6864Please respect copyright.PENANA4xmDJy2CBA
6864Please respect copyright.PENANA4nCotmqpWo
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.6864Please respect copyright.PENANAP5GtmIcUgd
6864Please respect copyright.PENANArFxoLhTvGT
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAWyTonROtT1
6864Please respect copyright.PENANAN1TyywSrrd
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.6864Please respect copyright.PENANApzwFnowLPO
6864Please respect copyright.PENANAX4olvvGQOM
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.6864Please respect copyright.PENANAoPlY9w5Zl8
6864Please respect copyright.PENANAoOrYY3vD1v
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.6864Please respect copyright.PENANAmL7TnAGaiz
6864Please respect copyright.PENANAIluObe693o
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.6864Please respect copyright.PENANA7HK1sEvCQ9
6864Please respect copyright.PENANAtxH2xvzY3E
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.6864Please respect copyright.PENANAjBTeMHcjZH
6864Please respect copyright.PENANAfs1POtqKHM
6864Please respect copyright.PENANASra4mdXOdb
“Sore Cita”6864Please respect copyright.PENANAxigKpIjJyb
6864Please respect copyright.PENANAYtt0fYvKmJ
“Sore pak Bowo, masuk pak”6864Please respect copyright.PENANAxxtedzsnwJ
6864Please respect copyright.PENANASIt678TZ9u
“Iya. Mana Putra?”6864Please respect copyright.PENANAhNIgfvBhIr
6864Please respect copyright.PENANAxeTqKY4Se9
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”6864Please respect copyright.PENANAaEk25FB7Rg
6864Please respect copyright.PENANAWzUfTMJRg1
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”6864Please respect copyright.PENANAK0fpY3AxAg
6864Please respect copyright.PENANADfZYVDtDaQ
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”6864Please respect copyright.PENANACeqV3vqq43
6864Please respect copyright.PENANAzIA7We3KnY
“Iya”6864Please respect copyright.PENANAQOKa00OyTQ
6864Please respect copyright.PENANAyatvsIWA2O
6864Please respect copyright.PENANAidzA0J333q
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.6864Please respect copyright.PENANAYqaVGcyRnW
6864Please respect copyright.PENANAPaKaopvjY1
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.6864Please respect copyright.PENANAnaB6HLjNyq
6864Please respect copyright.PENANA3L5AhF4qZh
6864Please respect copyright.PENANAc2vcqyiqeU
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.6864Please respect copyright.PENANAuAqj63jP09
6864Please respect copyright.PENANAF4cSktE2ye
“Kemana om?”6864Please respect copyright.PENANA0oJpaehjL7
6864Please respect copyright.PENANAl7JCKLL0TO
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”6864Please respect copyright.PENANAylxgkxIbhD
6864Please respect copyright.PENANAoq1F8Q1eBz
“Mau om. Ayo jalan-jalan”6864Please respect copyright.PENANAjL1s0jc9si
6864Please respect copyright.PENANA610uD8WqEb
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”6864Please respect copyright.PENANADB6M7OmZpf
6864Please respect copyright.PENANABCtcRS2NBc
6864Please respect copyright.PENANAK8wPj52mxG
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.6864Please respect copyright.PENANA5ZT9hgbqgv
6864Please respect copyright.PENANALrNt6dlmDj
6864Please respect copyright.PENANAPK3b4EW98s
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”6864Please respect copyright.PENANATwsiQqUQjd
6864Please respect copyright.PENANAm1uMGKBkcn
“Putra mau jalan-jalan?”6864Please respect copyright.PENANAgWhP4J4IEL
6864Please respect copyright.PENANAUxmP1HHL01
“Iya”6864Please respect copyright.PENANACVYM0ouaok
6864Please respect copyright.PENANAlGQqqhi89a
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”6864Please respect copyright.PENANAuskUN1UeWo
6864Please respect copyright.PENANAoaPRE7f6tz
“Yaah..”6864Please respect copyright.PENANAStEEaA9bLd
6864Please respect copyright.PENANAmHylgtn3j2
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.6864Please respect copyright.PENANAyBbjHIE72z
6864Please respect copyright.PENANAnBfI5kureg
“Iya bunda”6864Please respect copyright.PENANA1S7W38nf9K
6864Please respect copyright.PENANAx2yYGLUqqb
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.6864Please respect copyright.PENANAEGJCTDIdy7
6864Please respect copyright.PENANAI2U22ST59Z
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”6864Please respect copyright.PENANAuWqf0wZZYv
6864Please respect copyright.PENANA7rq7TTGc8t
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”6864Please respect copyright.PENANAWtpU04tcEG
6864Please respect copyright.PENANA94p9bhs2w7
6864Please respect copyright.PENANAV98m6EgLpp
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.6864Please respect copyright.PENANAihrvyZbn89
6864Please respect copyright.PENANAL0ffiQAO5A
6864Please respect copyright.PENANAyao3sJw4Ih
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANANGmCJO38A3
6864Please respect copyright.PENANA3Tq0jDRWq3
“Haha iya pak”6864Please respect copyright.PENANAlKpJM9uRXp
6864Please respect copyright.PENANA4kHv43nWip
6864Please respect copyright.PENANAWkJ0c81Eqw
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.6864Please respect copyright.PENANAdAy1rwiUuk
6864Please respect copyright.PENANACe1VCqzKoR
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.6864Please respect copyright.PENANADf0mipyhZ9
6864Please respect copyright.PENANAs0scFMhcrT
6864Please respect copyright.PENANANGKmjEPsH5
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”6864Please respect copyright.PENANAF08nXkKJkm
6864Please respect copyright.PENANAz2lGdmxyh9
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”6864Please respect copyright.PENANAH4seJpvvBD
6864Please respect copyright.PENANAQLfUNmUaP3
“Loh kamu belum tahu emangnya?”6864Please respect copyright.PENANA9DHNth20Fu
6864Please respect copyright.PENANAN41QKJFne1
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”6864Please respect copyright.PENANAIPE3ah5hVq
6864Please respect copyright.PENANA2L2rYlaD0U
“Ooh gitu”6864Please respect copyright.PENANAU02OYpjM0Y
6864Please respect copyright.PENANA6Dpfams92N
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”6864Please respect copyright.PENANAdjBMSalqVP
6864Please respect copyright.PENANA1lSYq7S3Qy
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”6864Please respect copyright.PENANAbWNBbko5C6
6864Please respect copyright.PENANAFODAFDjCM1
6864Please respect copyright.PENANA78kJXAU6x8
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?6864Please respect copyright.PENANAUyCFw5lYx8
6864Please respect copyright.PENANA4uHXZlz5Lf
6864Please respect copyright.PENANASWHZvlCWOW
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”6864Please respect copyright.PENANAKotWvp67YU
6864Please respect copyright.PENANArPASteihG6
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”6864Please respect copyright.PENANA9dUpAA1joP
6864Please respect copyright.PENANAqLwo4rzwg5
6864Please respect copyright.PENANAVPQPojazXT
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.6864Please respect copyright.PENANAqTuTgGw9tJ
6864Please respect copyright.PENANAUcejpGfu2T
6864Please respect copyright.PENANAN0HO3uiGD8
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”6864Please respect copyright.PENANA4s80xFch1U
6864Please respect copyright.PENANAVxa8LOPdIN
“Nah berarti aman dong? Haha”6864Please respect copyright.PENANAg81x0jGGJ1
6864Please respect copyright.PENANA3tLSvkoRhY
“Haha iya pak, aman”6864Please respect copyright.PENANAxa9xnXryQn
6864Please respect copyright.PENANA2N72MzNYtw
6864Please respect copyright.PENANAPxzuhOWVvp
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.6864Please respect copyright.PENANA7WNIIBAJr2
6864Please respect copyright.PENANAs18sZstJJY
6864Please respect copyright.PENANALoU2swesyB
“Cit”6864Please respect copyright.PENANALtKm4ZQYLV
6864Please respect copyright.PENANAOR26vINpWn
“Iya pak?”6864Please respect copyright.PENANAlQWnXsBZZV
6864Please respect copyright.PENANATB6LgjgjjI
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”6864Please respect copyright.PENANAfLkADnh5GD
6864Please respect copyright.PENANAobhgd5BiNY
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”6864Please respect copyright.PENANA13dMJRTnlc
6864Please respect copyright.PENANAtpfpHtG91h
“Emang sekarang digodainnya gimana?”6864Please respect copyright.PENANAsP8qsY2TQP
6864Please respect copyright.PENANAuazbC4G2aA
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”6864Please respect copyright.PENANAwtCASVPmo1
6864Please respect copyright.PENANAmmzprNLyFi
“Terus?”6864Please respect copyright.PENANAcpUFrweKD1
6864Please respect copyright.PENANAvVIf404ghY
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”6864Please respect copyright.PENANAWcyKxtH4yG
6864Please respect copyright.PENANARjtETVxyyu
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”6864Please respect copyright.PENANAMBT3McQPPi
6864Please respect copyright.PENANAc6TGL6mN2W
“Ya kan beda pak”6864Please respect copyright.PENANAqODCHjsrw0
6864Please respect copyright.PENANAMKlsf0Isla
“Beda gimana?”6864Please respect copyright.PENANAsa3ec88Azs
6864Please respect copyright.PENANANyS55dCqgW
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”6864Please respect copyright.PENANAcbHN9hI3cb
6864Please respect copyright.PENANAmi76xNXI9P
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”6864Please respect copyright.PENANAOBeDizlJvB
6864Please respect copyright.PENANAFcBbDdwIfa
“Haha ya nggak gitu juga pak”6864Please respect copyright.PENANAK2JG3UAcpe
6864Please respect copyright.PENANAQX3fLgXorQ
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”6864Please respect copyright.PENANAD5QFA07H96
6864Please respect copyright.PENANA635ps9nKhs
“Lha terus Putra gimana?”6864Please respect copyright.PENANAVQFH1eaRGN
6864Please respect copyright.PENANATNiwD2Pcu6
“Ya Putra sama neneknya, haha”6864Please respect copyright.PENANAxNfqCC3hMe
6864Please respect copyright.PENANATouV9FLZA5
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”6864Please respect copyright.PENANAub49D4nQPI
6864Please respect copyright.PENANAOxgjHx7zAQ
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”6864Please respect copyright.PENANAfnr5vlBVrT
6864Please respect copyright.PENANAichV84rgO8
6864Please respect copyright.PENANAgDukqArtc9
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAlbsRkb0BXU
6864Please respect copyright.PENANAn2551DvoU0
6864Please respect copyright.PENANAT5bYWQ1HNr
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”6864Please respect copyright.PENANAtIBTem866P
6864Please respect copyright.PENANAQ0QRi9zO9j
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”6864Please respect copyright.PENANAJXYqBxiRXA
6864Please respect copyright.PENANADewslukciO
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”6864Please respect copyright.PENANAwqYq6zSiX8
6864Please respect copyright.PENANAzfez164HkO
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”6864Please respect copyright.PENANAZVtZf2CoS2
6864Please respect copyright.PENANARoVn7nSZOO
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”6864Please respect copyright.PENANAlEc3duZigV
6864Please respect copyright.PENANAxTinYBX9ia
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”6864Please respect copyright.PENANAcI36IdRiEI
6864Please respect copyright.PENANArYnljMYUZE
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”6864Please respect copyright.PENANA7Rk98H0Y67
6864Please respect copyright.PENANAS02oFyLYC8
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”6864Please respect copyright.PENANAmtaoNf8STx
6864Please respect copyright.PENANA4y4f9sPK9p
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”6864Please respect copyright.PENANA0KtMzEV2iz
6864Please respect copyright.PENANAa4ERq29cBr
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”6864Please respect copyright.PENANAFzrCCqqDpf
6864Please respect copyright.PENANAaHKgKYs37a
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.6864Please respect copyright.PENANA2vM8exgILt
6864Please respect copyright.PENANApzd9jY5BIR
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”6864Please respect copyright.PENANAak7Vckp6NO
6864Please respect copyright.PENANA3FcKCaVwwV
“Loh kok gitu pak?”6864Please respect copyright.PENANA0jOBjelMGq
6864Please respect copyright.PENANAxqaHDD9Kxr
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”6864Please respect copyright.PENANAlJOlziIWfc
6864Please respect copyright.PENANAwX16EJpTtJ
“Hmm, iya juga sih”6864Please respect copyright.PENANALByNPslBtj
6864Please respect copyright.PENANA5rMxtoOmls
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”6864Please respect copyright.PENANAfRdaUHbuV2
6864Please respect copyright.PENANAR9ZtPoqD5i
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”6864Please respect copyright.PENANAGOvGnaGNzD
6864Please respect copyright.PENANAlkkvsCnxk2
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”6864Please respect copyright.PENANAhwnUOqwsNw
6864Please respect copyright.PENANAiNx6flm5tE
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”6864Please respect copyright.PENANAFtiSivnUFc
6864Please respect copyright.PENANAqd0WE6u4yZ
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”6864Please respect copyright.PENANAuyfCfdzJLf
6864Please respect copyright.PENANAkbj6UKepSw
6864Please respect copyright.PENANAbKUKpLPYok
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.6864Please respect copyright.PENANACPovhBRLgv
6864Please respect copyright.PENANArO7EMk0KaW
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.6864Please respect copyright.PENANA3oh1bwWXGa
6864Please respect copyright.PENANAkaxgSHOEkt
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.6864Please respect copyright.PENANAFVW9o4ZtXQ
6864Please respect copyright.PENANA1KkKp7FIHd
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.6864Please respect copyright.PENANASelphgcsQd
6864Please respect copyright.PENANALzL4ptrsUh
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANA3dCw1nlhMc
6864Please respect copyright.PENANAPhsaX27UR1
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”6864Please respect copyright.PENANAuMkjdMBJ91
6864Please respect copyright.PENANAaaUFcEAaJr
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.6864Please respect copyright.PENANAbIyulq8Ocw
6864Please respect copyright.PENANA8PsELps46F
6864Please respect copyright.PENANAgLTBwu9o5F
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.6864Please respect copyright.PENANAa82mfo0rDF
6864Please respect copyright.PENANAPS5B6vtr8P
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.6864Please respect copyright.PENANAiZCyfW1tqT
6864Please respect copyright.PENANAXN32BwWh8P
6864Please respect copyright.PENANARXJbJ8KxpY
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.6864Please respect copyright.PENANA7gDDKSJZhy
6864Please respect copyright.PENANAIufcZ4WuAW
6864Please respect copyright.PENANA6WbvxWwmJ2
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.6864Please respect copyright.PENANAcEnMCEbcSF
6864Please respect copyright.PENANACLAHRRmRix
6864Please respect copyright.PENANApBN6e5ozHu
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.6864Please respect copyright.PENANAAr2vB0cxnx
6864Please respect copyright.PENANAiBmXHxzfbq
6864Please respect copyright.PENANAyEqnZL3jPZ
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”6864Please respect copyright.PENANA5yQHQkO4oY
6864Please respect copyright.PENANAaruRrPPjGK
“Tapi pak..”6864Please respect copyright.PENANAYZn3oOMGVH
6864Please respect copyright.PENANAbyV50RkEYb
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”6864Please respect copyright.PENANA7MwYmKXr02
6864Please respect copyright.PENANAt4rMHBVx7W
“Iya pak, boleh kok”6864Please respect copyright.PENANA4XkmBDpfM7
6864Please respect copyright.PENANA1v2fNT3lqX
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”6864Please respect copyright.PENANAsjklb9xjDA
6864Please respect copyright.PENANAYLdsQkvCpH
6864Please respect copyright.PENANAJhHkCwpmXD
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.6864Please respect copyright.PENANAbFPOf3TDFI
6864Please respect copyright.PENANAz3lUvDNCFX
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.6864Please respect copyright.PENANAwkaTxSA32l
6864Please respect copyright.PENANAwi7BwhPSSU
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.6864Please respect copyright.PENANAQBsbdq1I1A
6864Please respect copyright.PENANA2klm2LVHdI
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.6864Please respect copyright.PENANAC4omQfyhFF
6864Please respect copyright.PENANAdC9i0hHZWv
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.6864Please respect copyright.PENANA42ZFn5zFlB
6864Please respect copyright.PENANASEal4xyPei
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.6864Please respect copyright.PENANAbOCowAjd9w
6864Please respect copyright.PENANAF3ZFXbjV48
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.6864Please respect copyright.PENANA0JncHvZGCv
6864Please respect copyright.PENANAKn4YvjNU61
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.6864Please respect copyright.PENANAwE8onTfTuj
6864Please respect copyright.PENANAGldFavfDGM
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.6864Please respect copyright.PENANAJDPbEKEKJz
6864Please respect copyright.PENANA7wy2RMrLrC
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.6864Please respect copyright.PENANAUIVRemOPRB
6864Please respect copyright.PENANAeOX9LjUpb3
6864Please respect copyright.PENANA1pj1YnfDfA
“Hheempphh… ndaaaa…”6864Please respect copyright.PENANAqMUbIFQSOq
6864Please respect copyright.PENANAq7jZQvMCLC
6864Please respect copyright.PENANAAKkBrWu4Zd
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.6864Please respect copyright.PENANAbFwQMSmdHi
6864Please respect copyright.PENANAsWqIZdRrYU
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.6864Please respect copyright.PENANASTrUl9oUK0
6864Please respect copyright.PENANAs42aI0AJhj
*6864Please respect copyright.PENANA8qdRKyWWp1
*6864Please respect copyright.PENANA2qj0LgvB64
*6864Please respect copyright.PENANAb5sKIIJCyQ
*6864Please respect copyright.PENANAJNhwUwJhzR
6864Please respect copyright.PENANA1zLxXJ6VmP
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.6864Please respect copyright.PENANAj065Up0ggO
6864Please respect copyright.PENANAZP6Nzmrpc7
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.6864Please respect copyright.PENANAcmGmvdwXzr
6864Please respect copyright.PENANAfGqZ6MsrvV
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.6864Please respect copyright.PENANAEwuzslzWZ7
6864Please respect copyright.PENANAtePehpsVhK
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.6864Please respect copyright.PENANADSDQVXLos4
6864Please respect copyright.PENANAimsw7rpOgT
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.6864Please respect copyright.PENANA12T4g4wL5s
6864Please respect copyright.PENANAWOZbcWnT85
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.6864Please respect copyright.PENANAAYzAEnFdiz
6864Please respect copyright.PENANAZJ1hCgiRvZ
6864Please respect copyright.PENANA2gl1w0IcYI
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.6864Please respect copyright.PENANAcLekh21Smo
6864Please respect copyright.PENANAwP058YvvPd
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.6864Please respect copyright.PENANA8xOxhIhkRf
6864Please respect copyright.PENANA0rl00nfnRO
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”6864Please respect copyright.PENANAxs6o4jNMyV
6864Please respect copyright.PENANApmgWPaeS86
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”6864Please respect copyright.PENANApdC9WujSHO
6864Please respect copyright.PENANAMvboDZPymQ
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”6864Please respect copyright.PENANA0dt8TXIi2p
6864Please respect copyright.PENANACnrkMBas7S
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”6864Please respect copyright.PENANAzgJgUI0YNq
6864Please respect copyright.PENANAEKVOidBjBT
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”6864Please respect copyright.PENANAanA3VFlqGL
6864Please respect copyright.PENANAtJEzzffrRf
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”6864Please respect copyright.PENANA9fv2J4qDPY
6864Please respect copyright.PENANA2x07M0RzOq
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”6864Please respect copyright.PENANA644UH7F4Fk
6864Please respect copyright.PENANA8LRaGJT74q
“Iya pak”6864Please respect copyright.PENANAEeDO5gb2XA
6864Please respect copyright.PENANAxritU1A5Ed
6864Please respect copyright.PENANALmgU1gTjau
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.6864Please respect copyright.PENANA3sdkdmahL7
6864Please respect copyright.PENANAD5kiHtDVd9
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.6864Please respect copyright.PENANAHZeXSrQyBh
6864Please respect copyright.PENANAGb3PURuyv9
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.6864Please respect copyright.PENANAwuZBcKlIq4
6864Please respect copyright.PENANAHvVPFYOD5c
6864Please respect copyright.PENANARkiwXFteQT
“Diminum pak” ucap Cita.6864Please respect copyright.PENANA2phmlIx21h
6864Please respect copyright.PENANAG1KmlazyZt
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”6864Please respect copyright.PENANAM52cM6HUS4
6864Please respect copyright.PENANAv2798QiCwZ
“Belum sih, baru 2 jam”6864Please respect copyright.PENANAPPHJ4ilzDx
6864Please respect copyright.PENANA8wYZtSHbbe
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”6864Please respect copyright.PENANAY9b8ai127A
6864Please respect copyright.PENANAUFjS3YZQuP
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”6864Please respect copyright.PENANAqm89NCq2EI
6864Please respect copyright.PENANAogL2yiV9WQ
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”6864Please respect copyright.PENANAIM9j6dI24j
6864Please respect copyright.PENANAV60N2kfZWJ
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”6864Please respect copyright.PENANATk9u4kBv3T
6864Please respect copyright.PENANABrBPaubhOa
“Halah, paling ngegosip aja kan?”6864Please respect copyright.PENANAwU2k1nJPcc
6864Please respect copyright.PENANAJXF06Y2hRO
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”6864Please respect copyright.PENANAzNspcPahvG
6864Please respect copyright.PENANAfBPR5uWEdg
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”6864Please respect copyright.PENANAPa9XOuhst5
6864Please respect copyright.PENANAyid7XcEDpj
“Haha iya pak”6864Please respect copyright.PENANA9nkV7hCVWc
6864Please respect copyright.PENANAcN4GBqyTv6
6864Please respect copyright.PENANAPQ6DvySBUr
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANA2RwXBBi9sP
6864Please respect copyright.PENANAS8xGppse9X
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.6864Please respect copyright.PENANAHuSZaxMZ0k
6864Please respect copyright.PENANAw9bJFFX2Dw
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.6864Please respect copyright.PENANAL0bpFWJ1x7
6864Please respect copyright.PENANAcg2MPxxN3D
6864Please respect copyright.PENANA0JeUgKGO9X
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.6864Please respect copyright.PENANAP4PeLGyfAc
6864Please respect copyright.PENANAkHmv2vaxz1
Cita menggeleng. “Belum pak”6864Please respect copyright.PENANATp0mJNXJmS
6864Please respect copyright.PENANAhJ2roGTGNd
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”6864Please respect copyright.PENANA0AZlBRlGiu
6864Please respect copyright.PENANAM4cOUCEPCe
6864Please respect copyright.PENANACO52ZPu5Ap
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.6864Please respect copyright.PENANAynbAZ6TJkC
6864Please respect copyright.PENANA5Pf7HAunj3
6864Please respect copyright.PENANAEGZv2awk45
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.6864Please respect copyright.PENANAMjABTQ6RiA
6864Please respect copyright.PENANAkEbz0WPhqU
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.6864Please respect copyright.PENANABbz5wz3dMf
6864Please respect copyright.PENANAS5gZlNQH1p
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”6864Please respect copyright.PENANA64NFaN7eJi
6864Please respect copyright.PENANAJQdyCmoEzn
“Siapa yang galau?” kilah Cita.6864Please respect copyright.PENANAyXDQt3R4xr
6864Please respect copyright.PENANAbxdSXVFY2t
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”6864Please respect copyright.PENANAlxtflCIHuh
6864Please respect copyright.PENANAZ5hVsyVhx4
6864Please respect copyright.PENANAH0QskhHJGS
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.6864Please respect copyright.PENANAuKwvB6vUmX
6864Please respect copyright.PENANAxRkoHlKPFW
6864Please respect copyright.PENANA0AbjlFLhZE
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”6864Please respect copyright.PENANAFLwWTQ7mHW
6864Please respect copyright.PENANAfNaYEk5sli
6864Please respect copyright.PENANAU6hqOdVgzi
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.6864Please respect copyright.PENANACXYYP66nfE
6864Please respect copyright.PENANAWVUrqQxSVO
6864Please respect copyright.PENANAudbtkiJBAV
“Apa kamu nggak pengen tahu?”6864Please respect copyright.PENANARxfbnsVSkb
6864Please respect copyright.PENANAaV0kJlhTrx
6864Please respect copyright.PENANA66pRAcLw4F
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.6864Please respect copyright.PENANAgU9iS4FDxR
6864Please respect copyright.PENANAu1AMytEjhb
6864Please respect copyright.PENANAXzjeP3tmci
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”6864Please respect copyright.PENANAVvYPwPzAe8
6864Please respect copyright.PENANAKBFMoeqVIQ
6864Please respect copyright.PENANANODvHW2QrM
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.6864Please respect copyright.PENANAOlsvS0OW2w
6864Please respect copyright.PENANAbz64YYteZX
6864Please respect copyright.PENANAzyOMgdTxnw
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.6864Please respect copyright.PENANAOsy5WZMax6
6864Please respect copyright.PENANATYxbbBg8G3
6864Please respect copyright.PENANA6szdxarX1b
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.6864Please respect copyright.PENANAWMh49g1pXC
6864Please respect copyright.PENANAfPM3s5LEiD
6864Please respect copyright.PENANAARk4UFvrfz
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”6864Please respect copyright.PENANAACRawj1pj7
6864Please respect copyright.PENANAETHC1AYrLC
6864Please respect copyright.PENANAODMt3c3IeA
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.6864Please respect copyright.PENANAAsOJTPZs8F
6864Please respect copyright.PENANAF1SokAcYZE
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.6864Please respect copyright.PENANAyfDM2sQ78L
6864Please respect copyright.PENANATTqwBgS1cO
6864Please respect copyright.PENANAL35PCsJw28
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.6864Please respect copyright.PENANAhiGHCk1IQN
6864Please respect copyright.PENANAHB8iqBbEMe
6864Please respect copyright.PENANAxvrmixILkY
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.6864Please respect copyright.PENANAIQKCCbNrKU
6864Please respect copyright.PENANAQDsAaPQfQB
6864Please respect copyright.PENANAXBzjdrmgfA
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”6864Please respect copyright.PENANArzNEBDKMpi
6864Please respect copyright.PENANAhc3Fv6OnJh
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANA2kExnoYMSR
6864Please respect copyright.PENANAbzCDpYV5wc
6864Please respect copyright.PENANAO0CDxpVv53
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.6864Please respect copyright.PENANAKrUqwqXvA3
6864Please respect copyright.PENANAD2clWne7qd
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.6864Please respect copyright.PENANAfNCW6uRUkt
6864Please respect copyright.PENANA1w58iZCUCe
6864Please respect copyright.PENANArdt9uirhCU
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.6864Please respect copyright.PENANA7nAKZGSEcl
6864Please respect copyright.PENANA8wEqwj6hNm
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.6864Please respect copyright.PENANAxoEV27rKOM
6864Please respect copyright.PENANAk7D079Jsh5
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.6864Please respect copyright.PENANAkf3BHEYdJK
6864Please respect copyright.PENANAAGd2Bkuhzk
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANA14FYA4mKjI
6864Please respect copyright.PENANAcv9LEYK7El
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.6864Please respect copyright.PENANAdh9M0Jixiq
6864Please respect copyright.PENANA02Vwnb5M9x
6864Please respect copyright.PENANARTa9AfyGEJ
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.6864Please respect copyright.PENANAJQwsKkTCpb
6864Please respect copyright.PENANAtzEPfabKP2
6864Please respect copyright.PENANAbRovjWpd3Q
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.6864Please respect copyright.PENANAHg9hpNiwFG
6864Please respect copyright.PENANA0tn9deOUtp
“Bingung gimana?”6864Please respect copyright.PENANApfH2Qz7j4h
6864Please respect copyright.PENANA3rtxO9cCut
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”6864Please respect copyright.PENANAmqIDpT1oiK
6864Please respect copyright.PENANA4v0Y0aH5r5
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANALZBaT9qyai
6864Please respect copyright.PENANAGqKR5Dhh8R
6864Please respect copyright.PENANAGFiF9ptnQr
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.6864Please respect copyright.PENANA5CjL9NDtaz
6864Please respect copyright.PENANAHtfvHPxkWH
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.6864Please respect copyright.PENANA4jZqopcyQL
6864Please respect copyright.PENANAigqfF8e8J6
6864Please respect copyright.PENANAt9xLxpNqmj
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.6864Please respect copyright.PENANAHgRDUTVCT6
6864Please respect copyright.PENANAqhA9ib2Hi4
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”6864Please respect copyright.PENANAsTyCXh7qhx
6864Please respect copyright.PENANALqdymeeOE5
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.6864Please respect copyright.PENANAih1kmePMNk
6864Please respect copyright.PENANAlMOxbnz7Bd
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”6864Please respect copyright.PENANAC9vt9L8Jav
6864Please respect copyright.PENANARlTMTqrydD
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”6864Please respect copyright.PENANAnR8HhrkLSF
6864Please respect copyright.PENANAEcr2aQQarq
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAxyGiQw95YG
6864Please respect copyright.PENANAtMFmBBBLkc
6864Please respect copyright.PENANA3DtEh9VEpA
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.6864Please respect copyright.PENANALVjVI8Dcuu
6864Please respect copyright.PENANACi8kLs5b6y
6864Please respect copyright.PENANAGRP8FNbsVY
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”6864Please respect copyright.PENANAXwFqrRqYme
6864Please respect copyright.PENANAgG8tpKQQL0
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.6864Please respect copyright.PENANAVTpey7wbMS
6864Please respect copyright.PENANAaAvud7WPXM
“Iya pak”6864Please respect copyright.PENANAIaq0ELuzy4
6864Please respect copyright.PENANAoMR2ZoJRmJ
“Terus, kamu gimana?”6864Please respect copyright.PENANArP4IuXhavy
6864Please respect copyright.PENANAJ7wSwfRuKG
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”6864Please respect copyright.PENANApNDS3K4tU7
6864Please respect copyright.PENANAOdEyaXj531
6864Please respect copyright.PENANAryFSveHWLI
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.6864Please respect copyright.PENANADqRlleLOHR
6864Please respect copyright.PENANA9x0tNPTH0U
6864Please respect copyright.PENANAkQHKOjlkfD
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.6864Please respect copyright.PENANA2Z49F2XOHC
6864Please respect copyright.PENANAJ69wJvptKS
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.6864Please respect copyright.PENANAhIE0jT0Ijc
6864Please respect copyright.PENANAtq9V8EBA3j
6864Please respect copyright.PENANACVF7OncCAr
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.6864Please respect copyright.PENANAhLVIlBqbX8
6864Please respect copyright.PENANA4a0hYVTL5n
6864Please respect copyright.PENANAq5YagLuRfq
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAZlam5UaBfQ
6864Please respect copyright.PENANA5MoNO6E8XG
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.6864Please respect copyright.PENANAzElfPKFCUd
6864Please respect copyright.PENANA7KsLcgVBa1
6864Please respect copyright.PENANAZHqT16NR9I
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.6864Please respect copyright.PENANAGvi7sUfzbd
6864Please respect copyright.PENANASlxWtoqobg
6864Please respect copyright.PENANAh7oczoXPSe
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”6864Please respect copyright.PENANABhYjMYsPib
6864Please respect copyright.PENANAMwil0np665
6864Please respect copyright.PENANAJD4oK0o3eb
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.6864Please respect copyright.PENANAJsHfOw9DGL
6864Please respect copyright.PENANAyhp79L1nXx
6864Please respect copyright.PENANAhSY5KjT701
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”6864Please respect copyright.PENANAkrKN6HpP0h
6864Please respect copyright.PENANAB47zs7EPXT
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAWXsLsR9A45
6864Please respect copyright.PENANALLDXVT7kc4
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”6864Please respect copyright.PENANAp5k3yWEmoK
6864Please respect copyright.PENANATskJwqbFK6
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”6864Please respect copyright.PENANA8Y4JDaXI9a
6864Please respect copyright.PENANAJ3cWm5DuJY
6864Please respect copyright.PENANAluVLBNp807
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.6864Please respect copyright.PENANAoOSh6VO818
6864Please respect copyright.PENANALMwX09AXhF
6864Please respect copyright.PENANAm72nYlPeTY
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”6864Please respect copyright.PENANA4eJg1M36Al
6864Please respect copyright.PENANAY8SyWNP8sO
6864Please respect copyright.PENANAu6KAvpTmaD
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.6864Please respect copyright.PENANALcdwZXjuhD
6864Please respect copyright.PENANAjy41z4OfhD
6864Please respect copyright.PENANAEnbHMp27Ez
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.6864Please respect copyright.PENANAGmHznJR8YN
6864Please respect copyright.PENANANmrTkZUkgb
6864Please respect copyright.PENANADFJWmYLF8m
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.6864Please respect copyright.PENANAbfiTFTiK9H
6864Please respect copyright.PENANABYraQywQL4
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.6864Please respect copyright.PENANAqnBdPbT8kp
6864Please respect copyright.PENANA0ha0oJwXmB
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.6864Please respect copyright.PENANAcryMZGADEd
6864Please respect copyright.PENANAIG0yF2kA5c
6864Please respect copyright.PENANAvBJoutLY3i
“Cita”6864Please respect copyright.PENANADYjhVehT8m
6864Please respect copyright.PENANAoWVVb0oLvd
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.6864Please respect copyright.PENANAoF22rbEeeN
6864Please respect copyright.PENANAzWJrujTGN9
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAd8l7tgJZV7
6864Please respect copyright.PENANASFPHicy25A
6864Please respect copyright.PENANAThgzyGpMmv
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.6864Please respect copyright.PENANAgECSecOTqq
6864Please respect copyright.PENANAuZIOV37Ja0
6864Please respect copyright.PENANAoruOL6raxE
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.6864Please respect copyright.PENANA2qCNMfIYBE
6864Please respect copyright.PENANAbARUWoGxFl
6864Please respect copyright.PENANAqyuF1jZyu4
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAKpXSj0yOgQ
6864Please respect copyright.PENANAmTcvosbUcd
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.6864Please respect copyright.PENANAp3AMFDDGh2
6864Please respect copyright.PENANAv7CiKLO2sf
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.6864Please respect copyright.PENANA3od2jKk8j4
6864Please respect copyright.PENANA8T4Qiw5gV6
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.6864Please respect copyright.PENANAS9pX1wypQo
6864Please respect copyright.PENANAGSsHnkr63G
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.6864Please respect copyright.PENANAi3rfdyFyWj
6864Please respect copyright.PENANAEwaNd7TI4W
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.6864Please respect copyright.PENANAtS81FKrkRM
6864Please respect copyright.PENANAi3gqSnUZpJ
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.6864Please respect copyright.PENANAAg9nDEBNjD
6864Please respect copyright.PENANAMM7gC1MlCZ
Cuuuup…6864Please respect copyright.PENANAfY7SfmCX98
6864Please respect copyright.PENANALdF2OKxfXe
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.6864Please respect copyright.PENANAoLqzDoHx6m
6864Please respect copyright.PENANAaFqD5qLdi4
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAHoGQRNoko8
6864Please respect copyright.PENANAbYesoAiSPh
6864Please respect copyright.PENANA4F98ZzEC1i
“Cita”6864Please respect copyright.PENANAa40VRMGljs
6864Please respect copyright.PENANARjcyOCLu4X
“Iya pak”6864Please respect copyright.PENANAn50kTSbjtp
6864Please respect copyright.PENANAcKTS8ofnaS
“Cuci muka sana gih”6864Please respect copyright.PENANAm1uVYBvY4C
6864Please respect copyright.PENANApWqmI6h9c7
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.6864Please respect copyright.PENANA5wk8kLIWJ8
6864Please respect copyright.PENANAXXgK5yzInC
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”6864Please respect copyright.PENANAbNkYDEE3vD
6864Please respect copyright.PENANAdToI2GN5DH
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.6864Please respect copyright.PENANAczpa7BL9GE
6864Please respect copyright.PENANAQjbWD62P69
6864Please respect copyright.PENANAaVnztZN9s4
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.6864Please respect copyright.PENANAA9js5G8jcP
6864Please respect copyright.PENANArMWSW1dEua
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.6864Please respect copyright.PENANAbEBJYrOaC4
6864Please respect copyright.PENANAErpXkYZOwA
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.6864Please respect copyright.PENANAXhTLlZijJI
6864Please respect copyright.PENANAdRcB0edBGq
6864Please respect copyright.PENANA6ywK2fqCtE
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”6864Please respect copyright.PENANAhXjA1XWdw3
6864Please respect copyright.PENANAS4QZqT18hF
6864Please respect copyright.PENANAzpeQKKGEkP
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.6864Please respect copyright.PENANAtnaZo6nief
6864Please respect copyright.PENANA7UEWg2XiOZ
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.6864Please respect copyright.PENANAuWKuV0Qbbs
6864Please respect copyright.PENANAkX2pwD8qyV
6864Please respect copyright.PENANAemj0LbVaCB
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”6864Please respect copyright.PENANAqJSxk5Vjt9
6864Please respect copyright.PENANA06uiNbNDro
6864Please respect copyright.PENANAZ98PrKH6Uz
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.6864Please respect copyright.PENANAdsSh8akdhl
6864Please respect copyright.PENANAixx9OsJXq7
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAhPRSKOvRBz
6864Please respect copyright.PENANAnoUFY1jSju
Tok.. tok.. tok..6864Please respect copyright.PENANAU4Ybl59dB5
6864Please respect copyright.PENANALvXZ5CsKir
6864Please respect copyright.PENANATBhcnAieo9
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.6864Please respect copyright.PENANAjqpXJZQJNF
6864Please respect copyright.PENANAho2BIE6wFw
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.6864Please respect copyright.PENANA4TaY2Asx92
6864Please respect copyright.PENANAG3emWyX4kZ
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”6864Please respect copyright.PENANAtQcyTnHukB
6864Please respect copyright.PENANAuFyz9ued0N
“Hehe emang kenapa sih pak?”6864Please respect copyright.PENANADF7jPGWjpa
6864Please respect copyright.PENANAb9TnJ2CRWa
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.6864Please respect copyright.PENANArmCudFytXx
6864Please respect copyright.PENANANRe6ivj13W
6864Please respect copyright.PENANAYfpW3RThM0
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.6864Please respect copyright.PENANANnJFP61lUW
6864Please respect copyright.PENANAxFxmQFcX6y
Tuuk…6864Please respect copyright.PENANAI3NMInJeaU
6864Please respect copyright.PENANAfo0mQzoN0N
6864Please respect copyright.PENANADX8sNabFZk
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.6864Please respect copyright.PENANAxL2p3YX1SJ
6864Please respect copyright.PENANAttQ07Zfggn
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.6864Please respect copyright.PENANAzYNzfpS4X1
6864Please respect copyright.PENANA3grfEZ37ev
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANAwKGsc49B3G
6864Please respect copyright.PENANAsRUgkjpkXN
6864Please respect copyright.PENANABQOO5swjAX
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.6864Please respect copyright.PENANAFDQepv8mS9
6864Please respect copyright.PENANA1ASVrQAqyk
6864Please respect copyright.PENANAl2yJaUyT3S
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.6864Please respect copyright.PENANArLD3fyBRwu
6864Please respect copyright.PENANAmZYdSaXivx
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”6864Please respect copyright.PENANADusW2Ou4mz
6864Please respect copyright.PENANAPo35m1ZJsT
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”6864Please respect copyright.PENANAOhwFwANl1F
6864Please respect copyright.PENANAKHfeafD1rL
“Ooh gitu, yaudah deh pak”6864Please respect copyright.PENANAZIk4YrVPKD
6864Please respect copyright.PENANAibGSxFIVq4
6864Please respect copyright.PENANAuA7zS1PqcW
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.6864Please respect copyright.PENANAfSilO60guS
6864Please respect copyright.PENANAa1rBtzvDvb
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.6864Please respect copyright.PENANApW3JLyUniW
6864Please respect copyright.PENANApdjAYApyiw
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.6864Please respect copyright.PENANAaxGIORhPh3
6864Please respect copyright.PENANA8pUhRPRBCR
Aku sayang kamu.6864Please respect copyright.PENANAFV5hIZi3XH
6864Please respect copyright.PENANAMK1r07RY4T
Cuuppp…6864Please respect copyright.PENANAApQ7YCzavn
6864Please respect copyright.PENANAqooSaFWsoM
*6864Please respect copyright.PENANAtiRgS6nxH3
*6864Please respect copyright.PENANAxGfmvcdLRZ
*6864Please respect copyright.PENANATFTNYPliix
*6864Please respect copyright.PENANAI5lsVyFvGp
*
Bersambung6864Please respect copyright.PENANAxPztpOFUhT