10171Please respect copyright.PENANATvCCKnrFge
10171Please respect copyright.PENANAZd3seXyvI0
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.10171Please respect copyright.PENANAlT935q8nJ6
10171Please respect copyright.PENANA0x0Ln2lyYJ
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.10171Please respect copyright.PENANAFfCGrfWiqu
10171Please respect copyright.PENANAj6pm6aaxKr
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.10171Please respect copyright.PENANAPz7Hzzmqg2
10171Please respect copyright.PENANAkYrOpANkU8
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.10171Please respect copyright.PENANAcd7oafiuzt
10171Please respect copyright.PENANAuFzaEUa0Ws
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.10171Please respect copyright.PENANART0lEsbNOr
10171Please respect copyright.PENANAoLW9gPBDfv
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.10171Please respect copyright.PENANAVRJVueZa0S
10171Please respect copyright.PENANANOXAHOBdSG
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.10171Please respect copyright.PENANAx2NrvVlHr8
10171Please respect copyright.PENANAbZPj01dqYj
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.10171Please respect copyright.PENANAd1W4e7ERJD
10171Please respect copyright.PENANA1Xm18Mn05d
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?10171Please respect copyright.PENANA1LBUMkWA2L
10171Please respect copyright.PENANArJGNhJVqrZ
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.10171Please respect copyright.PENANAawraiPHdZz
10171Please respect copyright.PENANA9wtPzrF1oN
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.10171Please respect copyright.PENANA8mvOAPEcXp
10171Please respect copyright.PENANAvIxeSautBi
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.10171Please respect copyright.PENANApnxEkF5xQn
10171Please respect copyright.PENANAUGh3OzOawV
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.10171Please respect copyright.PENANAOscEdpa2QV
10171Please respect copyright.PENANA6FvFuGzoop
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.10171Please respect copyright.PENANA0XsGTvqAtQ
10171Please respect copyright.PENANAVjPHFLyOZf
10171Please respect copyright.PENANAwpP7EumSZv
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.10171Please respect copyright.PENANAFIPcPZ93Ud
10171Please respect copyright.PENANArcussuhIe0
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.10171Please respect copyright.PENANAcNnKxOzrSq
10171Please respect copyright.PENANA4U9LtmCoiu
“Nggak sama suamimu?”10171Please respect copyright.PENANAfLSuTLzA1O
10171Please respect copyright.PENANAyLrShhd12Q
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”10171Please respect copyright.PENANA6x6vqgYQ3j
10171Please respect copyright.PENANA0D10ZZ8V71
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.10171Please respect copyright.PENANAFT6gqmRUfp
10171Please respect copyright.PENANA5YS35LsQZM
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.10171Please respect copyright.PENANACLUKoy2QVN
10171Please respect copyright.PENANAnO5dcsjGsk
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”10171Please respect copyright.PENANAiVFcFO0QLq
10171Please respect copyright.PENANAE4wdGykm2m
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”10171Please respect copyright.PENANACZgCuDUiAc
10171Please respect copyright.PENANAhzgDJcnmCz
“Yasudah kalau begitu”10171Please respect copyright.PENANAQOZuEN0kcw
10171Please respect copyright.PENANAHtvutELBC6
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”10171Please respect copyright.PENANAALFjO4TKTq
10171Please respect copyright.PENANAWxLWq7z21Z
“Iya hati-hati nak”10171Please respect copyright.PENANAWHo4g0VhsS
10171Please respect copyright.PENANAHSVf0nZkfw
10171Please respect copyright.PENANAHYrAndNrLs
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.10171Please respect copyright.PENANAMCOmn4w9gj
10171Please respect copyright.PENANAKRBEdz8Dt7
10171Please respect copyright.PENANAxLRsIreSsg
“Pagi mbak” ucap Cita.10171Please respect copyright.PENANAroeRm3R4iY
10171Please respect copyright.PENANAxBxD9axZRv
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”10171Please respect copyright.PENANAw75LWvKnhN
10171Please respect copyright.PENANAk5twUSlw0f
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”10171Please respect copyright.PENANAWmrTMBmJww
10171Please respect copyright.PENANATyjsifMwKj
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”10171Please respect copyright.PENANAmI9uQN3t8P
10171Please respect copyright.PENANA0Mjrx4h8na
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”10171Please respect copyright.PENANAAs4pzVGxwI
10171Please respect copyright.PENANAslOdpVN1qp
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”10171Please respect copyright.PENANAf7cWpnIL9I
10171Please respect copyright.PENANAaknqxaD9Fe
“Belum mbak, hehe”10171Please respect copyright.PENANAcux3I0F6Nm
10171Please respect copyright.PENANAhm8dvIoCsB
“Yaudah yuk bareng”10171Please respect copyright.PENANAlZxNfw9zsc
10171Please respect copyright.PENANAbRfTGP6j8g
“Iya mbak”10171Please respect copyright.PENANAa3ZgcLzZDk
10171Please respect copyright.PENANAse8MJD7RQU
10171Please respect copyright.PENANAc1qS2qCodw
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.10171Please respect copyright.PENANAVSK5QYYJ7e
10171Please respect copyright.PENANAGbmEDqtTca
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.10171Please respect copyright.PENANA0O58HSQLTY
10171Please respect copyright.PENANAnrKVPrH4uu
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.10171Please respect copyright.PENANAynVyyCGo5C
10171Please respect copyright.PENANAG5tHihBlOm
*10171Please respect copyright.PENANACSeLzrMLWd
*10171Please respect copyright.PENANAJPW9fkrI95
*10171Please respect copyright.PENANAoumkZmh3Ru
*10171Please respect copyright.PENANAVir6WplHb2
10171Please respect copyright.PENANAKvl9LsCIaZ
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.10171Please respect copyright.PENANAIf9PaQNYH5
10171Please respect copyright.PENANAupjJOSQDbj
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.10171Please respect copyright.PENANAnIEQqK8kr6
10171Please respect copyright.PENANA0im7Gwrl3R
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”10171Please respect copyright.PENANATMf4N2lT13
10171Please respect copyright.PENANA7e51CMlw6a
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.10171Please respect copyright.PENANAhkkbp0EJNH
10171Please respect copyright.PENANASWtr2drQ6e
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”10171Please respect copyright.PENANAESYopw8OF4
10171Please respect copyright.PENANAfcZDuUIgQ7
10171Please respect copyright.PENANA5Y1EeiTuJe
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.10171Please respect copyright.PENANAAy8Yqsbkhd
10171Please respect copyright.PENANA6LqNwHdBpJ
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.10171Please respect copyright.PENANABCGbEetFZc
10171Please respect copyright.PENANAiryH3AG5ge
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.10171Please respect copyright.PENANAdqUUyCuQvT
10171Please respect copyright.PENANApQyW45g1BS
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.10171Please respect copyright.PENANABc65JuL8fO
10171Please respect copyright.PENANAUC0TcSNX6P
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.10171Please respect copyright.PENANAXbgU3o4Bnv
10171Please respect copyright.PENANAjq0QLO2xdP
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.10171Please respect copyright.PENANAdqA1B0Mudt
10171Please respect copyright.PENANAClKOQE97j0
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.10171Please respect copyright.PENANALxcTzQMnO7
10171Please respect copyright.PENANAVyXcnoeton
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.10171Please respect copyright.PENANAjK2TxHiJ10
10171Please respect copyright.PENANAWSWE4tg813
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.10171Please respect copyright.PENANApy8nvnwP0A
10171Please respect copyright.PENANAY84VnMdxyb
10171Please respect copyright.PENANAAfCEhvEeIS
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.10171Please respect copyright.PENANAKzEQTxOdua
10171Please respect copyright.PENANAKlD9XTScEi
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.10171Please respect copyright.PENANA2h1pYaHoDM
10171Please respect copyright.PENANAu5QcdE5aAh
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.10171Please respect copyright.PENANADNaLmhr07f
10171Please respect copyright.PENANAdIppiRUz5l
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.10171Please respect copyright.PENANANIJO1QzW0x
10171Please respect copyright.PENANAd2uYcHUsX2
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.10171Please respect copyright.PENANAOQsSdnlevE
10171Please respect copyright.PENANAzqAVnHUUvi
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.10171Please respect copyright.PENANAGVLqFXBpPu
10171Please respect copyright.PENANAO75v8gQKhj
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.10171Please respect copyright.PENANAffK9S9zk7i
10171Please respect copyright.PENANASjhKrExySo
“Apa maksudmu?”10171Please respect copyright.PENANA3Ml6wqO0lb
10171Please respect copyright.PENANAXkYUeOHMuo
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.10171Please respect copyright.PENANAAHq3pRQqdA
10171Please respect copyright.PENANA3Zm5ifT1zF
10171Please respect copyright.PENANA8IeGnMHl2w
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.10171Please respect copyright.PENANAh45UeIzdTI
10171Please respect copyright.PENANAL7wNZTUeo5
10171Please respect copyright.PENANANUknK25yX9
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.10171Please respect copyright.PENANAlrjtZz3yGv
10171Please respect copyright.PENANAPhSxsfloJe
10171Please respect copyright.PENANAJqs3t2VhcP
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.10171Please respect copyright.PENANApOrvGJ7RIk
10171Please respect copyright.PENANAPSNG1kg1jQ
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.10171Please respect copyright.PENANAB45usZGPLx
10171Please respect copyright.PENANAFfVBqBdeTi
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.10171Please respect copyright.PENANAYY5LKj2ovH
10171Please respect copyright.PENANAORN7pgi6OZ
10171Please respect copyright.PENANAPPBfHnwxKq
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.10171Please respect copyright.PENANAQxeKekDqaF
10171Please respect copyright.PENANAut9W23P7QK
10171Please respect copyright.PENANAB6POC35vsw
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.10171Please respect copyright.PENANAsJLKQUYUBV
10171Please respect copyright.PENANAq2aTB3ahd2
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.10171Please respect copyright.PENANAnEqxBR2zLv
10171Please respect copyright.PENANAGfhrMgSAH1
10171Please respect copyright.PENANAEVbCPPHLZV
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.10171Please respect copyright.PENANAQd1FLAeksI
10171Please respect copyright.PENANAZsEt7UpW0f
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.10171Please respect copyright.PENANAsCECv0TwEe
10171Please respect copyright.PENANAzDBGIAOF60
10171Please respect copyright.PENANA7PrYWqPEwm
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.10171Please respect copyright.PENANAdQh3aYEED1
10171Please respect copyright.PENANAO0afWASD8F
10171Please respect copyright.PENANA8jSotZJqjb
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.10171Please respect copyright.PENANAxmo7uqKbIj
10171Please respect copyright.PENANAwG0F5u1GmJ
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”10171Please respect copyright.PENANAAtXMxOFgHj
10171Please respect copyright.PENANA7ikHx6pS1f
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”10171Please respect copyright.PENANA1ZXUrbyPAE
10171Please respect copyright.PENANADJ2SYhFKwp
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”10171Please respect copyright.PENANA7pfHko0Lsa
10171Please respect copyright.PENANA7TqHner35x
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”10171Please respect copyright.PENANAwcU21rT3G7
10171Please respect copyright.PENANA2gBTeNzzZL
“Iya mbak makasih”10171Please respect copyright.PENANAxOky8WazBz
10171Please respect copyright.PENANAYAR9MJ9Lse
10171Please respect copyright.PENANAm5RnshgpOA
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.10171Please respect copyright.PENANAYborSc7orB
10171Please respect copyright.PENANAqah17YuXFU
10171Please respect copyright.PENANA0cDW8s5U67
“Mbak”10171Please respect copyright.PENANAeLXIRrKSlu
10171Please respect copyright.PENANARPxGqTookJ
“Iya kenapa Cit?”10171Please respect copyright.PENANAdrO1xZ21H1
10171Please respect copyright.PENANAI3axQZ1VWs
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”10171Please respect copyright.PENANAbIoeKVnpk6
10171Please respect copyright.PENANAyYTFRz3qFe
“Lho nginep sini?”10171Please respect copyright.PENANAKcBykZyJQw
10171Please respect copyright.PENANACxg3SCEgce
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”10171Please respect copyright.PENANAj8LlM6pFKu
10171Please respect copyright.PENANAJU216R5nHc
“Hmm gimana ya Cit”10171Please respect copyright.PENANABAe8g3YWh2
10171Please respect copyright.PENANAwO9rx3AtKR
“Mbak Nada keberatan ya?”10171Please respect copyright.PENANAO2Fj6Vphnf
10171Please respect copyright.PENANAQfGdVDnZfZ
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”10171Please respect copyright.PENANAFj7YbDRLFU
10171Please respect copyright.PENANAH3jMYLXfFu
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”10171Please respect copyright.PENANARx113ZXJgu
10171Please respect copyright.PENANAmSKBNT3CtX
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”10171Please respect copyright.PENANAVTG6C2ULxl
10171Please respect copyright.PENANAauXNNQbLwa
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.10171Please respect copyright.PENANAaQPJRwMoQf
10171Please respect copyright.PENANAQjIX6uT6r4
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”10171Please respect copyright.PENANAhxZn9o3dtK
10171Please respect copyright.PENANAxIx2qYcGLh
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”10171Please respect copyright.PENANAqJr0j1FkLB
10171Please respect copyright.PENANALyeai58McJ
10171Please respect copyright.PENANA6hR5Wq9LGM
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.10171Please respect copyright.PENANA7Zze9mvnXb
10171Please respect copyright.PENANANjGKRRRoBk
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.10171Please respect copyright.PENANA7q6WGddNod
10171Please respect copyright.PENANADzoSoL9Dum
*10171Please respect copyright.PENANAbBNGX0Ml1B
*10171Please respect copyright.PENANAr9DNXL62PI
*10171Please respect copyright.PENANA5BarUOXb27
*10171Please respect copyright.PENANAgqSbJX3rJK
*10171Please respect copyright.PENANAxQiui0txCo