6173Please respect copyright.PENANARHDYTjd5Nu
6173Please respect copyright.PENANAoIJtp7Pt65
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.6173Please respect copyright.PENANAsVz9EwTcEs
6173Please respect copyright.PENANAVY0JEW0E0f
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAfboqsoId1n
6173Please respect copyright.PENANAUMjaDdW2sS
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.6173Please respect copyright.PENANAxRpTvCJ4wq
6173Please respect copyright.PENANAlr0Fbu8V2u
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.6173Please respect copyright.PENANA0grLBgDio9
6173Please respect copyright.PENANAnNtcV0896g
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.6173Please respect copyright.PENANAqcSAY7K9lm
6173Please respect copyright.PENANAtWK3jhmD8w
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.6173Please respect copyright.PENANA8uQu1PqaUn
6173Please respect copyright.PENANArtBzjL0nIK
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.6173Please respect copyright.PENANA32ja8o7jBm
6173Please respect copyright.PENANAzSCvR7EaO3
6173Please respect copyright.PENANA4Q6JNdoEL7
“Sore Cita”6173Please respect copyright.PENANA3xKVwBQFyZ
6173Please respect copyright.PENANAW6gBYfeiAu
“Sore pak Bowo, masuk pak”6173Please respect copyright.PENANAVbgD8QEZhC
6173Please respect copyright.PENANAXzUaAwfnhr
“Iya. Mana Putra?”6173Please respect copyright.PENANAedCJd89ayq
6173Please respect copyright.PENANAIYeVlNm7Dm
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”6173Please respect copyright.PENANACaSwpvD8It
6173Please respect copyright.PENANA0YOVV8zKZV
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”6173Please respect copyright.PENANAcCyMHlwPfi
6173Please respect copyright.PENANAKPo2XsmmMg
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”6173Please respect copyright.PENANAYPuI6W7pK1
6173Please respect copyright.PENANAnUHMc6QQTD
“Iya”6173Please respect copyright.PENANAvdgKXDqxNY
6173Please respect copyright.PENANAqOkl1GHnmX
6173Please respect copyright.PENANAoxARkSFMJt
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.6173Please respect copyright.PENANAOOG9xMbKJV
6173Please respect copyright.PENANAtgUM6G9qLe
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.6173Please respect copyright.PENANAyQoC3tic41
6173Please respect copyright.PENANALlWpsdBc3c
6173Please respect copyright.PENANAIjDQ7LFbnT
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.6173Please respect copyright.PENANA6BvQryz8lB
6173Please respect copyright.PENANAIH5blQCLXE
“Kemana om?”6173Please respect copyright.PENANA1SUNGwQy6l
6173Please respect copyright.PENANAp3Xq8dEvU5
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”6173Please respect copyright.PENANAixdN5rrT2Z
6173Please respect copyright.PENANAY095IiubYU
“Mau om. Ayo jalan-jalan”6173Please respect copyright.PENANAUOv3qMx7uC
6173Please respect copyright.PENANAvVQvapJzfZ
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”6173Please respect copyright.PENANA8ZsuMLpIde
6173Please respect copyright.PENANAMZSgTPOiw1
6173Please respect copyright.PENANAsZeshuPgLY
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.6173Please respect copyright.PENANAjN5RUuHMk7
6173Please respect copyright.PENANAvLhwznnXu2
6173Please respect copyright.PENANAVn4kACQPcT
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”6173Please respect copyright.PENANADzV433cqSA
6173Please respect copyright.PENANA3fb9P4Q2CA
“Putra mau jalan-jalan?”6173Please respect copyright.PENANAgIPgRPMEGH
6173Please respect copyright.PENANAc9amey3ucC
“Iya”6173Please respect copyright.PENANAmnsYVQ1j7P
6173Please respect copyright.PENANA9sTQwDvI0g
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”6173Please respect copyright.PENANAIP7i5cmQBS
6173Please respect copyright.PENANAk7fMM7Wsx3
“Yaah..”6173Please respect copyright.PENANAMHt1aU9yFJ
6173Please respect copyright.PENANAft5VvtcjA2
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.6173Please respect copyright.PENANAwKKCWET0oR
6173Please respect copyright.PENANAlRoC0i2CUW
“Iya bunda”6173Please respect copyright.PENANA6IC2tLAC70
6173Please respect copyright.PENANADj30R94eM8
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.6173Please respect copyright.PENANAcz5YV2LcGR
6173Please respect copyright.PENANAwUa1PpveLQ
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”6173Please respect copyright.PENANACMB6tgdLn0
6173Please respect copyright.PENANAJHJu3WWPdD
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”6173Please respect copyright.PENANAQTcFnYOQJB
6173Please respect copyright.PENANAhx3uGJCalQ
6173Please respect copyright.PENANAJcjLteZCat
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.6173Please respect copyright.PENANAeWwdyYyZsn
6173Please respect copyright.PENANAB4LAAT7YZI
6173Please respect copyright.PENANA56Yh07eThz
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAojWXxx5ADh
6173Please respect copyright.PENANAyHt7rI4kRx
“Haha iya pak”6173Please respect copyright.PENANA4OHeg0E09e
6173Please respect copyright.PENANAEKy3vIAYpu
6173Please respect copyright.PENANAg3F1kSPsiJ
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.6173Please respect copyright.PENANAdsUHiwsv0r
6173Please respect copyright.PENANADQW8G1ITby
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.6173Please respect copyright.PENANA5P9zNujwf9
6173Please respect copyright.PENANAoHf5L3HkgU
6173Please respect copyright.PENANAZ5dKirl87x
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”6173Please respect copyright.PENANAqBdKs25gWM
6173Please respect copyright.PENANA0OuL88VpKu
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”6173Please respect copyright.PENANAj1gtMJDsuB
6173Please respect copyright.PENANAFkHGeqOyeq
“Loh kamu belum tahu emangnya?”6173Please respect copyright.PENANA2WHo6vXGVX
6173Please respect copyright.PENANAeLoEqJyMWb
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”6173Please respect copyright.PENANAqPDcY0h2Jr
6173Please respect copyright.PENANAn8I6XaNYCc
“Ooh gitu”6173Please respect copyright.PENANAQMpL0wqFC2
6173Please respect copyright.PENANA22Ree1ALmo
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”6173Please respect copyright.PENANANmMeu5f4Qz
6173Please respect copyright.PENANA8iqv15HGUV
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”6173Please respect copyright.PENANAylqQsypr1L
6173Please respect copyright.PENANAJdek5NUVxl
6173Please respect copyright.PENANAFAejlPM5L9
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?6173Please respect copyright.PENANATGbQl5F1zo
6173Please respect copyright.PENANAqPZnuc3cv9
6173Please respect copyright.PENANAKysUEu6HLJ
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”6173Please respect copyright.PENANAsdRNjsGR6G
6173Please respect copyright.PENANAEgDq5YEYL5
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”6173Please respect copyright.PENANAy0zaU8d1zq
6173Please respect copyright.PENANAO8WYNvcQqE
6173Please respect copyright.PENANAWuL5F5FrB1
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.6173Please respect copyright.PENANAEG0u5kw3hQ
6173Please respect copyright.PENANAwCrTkfiFwQ
6173Please respect copyright.PENANAPXQxsY1UrB
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”6173Please respect copyright.PENANADOH0KNqzZS
6173Please respect copyright.PENANArxHIhtJ1Cs
“Nah berarti aman dong? Haha”6173Please respect copyright.PENANAlpSbX1XNUT
6173Please respect copyright.PENANAYLX6PR8Rqe
“Haha iya pak, aman”6173Please respect copyright.PENANAotq1lLk3hf
6173Please respect copyright.PENANABY6yD8WzzK
6173Please respect copyright.PENANARYVi6GU54M
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.6173Please respect copyright.PENANABQUPi6OLNR
6173Please respect copyright.PENANAZQlTN1Pbs8
6173Please respect copyright.PENANAGqXgM0mdOX
“Cit”6173Please respect copyright.PENANAzTeQYUTBop
6173Please respect copyright.PENANAcGbYty6oe0
“Iya pak?”6173Please respect copyright.PENANAZtf8fWd0AK
6173Please respect copyright.PENANA8r2u0WhUA6
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”6173Please respect copyright.PENANAq6BNSEcMb4
6173Please respect copyright.PENANAWwcL58nPjq
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”6173Please respect copyright.PENANAVCPq3Aux31
6173Please respect copyright.PENANAeHFIqBcxcK
“Emang sekarang digodainnya gimana?”6173Please respect copyright.PENANAfjhURgD25I
6173Please respect copyright.PENANAS4H0l3MAgk
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”6173Please respect copyright.PENANAgluj5uWWWY
6173Please respect copyright.PENANAtW1igU6YEb
“Terus?”6173Please respect copyright.PENANAeHL34FsTOz
6173Please respect copyright.PENANAzkERKbCVzE
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”6173Please respect copyright.PENANAN1BwJhO83G
6173Please respect copyright.PENANAApvHuwZqu0
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”6173Please respect copyright.PENANAbW8fZHA8gq
6173Please respect copyright.PENANAB4bPIEFygA
“Ya kan beda pak”6173Please respect copyright.PENANA8TlWZy5cQQ
6173Please respect copyright.PENANAY7Nr6iIxlL
“Beda gimana?”6173Please respect copyright.PENANAApofCcGxoU
6173Please respect copyright.PENANAyh1JocnjFy
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”6173Please respect copyright.PENANAi1LmbkiiC4
6173Please respect copyright.PENANAgi9TcG647u
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”6173Please respect copyright.PENANAGggxl4a22u
6173Please respect copyright.PENANAZ69oiassH6
“Haha ya nggak gitu juga pak”6173Please respect copyright.PENANAiDYSHiepMk
6173Please respect copyright.PENANA0veRtRT5b8
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”6173Please respect copyright.PENANAxzC00SMfn2
6173Please respect copyright.PENANAbtl3peuduN
“Lha terus Putra gimana?”6173Please respect copyright.PENANAHvU5O8fvqD
6173Please respect copyright.PENANAxqEXFEcmsx
“Ya Putra sama neneknya, haha”6173Please respect copyright.PENANAfalFkYoA0R
6173Please respect copyright.PENANAaanXawOz09
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”6173Please respect copyright.PENANAdFGl9Ikne9
6173Please respect copyright.PENANANDBSJAcB3n
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”6173Please respect copyright.PENANArsfWD5meGc
6173Please respect copyright.PENANA1sXa2HsZoG
6173Please respect copyright.PENANAIZ2wirinf6
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAnkp8bh1Xdx
6173Please respect copyright.PENANAgZsQd3Mxvn
6173Please respect copyright.PENANAPALRcMr4PP
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”6173Please respect copyright.PENANAbkAzAwPUR6
6173Please respect copyright.PENANAOOufCAoDHc
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”6173Please respect copyright.PENANAJToakP0W0t
6173Please respect copyright.PENANAw60KCZSA9c
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”6173Please respect copyright.PENANAeGTikMFpPz
6173Please respect copyright.PENANAOsfDmcGpSA
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”6173Please respect copyright.PENANAxPcVcqcZcz
6173Please respect copyright.PENANA4N7n6GDAyb
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”6173Please respect copyright.PENANAOyP4s02QCp
6173Please respect copyright.PENANA8E6jTgouQC
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”6173Please respect copyright.PENANAWne04p3Ev2
6173Please respect copyright.PENANAczlJwhhZwN
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”6173Please respect copyright.PENANAVr69gHkBFY
6173Please respect copyright.PENANAvnPgeko1k0
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”6173Please respect copyright.PENANAmAMmBT5d0h
6173Please respect copyright.PENANA01Y9UnBNJI
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”6173Please respect copyright.PENANAlnaeMEjI3W
6173Please respect copyright.PENANAaTnaWzPWpR
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”6173Please respect copyright.PENANAgXWCj8bb5v
6173Please respect copyright.PENANA5cdJU7UEkv
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.6173Please respect copyright.PENANALYBgYpgmAs
6173Please respect copyright.PENANAjDk3dv4lfw
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”6173Please respect copyright.PENANAVLQTesFDt1
6173Please respect copyright.PENANA2fEHJ0tPsK
“Loh kok gitu pak?”6173Please respect copyright.PENANAUYPSqaZnAY
6173Please respect copyright.PENANA91LJE2DdKL
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”6173Please respect copyright.PENANAHJIEci607W
6173Please respect copyright.PENANAQCfF2Qn6IA
“Hmm, iya juga sih”6173Please respect copyright.PENANA8QsmgsmJqz
6173Please respect copyright.PENANAyjBpHktZkc
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”6173Please respect copyright.PENANA86YlcGwCvY
6173Please respect copyright.PENANANN98ta8Csx
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”6173Please respect copyright.PENANAe5BdMAnDlO
6173Please respect copyright.PENANA8KPAA1s2s7
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”6173Please respect copyright.PENANASjmKjkysPl
6173Please respect copyright.PENANAIqUbgaZA0q
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”6173Please respect copyright.PENANAmG3XPx7JGG
6173Please respect copyright.PENANAOBPriJKumG
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”6173Please respect copyright.PENANAJZynFoRvtv
6173Please respect copyright.PENANARMnpseqmei
6173Please respect copyright.PENANAhFJFoqOCu4
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.6173Please respect copyright.PENANA3GZgHzu3lW
6173Please respect copyright.PENANA7M2YilHktk
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.6173Please respect copyright.PENANAyYTO0addNG
6173Please respect copyright.PENANACl5UXiJ9WV
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.6173Please respect copyright.PENANA3kMxQoCOSZ
6173Please respect copyright.PENANA4ixuZAFZDw
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.6173Please respect copyright.PENANADF0XMEdrwv
6173Please respect copyright.PENANAYUUD2DupJ9
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAukNOln3Jl5
6173Please respect copyright.PENANAdG90cZJPaT
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”6173Please respect copyright.PENANAKEdZsMJQzP
6173Please respect copyright.PENANAOKWe0KF7O0
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.6173Please respect copyright.PENANAk09KwvPRdw
6173Please respect copyright.PENANApicR5qjSSj
6173Please respect copyright.PENANA3LibYa69if
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.6173Please respect copyright.PENANArczM7QK67Q
6173Please respect copyright.PENANAa2BZzCJIzX
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.6173Please respect copyright.PENANAbFFbn6DykD
6173Please respect copyright.PENANAEjdsUX7Gxs
6173Please respect copyright.PENANAS0kX0q6nLA
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.6173Please respect copyright.PENANAT5cpYuV61T
6173Please respect copyright.PENANAJOkVIlsXyv
6173Please respect copyright.PENANAYWRTDMoaDq
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.6173Please respect copyright.PENANAEjqqa2Myo5
6173Please respect copyright.PENANA2oq1Sn7c23
6173Please respect copyright.PENANAAEWoCMjyEr
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.6173Please respect copyright.PENANAYyuHhxzbwp
6173Please respect copyright.PENANAP4DfoAguYQ
6173Please respect copyright.PENANAfCPg3Aa5bU
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”6173Please respect copyright.PENANAGAcabDJbH3
6173Please respect copyright.PENANAxcA6Jc5tJ7
“Tapi pak..”6173Please respect copyright.PENANAVh7Fj2otcO
6173Please respect copyright.PENANAH73b9Bl0AB
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”6173Please respect copyright.PENANAXKfQMEwtOs
6173Please respect copyright.PENANAcBTciBS50a
“Iya pak, boleh kok”6173Please respect copyright.PENANAUPE9vHNcXu
6173Please respect copyright.PENANAVENoWwIamX
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”6173Please respect copyright.PENANAR5aHwLc5zy
6173Please respect copyright.PENANAm79YUHRWM9
6173Please respect copyright.PENANApB8GUUuQzG
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.6173Please respect copyright.PENANATvE8UdZbnM
6173Please respect copyright.PENANAi1SyH4yho4
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.6173Please respect copyright.PENANAekcs7mmzEj
6173Please respect copyright.PENANA8fNLFRUIJj
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.6173Please respect copyright.PENANAbW07qJHry4
6173Please respect copyright.PENANAmAGKiYDnl9
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.6173Please respect copyright.PENANABVt3upD0cW
6173Please respect copyright.PENANAYvkcRQ1l1L
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.6173Please respect copyright.PENANAUEzEcxbhx3
6173Please respect copyright.PENANAFNkRCHxLpX
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.6173Please respect copyright.PENANA1xqD9rsDtW
6173Please respect copyright.PENANAczQcwwVrhc
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.6173Please respect copyright.PENANASYiRg35Nvy
6173Please respect copyright.PENANAh3Ycvmk7B9
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.6173Please respect copyright.PENANAbymRX7rXdJ
6173Please respect copyright.PENANANgr6zd3Pyh
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.6173Please respect copyright.PENANACOnWxT6WnX
6173Please respect copyright.PENANAx9OLQrUFWg
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.6173Please respect copyright.PENANAhAAs0Yi8Vs
6173Please respect copyright.PENANAGtoHtiiLXi
6173Please respect copyright.PENANANJCMwbsJLI
“Hheempphh… ndaaaa…”6173Please respect copyright.PENANAPWTIYhvUB2
6173Please respect copyright.PENANAOTc5JhQyCg
6173Please respect copyright.PENANAZrgEvc8fOP
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.6173Please respect copyright.PENANAls77L7usK6
6173Please respect copyright.PENANAAwz4ReclCz
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.6173Please respect copyright.PENANAMLaJeGKnTS
6173Please respect copyright.PENANAgxDHXzB6BD
*6173Please respect copyright.PENANAZQi9CgyJj2
*6173Please respect copyright.PENANAtfWeWFoa9u
*6173Please respect copyright.PENANAjtunjIwIES
*6173Please respect copyright.PENANA7E06FpGgWH
6173Please respect copyright.PENANAbTTkVYs7JM
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.6173Please respect copyright.PENANATqz4JVhWVn
6173Please respect copyright.PENANAVXGMXbcQzM
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.6173Please respect copyright.PENANAMeHAS2Jddl
6173Please respect copyright.PENANAfj40rMQptS
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.6173Please respect copyright.PENANAABQ4zu2zkN
6173Please respect copyright.PENANAnSg4zDrucw
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.6173Please respect copyright.PENANA3f8D1lLVks
6173Please respect copyright.PENANA0jDd6Sk89k
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.6173Please respect copyright.PENANATPvqmvpgnp
6173Please respect copyright.PENANAAsSeS6Hm0B
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.6173Please respect copyright.PENANAFUOPKybD6a
6173Please respect copyright.PENANADG8sKqnpEN
6173Please respect copyright.PENANAF29tMALUJn
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.6173Please respect copyright.PENANAfhNLU4H9sE
6173Please respect copyright.PENANAzu4bWmo090
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.6173Please respect copyright.PENANAoTu1onwjRM
6173Please respect copyright.PENANAsZMnas07mA
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”6173Please respect copyright.PENANAbqZHpxWaWw
6173Please respect copyright.PENANAh9vlqXUYKa
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”6173Please respect copyright.PENANAiofW9GUdba
6173Please respect copyright.PENANAAaKQSqWB5q
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”6173Please respect copyright.PENANAEq9pdG21TU
6173Please respect copyright.PENANAVr1kZy58T8
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”6173Please respect copyright.PENANARV9mONac3N
6173Please respect copyright.PENANAHuvMt4skls
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”6173Please respect copyright.PENANARGZq3kkEc8
6173Please respect copyright.PENANAknPXWZhSkN
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”6173Please respect copyright.PENANAl19vAok1mD
6173Please respect copyright.PENANA2wHKImruDv
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”6173Please respect copyright.PENANA1pc8rpnNFf
6173Please respect copyright.PENANAGiF8ldQLjx
“Iya pak”6173Please respect copyright.PENANA03ueT06KTJ
6173Please respect copyright.PENANANoGywCdwJR
6173Please respect copyright.PENANAz3l17AICY5
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.6173Please respect copyright.PENANAJDFCCvk8hg
6173Please respect copyright.PENANAnqx4cGt6j7
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.6173Please respect copyright.PENANAskDVv4WgJW
6173Please respect copyright.PENANAkxlvT6wixj
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.6173Please respect copyright.PENANAdH0WzU4pRA
6173Please respect copyright.PENANAOSc7N9Yl2i
6173Please respect copyright.PENANAMYa5bc6u5e
“Diminum pak” ucap Cita.6173Please respect copyright.PENANAHp3HsOHOEx
6173Please respect copyright.PENANAaveuc7o6vy
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”6173Please respect copyright.PENANAly7OJ7Wi9A
6173Please respect copyright.PENANAh35hC5eKVo
“Belum sih, baru 2 jam”6173Please respect copyright.PENANAS4FKEXftXC
6173Please respect copyright.PENANA4g0FfMt80j
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”6173Please respect copyright.PENANAgpodlI7uHx
6173Please respect copyright.PENANAzlb6WtVb1M
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”6173Please respect copyright.PENANA8YHElnb0Ey
6173Please respect copyright.PENANA9fn4zsacgv
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”6173Please respect copyright.PENANA6EZrvrMN3X
6173Please respect copyright.PENANAbAHFwmml2P
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”6173Please respect copyright.PENANAbTpfufAjfg
6173Please respect copyright.PENANAr6SjhBksYC
“Halah, paling ngegosip aja kan?”6173Please respect copyright.PENANALMKxCOYgpO
6173Please respect copyright.PENANAKwv2xuL0W2
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”6173Please respect copyright.PENANAKWElPEa3gY
6173Please respect copyright.PENANAT6x6ACCniG
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”6173Please respect copyright.PENANAlhpQLAXtmQ
6173Please respect copyright.PENANAXy4dHxVIRZ
“Haha iya pak”6173Please respect copyright.PENANAJkTbQbrJDP
6173Please respect copyright.PENANAHh4q7s9pi1
6173Please respect copyright.PENANAXxGu1dVweI
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANA7nImEktFQv
6173Please respect copyright.PENANAx8m7kqjgrC
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.6173Please respect copyright.PENANAQYl7hNbBXz
6173Please respect copyright.PENANAxxZxHU4WWE
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.6173Please respect copyright.PENANACaGAG5yd66
6173Please respect copyright.PENANAM7iAtfCHbl
6173Please respect copyright.PENANAk0rkREbNiT
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.6173Please respect copyright.PENANALb68SnapoV
6173Please respect copyright.PENANACMyFrQ982n
Cita menggeleng. “Belum pak”6173Please respect copyright.PENANAscJJ5zqLOK
6173Please respect copyright.PENANAaQoRU5Brka
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”6173Please respect copyright.PENANAHEOfWPCwFb
6173Please respect copyright.PENANAkJBlDZqTMU
6173Please respect copyright.PENANAE4sU9DxwVe
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.6173Please respect copyright.PENANAYfHO5G8syS
6173Please respect copyright.PENANATy5ijJFobQ
6173Please respect copyright.PENANAUHlx2eOr99
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.6173Please respect copyright.PENANAkU5Sc0xzNO
6173Please respect copyright.PENANAktxQvsho4P
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.6173Please respect copyright.PENANAaJOgv0BsRI
6173Please respect copyright.PENANANhPfDgaDFT
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”6173Please respect copyright.PENANA7modlDUzP4
6173Please respect copyright.PENANAF5BfTvCLJt
“Siapa yang galau?” kilah Cita.6173Please respect copyright.PENANAWL3f8i1pkX
6173Please respect copyright.PENANAiORfFSjPpp
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”6173Please respect copyright.PENANA8rt7Mdme8l
6173Please respect copyright.PENANAF5tHEURQUr
6173Please respect copyright.PENANAnE39Vczp4Y
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.6173Please respect copyright.PENANAb4r0dWcmEC
6173Please respect copyright.PENANAOJ9kxYk2tX
6173Please respect copyright.PENANA86WYcsBMSg
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”6173Please respect copyright.PENANAcuaOoS4zxN
6173Please respect copyright.PENANAjVuM4ChALG
6173Please respect copyright.PENANANu85FapKZI
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.6173Please respect copyright.PENANA5PXIiNNIcU
6173Please respect copyright.PENANA8rCBgiBgLl
6173Please respect copyright.PENANAOcJGgsmSMK
“Apa kamu nggak pengen tahu?”6173Please respect copyright.PENANAKOyqqXXfEH
6173Please respect copyright.PENANAetdHtY4mob
6173Please respect copyright.PENANAeeifcPTtBe
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.6173Please respect copyright.PENANARRV6jChApV
6173Please respect copyright.PENANAGtFSNHSs8Z
6173Please respect copyright.PENANAGGWNgfY6A3
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”6173Please respect copyright.PENANAe6oj5PGXOi
6173Please respect copyright.PENANAYRKAMbkNgl
6173Please respect copyright.PENANA6Ex33NN8Wh
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.6173Please respect copyright.PENANA5PEmMa6bqG
6173Please respect copyright.PENANAWeiqUoUXDL
6173Please respect copyright.PENANAFOOuPXuvBQ
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.6173Please respect copyright.PENANA4oH1PKIzjm
6173Please respect copyright.PENANAqBEIga2teI
6173Please respect copyright.PENANAXxIA2TBaMS
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.6173Please respect copyright.PENANAhJadLBAV8i
6173Please respect copyright.PENANASfJn6jHmLK
6173Please respect copyright.PENANAIu7Msp4Nx1
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”6173Please respect copyright.PENANAoTs73xGykR
6173Please respect copyright.PENANA0e8ANdQhmS
6173Please respect copyright.PENANATeqy56cwQ3
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.6173Please respect copyright.PENANAvgafsRRRtq
6173Please respect copyright.PENANABa2HRnKOid
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.6173Please respect copyright.PENANACPIf7fAAVz
6173Please respect copyright.PENANA6NMvnUY3J1
6173Please respect copyright.PENANAFCuBooaqoq
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.6173Please respect copyright.PENANAhc6tl3MZL0
6173Please respect copyright.PENANAtZpBamjpUl
6173Please respect copyright.PENANA6QeKQ20J6m
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.6173Please respect copyright.PENANAH1wSoXY7DM
6173Please respect copyright.PENANA9x61eVtzCW
6173Please respect copyright.PENANA4yCzaqnYQI
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”6173Please respect copyright.PENANAtIR24E402k
6173Please respect copyright.PENANAlznw77rWiZ
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAmivyQahfVj
6173Please respect copyright.PENANASMO6osH1cM
6173Please respect copyright.PENANAb9NO2dw24T
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.6173Please respect copyright.PENANAPouc36V9ri
6173Please respect copyright.PENANAkQ18BH4MWH
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.6173Please respect copyright.PENANAkYE2JVWSw6
6173Please respect copyright.PENANAm9KCXiJrIN
6173Please respect copyright.PENANAA5mlJ0I2V6
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.6173Please respect copyright.PENANAJwn6NUcUKQ
6173Please respect copyright.PENANAenc771EwmS
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.6173Please respect copyright.PENANAdVDm36S69E
6173Please respect copyright.PENANAhM3m1BB1hQ
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.6173Please respect copyright.PENANAlUqFTptVqz
6173Please respect copyright.PENANA4RjUyLjrYD
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAvzs246uTja
6173Please respect copyright.PENANAfhAAPu5ySy
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.6173Please respect copyright.PENANAwW6rntdMds
6173Please respect copyright.PENANAGm4XuPwmLe
6173Please respect copyright.PENANAxHCv56iGON
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.6173Please respect copyright.PENANALB56PZXIJH
6173Please respect copyright.PENANArmUOzuxHFG
6173Please respect copyright.PENANAGWw77iHRwQ
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.6173Please respect copyright.PENANAbphyPDxtnq
6173Please respect copyright.PENANA96fb2A4SBd
“Bingung gimana?”6173Please respect copyright.PENANA6jIH9Ah2XK
6173Please respect copyright.PENANAEznbh05YM8
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”6173Please respect copyright.PENANA4qjLcftwWL
6173Please respect copyright.PENANAHM2TWPhQDS
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANA7i9AveWYOH
6173Please respect copyright.PENANAOb7oFQUITP
6173Please respect copyright.PENANA70RN6YxJkd
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.6173Please respect copyright.PENANALyIt5gJuxD
6173Please respect copyright.PENANAVAUXao2k8f
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.6173Please respect copyright.PENANAbwxmde1lAj
6173Please respect copyright.PENANAtuTTMkjDKP
6173Please respect copyright.PENANA0dd6P0wDTi
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.6173Please respect copyright.PENANAAiB0oWHNYS
6173Please respect copyright.PENANAimAXG0xYvF
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”6173Please respect copyright.PENANA6ysWwz9Uo0
6173Please respect copyright.PENANAi05ouqlguy
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.6173Please respect copyright.PENANAwOKnoJXTUB
6173Please respect copyright.PENANAUfZhu3BOPm
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”6173Please respect copyright.PENANA5ey356cFd6
6173Please respect copyright.PENANAzRSQnVW3SR
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”6173Please respect copyright.PENANAhkFvhL0ZKJ
6173Please respect copyright.PENANAM2hY09M9uY
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAd75GXMpzoI
6173Please respect copyright.PENANAnLXtMyGMrF
6173Please respect copyright.PENANAb4hAmdfo2V
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.6173Please respect copyright.PENANAwre9WUxbp9
6173Please respect copyright.PENANAeGZrZIf9eE
6173Please respect copyright.PENANAjrspMGWrgW
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”6173Please respect copyright.PENANAGTl9CODxPd
6173Please respect copyright.PENANASuy7pfDc9E
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.6173Please respect copyright.PENANA3Ja0JtizD5
6173Please respect copyright.PENANABh902kunmr
“Iya pak”6173Please respect copyright.PENANAh9il7l0B1J
6173Please respect copyright.PENANAGtgo0ZT1Gu
“Terus, kamu gimana?”6173Please respect copyright.PENANAuW75Knikdc
6173Please respect copyright.PENANAm2yL20lWzN
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”6173Please respect copyright.PENANA9s2btgCvts
6173Please respect copyright.PENANA7aairy9kSg
6173Please respect copyright.PENANAOjhx8yvLtW
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.6173Please respect copyright.PENANAVmT3hhK2nt
6173Please respect copyright.PENANATHxqMLR41N
6173Please respect copyright.PENANAYsxFezSZzz
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.6173Please respect copyright.PENANAqr0QPc2xyg
6173Please respect copyright.PENANAJyZgffJpbW
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.6173Please respect copyright.PENANAXjcHicALoU
6173Please respect copyright.PENANAyTEebkhrFT
6173Please respect copyright.PENANAmpLx1Ryh8e
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.6173Please respect copyright.PENANAhMSYuj7KA2
6173Please respect copyright.PENANAj0NsNvYVIB
6173Please respect copyright.PENANAWcajFO5XLO
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANA4U7KTjui5C
6173Please respect copyright.PENANARXVty6Z1kA
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.6173Please respect copyright.PENANADUUAmfcEDO
6173Please respect copyright.PENANAfhcvlUHGGD
6173Please respect copyright.PENANAoKKjij6H5D
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.6173Please respect copyright.PENANAsliE3MHLqY
6173Please respect copyright.PENANA8b2ibNVkwB
6173Please respect copyright.PENANAiFo9ntLxJ2
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”6173Please respect copyright.PENANARNn9xSwAuv
6173Please respect copyright.PENANAJHfSlsr6UA
6173Please respect copyright.PENANAMoPtSBMfkc
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.6173Please respect copyright.PENANAn04PAsG08N
6173Please respect copyright.PENANA96Jvdz9hDx
6173Please respect copyright.PENANAZXPxXQ6Bdr
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”6173Please respect copyright.PENANAZJYTD6lKoZ
6173Please respect copyright.PENANAb1Go6a6fp6
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANA7YtvHf9UR1
6173Please respect copyright.PENANAQysuSD02PH
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”6173Please respect copyright.PENANAfXan4522au
6173Please respect copyright.PENANAe9ai6miH4v
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”6173Please respect copyright.PENANAaRvP4zx8b0
6173Please respect copyright.PENANARmEhe7kLhz
6173Please respect copyright.PENANAxeYPu5HMz3
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.6173Please respect copyright.PENANAqEalrJQoJJ
6173Please respect copyright.PENANAQutxcbEmji
6173Please respect copyright.PENANAGeXAVkL2gJ
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”6173Please respect copyright.PENANAf4vDapy5Q9
6173Please respect copyright.PENANAG4429AkNj0
6173Please respect copyright.PENANAbrN7rXR7Sr
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.6173Please respect copyright.PENANAOX7Vv7jVrS
6173Please respect copyright.PENANAe7l1jjgfV3
6173Please respect copyright.PENANAXmGNmphoNx
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.6173Please respect copyright.PENANAUG4Z58hciZ
6173Please respect copyright.PENANA3BMuNFiM4h
6173Please respect copyright.PENANA2KJj9sPYRX
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.6173Please respect copyright.PENANAwOWkcPrQ4Q
6173Please respect copyright.PENANATymADOkUVa
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.6173Please respect copyright.PENANA7J1N2Rt5Zi
6173Please respect copyright.PENANApGwIWYBBQE
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.6173Please respect copyright.PENANA5Uui4G4P8v
6173Please respect copyright.PENANAZo6wpfSPrG
6173Please respect copyright.PENANAYRDz036KVC
“Cita”6173Please respect copyright.PENANA0nRwOwZCPh
6173Please respect copyright.PENANAykp4EJLVLv
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.6173Please respect copyright.PENANAjRkwRfRHvE
6173Please respect copyright.PENANAACLwqk64WB
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAmuNCQEKDQw
6173Please respect copyright.PENANAqKhoXK3JKs
6173Please respect copyright.PENANAsLQiWqgVIs
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.6173Please respect copyright.PENANAJcf4jolcJE
6173Please respect copyright.PENANAslOjIUUh50
6173Please respect copyright.PENANAvL3oqTc1FI
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.6173Please respect copyright.PENANAaoY4LObLw6
6173Please respect copyright.PENANAXVuEyeIuTu
6173Please respect copyright.PENANA2ch5DJEbSq
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANA9XqwZGBRk6
6173Please respect copyright.PENANA8WfKsm7gJD
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.6173Please respect copyright.PENANAPbUwNfTAq2
6173Please respect copyright.PENANAXUzHFifrMS
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.6173Please respect copyright.PENANAuCn8AJuUeF
6173Please respect copyright.PENANALFfGqMBtVT
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.6173Please respect copyright.PENANAd5EW7QkSXo
6173Please respect copyright.PENANAjcwtXCeQt0
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.6173Please respect copyright.PENANAe7FgkxCSFH
6173Please respect copyright.PENANAen1TSHbXhO
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.6173Please respect copyright.PENANA142b8j5Aat
6173Please respect copyright.PENANA8LZ2eFq4qW
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.6173Please respect copyright.PENANAIpLlGOErWX
6173Please respect copyright.PENANAvxhNfuUWw2
Cuuuup…6173Please respect copyright.PENANA6LsOdmiuW7
6173Please respect copyright.PENANAdgAU3C4CU4
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.6173Please respect copyright.PENANAXlA2qBd4tR
6173Please respect copyright.PENANAB5dJR2w4pO
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAfurK0UqygS
6173Please respect copyright.PENANAtk505ttLb2
6173Please respect copyright.PENANAJ1SKVyoHio
“Cita”6173Please respect copyright.PENANARJFVXwtKL4
6173Please respect copyright.PENANA7jwHJ0d66E
“Iya pak”6173Please respect copyright.PENANAN1vcanIyDS
6173Please respect copyright.PENANAo5xX6ojeb5
“Cuci muka sana gih”6173Please respect copyright.PENANAHt4p3cFUsm
6173Please respect copyright.PENANA7U4IbD2qwV
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.6173Please respect copyright.PENANA4ilmH0IvsR
6173Please respect copyright.PENANAbDD8uc6WV0
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”6173Please respect copyright.PENANAlfSAyu9Zjn
6173Please respect copyright.PENANAo72Ronzqa6
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.6173Please respect copyright.PENANA30eC2GVxB3
6173Please respect copyright.PENANAQ3cL4AV5h2
6173Please respect copyright.PENANAWHKmMGm5DO
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.6173Please respect copyright.PENANA9FT94g2y4X
6173Please respect copyright.PENANAql3n5GT15u
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.6173Please respect copyright.PENANAkauj90Atga
6173Please respect copyright.PENANA5nyw3Yu0qh
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.6173Please respect copyright.PENANAQ5ZR3lSrJS
6173Please respect copyright.PENANAfFd3Wi1rGj
6173Please respect copyright.PENANAKUb0zP9sco
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”6173Please respect copyright.PENANAWrMvHnddU7
6173Please respect copyright.PENANATVVkBdW67a
6173Please respect copyright.PENANAoEC7Zqjycd
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.6173Please respect copyright.PENANAuIGoedAwwV
6173Please respect copyright.PENANAYsAUV0Cgcf
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.6173Please respect copyright.PENANAIBn1Fd881K
6173Please respect copyright.PENANAqwYv6IaKeu
6173Please respect copyright.PENANAKodFdKs9gN
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”6173Please respect copyright.PENANA7myuZp80cr
6173Please respect copyright.PENANAcmfNAIIbKr
6173Please respect copyright.PENANAKCkuTC3z4B
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.6173Please respect copyright.PENANAbQpS18kqZz
6173Please respect copyright.PENANAPI6lEXWETB
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAmHviqYpdmy
6173Please respect copyright.PENANAH3KY59NiOW
Tok.. tok.. tok..6173Please respect copyright.PENANAqiT2T3YKcl
6173Please respect copyright.PENANAxS3bofT2Ty
6173Please respect copyright.PENANA8moaQqge49
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.6173Please respect copyright.PENANAAI3k8pXfkA
6173Please respect copyright.PENANAcazOJx3qLj
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.6173Please respect copyright.PENANATLmzCvFAAk
6173Please respect copyright.PENANAT6u09Bj4RO
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”6173Please respect copyright.PENANAzmJIX5bx5V
6173Please respect copyright.PENANACUvRj0Fc4a
“Hehe emang kenapa sih pak?”6173Please respect copyright.PENANAIGZ5rPbu0Z
6173Please respect copyright.PENANAbJpS0Zy7uX
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.6173Please respect copyright.PENANAiw31Ki7kzD
6173Please respect copyright.PENANAGBuvdQAcfd
6173Please respect copyright.PENANA5G3V8JMcYt
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.6173Please respect copyright.PENANAKpYGqn81tO
6173Please respect copyright.PENANAE5BWWhU4Cz
Tuuk…6173Please respect copyright.PENANAWIXMWdGRD7
6173Please respect copyright.PENANABUtZSKFeea
6173Please respect copyright.PENANAzix4wurQj9
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.6173Please respect copyright.PENANA8ldP4Z4HZ4
6173Please respect copyright.PENANASiHhFni94e
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.6173Please respect copyright.PENANAM81GoQ2zaF
6173Please respect copyright.PENANAIQPmHjHTgj
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAZajByT3nrV
6173Please respect copyright.PENANAKYdnGdIgQ9
6173Please respect copyright.PENANAxTYizFlEsB
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.6173Please respect copyright.PENANASUlRuFhxrh
6173Please respect copyright.PENANAguGlFnv00l
6173Please respect copyright.PENANAne6GcevcON
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.6173Please respect copyright.PENANAQDhByM5LXx
6173Please respect copyright.PENANAjG6SpCUwGE
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”6173Please respect copyright.PENANAzBlFKWuE64
6173Please respect copyright.PENANA5mHDIThMtC
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”6173Please respect copyright.PENANACrmAI0IuGg
6173Please respect copyright.PENANAKuDkNUSRsj
“Ooh gitu, yaudah deh pak”6173Please respect copyright.PENANAhjNy1XyLdv
6173Please respect copyright.PENANAmLePpTBRdN
6173Please respect copyright.PENANA8xyuMqRkoy
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.6173Please respect copyright.PENANAtx3g8o3oUm
6173Please respect copyright.PENANA6jR83CraCR
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.6173Please respect copyright.PENANA1lP4LWXRpt
6173Please respect copyright.PENANAjG1XSeOfr3
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.6173Please respect copyright.PENANARSXlP81Pba
6173Please respect copyright.PENANAXWD05tMK2B
Aku sayang kamu.6173Please respect copyright.PENANA0rjw411WoV
6173Please respect copyright.PENANAXPX1snLekz
Cuuppp…6173Please respect copyright.PENANAuneuSSXdjS
6173Please respect copyright.PENANAH8H3Se7aF6
*6173Please respect copyright.PENANAQLfXNHZmeK
*6173Please respect copyright.PENANAJ4THiKLDzN
*6173Please respect copyright.PENANA7fz3PmQy55
*6173Please respect copyright.PENANAizFjKzr1JQ
*
Bersambung6173Please respect copyright.PENANAHWH8GvXyOh