF
6493Please respect copyright.PENANAuCgvQotrWh
6493Please respect copyright.PENANAG9DpAwAJZc
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.6493Please respect copyright.PENANA1CqGv9b8CK
6493Please respect copyright.PENANAy3E2tjNgfu
6493Please respect copyright.PENANAimeV49YF8B
“Cit”6493Please respect copyright.PENANAw2uqREVONS
6493Please respect copyright.PENANAUuIHxRXEiY
“Iya pak?”6493Please respect copyright.PENANAkk3K5TZXXs
6493Please respect copyright.PENANARwzDMPVXEK
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”6493Please respect copyright.PENANAqgKGpOiqul
6493Please respect copyright.PENANAx392qP9fQ7
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”6493Please respect copyright.PENANAo3avKgMzLl
6493Please respect copyright.PENANA0abJASddOy
“Emang sekarang digodainnya gimana?”6493Please respect copyright.PENANAWuslZQoA4h
6493Please respect copyright.PENANAHJZ8mGcOeD
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”6493Please respect copyright.PENANAeQrgyM4mbP
6493Please respect copyright.PENANAMPUUruYcIw
“Terus?”6493Please respect copyright.PENANAKnZwov8F7i
6493Please respect copyright.PENANApYOHGJDXoQ
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”6493Please respect copyright.PENANAXlLNARUU7Q
6493Please respect copyright.PENANAQ7LcCv3AKD
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”6493Please respect copyright.PENANAin7fTnmt75
6493Please respect copyright.PENANATwhh0MrwQN
“Ya kan beda pak”6493Please respect copyright.PENANAeo3c1T0hxO
6493Please respect copyright.PENANADrbUA0lKJA
“Beda gimana?”6493Please respect copyright.PENANAv3NbIksDdd
6493Please respect copyright.PENANAAt0s9k5ulk
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”6493Please respect copyright.PENANACTt8Xa33lh
6493Please respect copyright.PENANAGsaN9Jdszo
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”6493Please respect copyright.PENANASh7VeZFFP0
6493Please respect copyright.PENANAup8juaVou9
“Haha ya nggak gitu juga pak”6493Please respect copyright.PENANAo0WtCYqTGb
6493Please respect copyright.PENANA02mi42RlFI
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”6493Please respect copyright.PENANAKXqkdQuRXT
6493Please respect copyright.PENANAZqv4fPpgMx
“Lha terus Putra gimana?”6493Please respect copyright.PENANA0BmVGcWGus
6493Please respect copyright.PENANAGPTthhLiqe
“Ya Putra sama neneknya, haha”6493Please respect copyright.PENANAGT0yr5tlyU
6493Please respect copyright.PENANA78auEqANCA
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”6493Please respect copyright.PENANA3RwHYETIyp
6493Please respect copyright.PENANA6ISj7zlpB1
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”6493Please respect copyright.PENANASEzaWUxu2W
6493Please respect copyright.PENANA7a3urvmKWB
6493Please respect copyright.PENANA9DA80NfwAA
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAlEgQdDHC81
6493Please respect copyright.PENANAJUxEyekqvb
6493Please respect copyright.PENANAIvH3jgCR84
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”6493Please respect copyright.PENANAg7IGEyl1dp
6493Please respect copyright.PENANAsj6RPj2GjH
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”6493Please respect copyright.PENANAxWUaAPkHPt
6493Please respect copyright.PENANAaRnhZOI43A
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”6493Please respect copyright.PENANAFR5lSAsBF7
6493Please respect copyright.PENANAhSfqMqmAsF
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”6493Please respect copyright.PENANAAlBQkJurDP
6493Please respect copyright.PENANAG1vAhM4l1I
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”6493Please respect copyright.PENANAeIAw01C2nT
6493Please respect copyright.PENANABbg0rQm4jA
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”6493Please respect copyright.PENANAlGQCVK7J2I
6493Please respect copyright.PENANApAZ613AmXB
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”6493Please respect copyright.PENANASyg4TjTgYJ
6493Please respect copyright.PENANAEe8d2HXSNK
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”6493Please respect copyright.PENANA1MjBffhSC8
6493Please respect copyright.PENANAkpgBj6Syli
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”6493Please respect copyright.PENANAoGOYvVorP5
6493Please respect copyright.PENANAZBbGFBlCD5
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”6493Please respect copyright.PENANASq7gjNFiix
6493Please respect copyright.PENANA8BFjQSzAcF
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.6493Please respect copyright.PENANAjUbuo15AU1
6493Please respect copyright.PENANANWfCxVAExh
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”6493Please respect copyright.PENANAXrkrAq0Tgj
6493Please respect copyright.PENANAtwVSGkXnOQ
“Loh kok gitu pak?”6493Please respect copyright.PENANA3B3EAkSbTQ
6493Please respect copyright.PENANA0hgvyYbR4a
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”6493Please respect copyright.PENANAYkmSUzzYXm
6493Please respect copyright.PENANAjIhAed3DU5
“Hmm, iya juga sih”6493Please respect copyright.PENANA3VCmf9Npog
6493Please respect copyright.PENANAqFDa3X6iWg
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”6493Please respect copyright.PENANAwtNsUO74sT
6493Please respect copyright.PENANANbCggJoqkk
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”6493Please respect copyright.PENANAYZMehBz3SP
6493Please respect copyright.PENANAqvhn5dfDUN
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”6493Please respect copyright.PENANAMnf566EW4o
6493Please respect copyright.PENANAUt9a4ArAML
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”6493Please respect copyright.PENANA33X2qN5vyq
6493Please respect copyright.PENANAmzrwVvWcb7
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”6493Please respect copyright.PENANAdSQabS00h9
6493Please respect copyright.PENANAGLZjSvfh18
6493Please respect copyright.PENANA9nUiQXyQlb
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.6493Please respect copyright.PENANAydSvhLbwJv
6493Please respect copyright.PENANA7KPoPcWfOw
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.6493Please respect copyright.PENANAOKbKY5Urvj
6493Please respect copyright.PENANAq2QrppZMwB
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.6493Please respect copyright.PENANAbQlDLgC1ED
6493Please respect copyright.PENANAzvbrNv5sso
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.6493Please respect copyright.PENANAMVJzKuDc1y
6493Please respect copyright.PENANA2XdTGj5WBc
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAN9pGRxGKMT
6493Please respect copyright.PENANAKil31R3Txi
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”6493Please respect copyright.PENANA3PBvaKE0i0
6493Please respect copyright.PENANAs0uIEq4hXV
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.6493Please respect copyright.PENANAKVrqEllcQI
6493Please respect copyright.PENANAJLRNIYagrO
6493Please respect copyright.PENANAsbIMHLiCSp
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.6493Please respect copyright.PENANAZApb9bylNl
6493Please respect copyright.PENANATLtwgGPIl0
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.6493Please respect copyright.PENANAkwQEwGLYoC
6493Please respect copyright.PENANAUKEakPbsd3
6493Please respect copyright.PENANAniGHDQXSsX
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.6493Please respect copyright.PENANAMaYRHTBqc5
6493Please respect copyright.PENANAMziiPbhk0c
6493Please respect copyright.PENANAC0OMAzkgBR
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.6493Please respect copyright.PENANArly6ISxvBs
6493Please respect copyright.PENANA5sGR3tmtCg
6493Please respect copyright.PENANAw1G70cUV9I
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.6493Please respect copyright.PENANAeqOyG3mRn1
6493Please respect copyright.PENANA2G9pqsOejf
6493Please respect copyright.PENANASKRoGvhdP0
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”6493Please respect copyright.PENANAA0XO1ykekl
6493Please respect copyright.PENANAJ55rMMAdVJ
“Tapi pak..”6493Please respect copyright.PENANARNCmMNjS7B
6493Please respect copyright.PENANA9UEnaYga07
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”6493Please respect copyright.PENANAacrlZA62FW
6493Please respect copyright.PENANAspEoHWZVnp
“Iya pak, boleh kok”6493Please respect copyright.PENANAFnl83zfqUR
6493Please respect copyright.PENANAXT2phgOLJv
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”6493Please respect copyright.PENANAoadM6yhB9v
6493Please respect copyright.PENANAk0EA5H4Sm1
6493Please respect copyright.PENANAXu2mXUGZWF
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.6493Please respect copyright.PENANAb10fTTyFBt
6493Please respect copyright.PENANAbDZGLSRCDz
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.6493Please respect copyright.PENANA1IiJfTzX8s
6493Please respect copyright.PENANAoNI935kzt1
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.6493Please respect copyright.PENANAGkURGJAWn4
6493Please respect copyright.PENANAm2DzHYVgJC
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.6493Please respect copyright.PENANAmG7XBe02ng
6493Please respect copyright.PENANABAWKAQwPaM
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.6493Please respect copyright.PENANA7H4JJgigAK
6493Please respect copyright.PENANAAtrFFsIoAY
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.6493Please respect copyright.PENANAqa4hyjUlx8
6493Please respect copyright.PENANAdGLEdzAp4W
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.6493Please respect copyright.PENANA0WTvIqCNoS
6493Please respect copyright.PENANA26pLdg0UUx
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.6493Please respect copyright.PENANAmmLaZL0Gme
6493Please respect copyright.PENANAQXXU1iAYse
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.6493Please respect copyright.PENANAe6n2mSougQ
6493Please respect copyright.PENANALJBF3qc1rH
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.6493Please respect copyright.PENANADqb0eVpTTX
6493Please respect copyright.PENANAkzRKYJD1RF
6493Please respect copyright.PENANAdXywhIilu0
“Hheempphh… ndaaaa…”6493Please respect copyright.PENANAw3n1Ms9uyV
6493Please respect copyright.PENANAQvLaFt3Aqx
6493Please respect copyright.PENANA8T1U1BHYlo
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.6493Please respect copyright.PENANACXmaJKS3cB
6493Please respect copyright.PENANAJdozC92D1L
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.6493Please respect copyright.PENANA8qSCg7SAlf
6493Please respect copyright.PENANAJ1MgQddML8
*6493Please respect copyright.PENANAZoyNz7MjD8
*6493Please respect copyright.PENANAw4z4Z3eTez
*6493Please respect copyright.PENANAzUYsjWJjfT
*6493Please respect copyright.PENANABXw0cfzjtM
6493Please respect copyright.PENANAqmnikXZIOq
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.6493Please respect copyright.PENANAJx03GfAnu1
6493Please respect copyright.PENANA6CVHHnB20L
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.6493Please respect copyright.PENANAvuwmLeTAVJ
6493Please respect copyright.PENANAsx3RL2tpwB
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.6493Please respect copyright.PENANAO8vCbfxfCU
6493Please respect copyright.PENANA9qZ1glTnLO
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.6493Please respect copyright.PENANAw4EoGJ2epR
6493Please respect copyright.PENANAU7O8bF7Npc
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.6493Please respect copyright.PENANAstGogOmzP3
6493Please respect copyright.PENANAqPWwRpMsMo
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.6493Please respect copyright.PENANANZljMxZb2T
6493Please respect copyright.PENANA9vjDmiJU3Q
6493Please respect copyright.PENANAysYSxOvcSH
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.6493Please respect copyright.PENANAK9v4TfSywo
6493Please respect copyright.PENANAkmpQdg96Gj
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.6493Please respect copyright.PENANAKYA5exDOwK
6493Please respect copyright.PENANAlTCM57Ip1y
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”6493Please respect copyright.PENANADzO0UOwP3U
6493Please respect copyright.PENANA3SGEK1FCbm
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”6493Please respect copyright.PENANAMdZZD28UUS
6493Please respect copyright.PENANAPBRmKdL6By
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”6493Please respect copyright.PENANAF84G0jXGi9
6493Please respect copyright.PENANAjYPMpL32bp
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”6493Please respect copyright.PENANAFYcadk553Y
6493Please respect copyright.PENANA50lvwUJFvm
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”6493Please respect copyright.PENANAZjflbr3vZo
6493Please respect copyright.PENANAzOAGUE4MLi
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”6493Please respect copyright.PENANAMMONH91Jay
6493Please respect copyright.PENANAnaqTAwEArf
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”6493Please respect copyright.PENANAmrsqlWDzYj
6493Please respect copyright.PENANAZNL4UD9uE9
“Iya pak”6493Please respect copyright.PENANAP7VmVTS5A3
6493Please respect copyright.PENANA4H50d6uF9I
6493Please respect copyright.PENANA7G6SngoAUW
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.6493Please respect copyright.PENANALZuwUlochC
6493Please respect copyright.PENANA1FDh7LQ7YZ
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.6493Please respect copyright.PENANAwyk34e0lca
6493Please respect copyright.PENANABeVd9czuox
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.6493Please respect copyright.PENANAErTGPuP36k
6493Please respect copyright.PENANAnl7gSd5kI5
6493Please respect copyright.PENANA4cEjBNpkYI
“Diminum pak” ucap Cita.6493Please respect copyright.PENANAJ08ZapEprG
6493Please respect copyright.PENANA3ln0kjzzzj
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”6493Please respect copyright.PENANAm3cgrmFVxC
6493Please respect copyright.PENANAXx5BdUnn9k
“Belum sih, baru 2 jam”6493Please respect copyright.PENANAyoqkRUCRuI
6493Please respect copyright.PENANA8jyd3Z6cRW
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”6493Please respect copyright.PENANA7QHcIS2DYK
6493Please respect copyright.PENANAQbJS140hhO
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”6493Please respect copyright.PENANAjxauTrUJA0
6493Please respect copyright.PENANAhFxqq09Law
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”6493Please respect copyright.PENANApKX11v3OWb
6493Please respect copyright.PENANAHAZnUVKZGv
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”6493Please respect copyright.PENANAxNskXDRXsB
6493Please respect copyright.PENANAEoHyRXLon2
“Halah, paling ngegosip aja kan?”6493Please respect copyright.PENANAD6ZFlql731
6493Please respect copyright.PENANAd58UO1Ck0z
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”6493Please respect copyright.PENANAaOqA4d8gbG
6493Please respect copyright.PENANASqvCwg1FvX
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”6493Please respect copyright.PENANAhdICEwlH1U
6493Please respect copyright.PENANAtpuAYr6KyN
“Haha iya pak”6493Please respect copyright.PENANAGRWsFkBqLo
6493Please respect copyright.PENANAdYwysPgUls
6493Please respect copyright.PENANAFLpQP3yXOa
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANA8IS2GvNOhh
6493Please respect copyright.PENANAeoC1urnEhc
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.6493Please respect copyright.PENANAoaMoFo0knT
6493Please respect copyright.PENANAkzKJ3bkJHp
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.6493Please respect copyright.PENANA3gDAdGQK9v
6493Please respect copyright.PENANAvINFn556GM
6493Please respect copyright.PENANA5uLtMmCtBj
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.6493Please respect copyright.PENANAZGSzA4W7aE
6493Please respect copyright.PENANAlhsWWOqR5s
Cita menggeleng. “Belum pak”6493Please respect copyright.PENANAvzJZzXRuJE
6493Please respect copyright.PENANA2TxuPBB2rH
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”6493Please respect copyright.PENANA7FWDpN6Per
6493Please respect copyright.PENANAKOF7Cw9erO
6493Please respect copyright.PENANArBtpD6urkf
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.6493Please respect copyright.PENANAtaAsR3isSt
6493Please respect copyright.PENANAdHyYuLOCRd
6493Please respect copyright.PENANAiXVNhpfbmQ
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.6493Please respect copyright.PENANAwZYIPZRpNt
6493Please respect copyright.PENANA5uj12nhw6T
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.6493Please respect copyright.PENANA6R0m4enve8
6493Please respect copyright.PENANAZN14jREshw
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”6493Please respect copyright.PENANA9qhOo65JiK
6493Please respect copyright.PENANA7N6B3RF6UJ
“Siapa yang galau?” kilah Cita.6493Please respect copyright.PENANAGMD8sstNLl
6493Please respect copyright.PENANAdMReTmakvN
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”6493Please respect copyright.PENANAv3084HlQc6
6493Please respect copyright.PENANAVRsHKyui6g
6493Please respect copyright.PENANAVFwIzgsLCD
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.6493Please respect copyright.PENANAIUO6yu0MsM
6493Please respect copyright.PENANALr4G1d0wrS
6493Please respect copyright.PENANAAt7rQs3uE5
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”6493Please respect copyright.PENANAw35CkhrqUr
6493Please respect copyright.PENANAksKu9Uc2aQ
6493Please respect copyright.PENANAGGD5tQ4tKe
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.6493Please respect copyright.PENANAOgeMe0GN4f
6493Please respect copyright.PENANADodTuy2pSm
6493Please respect copyright.PENANAN4NRWOxxEF
“Apa kamu nggak pengen tahu?”6493Please respect copyright.PENANAEacSwBj5ZR
6493Please respect copyright.PENANAFgzGF0s9XF
6493Please respect copyright.PENANAdh9PYG84nW
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.6493Please respect copyright.PENANAJMZC8WLS7b
6493Please respect copyright.PENANAeU1JMcYGkM
6493Please respect copyright.PENANAzWZwdIdFnG
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”6493Please respect copyright.PENANAtX0XjqEHsw
6493Please respect copyright.PENANAdUkuLOPcZE
6493Please respect copyright.PENANA6bhpYmOo5L
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.6493Please respect copyright.PENANAabNRhTmXFf
6493Please respect copyright.PENANArVDwKvkPNL
6493Please respect copyright.PENANAwK8qy2dTKU
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.6493Please respect copyright.PENANAMzWs5A5BsT
6493Please respect copyright.PENANAPC8Ll1jTmp
6493Please respect copyright.PENANA8E4HOpVvG7
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.6493Please respect copyright.PENANAzUkWEvsps8
6493Please respect copyright.PENANAPD37imuHQT
6493Please respect copyright.PENANAvlXnl3wDJt
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”6493Please respect copyright.PENANAcvKIr1kWkE
6493Please respect copyright.PENANA8SmIRO7NMY
6493Please respect copyright.PENANAdMq2AVT0B4
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.6493Please respect copyright.PENANA3v3QikHLZD
6493Please respect copyright.PENANALr3Re7KXOI
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.6493Please respect copyright.PENANACQBBaAxY7m
6493Please respect copyright.PENANAGyrJLCOXrx
6493Please respect copyright.PENANAyVW0leojBB
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.6493Please respect copyright.PENANA9bYURHBHD9
6493Please respect copyright.PENANAfKbOnm0hlU
6493Please respect copyright.PENANAvu8y84eMQm
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.6493Please respect copyright.PENANADNzAJ9fWH2
6493Please respect copyright.PENANAua5ToKqCGQ
6493Please respect copyright.PENANA5rIHsjv7qk
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”6493Please respect copyright.PENANAOr7PnhIvzD
6493Please respect copyright.PENANASwA44J7TeF
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAEIGF3a9BFg
6493Please respect copyright.PENANAR4ERxXNeIs
6493Please respect copyright.PENANADob5KJx4JP
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.6493Please respect copyright.PENANA5MPvrnx5gS
6493Please respect copyright.PENANALoY74TodCu
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.6493Please respect copyright.PENANAZCD1lpSLm6
6493Please respect copyright.PENANA91Hk2KmVS8
6493Please respect copyright.PENANAwXfHeFz4gY
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.6493Please respect copyright.PENANAo4MD3gWqmc
6493Please respect copyright.PENANAiZtVbvUXJd
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.6493Please respect copyright.PENANAhDYTmaQqkC
6493Please respect copyright.PENANA1YZd3b4Ba4
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.6493Please respect copyright.PENANAtUl9SXfYaJ
6493Please respect copyright.PENANAiVQBnuLaTk
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAiXraMxVpvP
6493Please respect copyright.PENANAXAAnGYGX8N
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.6493Please respect copyright.PENANAb3PkqevXMY
6493Please respect copyright.PENANANgNNzOaV94
6493Please respect copyright.PENANA4lGZY2qwAU
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.6493Please respect copyright.PENANAKzKrhayQJf
6493Please respect copyright.PENANADWS2DMdufl
6493Please respect copyright.PENANA6iuGSlGrWR
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.6493Please respect copyright.PENANAyLZCENFN3Q
6493Please respect copyright.PENANAgtshgYtqiC
“Bingung gimana?”6493Please respect copyright.PENANAtSn9PCcqUw
6493Please respect copyright.PENANAURk5CEYplk
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”6493Please respect copyright.PENANAsLanZ3onwm
6493Please respect copyright.PENANA5hq5ZUUI4U
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAQUUp1FgNoX
6493Please respect copyright.PENANAZfzbq44WP8
6493Please respect copyright.PENANAeysLc7SQfZ
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.6493Please respect copyright.PENANAFDQGDS36fZ
6493Please respect copyright.PENANAbxbMH3HYQR
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.6493Please respect copyright.PENANAmLVbQhKSdM
6493Please respect copyright.PENANAo2gVcqmx9d
6493Please respect copyright.PENANAoyE3GLKBfo
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.6493Please respect copyright.PENANAYWw0g3D2yU
6493Please respect copyright.PENANA0JGwtp185m
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”6493Please respect copyright.PENANAzorns2qjiA
6493Please respect copyright.PENANAfGG1SDGe8z
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.6493Please respect copyright.PENANAGBjfMj33VK
6493Please respect copyright.PENANAHsUe5lBMKI
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”6493Please respect copyright.PENANAl5iHxICExX
6493Please respect copyright.PENANAXTu5p3SM8a
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”6493Please respect copyright.PENANAkNsYRtxSZj
6493Please respect copyright.PENANAhmdMKr3CPo
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANANVnWQbzPvu
6493Please respect copyright.PENANATHXdB1CxnM
6493Please respect copyright.PENANArT3PiPfFhA
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.6493Please respect copyright.PENANAPmTXh1OYgW
6493Please respect copyright.PENANAGncnLQuh4j
6493Please respect copyright.PENANAN0zyYMZU8d
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”6493Please respect copyright.PENANAzRaIugN2UN
6493Please respect copyright.PENANAQwzfpIZOUH
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.6493Please respect copyright.PENANArlPCsHKA6W
6493Please respect copyright.PENANAGqgyDdsCU7
“Iya pak”6493Please respect copyright.PENANAF0HjTWWh6v
6493Please respect copyright.PENANAvuzQZDdkDb
“Terus, kamu gimana?”6493Please respect copyright.PENANArqeEjr1U1a
6493Please respect copyright.PENANAAYrfHcwTHw
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”6493Please respect copyright.PENANA85jh7nDptW
6493Please respect copyright.PENANA2seslNcSul
6493Please respect copyright.PENANA46tRKdeBum
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.6493Please respect copyright.PENANA7tWd9IPLxW
6493Please respect copyright.PENANAUFssWvgwDT
6493Please respect copyright.PENANA4woPxAnpd0
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.6493Please respect copyright.PENANAEK1Cu0jyOz
6493Please respect copyright.PENANA5MGVLzuOMp
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.6493Please respect copyright.PENANAnrxHUfNcg4
6493Please respect copyright.PENANAl2DmHojpFe
6493Please respect copyright.PENANAJhcdhpdOYl
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.6493Please respect copyright.PENANAd6ApEIWMjC
6493Please respect copyright.PENANAqSSZdO9RQR
6493Please respect copyright.PENANAw0JvTbMCr8
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAvmaRICSBBb
6493Please respect copyright.PENANAap9QlDxops
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.6493Please respect copyright.PENANAyVgJghzTRs
6493Please respect copyright.PENANA9cmw0eVpUv
6493Please respect copyright.PENANAxzpYdbUrkr
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.6493Please respect copyright.PENANA1Ruc0s8GHn
6493Please respect copyright.PENANAJgLvvCfG7m
6493Please respect copyright.PENANABgjskIVlbi
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”6493Please respect copyright.PENANA9XQxpfI2SF
6493Please respect copyright.PENANAZK6ozGdW9r
6493Please respect copyright.PENANAdAmbpUDQ7p
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.6493Please respect copyright.PENANAYWDOS9ukMf
6493Please respect copyright.PENANAdpv7vUjHcA
6493Please respect copyright.PENANA6z9Q4f7VFK
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”6493Please respect copyright.PENANAwjdgVe8PnP
6493Please respect copyright.PENANAkXy1yTFUs7
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANABUzhaIszBG
6493Please respect copyright.PENANAf9SaDGZXL5
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”6493Please respect copyright.PENANAKg3Zipzydv
6493Please respect copyright.PENANAf37ZQ9fgfD
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”6493Please respect copyright.PENANAYosx2DZm1C
6493Please respect copyright.PENANAeewhUEjSc5
6493Please respect copyright.PENANA3WKuFUFdHH
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.6493Please respect copyright.PENANANAvboklcU3
6493Please respect copyright.PENANAELjgryPR3F
6493Please respect copyright.PENANASGD7PKRatt
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”6493Please respect copyright.PENANAzvu4JBCzdS
6493Please respect copyright.PENANAh6eYiuxEB4
6493Please respect copyright.PENANA3HljbDucBm
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.6493Please respect copyright.PENANA5QOP2n2lht
6493Please respect copyright.PENANAwb432UlxTY
6493Please respect copyright.PENANAsUKDGUSd9V
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.6493Please respect copyright.PENANAWeuLogFig7
6493Please respect copyright.PENANAnjlixUwDo8
6493Please respect copyright.PENANAaO9fK2Z0N9
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.6493Please respect copyright.PENANA0CAwUZ09Ks
6493Please respect copyright.PENANAJJzYrTHdP6
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.6493Please respect copyright.PENANAaOs8MIZFhR
6493Please respect copyright.PENANAhmUq3JU4bB
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.6493Please respect copyright.PENANA4B1b6PIycN
6493Please respect copyright.PENANACmBP9GDMhV
6493Please respect copyright.PENANAgR4wi4Ev83
“Cita”6493Please respect copyright.PENANAHfehXAWVNO
6493Please respect copyright.PENANAnMKF3TcmaL
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.6493Please respect copyright.PENANAuTKuZ2vsBZ
6493Please respect copyright.PENANAXppR5ATb18
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAJm1dtaf8TC
6493Please respect copyright.PENANAlzYYOsT8fm
6493Please respect copyright.PENANAlNTFvO3AR6
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.6493Please respect copyright.PENANAXJmnsrMNFI
6493Please respect copyright.PENANAz8jcWImiBd
6493Please respect copyright.PENANA3Iu8G9RudF
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.6493Please respect copyright.PENANAPo0NIMhxFP
6493Please respect copyright.PENANAbdNQBqDv4N
6493Please respect copyright.PENANAsRgp5pyTjB
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAkTYWPuok4S
6493Please respect copyright.PENANAbLLEEVdwMB
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.6493Please respect copyright.PENANAzEl6aZ4lnU
6493Please respect copyright.PENANADVS3MLRhGt
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.6493Please respect copyright.PENANAIoUKGxaTbN
6493Please respect copyright.PENANAIyDfs831qY
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.6493Please respect copyright.PENANA6tuhJJOrmN
6493Please respect copyright.PENANAzn9KFnTH31
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.6493Please respect copyright.PENANAE5Nm3pBC24
6493Please respect copyright.PENANAFZ9gkylOSF
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.6493Please respect copyright.PENANApWbz7P3bLW
6493Please respect copyright.PENANAEnnj5k9ylP
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.6493Please respect copyright.PENANAiRdzhBV6Hw
6493Please respect copyright.PENANAr1e6UQQ6Hq
Cuuuup…6493Please respect copyright.PENANAROODuwgGr1
6493Please respect copyright.PENANAhdvcpncFih
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.6493Please respect copyright.PENANAGieNTNBNuG
6493Please respect copyright.PENANAnOlCJpuTfJ
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAUmVwl8yxgo
6493Please respect copyright.PENANAvAwjxY2pGh
6493Please respect copyright.PENANAxSgUvXLwYc
“Cita”6493Please respect copyright.PENANABmU18fZYW3
6493Please respect copyright.PENANATWbXS8rOeF
“Iya pak”6493Please respect copyright.PENANAa1AiqKHWUy
6493Please respect copyright.PENANANJpXFEX05o
“Cuci muka sana gih”6493Please respect copyright.PENANAD1jYAXecEH
6493Please respect copyright.PENANAQEai4g3l3M
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.6493Please respect copyright.PENANAmHiUXjD5Mg
6493Please respect copyright.PENANAX5Y8ZNgIvn
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”6493Please respect copyright.PENANA7odF63C5zq
6493Please respect copyright.PENANASGCzIR9xur
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.6493Please respect copyright.PENANAcQ1p2I4SqY
6493Please respect copyright.PENANADRuAXjyxqe
6493Please respect copyright.PENANABIj2aQ1chg
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.6493Please respect copyright.PENANAnD7v3bQqZR
6493Please respect copyright.PENANA5xuPEGbtdg
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.6493Please respect copyright.PENANAXGWKCV8P58
6493Please respect copyright.PENANAF9U2l9LO9h
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.6493Please respect copyright.PENANAlQajDXf8m3
6493Please respect copyright.PENANAZyMWWN5lkk
6493Please respect copyright.PENANAJIYBavzFbI
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”6493Please respect copyright.PENANApTbmP1Rppr
6493Please respect copyright.PENANAmxrpYKDbZO
6493Please respect copyright.PENANAyJmMD8DMvy
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.6493Please respect copyright.PENANAhW55br6zsQ
6493Please respect copyright.PENANAtkYJMFe2gt
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.6493Please respect copyright.PENANAKuIuAXcmq0
6493Please respect copyright.PENANAljZcOcNjud
6493Please respect copyright.PENANAZ9Bz0i1Dvo
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”6493Please respect copyright.PENANAS1W1WKo8wl
6493Please respect copyright.PENANAaRMt9IzHF4
6493Please respect copyright.PENANAkr8TCcsEqx
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.6493Please respect copyright.PENANAeqapw2M49y
6493Please respect copyright.PENANAli8nCU0C1n
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAaC8bDbFcFh
6493Please respect copyright.PENANATMR9nSqF77
Tok.. tok.. tok..6493Please respect copyright.PENANAYHA0luRKIr
6493Please respect copyright.PENANAhoqmy34XI6
6493Please respect copyright.PENANAtsCVdXZuSX
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.6493Please respect copyright.PENANAd4vM0D4ik4
6493Please respect copyright.PENANA7jIclOoSfI
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.6493Please respect copyright.PENANA6iQ7JvFy1k
6493Please respect copyright.PENANAUp3uTbxjGL
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”6493Please respect copyright.PENANAGKFAIltEQp
6493Please respect copyright.PENANAGY6KyFCOfX
“Hehe emang kenapa sih pak?”6493Please respect copyright.PENANAqhF4qXJ8qw
6493Please respect copyright.PENANAegVquIZRUP
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.6493Please respect copyright.PENANAnGPiXY1B9l
6493Please respect copyright.PENANAS9cLhyGDpn
6493Please respect copyright.PENANAfa5lR9WvIM
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.6493Please respect copyright.PENANArVDb6nNAHd
6493Please respect copyright.PENANAhFo8XKurK4
Tuuk…6493Please respect copyright.PENANAmqc2482BIk
6493Please respect copyright.PENANAanY5Pf9miN
6493Please respect copyright.PENANA3tCmKIXIWT
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.6493Please respect copyright.PENANABX5SHufnM9
6493Please respect copyright.PENANANekstv8yqg
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.6493Please respect copyright.PENANAV2i2mQAYsl
6493Please respect copyright.PENANAOPekzynpFe
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAh1x3CY7S4l
6493Please respect copyright.PENANAToVay9IVsK
6493Please respect copyright.PENANAKNaKNWXGn9
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.6493Please respect copyright.PENANAkAT8DYEmTo
6493Please respect copyright.PENANATj02uvbF53
6493Please respect copyright.PENANAfPPM3fZwjl
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.6493Please respect copyright.PENANAutR9NnqnyG
6493Please respect copyright.PENANAoJWtgvjavj
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”6493Please respect copyright.PENANA6g0nBxiYJi
6493Please respect copyright.PENANA7Pth0TDb9E
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”6493Please respect copyright.PENANAaL88LNyBVN
6493Please respect copyright.PENANACG1ad71Bu7
“Ooh gitu, yaudah deh pak”6493Please respect copyright.PENANA1rEoqfxlk5
6493Please respect copyright.PENANAveMldwxgtt
6493Please respect copyright.PENANA0CAEqTvi9x
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.6493Please respect copyright.PENANAEDTe5t1rSA
6493Please respect copyright.PENANAzjqRfHg5vR
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.6493Please respect copyright.PENANA3xHpIxE1D9
6493Please respect copyright.PENANAXwx6gitcfe
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.6493Please respect copyright.PENANATVwX4fKVZ2
6493Please respect copyright.PENANAApKtIMvfJM
Aku sayang kamu.6493Please respect copyright.PENANAD8V16kc4UR
6493Please respect copyright.PENANAyqVaQ3idfi
Cuuppp…6493Please respect copyright.PENANAgPB5IVz6WW
6493Please respect copyright.PENANA4s0ZZc9k9x
*6493Please respect copyright.PENANAI5JKJXKGAV
*6493Please respect copyright.PENANA67ltGNjQcx
*6493Please respect copyright.PENANAr8wmNgkjdT
*6493Please respect copyright.PENANAJk6RBkQUCb
*
Bersambung6493Please respect copyright.PENANA9sWqvxlOag