#29 Pukulan Telak5412Please respect copyright.PENANAipf97BlzCy
5412Please respect copyright.PENANAk7QvSOVAWo
5412Please respect copyright.PENANAGytr3VDruw
Hari minggu pagi, sekitar jam 9 Cita sudah selesai bersih-bersih rumah. Sebenarnya dia masih malas untuk melakukan apapun, karena sampai saat ini dia masih sangat khawatir dengan dm yang dikirim kepadanya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya, dm itu sudah lebih dari seminggu dikirim, tapi memang baru beberapa hari yang lalu dia buka.5412Please respect copyright.PENANA7C1nZLPl0X
5412Please respect copyright.PENANA4sgPW8a4Wg
Dia masih kepikiran, siapa yang mengirimnya, dan apa tujuan dari si pengirim itu. Apalagi dia juga sudah sempat membalas untuk menanyakan apa mau orang misterius itu, tapi belum dibalas sampai sekarang. Ditambah lagi, sejak beberapa hari yang lalu, pak Bowo memang tidak lagi muncul dirumah ini. Memang dia yang meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya, tapi karena pak Bowo bilang akan mencari orang itu dan membuat perhitungan, dan juga menyuruhnya untuk menunggu kabar, membuatnya semakin khawatir.5412Please respect copyright.PENANAP3UfSofGpL
5412Please respect copyright.PENANAMXxx4M3b7p
Sampai hari ini, belum ada kabar sama sekali dari pak Bowo. Dia berharap, segera ada kabar dari lelaki itu. Hanya sekedar kabar tentang hasil pencarian orang misterius itu saja, sehingga dirinya bisa tenang. Namun lebih daripada itu, dia sudah benar-benar memutuskan untuk tidak mau bertemu dengan pak Bowo lagi. Dia sudah benar-benar menyesali perbuatannya, meskipun sampai sekarang dia belum bilang apa-apa kepada ibu mertuanya.5412Please respect copyright.PENANAAmWf6rYeL8
5412Please respect copyright.PENANACRI1DiW97q
Ibu mertuanya sendiri tidak lagi membahas hal itu. Melihat Cita yang kadang seperti orang linglung, membuat ibu mertuanya menganggap bahwa Cita masih memikirkan penyesalan atas perselingkuhannya, dan dia memutuskan untuk menunggu Cita merasa lebih baik baru diajak ngobrol masalah itu. Tapi dia tak tahu, apa yang dipikikan Cita ternyata lebih berat daripada itu.5412Please respect copyright.PENANAo2CpUuDDzH
5412Please respect copyright.PENANAL3sn8CF61y
Dan pagi ini, terlihat ibu mertua Cita dan juga Putra sudah rapi. Mereka akan pergi hari ini. Sedangkan Cita masih memakai daster rumahan seperti biasa saat sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.5412Please respect copyright.PENANAJfeupcWdSh
5412Please respect copyright.PENANAdtsZKk5KJL
5412Please respect copyright.PENANApVFoTgpZhM
“Cit, kamu mau ikut nggak?” tanya ibu mertuanya.5412Please respect copyright.PENANAZhgSgjCSGW
5412Please respect copyright.PENANAInm3xBqXcm
“Emang mau kemana bu? Cita kayaknya dirumah aja deh, pengen istirahat” jawab Cita.5412Please respect copyright.PENANAoqN3PA0RCe
5412Please respect copyright.PENANAjnebWOJPpi
“Kamu kenapa nak? Kamu sakit?”5412Please respect copyright.PENANAYzB8KZZ7Di
5412Please respect copyright.PENANA2XQlrADFxe
“Hmm, nggak tahu bu, cuma kurang enak badan aja. Mungkin istirahat sebentar nanti juga baikan kok”5412Please respect copyright.PENANAhygAeLbCwA
5412Please respect copyright.PENANAix7jw5jOrf
“Yaudah kalau gitu, baik-baik dirumah ya. Ibu sama Putra pergi dulu”5412Please respect copyright.PENANAoTCaUhs7D6
5412Please respect copyright.PENANABAPXIQrwdv
“Iya bu hati-hati”5412Please respect copyright.PENANA0vK0s34Q6Z
5412Please respect copyright.PENANAB6j5qmtCgx
5412Please respect copyright.PENANAhyfkMcu06x
Akhirnya ibu mertuanya hanya pergi berdua dengan Putra. Cita hanya mengantarnya sampai didepan rumah saja, dimana taksi online yang dipesan sudah menunggu. Setelah ibu mertuanya berangkat, Cita masuk lagi kedalam rumah untuk duduk beristirahat sebentar diruang tengah.5412Please respect copyright.PENANAbRDZUscSpG
5412Please respect copyright.PENANApxqi60h6jN
Sebenarnya Cita tidak ikut ajakan ibu mertuanya bukan karena dia ingin istirahat, tapi karena dia ada rencana lain hari ini. Dia ingin menemui seseorang, yang tak lain adalah Nada. Dari kemarin, Cita sudah berpikir masak-masak. Dia rupanya tak kuat menanggung beban ini sendirian. Dia ingin bisa berbagi dengan orang lain. Paling tidak, orang itu mau mendengarnya, meskipun pada akhirnya akan menghakiminya, menyalahkannya, bahkan menghujatnya, dia siap. Yang pasti, dia ingin berbagi.5412Please respect copyright.PENANAGy2uc8hK57
5412Please respect copyright.PENANAALLS3R9Oup
Seharusnya, memang dia mencurahkan isi hatinya itu kepada ibu mertuanya, orang yang paling dekat dan paling bisa mengerti dia. Terlebih lagi, dengan curhat ke ibu mertuanya, maka aib ini tidak akan menyebar terlalu luas dan hanya diketahui oleh keluarganya saja. Tapi, Cita tidak siap untuk bercerita kepada ibu mertuanya. Dia terlalu takut dan malu, mengingat betapa baik dan sayangnya ibu mertuanya kepadanya.5412Please respect copyright.PENANARtXuX2EuyC
5412Please respect copyright.PENANAEOK1TlASOS
Dan akhirnya pilihan Cita jatuh kepada Nada, satu-satunya sahabat yang dia punya dan dia percaya saat ini. Dia merasa tak memiliki teman lain lagi yang bisa diajak cerita mengenai hal ini. Karena sebelumnya, saat dia bermasalah dengan Andi dulu, dengan Nada lah dia bercerita. Meskipun saat itu Gunawan juga sempat ikut mendengar ceritanya, tapi diapun percaya pada Gunawan. Dan bila hari ini ada Gunawan juga dirumah Nada, dia juga sudah siap, karena dia percaya pada mereka berdua.5412Please respect copyright.PENANACm5W1Tswed
5412Please respect copyright.PENANArIpPrmxJxG
Akhirnya setelah merasa cukup beristirahat, Cita kemudian mandi. Setelah mengganti baju, dia tak langsung berangkat. Dia kembali duduk diruang tengah. Kembali hatinya terasa bimbang. Haruskah dia menceritakan hal ini kepada Nada? Bagaimana kira-kira reaksi Nada nanti? Apakah Nada akan menertawakannya karena telah benar-benar berselingkuh dan tuduhan Andi menjadi benar adanya? Atau apakah Nada akan bersimpati padanya?5412Please respect copyright.PENANA2zas9m5waW
5412Please respect copyright.PENANADmchxmUmga
Dan jika ada Gunawan disana, bagaimana pula reaksi Gunawan? Akankah dia juga bersimpati padanya? Atau justru memandangnya sebagai perempuan murahan yang rela memberikan hati dan tubuhnya kepada pria lain demi sebuah kenikmatan duniawi?5412Please respect copyright.PENANAO5sLuHEvcB
5412Please respect copyright.PENANAYhsxkx3AXG
Padahal semalam Cita sudah memantapkan diri untuk menemui Nada, dan kalaupun Gunawan ada disana, dengan dia juga. Dia sudah menyiapkan diri menghadapi apapun reaksi dari mereka. Tapi kini tiba-tiba dia jadi merasa ragu lagi.5412Please respect copyright.PENANAem9DFalPBJ
5412Please respect copyright.PENANA5hUFfv2cpB
Setelah berdiam diri disana, setelah mengela nafas yang cukup panjang, kembali Cita memantapkan dirinya, menyiapkan hatinya, untuk apapun yang akan dia terima dari Nada dan Gunawan nanti setelah mendengar ceritanya. Dia siap. Yang terjadi, terjadilah.5412Please respect copyright.PENANAoRehv8eL1P
5412Please respect copyright.PENANAIhcONohMR1
*5412Please respect copyright.PENANAiJURzwaaAw
*5412Please respect copyright.PENANALOLGF89Mk5
*5412Please respect copyright.PENANAKq0ihroVCv
*5412Please respect copyright.PENANAjRTQG86dwK
5412Please respect copyright.PENANA9zAAAxoM2n
Sementara itu, ibu mertua Cita telah sampai ditempat tujuannya. Dia memang tak memberi tahu kemana akan pergi kepada Cita. Harapannya, Cita yang terlihat sedang suntuk dan banyak pikiran, mau ikut dengannya. Dan yang pasti, ketika sampai ditempat ini, dia akan sangat terkejut. Mungkin akan senang, atau entah seperti apa. Tapi sayang, dia tidak ikut.5412Please respect copyright.PENANA7BnOKedxWZ
5412Please respect copyright.PENANAnl22SqQ2M2
Setelah membayar ongkos taksi, diapun turun menggendong Putra. Memasuki tempat yang dia tuju, dia disapa oleh seorang penjaga yang sudah cukup mengenalnya dan juga Putra karena sering berkunjung kemari.5412Please respect copyright.PENANAvghUnyK2jc
5412Please respect copyright.PENANArjILmqVrNX
5412Please respect copyright.PENANAsGOkyOqM9B
“Selamat pagi bu Warni, selamat pagi Putra” sapa penjaga itu.5412Please respect copyright.PENANAfQOybDlHfp
5412Please respect copyright.PENANAmSFBfDdazu
“Selamat pagi om Galih” balas ibu mertua Cita.5412Please respect copyright.PENANAzqSfCE47gW
5412Please respect copyright.PENANAIQ8TYPKqST
“Mau jemput mas Andi bu?” tanya penjaga itu.5412Please respect copyright.PENANAKxrRfw5iMb
5412Please respect copyright.PENANAqyEiHR35p0
“Iya mas, kan hari ini dia keluar” jawab ibu Andi sambil tersenyum.5412Please respect copyright.PENANAyWARgNeibf
5412Please respect copyright.PENANASjgktqUTpp
“Iya bu, silahkan ditunggu disana dulu” ucap penjaga itu sambil menunjuk kekursi tunggu. “Mas Andi kayaknya tadi lagi siap-siap, mungkin bentar lagi keluar” lanjutnya.5412Please respect copyright.PENANAdNORlvD88q
5412Please respect copyright.PENANAgT0nGBuoVB
“Makasih mas”5412Please respect copyright.PENANApZHjxIhhVn
5412Please respect copyright.PENANAw9hPHr2pzA
5412Please respect copyright.PENANAJgstsDxY3E
Ibu Andi dan Putra kemudian menuju ke kursi tempat menunggu seperti yang ditunjuk oleh penjaga tadi. Mereka berdua memang menuju ke lapas, tempat Andi dipenjara. Dan hari ini, Andi dibebaskan. Belum waktunya memang, tapi ada sesuatu yang bisa membuat Andi bebas hari ini, yang Andi belum mau menceritakan apa sebabnya kepada ibunya.5412Please respect copyright.PENANAEFKhBkpz5C
5412Please respect copyright.PENANAOyX7EdKM6T
Sekitar 15 menit mereka menunggu. Tak terasa karena tingkah Putra cukup menghibur disitu. Mereka juga didatangi dan disapa beberapa orang petugas disitu yang memang sudah merasa cukup akrab dengan mereka, terutama Putra. Tak berapa lama kemudian, Andi keluar dengan membawa sebuah tas ransel kecil.5412Please respect copyright.PENANAql5xKzLt7T
5412Please respect copyright.PENANA3feU9G38Pn
Penampilan Andi terlihat cukup segar dan rapi. Tubuhnya juga terlihat lebih berisi, karena selama didalam penjara ini cukup banyak kegiatan yang dia lakukan. Dia tersenyum melihat ibu dan anaknya sudah menunggunya, namun agak kecewa karena tidak ada Cita yang ikut menjemputnya. Tapi dia segera menghampiri ibunya, mencium tangannya lalu memeluknya. Kemudian dia menggendong, memeluk dan menciumi Putra yang tertawa-tawa dan terlihat geli diciumi oleh ayahnya.5412Please respect copyright.PENANA5ENVqUsAEL
5412Please respect copyright.PENANAUPc4aJY5fe
5412Please respect copyright.PENANAyxHWRyup4j
“Sehat Di?” tanya ibunya.5412Please respect copyright.PENANAazuyqzCjJK
5412Please respect copyright.PENANAqxTePlhCMw
“Alhamdulillah, seperti yang ibu lihat” jawab Andi sambil tersenyum.5412Please respect copyright.PENANAUhI5X5Ilvb
5412Please respect copyright.PENANAmoXNZmExES
“Yaudah, yuk pulang” ajak ibunya.5412Please respect copyright.PENANAKxxFX0FTqb
5412Please respect copyright.PENANAiIysdL6ZGd
“Iya bu, ayo”5412Please respect copyright.PENANAGLOa0StPyT
5412Please respect copyright.PENANAdpfvS6zU7o
5412Please respect copyright.PENANAibTvGllwMI
Setelah bersalaman dengan para petugas lapas dan berpamitan, juga sempat mendapat sedikit wajangan dan nasehat dari para petugas lapas, merekapun akhirnya meninggalkan tempat yang sudah beberapa bulan menjadi tempat tinggal Andi itu.5412Please respect copyright.PENANAE7Vl0nwrWn
5412Please respect copyright.PENANAuk0i8z5lHX
Sesaat, Andi berbalik dan menatap lapas itu. Dia tersenyum, mengingat apa yang selama ini dia alami disana.5412Please respect copyright.PENANAWNHZw57znG
5412Please respect copyright.PENANA4BHALHOtp1
Saat pertama kali masuk kesini, Andi memang sudah ketakutan. Cerita dari polisi yang mengatarnya benar-benar membuatnya takut. Apalagi dia dipenjara karena kasus kekerasan pada seorang perempuan. Dan kabar bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan akan mendapatkan perlakuan buruk seperti kekerasan fisik atau kekerasan seksual sangat menghantuinya.5412Please respect copyright.PENANA06rM3tAYYu
5412Please respect copyright.PENANAyo6PuKZ76Q
Dan memang benar, hari-hari pertama didalam penjara itu, Andi sempat mengalami ‘ospek’ dari para napi senior. Beberapa kali dia mendapatkan pukulan diwajah dan tubuhnya. Namun nasibnya itu terselamatkan beberapa minggu setelahnya, saat ada seorang narapidana masuk ke lapas ini. Narapidana itu begitu masuk langsung disegani oleh para napi lainnya, karena dia termasuk salah satu preman yang menguasai hampir semua lahan parkir dikota ini.5412Please respect copyright.PENANAxhYepluq03
5412Please respect copyright.PENANAdbA6VjBjkG
Hanya lahan parkir, memang. Tapi dikota kecil seperti ini, keberadaan preman seperti dirinya tentu saja sangatlah disegani. Apalagi meskipun statusnya adalah seorang preman, bukan berarti dia seenaknya saja sering melakukan kejahatan. Kalau anak buahnya, memang iya. Tapi kalau dia, jarang sekali. Dia ditangkap dan dipenjara karena kasus penganiayaan terhadap seorang pejabat dikota ini. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia, karena memang pejabat itu terlalu arogan, hingga membuat mereka adu mulut, dan si preman itu lepas kendali hingga memukulnya. Hanya sekali pukul sebenarnya, tapi berhadapan dengan orang yang sok berkuasa, tentu akan jadi panjang masalahnya, hingga akhirnya preman itu berakhir dipenjara.5412Please respect copyright.PENANAoptdTS8RZz
5412Please respect copyright.PENANALkMmLF0Smt
Hari pertama preman itu berada didalam penjara, dia melihat seseorang memukuli Andi. Karena merasa familiar dengan Andi, diapun menghentikan aksi itu dan menyuruh napi yang memukul Andi pergi. Meskipun statusnya napi senior, tapi karena mengenal siapa preman bertubuh tinggi besar itu, napi itu takut juga dan akhirnya pergi.5412Please respect copyright.PENANAosL00Kob67
5412Please respect copyright.PENANAt4y2KJdfH4
Dan ternyata benar, napi itu mengenal Andi sebagai orang yang bekerja di bank tak jauh dari tempat dia biasa nongkrong. Andipun juga mengenalnya karena cukup sering bertemu dengan preman itu, bahkan beberapa kali membelikan preman itu rokok ataupun minuman. Akhirnya merekapun berkenalan dan saling tukar cerita. Preman itu sempat tertawa mendengar sebab kenapa Andi dipenjara, tapi tidak sampai melakukan pemukulan seperti napi-napi lainnya. Bahkan sejak saat itu dia berteman dengan Andi. Dan karena pertemanannya dengan si preman, akhirnya Andi terbebas dari bullyan didalam penjara.5412Please respect copyright.PENANARVCAoIbAKq
5412Please respect copyright.PENANAfbk8dUKPtA
Selanjutnya, hari-hari Andi didalam penjara diisi dengan mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh para sipir. Kegiatan-kegiatan itu beberapa ada yang menguras fisik. Bagi Andi, tak ubahnya seperti sebuah latihan fisik, yang pada akhirnya sekarang membentuk tubuhnya menjadi lebih berotot.5412Please respect copyright.PENANAl9UJ86rHY9
5412Please respect copyright.PENANA0HyQ4JFUbf
5412Please respect copyright.PENANA4FnhLrr23c
“Di, kenapa?” tanya ibunya saat melihat Andi melamun, yang membuyarkan lamunannya.5412Please respect copyright.PENANAabLQIsKkSE
5412Please respect copyright.PENANAQdKkYWGCtV
“Ah nggak kok bu, cuma keinget aja hari-hari disini, hehe” jawab Andi.5412Please respect copyright.PENANAXrlpB0krle
5412Please respect copyright.PENANAzugXcRGs5n
“Emangnya kenapa? Kamu bilang kamu baik-baik aja dipenjara? Udah nggak pernah dipukuli lagi kan?” tanya ibunya. Dia baru tahu kalau Andi pernah dipukuli saat Andi cerita, tapi pemukulan itu sudah lama berlalu.5412Please respect copyright.PENANAl0chj7SNQl
5412Please respect copyright.PENANAup4xgRzY5h
“Nggak kok bu, emang udah nggak pernah dipukulin sejak Andi deket sama Toni” jawab Andi.5412Please respect copyright.PENANAepLRXDak6h
5412Please respect copyright.PENANAbY5A68IS16
“Ooh. Lha terus yang kamu inget-inget tadi apa emangnya?”5412Please respect copyright.PENANACXTUiSezDo
5412Please respect copyright.PENANA1Bmo9BQaJp
“Ya temen-temen Andi disitu, terus sipir-sipirnya juga. Sama kegiatan-kegiatan Andi selama didalam bu. Yaudah, mending kita pulang aja bu sekarang” ucap Andi.5412Please respect copyright.PENANAqiMQLgYWjl
5412Please respect copyright.PENANAqALcF6cANs
5412Please respect copyright.PENANAuvr5o8r3C5
Ibunya mengangguk, dan merekapun mencegat taksi yang mangkal disekitar situ. Dalam perjalanan pulang, nampak mereka tertawa-tawa mendengar celotahan Putra. Anak itu nampak senang sekali karena ayahnya sudah akan pulang. Putra memang masih belum mengerti tentang penjara, yang dia tahu, ayahnya di lapas itu sedang bekerja. Dan saat ini, hari ini, ayahnya akan pulang. Dia senang karena bisa bermain lagi setiap hari ayahnya.5412Please respect copyright.PENANAR3zj89f4zn
5412Please respect copyright.PENANAU0ixom0Uwz
Perjalanan hari itu terasa lancar dan akhirnya mereka sampai dirumah. Terlihat pintu rumah tertutup rapat. Andi sempat mengecek garasi, dan ternyata motor Cita juga tidak ada.5412Please respect copyright.PENANAXfoUECyZLJ
5412Please respect copyright.PENANAkRJbOcBJXE
5412Please respect copyright.PENANA4KF9S1Xht8
“Cita lagi keluar bu” ucap Andi.5412Please respect copyright.PENANAgG2Oo54e6K
5412Please respect copyright.PENANAGAvRU5wF3i
“Loh, tadi dia bilang mau istirahat katanya” jawab ibunya.5412Please respect copyright.PENANAFSc8IN2guX
5412Please respect copyright.PENANAamx8BjnFoB
“Coba itu tanya dia lagi dimana”5412Please respect copyright.PENANA3zscMoBD1D
5412Please respect copyright.PENANAVJsVyyRR01
“Bentar ya”5412Please respect copyright.PENANAZzN8SzjjXW
5412Please respect copyright.PENANALTuG2T55TF
5412Please respect copyright.PENANAUuh6EnfEmO
Ibu Andi lalu mencoba menghubungi Cita. Setelah berbicara beberapa saat melalui telpon, dia menghampiri Andi.5412Please respect copyright.PENANA4qQ0mL8Xp5
5412Please respect copyright.PENANAPUqOw6wgG0
5412Please respect copyright.PENANA9mwufxDxZY
“Cita lagi dirumah Nada”5412Please respect copyright.PENANAig4sV1LGGr
5412Please respect copyright.PENANAXqg9WONcJA
“Ooh gitu. Yaudah biar Andi susul kesana bu”5412Please respect copyright.PENANAHFn8pw7Ukp
5412Please respect copyright.PENANAhnEXyQxUng
“Kamu nggak istirahat dulu?”5412Please respect copyright.PENANAKiPiWNIyM6
5412Please respect copyright.PENANA7oH5gGJsfe
“Nggak bu, Andi udah kangen banget sama Cita, Andi pengen cepet-cepet ketemu dia, hehe”5412Please respect copyright.PENANACZw7mCNc5H
5412Please respect copyright.PENANADx69vxai1g
“Hmm nak, apa nggak sebaiknya ditunggu dirumah aja? Dia, mungkin, hmm…” ibunya terlihat ragu untuk menceritakan apa yang dia tahu, apa yang dia pikirkan, kepada Andi.5412Please respect copyright.PENANA5iTc8eQWgi
5412Please respect copyright.PENANAdR0dwZykbN
5412Please respect copyright.PENANAxmly1pWlJI
Melihat ibunya yang sepertinya ragu untuk bercerita, Andi tersenyum lalu memeluk ibunya. Ibunya tentu heran dengan sikap Andi ini. Kemudian Andi melepaskan pelukannya dan masih tetap tersenyum pada ibunya.5412Please respect copyright.PENANAUJOXKHBiDQ
5412Please respect copyright.PENANAhpuKb4MbYD
5412Please respect copyright.PENANA1Pt4MkzeYH
“Bu, ibu tenang aja. Andi udah tahu semuanya” ucap Andi dengan tenang.5412Please respect copyright.PENANAYBRwMEoc9j
5412Please respect copyright.PENANASLQk52FtIK
“Maksud kamu?”5412Please respect copyright.PENANACJ9Ff8z5DA
5412Please respect copyright.PENANAyf1qGAnZ6q
“Semuanya bu, Andi udah tahu. Dan ibu nggak usah khawatir, Andi akan nemuin Cita, dan bawa Cita pulang lagi kerumah ini. Andi akan membawa Cita pulang baik-baik, dan Andi akan mencoba membawa Cita pulang dengan tersenyum” jawab Andi, masih tenang dan tersenyum.5412Please respect copyright.PENANA21WIGWXuwE
5412Please respect copyright.PENANAbUt9ODJ7om
5412Please respect copyright.PENANAbQb9j3BMjv
Ibunya sebenarnya belum begitu paham maksud Andi, tapi melihat senyum dan ketenangan Andi, dia sedikit bernafas lega, dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Diapun akhirnya mengangguk dan memberi ijin Andi untuk menjemput Cita.5412Please respect copyright.PENANAun2PrZsH6B
5412Please respect copyright.PENANAEUHtIoGPDJ
Setelah mendapat ijin dari ibunya, Andi segera menuju mobilnya. Memanaskan mesinnya sebentar, karena mobilnya sudah jarang sekali digunakan, karena baik Cita maupun ibunya tidak ada yang bisa mengendarainya. Mereka hanya sesekali saja menyalakannya untuk memanaskan mesin mobil itu. Setelah dirasa cukup, barulah Andi memacu mobilnya dengan santai menuju rumah Nada.5412Please respect copyright.PENANAnp7FM7qR6X
5412Please respect copyright.PENANABDDDCdQ1Bf
5412Please respect copyright.PENANA0v5ye3eZMR
“Tunggulan istriku sayang, aku akan menjemputmu. Aku akan membawamu pulang, dan kita akan memulai semuanya lagi, dari awal.”5412Please respect copyright.PENANABt44Q4jE9Y
5412Please respect copyright.PENANAmIHgsEXjO2
*5412Please respect copyright.PENANAYr667tpDfk
*5412Please respect copyright.PENANA0q66Bg1Rpl
*5412Please respect copyright.PENANAWahYQnLJKz
*5412Please respect copyright.PENANA0DsTaXIhdE
5412Please respect copyright.PENANApUbwZDA2Um
Beberapa saat sebelumnya5412Please respect copyright.PENANA6qMdOWAMnj
5412Please respect copyright.PENANA3YjYc08HAT
Meskipun sudah memantapkan hatinya, tetap saja dada Cita berdebar kencang selama perjalanan menuju rumah Nada. Dalam hati dia berharap yang ada dirumah hanyalah Nada, tidak perlu ada Gunawan, sehingga dia bisa lebih bebas bercerita. Jadi meskipun nantinya Nada akan menghakiminya, dia akan lebih siap, ketimbang kalau disitu ada Gunawan juga.5412Please respect copyright.PENANALWzzzoiZuN
5412Please respect copyright.PENANATTqSIvAvpL
Semakin dekat dengan rumah Nada membuat perasaan Cita makin tak karuan, detak jantungnya juga terasa makin kencang. Dia sedikit mengurangi kecepatan motornya, sambil berpikir, benarkah keputusannya untuk bercerita pada Nada. Kalau misalnya dia mengurungkan niatnya, maka masih belum terlambat untuk putar balik dan pulang kerumahnya.5412Please respect copyright.PENANAGk31vuANC2
5412Please respect copyright.PENANAlJYKa9yUGq
Tapi, pulang kerumah hanya akan membuat batinnya makin tersiksa. Bebannya juga tidak akan berkurang. Dia memang butuh tempat berbagi. Apalagi sudah 4 hari lamanya pak Bowo yang katanya mau mencari informasi soal orang misterius yang mengirimkan dm kepadanya, belum ada kabarnya sama sekali, dan tentu saja Cita enggan untuk menghubungi dan bertanya terlebih dahulu karena dia sudah meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya.5412Please respect copyright.PENANAiClFy5zPuS
5412Please respect copyright.PENANAL824kQKXag
Akhirnya, Cita sampai juga dirumah Nada. Dia parkirkan motornya dihalaman rumah Nada. Rumah itu terlihat sepi, tapi dia tahu kalau Nada ada dirumah. Dia berdiri mematung sebentar, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi, untuk sekali lagi memantapkan hatinya. Perlahan dia melangkah mendekati pintu rumah Nada.5412Please respect copyright.PENANAa4zued5E84
5412Please respect copyright.PENANABU0A59HqqQ
Tok tok tok5412Please respect copyright.PENANA6gpVPvBx3H
5412Please respect copyright.PENANALXmgTJfKM4
Dia ketuk perlahan pintu rumah itu, namun tak ada jawaban dari dalam. Sekali lagi dia ketuk dengan agak keras, tapi masih belum ada juga jawaban dari dalam. Dia sempat berpikir, apakah sebenarnya Nada tidak ada dirumah? Tapi mobilnya ada, terparkir ditempat biasanya.5412Please respect copyright.PENANAIRkOM6tTiq
5412Please respect copyright.PENANAyMF8Pl2Eq3
Tok tok tok5412Please respect copyright.PENANALWwe8EWlQd
5412Please respect copyright.PENANAC3aYdbJx5S
Sekali lagi Cita mengetuk pintu rumah Nada. Masih juga belum ada jawaban. Lalu pikiran Cita jadi ragu. Ragu apakah memang Nada tidak ada dirumah. Apakah Nada sedang pergi dengan orang lain? Dan juga perasaan ragu, apakah dengan tidak adanya Nada itu tandanya dia memang tidak diperbolehkan untuk menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya kepada orang lain?5412Please respect copyright.PENANAHoa2zgifmA
5412Please respect copyright.PENANABrJXfCH1tX
Cita menghela nafas panjangnya. Mungkin memang benar, dia tak harus menceritakan hal itu kepada orang lain. Lalu dia memutuskan untuk sekali lagi mengetuk pintu rumah ini, kalau memang benar-benar tidak ada jawaban, tidak ada orang dirumah, maka dia akan pulang. Menyimpan semua beban pikirannya itu seorang diri, entah sampai kapan.5412Please respect copyright.PENANANjpKOTjzvm
5412Please respect copyright.PENANAL9aUw72Qvr
Tok tok tok5412Please respect copyright.PENANAWxzP4bvvqL
5412Please respect copyright.PENANAGgjs8nG2pM
Tak ada jawaban, dan membuat Cita tertunduk lesu. Dia sudah putus asa, sudah mengira bahwa memang dia harus menanggung beban pikirannya ini seorang diri. Perlahan air matanya turun, menetes membasahi pipinya. Dia sudah akan beranjak meninggalkan rumah ini, ketika tiba-tiba terdengar handle pintu bergerak, dan tak lama kemudian pintu terbuka.5412Please respect copyright.PENANATMaYebJWUH
5412Please respect copyright.PENANADfS1rQeaEs
5412Please respect copyright.PENANAeRa5BBgX7D
“Cita?”5412Please respect copyright.PENANAi116mDYyWF
5412Please respect copyright.PENANARZ0yDt5Lw6
“Mbak Nadaaaa… hiks…”5412Please respect copyright.PENANAMIXHcsMFIv
5412Please respect copyright.PENANAhgonVpIsLS
5412Please respect copyright.PENANALTE8vCxd7K
Begitu pintu terbuka, Cita langsung saja menghambur memeluk Nada. Dipeluknya sahabatnya itu erat-erat. Nada, tentu saja sangat terkejut. Pertama, dia terkejut sekaligus lega karena ternyata yang datang adalah Cita, bukan pak Bowo seperti yang dia takutkan. Lalu, dia terkejut dengan tingkah Cita, yang datang-datang langsung menangis dan menghambur kearahnya, memeluknya erat-erat. Memang belum jelas apa masalahnya, tapi Nada menebak bahwa tingkah Cita yang menangis dan langsung memeluknya ini pasti ada kaitannya dengan pak Bowo.5412Please respect copyright.PENANArQ8Eudcl7B
5412Please respect copyright.PENANAODnVApIBk0
Apakah Cita kesini ada hubungannya dengan pak Bowo? Apa dia mau cerita sama aku? Batin Nada.5412Please respect copyright.PENANAKhB0XJIAiL
5412Please respect copyright.PENANAK7y2dyWnKN
Akhirnya Nada menari tubuh Cita yang masih terus memeluknya kedalam rumah, sambil sedikit menutup pintu rumahnya. Dia membawa Cita keruang tengah tempatnya duduk melamun tadi. Sesampainya disana dia mengajak Cita duduk. Tanpa melepas pelukannya, Citapun ikut duduk. Dia masih terus menangis dipelukan Nada. Nada membiarkannya, sembari membalas pelukan Cita, sesekali membelai punggung dan kepala sahabatnya itu. Dia membiarkan Cita menangis menumpahkan semuanya, baru nanti dia akan bertanya apa masalahnya.5412Please respect copyright.PENANAVrkKP6Fqgj
5412Please respect copyright.PENANAXz8KXeP0CA
Cukup lama Cita menangis hingga Nada merasa tangisan Cita mulai mereda. Pelukan Citapun sudah mulai renggang. Akhirnya Nada bisa menatap wajah Cita, dan dengan lembut dia bantu untuk mengusap air mata dipipi Cita.5412Please respect copyright.PENANA8Kt6DnUldf
5412Please respect copyright.PENANAcGBlqOpreD
5412Please respect copyright.PENANARHUIHC00t0
“Ada apa Cit? Kamu lagi ada masalah?” tanya Nada dengan lembut.5412Please respect copyright.PENANAMmlidRSxkP
5412Please respect copyright.PENANApS87e35aS7
Cita menganggukan kepalanya. “Iya mbak”5412Please respect copyright.PENANA43h2lZf9OL
5412Please respect copyright.PENANAq8QCzMLunK
5412Please respect copyright.PENANArMWE6LNPmt
Nada tersenyum melepaskan pelukan Cita. Dia bangkit untuk mengambilkan air minum untuk Cita. Dia tak ingin buru-buru bertanya. Selain karena untuk memberikan waktu kepada Cita untuk menata hatinya setelah menangis, dia sendiri juga ingin mempersiapkan dirinya sendiri. Jika memang Cita akan bercerita tentang pak Bowo, maka dia juga bertekad akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, yang juga berkaitan dengan pak Bowo. Dia merasa, ini adalah saat yang tepat baginya untuk berbagi, mengingat orang yang akan dia ajak berbagi, mungkin bernasib sama sepertinya. Mungkin.5412Please respect copyright.PENANAeH62RjZu8I
5412Please respect copyright.PENANASvxkx9AWQD
5412Please respect copyright.PENANAkj42es8WFF
“Nih diminum dulu” ucap Nada sambil memberikan segelas air putih kepada Cita, sambil dia kembali duduk disebelah Cita.5412Please respect copyright.PENANAuuPVccR542
5412Please respect copyright.PENANAnmsRdWHTeD
“Makasih mbak” jawab Cita yang sudah mulai tenang, tangisnya sudah berhenti, dan air yang diberikan Nada kepadanya membuatnya sedikit lebih tenang.5412Please respect copyright.PENANA1ozj5sCQrF
5412Please respect copyright.PENANAMCbovZzzo7
“Jadi kamu lagi ada masalah apa? Sini cerita sama aku” ucap Nada.5412Please respect copyright.PENANAmeI1v5shZY
5412Please respect copyright.PENANAZAvchY8i0F
“Hmm…” Cita hanya bergumam, sambil berpikir. Dia bingung harus memulai ceritanya dari mana.5412Please respect copyright.PENANAejCflFAh5U
5412Please respect copyright.PENANAIlN93Ola3j
5412Please respect copyright.PENANA0pCTQtEjSF
Dia kembali dihinggapi rasa ragu. Tapi dia tahu, dia sudah tak mungkin mundur lagi dan membatalkan semuanya. Dia sudah terlanjur sampai disini, bahkan sudah menangis dipelukan Nada. Meskipun dia tahu Nada tak akan memaksanya bila memang dia akan membatalkan, tapi Nada juga pasti akan sangat penasaran dibuatnya. Dia akan menceritakannya, hanya bingung harus memulai dari mana.5412Please respect copyright.PENANA76fWDHO3oe
5412Please respect copyright.PENANA0YZiZzVZSW
Nada sendiri mencoba tersenyum melihat Cita. Dia tahu sahabatnya itu masih bingung, karena jika dia dalam posisi yang sama, dia juga pasti seperti itu. Dan dia memang tidak ingin memaksa Cita. Dia akan membiarkan, dan berharap Cita memulai ceritanya, karena nanti dia juga akan bercerita kepada Cita, tentang semua yang dia alami, semuanya.5412Please respect copyright.PENANAyBhhQrudwo
5412Please respect copyright.PENANAAgJyILJyM0
5412Please respect copyright.PENANAALgkf9vQiB
“Mbak, hmm, sebenarnya aku malu untuk menceritakannya, tapi, hmm, cuma mbak yang aku punya. Cuma mbak Nada yang bisa aku percaya, jadi aku mohon mbak, apapun yang aku ceritakan, mbak jangan cerita ke siapa-siapa ya” ucap Cita.5412Please respect copyright.PENANABdXSzSre42
5412Please respect copyright.PENANAzeFYtwZWkM
5412Please respect copyright.PENANALHg2PKMSK6
Untuk sesaat, hati Nada terasa sakit mendengar ucapan Cita. Betapa Cita begitu mempercayainya, tapi dia ingat apa yang dia lakukan. Memang, secara langsung dia tak menjerumuskan Cita, tapi mengetahui sahabatnya sedang diincar oleh seorang penjahat kelamin, dia hanya bisa diam saja, tak bisa berbuat apapun termasuk memperingatkan Cita, hanya demi menyelamatkan harga dirinya sendiri. Tapi Nada berusaha untuk menyembunyikan hal itu saat ini, lalu diapun tersenyum dan mengangguk.5412Please respect copyright.PENANAzBDBWy7tAS
5412Please respect copyright.PENANApozx6bnYME
5412Please respect copyright.PENANAZOSk8OyEDh
“Apapun cerita kamu, akan aku dengarkan. Apapun masalah kamu, aku nggak akan ceritain kesiapapun” ucap Nada.5412Please respect copyright.PENANAnQiilIoYKS
5412Please respect copyright.PENANAl7kT6ha5qt
Citapun tersenyum mendengarnya. “Ini semua, tentang, hmm, tentang… tentang aku sama pak Bowo” ucap Cita sambil menunduk, malu.5412Please respect copyright.PENANAi7KFC1a6hX
5412Please respect copyright.PENANA8WWuFeMr9z
“Pak Bowo?”5412Please respect copyright.PENANAgVRroaMavi
5412Please respect copyright.PENANA9T0oYCNTfG
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, hmm, sebenarnya, aku sama pak Bowo, hmm, kami ada, hmm… ada sesuatu”5412Please respect copyright.PENANAjwAYPg9ifX
5412Please respect copyright.PENANAVIMdeNw6VQ
“Sesuatu?”5412Please respect copyright.PENANAa0FnykZzNS
5412Please respect copyright.PENANAVsvJbe124K
5412Please respect copyright.PENANAquZ850Ngva
Cita kembali mengangguk, tapi tak langsung meneruskan ceritanya. Dia sedang berusaha memilih kata-kata apa yang harus dia sampaikan ke Nada. Nada yang melihat sahabatnya kembali ragu, memegang tangan Cita dan menggenggamnya. Dia ingin meyakinkan sahabatnya itu, kalau Cita bisa bercerita apapun kepadanya.5412Please respect copyright.PENANATbFMuMwjAi
5412Please respect copyright.PENANAaJcMTie6VD
Citapun kemudian menghela nafasnya panjang-panjang. Diapun akhirnya mulai bercerita dari awal bagaimana pak Bowo bisa masuk dalam kehidupannya. Dari sejak ketika Andi dipenjara, dia cerita bagaimana pak Bowo menawarkan bantuan untuk mengurusi semuanya, yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengunduran diri Andi, serta bantuan untuk mengurus semua hal yang berhubungan dengan itu.5412Please respect copyright.PENANAv3kUVnDwL5
5412Please respect copyright.PENANA9FDawiWH4a
Lalu setelah itu, dia bercerita bagaimana dia dan pak Bowo bisa mulai akrab, dari yang tadinya pak Bowo hanya sekedar main kerumahnya untuk urusan Andi, sampai akhirnya pak Bowo sering kesana untuk lebih banyak bermain dengan Putra. Dia juga bercerita saat pak Bowo mulai mengajaknya dan Putra pergi keluar, ke waterpark dikota sebelah.5412Please respect copyright.PENANA1aXNMroLMa
5412Please respect copyright.PENANAPPOsFpnIhR
Nada hanya diam saja mendengarkan, sambil tangannya tak lepas menggenggam tangan Cita. Cita sempat berhenti cerita saat ibu mertuanya menelpon. Hanya sebentar, dia memberi tahu kalau sedang berada dirumah Nada. Setelah itu, kembali Cita melanjutkan ceritanya.5412Please respect copyright.PENANAjB3w1GhImB
5412Please respect copyright.PENANAoZkI5b94bG
Cita kemudian bercerita setelah kepergian mereka ke waterpark itu dia dan pak Bowo makin dekat. Bahkan ketika dirumah, Cita mulai berani menemui pak Bowo tanpa memakai jilbabnya karena sudah merasa makin nyaman dengan pak Bowo. Bahkan lama-lama, pakaiannya juga tak terlalu diperhatikan ketika ada pak Bowo disana, termasuk ketika dia hanya memakai daster yang bisa dibilang cukup tipis, atau ketika dia hanya memakai tanktop dan yoga pants yang cukup ketat.5412Please respect copyright.PENANA5gB3zMsySl
5412Please respect copyright.PENANAO5euQYoPhk
Cita lalu menceritakan pak Bowo mengajak dia dan Putra untuk keluar lagi, ke taman kota. Dia bahkan menceritakan apa saja yang dia bicarakan dengan pak Bowo. Tidak terlalu mirip benar dengan obrolan mereka waktu itu, tapi intinya sama. Semakin lama Cita makin merasa nyaman dengan pak Bowo, bahkan ketika hanya ada dia sendiri dirumah, tak sungkan dia menerima kedatangan pak Bowo, hingga tiba pada saat dia semakin intim dengan pak Bowo.5412Please respect copyright.PENANAA4MOsErsRy
5412Please respect copyright.PENANATUivm9uDmp
Cita menceritakan kepada Nada, bagaimana mereka mulai berani saling berpelukan saat hanya berdua saja dirumah. Bahkan ketika pak Bowo mulai berani mencium keningnya, dan dia membiarkannya saja. Dia cerita kepada Nada, bagaimana didalam hatinya mulai muncul rasa suka kepada pak Bowo. Apalagi dengan adanya pak Bowo, dia jadi merasa makin nyaman, dia merasa ada yang melindunginya, dan juga menasehatinya.5412Please respect copyright.PENANAo9U0Ks2FYu
5412Please respect copyright.PENANAecRdLzrqD0
Saat terdiam mendengarkan cerita Cita, dalam hatinya Nada mencibir pak Bowo, betapa lelaki itu begitu cerdik dalam memanfaatkan kondisi hati dan perasaan Cita, mencari celah untuk bisa memasukinya, dan pada akhirnya dia berhasil mendapatkan hati Cita. Dia mengakui, bahwa apa yang dilakukan pak Bowo itu, bahkan jika kepada dirinya yang sedang tidak ada masalah dengan suaminya sekalipun, bisa saja membuatnya luluh. Apalagi dengan bertindak seolah tak menginginkan tubuh Cita, tentu saja itu membuat Cita makin simpati kepadanya.5412Please respect copyright.PENANAVcHu8F4uYR
5412Please respect copyright.PENANAIjd0Og2gFp
Cita melanjutkan ceritanya kembali, dan kali ini sambil meminta maaf kepada Nada karena saat itu berbohong kepada ibu mertuanya dengan membawa-bawa namanya. Dia cerita apa adanya kepada Nada bahwa saat itu dia pergi bersama dengan pak Bowo ke villa diluar kota. Cita bercerita dengan menundukan kepala karena malu, dan juga takut melihat reaksi Nada. Dia takut Nada marah karena hal itu, padahal sebenarnya Nada sudah tahu sebelumnya. Tapi Nada memilih untuk tetap diam mendengarkan lanjutan cerita dari Cita.5412Please respect copyright.PENANAROsFlJLyDN
5412Please respect copyright.PENANAY8ntS4kaus
5412Please respect copyright.PENANAL8GP3vNvcK
“Jadi, aku bener-bener minta maaf mbak, waktu itu pakai nama mbak Nada segala” ucap Cita.5412Please respect copyright.PENANAwxefcB33az
5412Please respect copyright.PENANAGzGW854NWZ
“Kok kamu bohong sama ibu mertuamu Cit? Apa disuruh sama pak Bowo?”5412Please respect copyright.PENANAPCgpmB1BvF
5412Please respect copyright.PENANAHz6sozLpnJ
Cita menggeleng. “Nggak mbak, aku yang kepikiran buat seperti itu. Pak Bowo juga waktu itu kaget waktu tahu aku bohong sama ibu”5412Please respect copyright.PENANA93nJLPS0Bx
5412Please respect copyright.PENANAM9LJes6wnM
“Hmm, jadi emang kamu sendiri yang kepengen pergi?”5412Please respect copyright.PENANAysyg2EhGpN
5412Please respect copyright.PENANASA3xJfnVE8
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, aku pengen refreshing, aku capek, penat sama semua yang aku hadapi mbak. Dan karena waktu itu, hmm, aku juga udah ngerasa nyaman banget sama dia” jawab Cita.5412Please respect copyright.PENANAtyPOE8Rzw1
5412Please respect copyright.PENANAOANegSiutF
5412Please respect copyright.PENANA3Z1Ozhtaqa
Kemudian Cita melanjutkan ceritanya, namun kali ini beberapa kali terputus, karena dia makin ragu dan tidak yakin untuk cerita sejujur-jujurnya pada Nada. Tapi dia juga kembali menyadari, bahwa dia sudah terlanjur memulai, maka dia harus menceritakan semuanya sampai tuntas, sepahit apapun itu.5412Please respect copyright.PENANAR1Jz8S7W84
5412Please respect copyright.PENANA8rU2QAiz3X
5412Please respect copyright.PENANAnVMugWG2yu
“Dan malam itu, aku, sama dia… kami… hmm, kami…” ucap Cita terputus, dia benar-benar merasa ragu. “Kami, gituan mbak” sambungnya, pada akhirnya.5412Please respect copyright.PENANAmeFxQa5tfK
5412Please respect copyright.PENANAe3XR3K0LxW
5412Please respect copyright.PENANAS5kExSvsvV
Kali ini air mata tak tertahankan lagi dari matanya. Perasaan malu, dan rasa bersalah yang kembali muncul, dan segala yang dia rasakan tercurah dari air mata itu. Nada langsung meraih tubuh Cita, memeluknya. Nada membiarkan Cita untuk menangis dulu sebelum melanjutkan ceritanya.5412Please respect copyright.PENANAchjBcxAXE5
5412Please respect copyright.PENANA3JP7mo0LXU
5412Please respect copyright.PENANA6OlmfCN3qG
“Malam itu kami melakukannya cuma sekali mbak, terusnya kami tidur” sambung Cita, masih disela-sela tangisnya.5412Please respect copyright.PENANA1AAFlFmaSk
5412Please respect copyright.PENANAbR8BNiHLoY
5412Please respect copyright.PENANAw4vUK970ap
Diapun diam sebentar, lalu setelah sedikit bisa menguasai dirinya, dia kembali melanjutkan. Dia bercerita tentang keesokan harinya, dimana dia dan pak Bowo masih sama-sama canggung, namun kemudian mereka kembali mengulangi persetubuhan itu. Cita menyebutnya dengan melakukan hal yang lebih gila lagi.5412Please respect copyright.PENANAvwGYZyIkRd
5412Please respect copyright.PENANATP6z3enTJt
5412Please respect copyright.PENANA5XVaYBw1hk
“Aku melakukan dan mengalami banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya sama mas Andi mbak. Waktu itu, aku sama sekali nggak merasa jijik, aku sama sekali nggak merasa aneh. Justru, waktu itu aku merasa, entahlah, seperti keenakan” ucap Cita.5412Please respect copyright.PENANAiiE3p6nZWW
5412Please respect copyright.PENANAN5TTjh5CH5
“Kami melakukannya cukup lama, dan aku benar-benar capek nggak bertenaga mbak. Sampai mandi, pakai baju, dan jalan ke mobil pas mau pulang aja harus dia papah” lanjutnya.5412Please respect copyright.PENANApv4s0pzIxy
5412Please respect copyright.PENANAf0TDc4TFvK
5412Please respect copyright.PENANA7l9MBTl328
Setelah itu kemudian dia menceritakan semua yang terjadi setelah peristiwa di villa itu. Sampai pada akhirnya, dia ngobrol dengan ibu mertuanya, dan terbukalah matanya yang selama ini dibutakan oleh cinta semu.5412Please respect copyright.PENANAgonBWEKjYy
5412Please respect copyright.PENANA93Ytw9uUNb
5412Please respect copyright.PENANAOoi7Iap0Xd
“Saat itu aku baru merasa sangat jijik mbak. Aku merasa hina, sangat kotor, apalagi aku melakukannya bukan dengan suamiku” ucap Cita dan tangisnya kembali pecah dipelukan Nada.5412Please respect copyright.PENANAJUDV71Qbq3
5412Please respect copyright.PENANAiJxIXCv4u8
5412Please respect copyright.PENANA3UxBn5my8D
Nada hanya diam. Dia memang sudah bisa menebak, tapi tetap saja dia syok mendengar cerita itu langsung dari mulut Cita. Dia merasa iba dengan apa yang terjadi pada Cita. Namun dia bisa sedikit memakluminya, mengingat saat itu suasana hati Cita sedang kacau, dan pak Bowo masuk disaat yang tepat, dengan cara yang tepat, yang akhirnya membuat Cita rela menyerahkan hati dan tubuhnya. Dan yang jelas, dia jadi sangat marah kepada pak Bowo.5412Please respect copyright.PENANAzoDXYOZw3x
5412Please respect copyright.PENANAJszCM8VccQ
5412Please respect copyright.PENANAgZo0M7ayKc
“Aku udah mikir masak-masak, dan aku udah putusin untuk menghentikan itu semua. Aku udah nggak mau lagi ketemu sama dia mbak. Tapi…”5412Please respect copyright.PENANAwGO2br5Rsf
5412Please respect copyright.PENANA0Cvy5XULgf
“Tapi apa Cit?”5412Please respect copyright.PENANAbpsSgs4MXW
5412Please respect copyright.PENANAZMZax5NEhU
5412Please respect copyright.PENANApvqtoguEr7
Cita tak menjawab. Dia lalu mengambil hpnya, lalu membuka instagramnya. Diapun memperlihatkan dm yang mengirim foto-foto dirinya dengan pak Bowo kepada Nada. Dan langsung saja mata Nada terbelalak melihatnya, terutama saat membaca tulisan-tulisan di dm itu.5412Please respect copyright.PENANAwYt6UdghkF
5412Please respect copyright.PENANAN93A7rngAc
5412Please respect copyright.PENANAgnPP3099DP
“Astaga, jadi ini yang dimaksud sama pak Bowo?” ucap Nada, dan tentu saja itu membuat Cita jadi bingung.5412Please respect copyright.PENANAOO6f7oM76M
5412Please respect copyright.PENANApdw88gBwL6
“Maksud mbak Nada?” tanya Cita.5412Please respect copyright.PENANACglnvnL1A5
5412Please respect copyright.PENANAV9j96ICBSp
5412Please respect copyright.PENANAitXWjanIBD
Nada mengembalikan hp itu kepada Cita. Dia menghela nafasnya panjang-panjang. Kini saatnya dia yang bercerita kepada Cita.5412Please respect copyright.PENANAwfvtzrlgsu
5412Please respect copyright.PENANASHPyT7b5lR
5412Please respect copyright.PENANARO41gSSd0y
“Sebelumnya aku minta maaf Cit. Aku juga mau cerita sesuatu sama kamu, dan aku akan ceritakan semuanya. Aku nggak tahu setelah ini kamu bisa maafin aku atau nggak, tapi paling nggak, kamu harus tahu yang sebenarnya” ucap Nada.5412Please respect copyright.PENANAoyqshBXSms
5412Please respect copyright.PENANAkVVBgGxmRP
5412Please respect copyright.PENANABdITCbVmjY
Cita benar-benar kebingungan dengan ucapan Nada, tapi dia diam saja menunggu Nada bercerita.5412Please respect copyright.PENANADr9umO1uUd
5412Please respect copyright.PENANATWbvSDXfMb
5412Please respect copyright.PENANAiCBL3yrcKJ
“Sebenarnya, hampir semua yang kamu ceritain diawal tadi, aku sudah tahu Cit” ucap Nada.5412Please respect copyright.PENANA9y7rDeYfdV
5412Please respect copyright.PENANAE2838GOTRV
“Hah? Maksudnya?” tanya Cita yang sangat kaget mendengar ucapan Nada.5412Please respect copyright.PENANAwTVxNz7A9u
5412Please respect copyright.PENANAxIlna9GqH3
5412Please respect copyright.PENANA5qQplgxI7o
Nada kemudian bercerita dari awal, dari pertemuan dia dengan pak Bowo. Lalu dia menceritakan ajakan pak Bowo kerumahnya, yang waktu itu katanya ingin mengajaknya pemotretan. Dan pada akhirnya, dia menceritakan bagaimana akhirnya dia berhasil ditaklukan pak Bowo dengan bantuan Gina, dan yang pasti dengan obat perangsang. Nada menceritakan dengan detail apa yang dia ingat, karena sebagian dia memang lupa saat berada dibawah pengaruh obat perangsang itu.5412Please respect copyright.PENANANFKygf7RgE
5412Please respect copyright.PENANAe7YGe0Vpdj
Jelas Cita sangat terkejut mendengar cerita Nada itu, sampai-sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Nada kemudian bercerita tentang hari-hari selanjutnya bagaimana dia menjadi budak seks pak Bowo. Dia juga bilang sama sekali tak bisa menolak pak Bowo karena diancam menggunakan foto dan video persetubuhannya.5412Please respect copyright.PENANArBPqIx52T2
5412Please respect copyright.PENANA60rAJgEXfy
5412Please respect copyright.PENANABYH4jzHrQN
“Kalau saja aku mau lapor polisi, aku nggak bisa menuntut pak Bowo merkosa aku, karena di video itu sama sekali nggak kelihatan aku sedang diperkosa. Waktu itu aku berada dibawah pengaruh obat perangsang Cit” ucap Nada.5412Please respect copyright.PENANAc61UZ0pD1T
5412Please respect copyright.PENANAeng023HNm7
5412Please respect copyright.PENANAcYQf6EfdY6
Cita yang masih terkejut, hanya diam saja. Nada lalu melanjutkan ceritanya bahwa akhirnya dia tahu kalau pak Bowo sebenarnya mengincar Cita. Dia hanya menjadikan Nada mangsa untuk digunakan sebagai alat agar bisa membantunya mendapatkan Cita. Tapi semua rencana itu berubah saat pada akhirnya Andi dipenjara. Pada akhirnya pak Bowo sama sekali tak melibatkan Nada dalam rencananya mendapatkan Cita.5412Please respect copyright.PENANAcBXOBH72jU
5412Please respect copyright.PENANAdt07kXZgXX
5412Please respect copyright.PENANAt4QiyuyvNE
“Dia cuma minta aku untuk diam, dan nggak mengganggunya selagi dia mendekati kamu. Jujur saja, aku ingin sekali membantumu Cit. Aku ingin sekali memperingatkan kamu, tapi aku nggak berani, aku takut dia nyebarin foto dan videoku” ucap Nada yang juga mulai menangis.5412Please respect copyright.PENANAEulEOd7wgp
5412Please respect copyright.PENANA1isArxnL5N
“Aku minta maaf sama kamu, karena aku lebih mementingkan diri sendiri daripada menyelamatkan kamu dari dia”5412Please respect copyright.PENANAmxShawa5eB
5412Please respect copyright.PENANA4DaWx2q8h3
5412Please respect copyright.PENANAAm4jFbBwDa
Cita masih terdiam. Tapi bukan berarti dia sedang marah pada Nada. Dia justru juga iba kepada Nada. Dia tak menyangka, ternyata pak Bowo yang dia kenal selama ini hanyalah sebuah kepalsuan. Ternyata pak Bowo yang sebenarnya adalah seorang predator yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang dia incar.5412Please respect copyright.PENANAfTzsh0zEMn
5412Please respect copyright.PENANAwBlE61zZEf
Dia merasa kasihan kepada Nada yang harus mengalami itu semua. Dan dia bisa memaklumi kenapa Nada ketakutan, bahkan hanya untuk sekedar mengingatkannya. Karena kalau dia berada didalam posisi Nada, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama. Dia tahu itu sangat berat untuk Nada, dan tentunya Nada pasti akan sangat sakit hati dengan apa yang terjadi. Sudah kehilangan kehormatannya sebagai istri, lalu hanya bisa diam saja saat sahabatnya juga diincar oleh pria yang sama.5412Please respect copyright.PENANAgOO0ar7qKv
5412Please respect copyright.PENANAuu7eC6MNUo
5412Please respect copyright.PENANAotzrrbi7Rf
“Dan beberapa hari yang lalu, pak Bowo datang kesini, setelah sekian lama dia nggak menemui ataupun menghubungiku sama sekali. Dia datang dengan penuh emosi. Dia menuduhku yang aku sendiri nggak tahu maksudnya. Dia sampai menggeledah rumah ini, membuat semuanya berantakan, mencari bukti bahwa aku yang bersalah”5412Please respect copyright.PENANAiuCflClcpB
5412Please respect copyright.PENANACUQfdeNdmi
“Dan pada akhirnya, dia, memperkosa aku dengan brutal”5412Please respect copyright.PENANA3DORfo2ytj
5412Please respect copyright.PENANA8GaC8nIdNU
5412Please respect copyright.PENANALp8Aobtdx9
Kembali Cita terkejut setengah mati. Nada menceritakan peristiwa yang dia alami 4 hari yang lalu. Termasuk juga ancaman yang diberikan pak Bowo jika lelaki itu berhasil membuktikan bahwa dia bersalah. Hal yang selama 4 hari ini dia pikirkan terus, karena dia sama sekali tak tahu menahu apa yang dituduhkan oleh pak Bowo itu.5412Please respect copyright.PENANAu7PTQDisLR
5412Please respect copyright.PENANAMkfxCU1njC
5412Please respect copyright.PENANA316TqF1w31
“Dan aku baru tahu apa maksud pak Bowo waktu kamu ngasih lihat itu tadi” ucap Nada mengakhiri ceritanya.5412Please respect copyright.PENANAThqqjhycdc
5412Please respect copyright.PENANAwCOanh26d1
“Jadi waktu itu pak Bowo kesini mbak?”5412Please respect copyright.PENANAIYHOdysL2q
5412Please respect copyright.PENANApAJ9xgqQd8
“Iya. Dia nuduh aku yang melakukannya. Padahal, jangankan mengikuti kalian, untuk datang kerumahmu waktu ada dia aja aku nggak berani, karena dia udah melarangku, dan yaah, dengan mengancam akan menyebar foto dan videoku kalau aku nekat”5412Please respect copyright.PENANAxRoMJXF74z
5412Please respect copyright.PENANAnUCQc7ABbq
5412Please respect copyright.PENANA8RdtpsSm1c
Mereka berdua kemudian berpelukan sambil kembali menangis. Saling mengasihani satu sama lain, mengingat nasib buruk yang menimpa mereka. Namun Cita merasa, bahwa nasib Nada jelas lebih buruk darinya. Karena tujuan utama pak Bowo jelas-jelas adalah dirinya, tapi membuat Nada harus terseret menjadi korban juga. Bahkan entah sudah berapa kali Nada terpaksa melayani nafsu pak Bowo, sedangkan dirinya baru 2 kali saja.5412Please respect copyright.PENANAYpwAFz4kON
5412Please respect copyright.PENANAtbPbulnemc
Sekian lama mereka saling peluk dan menangis, hingga tangisan merekapun akhirnya mulai reda. Tapi mereka masih terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi yang jelas, mereka sama-sama mengutuk pak Bowo untuk apa yang telah dilakukan oleh pria itu selama ini.5412Please respect copyright.PENANAmcD197S8kw
5412Please respect copyright.PENANAQn4aVKYepP
5412Please respect copyright.PENANAQReQUW7Fpy
“Cit” ucap Nada memecah keheningan.5412Please respect copyright.PENANAXNFt7ZlcEH
5412Please respect copyright.PENANAuAGtsPDQB2
“Iya mbak?”5412Please respect copyright.PENANAreSAP9wusc
5412Please respect copyright.PENANAiJB6FRWsFw
“Kamu, mau maafin aku?”5412Please respect copyright.PENANA0uubBCz6fI
5412Please respect copyright.PENANA8M3aRHhzcQ
Cita menggenggam tangan Nada. “Mbak, aku tahu dan bisa mengerti posisimu. Seandainya aku ada diposisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi nggak ada alasan aku untuk marah sama kamu mbak. Justru, aku yang harusnya minta maaf sama mbak Nada”5412Please respect copyright.PENANA5fXJ3ZADp7
5412Please respect copyright.PENANAYkBzS9mqDk
“Loh kok gitu?”5412Please respect copyright.PENANAI3ptJmzJYU
5412Please respect copyright.PENANAtZUs12eeKI
“Iya. Karena sebenarnya target utamanya kan aku, tapi malah mbak Nada jadinya ikut kebawa-bawa juga. Jadi secara nggak langsung, aku yang salah sama mbak”5412Please respect copyright.PENANAnTaN0BeWqY
5412Please respect copyright.PENANA0m6Va3BDdV
“Nggak Cit, kamu nggak salah. Yang salah ya jelas dia. Apapun ceritanya, dialah yang bersalah”5412Please respect copyright.PENANAoMFVCmaU7T
5412Please respect copyright.PENANAdcc6Oywte3
“Terus gimana dong mbak?”5412Please respect copyright.PENANAiDVT0obfHf
5412Please respect copyright.PENANASVYDEz54m3
“Aku juga nggak tahu Cit. Aku berharap dia nggak pernah muncul lagi dihadapanku, dihadapan kita. Jujur, aku masih takut dengan semua ancamannya kepadaku. Meskipun 4 hari ini sama sekali nggak ada kesini lagi, tapi, yaa yang jelas aku masih takut Cit” ucap Nada.5412Please respect copyright.PENANAY8aMKwjyOO
5412Please respect copyright.PENANAeJFHPCCSP5
5412Please respect copyright.PENANA9YA5JhiWb0
Cita dan Nada sama-sama terdiam. Mereka bingung apa yang harus dilakukan setelah ini. Tapi yang jelas, mereka berdua memiliki keinginan yang sama, sama-sama berharap tidak akan pernah bertemu pak Bowo lagi, dalam keadaan apapun.5412Please respect copyright.PENANAeYZ4tI7KCJ
5412Please respect copyright.PENANAZTerLTnywJ
5412Please respect copyright.PENANAGnmUPTj11N
“Kalian berdua nggak perlu takut, nggak perlu khawatir lagi sekarang” ucap seseorang tiba-tiba yang mengagetkan Cita dan Nada, membuat mereka berdua serempak menoleh ke sumber suara.5412Please respect copyright.PENANAWaaTIsrjzd
5412Please respect copyright.PENANAeRoHbtIjzI
“Mas Andi!!” pekik mereka bersamaan.5412Please respect copyright.PENANAbDwYGhOaBy
5412Please respect copyright.PENANAqjI5STDqTe
5412Please respect copyright.PENANAdBxJWYaUS2
Namun hanya Cita yang kemudian bergerak. Dia beranjak bangkit dari duduknya, menghambur kearah Andi. Dia bermaksud untuk bersimpuh, berlutut dikaki Andi, memohon pengampunan dari suaminya, atas apa yang telah dia lakukan selama Andi berada didalam penjara. Namun Andi menahan tubuh Cita, lalu mengangkatnya dan langsung memeluknya.5412Please respect copyright.PENANAA1hTggfYXE
5412Please respect copyright.PENANAccwsGfR5j3
5412Please respect copyright.PENANAXIGn71346c
“Hiks hiks… mas, hiks hiks, maafin Cita maas…”5412Please respect copyright.PENANAw0oJZVXAvz
5412Please respect copyright.PENANA2QebaPGMoY
5412Please respect copyright.PENANAwmiCnhMUsu
Tangis Cita tak terbendung lagi dalam pelukan Andi. Dia memeluk suaminya itu sangat erat. Berulang kali kata maaf terucap dari bibirnya disela-sela tangisannya. Andi membalas memeluk Cita tak kalah erat. Kerinduannya begitu besar kepada istrinya itu. Cukup lama Cita memeluk Andi dan terus menangis, sambil terus saja mengucapkan kata maaf.5412Please respect copyright.PENANAiGKxK0B6uP
5412Please respect copyright.PENANAcOJlZ38kWs
Andi yang tadinya berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum, lama kelamaan luluh juga. Terlihat air mata mulai menetes membasahi pipinya. Nada yang masih diam tak beranjak dari kursinya, juga ikut menangis melihat Cita dan Andi. Dia tak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia memiliki firasat yang baik untuk hal ini.5412Please respect copyright.PENANAM5DSuOvCRr
5412Please respect copyright.PENANAdFKF5rtthr
5412Please respect copyright.PENANA886A2mGW1h
“Udah sayang, udah” ucap Andi sambil membelai-belai punggung dan kepala Cita.5412Please respect copyright.PENANAnXfgSqHlFC
5412Please respect copyright.PENANA57hV7KSe8A
5412Please respect copyright.PENANAcBZvPxmaIo
Masih dalam posisi berpelukan, Andi sedikit mendorong tubuh Cita, mengajaknya untuk kembali duduk. Dalam posisi dudukpun, Cita belum mau melepaskan pelukannya pada Andi. Tangisnya juga belum mereka. Kata maaf juga masih belum berhenti terucap dari bibirnya.5412Please respect copyright.PENANA77GDvoBwvq
5412Please respect copyright.PENANAlM4Wjd3aY9
Setelah cukup lama, akhirnya tangisan Cita berhenti, tapi dia masih memeluk suaminya. Nada sempat akan bangkit untuk mengambilkan minum untuk Andi, tapi Andi melarangnya dan memintanya untuk tetap duduk disitu.5412Please respect copyright.PENANAcWOImB5B3P
5412Please respect copyright.PENANABBTHjbJNSv
5412Please respect copyright.PENANAQqPTgzNMfF
“Mas Andi, udah lama datangnya?” tanya Nada.5412Please respect copyright.PENANAB214b8zoTS
5412Please respect copyright.PENANArrMpKz0owp
“Yaa lumayan Nad, abisnya pintu nggak kamu tutup rapat gitu, udah gitu kalian lagi asyik cerita” jawab Andi.5412Please respect copyright.PENANA9S8wAdPcta
5412Please respect copyright.PENANAVaELaVkgCr
“Jadi, mas Andi denger semuanya tadi?” tanya Cita, masih dalam pelukan Andi.5412Please respect copyright.PENANA8f0HBVRUty
5412Please respect copyright.PENANAhWF89FQ1Vy
“Nggak semua sih, tapi ya cukup banyak yang aku dengerin dari kamu mah” jawab Andi.5412Please respect copyright.PENANAsW08ROaz3m
5412Please respect copyright.PENANA6OzxahFJMJ
5412Please respect copyright.PENANAa7nrZrRvdn
Mendengar Andi masih memanggilnya dengan sebutan mah, kembali membuat air matanya menetes, meski tak sampai menangis sesenggukan seperti tadi. Padahal jika memang sudah cukup banyak yang didengar Andi, berarti dia sudah tahu tentang perselingkuhannya dengan pak Bowo, tapi Andi masih bersikap lembut kepadanya, dan masih memanggilnya mah.5412Please respect copyright.PENANAVs8omeNLpT
5412Please respect copyright.PENANANoi0xFXSV9
Apakah itu artinya mas Andi memaafkan aku? Batin Cita.5412Please respect copyright.PENANAvJPzQDfwnA
5412Please respect copyright.PENANAuOLEGQ2DjF
5412Please respect copyright.PENANA6v85gjihkh
“Dan sebenarnya, aku sudah tahu semuanya, sejak beberapa hari yang lalu” ucap Andi.5412Please respect copyright.PENANALKEsyOV7yx
5412Please respect copyright.PENANADboIcgts28
5412Please respect copyright.PENANAWxG1hjZAgj
Ucapannya itu sukses membuat Nada maupun Cita terkejut. Cita bahkan langsung bangkit dari pelukan Andi.5412Please respect copyright.PENANAPNvvJurHj1
5412Please respect copyright.PENANAteRekKtFvo
5412Please respect copyright.PENANA4qVf04UeSh
“Tahu semuanya? Maksud mas Andi?”5412Please respect copyright.PENANAsMSHBl1EXN
5412Please respect copyright.PENANALSgKI0v7hZ
“Iya, tahu semuanya. Mulai dari apa yang direncanakan pak Bowo, apa yang terjadi pada Nada, apa yang terjadi pada kamu mah, termasuk dm yang dikirimkan ke kamu” jawab Andi.5412Please respect copyright.PENANAoYVljIz8iN
5412Please respect copyright.PENANAOr9Nt50cpN
“Dm? Darimana mas Andi tahu semuanya?” tanya Cita.5412Please respect copyright.PENANARg2qn3Zflh
5412Please respect copyright.PENANAxigV1RptbI
“Dari si pengirim dm itu” jawab Andi sambil tersenyum.5412Please respect copyright.PENANAAXZ7H4Rmxi
5412Please respect copyright.PENANAf7ifw5nnaC
“Isna”5412Please respect copyright.PENANASxZjEdo6dQ
5412Please respect copyright.PENANAR7xpxDy65r
*5412Please respect copyright.PENANAEyTPPuIlZV
*5412Please respect copyright.PENANAtA6esXsPuj
*5412Please respect copyright.PENANAD4WGO6fjJM
*5412Please respect copyright.PENANApl2BWhugw9
*5412Please respect copyright.PENANA63Va7vdy8q