4971Please respect copyright.PENANAxmiibQLcrI
4971Please respect copyright.PENANAV0q1ZeBiOQ
Waktu berlalu dengan cepat. Tak terasa kini sudah sebulan setelah Cita dan pak Bowo pergi berdua kevilla diluar kota. Sudah sebulan sejak Cita menyerahkan dirinya, hatinya dan tubuhnya, kepada pak Bowo. Setelah itu, mereka belum pernah lagi melakukannya. Kedatangan pak Bowo kerumahnya yang biasanya terjadi seminggu 2-3 kali itu, lebih banyak untuk bermain bersama Putra. Hingga pada akhirnya, Putra menjadi sangat akrab dengan pak Bowo.4971Please respect copyright.PENANAUkQ9VXyYfJ
4971Please respect copyright.PENANAE8QE2FvsXY
Sebenarnya, melihat hal itu Cita juga sangat gembira. Dia bahagia ketika Putra selalu bisa tersenyum, bahkan sampai tertawa terbahak-bahak saat dengan pak Bowo. Tapi, ada perasaan lain yang dirasakan oleh Cita. Dia merasa agak kecewa, karena ada sedikit harapan dalam dirinya, kedatangan pak Bowo bukan semata untuk Putra, tapi untuknya. Dia berharap, pak Bowo lebih banyak memberikan waktu untuknya. Memang tidak bisa bebas karena masih ada ibu mertuanya disitu, tapi paling tidak dia ingin lebih banyak waktu untuk sekedar ngobrol.4971Please respect copyright.PENANAK4Vwf4MtpR
4971Please respect copyright.PENANAnIXIUVmjPM
Cita sebenarnya juga sadar, apa yang dilakukan pak Bowo itu adalah untuk menjaga agar ibu mertuanya tak menaruh curiga. Meskipun juga sudah cukup akrab dengan pak Bowo, tapi jelas ibu mertuanya tak akan bisa terima jika tahu seperti apa hubungan dirinya dengan pak Bowo yang sebenarnya. Dan pasti bakal marah besar jika tahu sudah sampai mana yang mereka lakukan.4971Please respect copyright.PENANAJ93hWOyLQ5
4971Please respect copyright.PENANAN4syFwE6ou
Tapi bagaimanapun juga, bagi Cita lelaki itu sudah terlanjur memberikan sesuatu pada dirinya, yang selama ini belum pernah dia dapatkan. Sebuah kenikmatan seksual yang begitu luar biasa. Tubuhnya menagih hal itu kembali ingin dirasakannya lagi. Terlebih lagi, hati Cita saat ini benar-benar terhanyut oleh semua perlakuan pak Bowo baik itu kepadanya maupun kepada Putra. Dia melihat sikap pak Bowo yang benar-benar menyayanginya dan Putra, terkesan jauh dari sekedar nafsu birahi belaka.4971Please respect copyright.PENANApKyDBomn7o
4971Please respect copyright.PENANAdrnZb37rHS
Namun Cita tetaplah Cita. Sebesar apapun keinginannya untuk mengulangi apa yang sudah mereka lakukan divilla sebulan yang lalu, tetap saja dirinya masih menahan diri untuk mengatakan hal itu kepada pak Bowo. Dia masih terlalu malu untuk itu. Dia hanya berharap pak Bowo lebih peka terhadap apa yang saat ini sedang dia rasakan, dan juga berharap lelaki itu juga punya perasaan dan keinginan yang sama sepertinya, sehingga mereka bisa segera mengulangi hal itu lagi.4971Please respect copyright.PENANAL9UD24rSYG
4971Please respect copyright.PENANA3lMGX3Qkbk
Sayangnya, sampai saat ini pak Bowo belum melakukan hal itu, dan itu membuat Cita sedikit kecewa. Namun disisi lain, dia makin yakin dengan perasaan pak Bowo kepadanya. Dia yakin, jika memang pak Bowo tidak memiliki perasaan yang tulus kepadanya, pasti sudah sejak berhari-hari yang lalu, bahkan mungkin hanya beberapa hari setelah mereka melakukannya, pasti pak Bowo akan mengajak Cita untuk mengulangi perbuatan mereka lagi. Nyatanya, sampai hari ini pak Bowo belum lagi mengajak. Jangankan mengajak, membahasnyapun tidak pernah.4971Please respect copyright.PENANAuSPPMnspxA
4971Please respect copyright.PENANAmZyDAwXq68
Hal itu membuat Cita yakin bahwa rasa sayang pak Bowo kepadanya bukanlah dilandasi oleh nafsu semata, namun karena sebuah perasaan yang tulus. Bukan sekedar untuk memiliki, tapi juga perasaan ingin membahagiakan, bukan hanya dirinya namun juga Putra. Dan ini membuat rasa simpati dan sayang Cita kepada pak Bowo jadi makin besar. Dia benar-benar tersentuh oleh ketulusan pak Bowo.4971Please respect copyright.PENANAYfYqyDk9he
4971Please respect copyright.PENANAQV45lvIV4i
Disamping itu, sebenarnya ada satu hal lagi yang membuat Cita heran dan penasaran. Dia kembali teringat kejadian di villa hari itu. Ketika mereka bersetubuh disiang harinya, Cita ingat kalau dia menginginkan agar pak Bowo berejakulasi didalam vaginanya. Cita yang saat itu sudah sepenuhnya dikuasai oleh birahinya, merindukan rasanya vaginanya disembur dengan cairan hangat itu.4971Please respect copyright.PENANAY3g4uUpkhf
4971Please respect copyright.PENANAyuscY9kc65
Namun saat itu pak Bowo menolaknya. Bahkan ketika kedua kakinya dirangkulkan ketubuh pak Bowo, lelaki itu memaksanya membuka kedua kakinya, kemudian mengeluarkan spermanya diperut hingga kedadanya. Ada sedikit rasa kecewa saat itu yang dia rasakan, tapi dia berhasil menutupinya sehingga pak Bowo tak sampai menyadarinya.4971Please respect copyright.PENANAfuKQ0jXngf
4971Please respect copyright.PENANAtgRcyvNOFE
Kenapa waktu itu mas Bowo menolaknya ya? Apakah karena dia tidak ingin membuatku hamil? Apakah dia khawatir akan jadi omongan karena aku hamil sementara mas Andi masih didalam penjara? Batin Cita.4971Please respect copyright.PENANA9167tJacJY
4971Please respect copyright.PENANAndJe0tdJxk
Sebenarnya, Cita tak pernah khawatir jika pak Bowo sampai berejakulasi didalam vaginanya. Karena semenjak kelahiran Putra, dia sudah memasang kb. Dia dan Andi sudah sepakat, baru akan memberikan adik kepada Putra setelah anak itu berumur paling tidak 5 tahun. Karena diantara banyak faktor, mereka juga berpikir kalau diumur segitu Putra sudah bisa diberi tahu dan mengerti jika nantinya kedua orang tuanya ataupun neneknya akan lebih memperhatikan adiknya.4971Please respect copyright.PENANA8KaiWTzsTX
4971Please respect copyright.PENANAPuLz62dm7e
Apalagi dengan kondisi Cita dan Andi yang bekerja, otomatis hanya ada neneknya Putra saja yang akan mengurusi Putra dan adiknya. Jadi mereka pikir, mereka baru akan memberikan Putra adik jika anak itu dinilai sudah cukup mengerti. Dan untuk itu mereka sepakat Cita untuk memasang kb, karena Andi sendiri juga lebih menikmati jika menuntaskan persetubuhan dengan berejakulasi didalam vagina Cita, begitupun dengan Cita.4971Please respect copyright.PENANAWfXDTzwl8k
4971Please respect copyright.PENANAFsNv5Br5BR
Tapi Cita juga bisa memaklumi apa yang dilakukan oleh pak Bowo saat itu, karena memang pak Bowo tak mengetahui jika dirinya sudah ber kb. Dia berpikir, pak Bowo pastinya tidak ingin membuat dia hamil, karena tidak ingin dia jadi bahan omongan orang. Suami lagi dipenjara, kok istrinya bisa hamil? Pasti istrinya melakukannya dengan orang lain. Begitu kira-kira pikiran orang jika memang hal itu terjadi.4971Please respect copyright.PENANAGZrbNFrTs5
4971Please respect copyright.PENANAMC3wWj2rJE
Meskipun sempat kecewa, tapi apa yang dilakukan pak Bowo kepadanya justru makin menambah simpati Cita kepadanya. Karena dengan begitu dia jadi semakin yakin bahwa pak Bowo, meskipun telah melanggar batas dengan menyetubuhi dirinya yang masih jadi istri orang, tapi masih berkeinginan untuk menjaga kehormatannya didepan orang lain.4971Please respect copyright.PENANA2JQC2CRofJ
4971Please respect copyright.PENANAIIIuJGO0at
Sedangkan Cita sendiri, sebenarnya juga berkali-kali didatangi oleh rasa bersalahnya kepada Andi karena pada akhirnya dirinya benar-benar berselingkuh dengan pak Bowo. Pada akhirnya tuduhan Andi kepadanya dulu memang menemui kenyataan. Namun begitu, dia masih saja tetap menyalahkan Andi untuk hal ini. Kalau saja Andi tidak berubah sikap, kalau saja Andi tak pernah menuduhnya berselingkuh, mungkin perselingkuhan ini tak pernah terjadi.4971Please respect copyright.PENANA3WVBYWCGmN
4971Please respect copyright.PENANAzx7RaWKRqk
Mungkin, Cita berpendapat seperti ini. Memfitnah itu lebih kejam daripada membunuh. Jadi daripada Andi terbebani dengan dosa yang bergitu besar dari fitnah yang dia layangkan kepada Cita, maka lebih baik Cita juga ikut menanggung dosa dengan benar-benar melakukan apa yang dituduhkan, sehingga beban Andi bisa berkurang, karena kenyataannya tuduhan Andi bukan omong kosong, tapi memang pada akhirnya benar-benar terjadi, meskipun itu sudah terlambat. Lagipula, sebelumnya Andi juga sudah berselingkuh lebih dulu dengan Isna, jadi sekarang mereka imbang, sama-sama selingkuh.4971Please respect copyright.PENANA0I1CDzbbVZ
4971Please respect copyright.PENANAFoeGCYHR9S
Pemikiran Cita yang seperti itu, ditambah dengan sikap pak Bowo kepadanya dan Putra, juga betapa besar kenikmatan yang diberikan pak Bowo kepadanya, perlahan-lahan mengikis rasa bersalah Cita kepada Andi, meskipun tidak sepenuhnya, meskipun tetap saja tersisa sedikit rasa bersalah, didalam hati kecilnya.4971Please respect copyright.PENANAmM399FjUop
4971Please respect copyright.PENANAPttIPk1WFJ
Namun rasa rindu Cita pada pak Bowo ternyata lebih besar. Sejak hari itu, dia tak pernah bisa melupakan kejadian itu. Sulit sekali dia menepis memori yang muncul, memori saat tubuhnya disentuh oleh pak Bowo. Memori saat dia dibuat orgasme berkali-kali oleh pak Bowo. Memori saat pak Bowo benar-benar membuatnya tak berdaya hingga untuk mandi saja harus digendong dan dimandikan. Memori-memori yang benar-benar membekas dibenak Cita, hingga terlalu sulit untuk sekedar ditepiskan, apalagi dilupakan.4971Please respect copyright.PENANAJ2PKUagzbM
4971Please respect copyright.PENANARO3JWLC8hC
Tak jarang ketika pak Bowo berada dirumahnya, saat sedang bermain dengan Putra, Cita memperhatikannya. Saat melihat wajah pak Bowo, terbayang olehnya ketika bibir dan lidah lelaki itu menjelajahi wajah, leher, dada hingga kemaluannya. Saat melihat dada pak Bowo, terbayang olehnya betapa hangatnya ketika kepalanya berada disana. Saat melihat tangan pak Bowo, terbayang kembali rasanya saat tangan itu meraba sekujur tubuhnya, meremas payudaranya, hingga memainkan bibir vaginanya. Saat tatapan matanya turun kebagian selangkangan pak Bowo, terbayang olehnya penis pak Bowo yang telah menghujami vaginanya hingga membuatnya kelojotan menahan nikmat yang luar biasa.4971Please respect copyright.PENANAKNIgFsJvFQ
4971Please respect copyright.PENANAnkH6YeYxbL
Kalau sudah sampai seperti itu, tubuh Cita bisa bergidik sendiri membayangkannya. Bahkan, kadang area-area sensitifnya bereaksi. Puting susunya terasa gatal ingin dipilin atau dijilat. Vaginanyapun terasa gatal sekali ingin diaduk-aduk oleh penis pak Bowo. Tapi, sebisa mungkin dia menyembunyikan hal itu, hingga tidak ada yang tahu apa yang sedang dia rasakan, termasuk pak Bowo sendiri. Cita tetaplah Cita, wanita yang pemalu.4971Please respect copyright.PENANAeOdN2HvOTV
4971Please respect copyright.PENANAfqWpxG7ILH
4971Please respect copyright.PENANA6rClCaf9Q2
“Cit, besok kamu mau ikut nggak?” tanya ibu mertuanya mengagetkan Cita.4971Please respect copyright.PENANACZ5s7Yuoqt
4971Please respect copyright.PENANADSCC8JWpta
“Eh, ikut kemana bu?” tanya Cita yang tersentak dari lamunannya, tak sadar sedari tadi diajak ngobrol ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANA3qGPzQFeSw
4971Please respect copyright.PENANALMqIiARnVB
“Yaa ikut ibu, nemuin Andi, gimana?”4971Please respect copyright.PENANAKbTeKhhOab
4971Please respect copyright.PENANARSJ80tH2ZP
“Hmm, emang ibu mau pergi jam berapa?”4971Please respect copyright.PENANAzTwQUtOg6d
4971Please respect copyright.PENANAVlB5jK4oh7
“Agak pagian sih, jam 9 atau jam 10 an gitu Cit” jawab ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANAEOtEgcC9YO
4971Please respect copyright.PENANAZN1mCawdbB
“Tapi kan Cita kerja bu” ucap Cita.4971Please respect copyright.PENANAYi1BUjjYDm
4971Please respect copyright.PENANAELZ6ZpJyXk
“Ya kan bisa ijin sehari aja Cit, atau kamu pakai cuti kamu juga bisa kan?”4971Please respect copyright.PENANA3tqVoWfTb2
4971Please respect copyright.PENANAgezbfzuVMs
“Hmm bisa aja sih bu. Tapi, lain kali aja Cita nemuin mas Andi bu, pas nggak kerja aja” jawab Cita.4971Please respect copyright.PENANAFD0NaVaTg0
4971Please respect copyright.PENANArl1F1ZiUkT
“Hmm yaudah kalau kamu nggak mau ikut. Tapi, bukannya kamu udah lama nggak nemuin Andi? Apa kamu masih belum maafin dia?” tanya ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANA9e5smqMaMw
4971Please respect copyright.PENANAZeCaMrH6BW
Cita termenung sejenak. Dia memang sudah cukup lama tidak menjenguk Andi dipenjara. Hampir 2 bulan kalau tidak salah. “Bukan gitu bu. Cita bukannya belum maafin mas Andi, tapi, hmm, rasanya Cita belum siap ketemu dia lagi” jawab Cita sambil menundukan kepalanya.4971Please respect copyright.PENANA8CkdQ3JNo0
4971Please respect copyright.PENANA7KBgXGTO8H
Ibu mertuanya membelai punggung Cita dengan lembut. “Mau sampai kapan nak? Kemarin itu Andi pernah nanyain, kapan kamu mau kesana? Dia bilang, kamu butuh waktu kan buat menjawab permintaan maafnya, juga soal kelanjutan hubungan kalian” ucap ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANAvoWU7uOtJs
4971Please respect copyright.PENANA1aQzcT4Xaz
4971Please respect copyright.PENANAmH4AAQiV7a
Citapun tak langsung menjawab. Dia yang tadi kepikiran rasa rindunya dengan pak Bowo, untuk sesaat melupakan hal itu dan sekarang ganti memikirkan Andi. Dan dia memang baru ingat, gara-gara ucapan ibu mertuanya tadi. Dia memang pernah meminta waktu kepada Andi, untuk memikirkan soal permintaan maafnya dan juga soal kepastian kelanjutan hubungan mereka.4971Please respect copyright.PENANA6O1Ekd3BiV
4971Please respect copyright.PENANAKArhbnImUH
Saat dekat dengan pak Bowo, Cita seperti melupakan hal itu. Dia sama sekali tak terpikirkan hal itu. Bahkan, untuk memikirkan Andipun hampir tidak. Yang dia pikirkan dari Andi hanyalah rasa bersalahnya karena kini sudah berselingkuh dengan pak Bowo. Juga soal tuduhan Andi yang dulu, yang pada akhirnya sudah dia wujudkan saat ini. Selain itu, dia benar-benar lupa.4971Please respect copyright.PENANA4ebWlaMQs7
4971Please respect copyright.PENANAIxkt5ctYi8
Padahal waktu itu, Cita sebenarnya memang sudah memikirkan soal kelanjutan hubungan mereka. Dia akan berusaha mengalah dan meneruskan rumah tangga mereka demi Putra, anak semata wayang mereka. Pun dengan permintaan maaf Andi, yang waktu itu Cita mulai berpikir untuk sepenuhnya memaafkan Andi. Bahkan saat ini, pikiran itu makin kuat karena memang pada akhirnya dia telah benar-benar berselingkuh dengan pak Bowo, jadi tuduhan Andi itu tidak sepenuhnya salah, kalau dilihat dari kondisi saat ini.4971Please respect copyright.PENANAyLqc4oG5Ui
4971Please respect copyright.PENANABpEZ7Xc7OE
Namun disisi lain, melihat bagaimana bahagianya Putra dengan pak Bowo, Cita jadi bimbang. Dalam benaknya kemudian muncul pertanyaan, apakah nantinya Andi bisa membuat Putra sebahagia itu? Apakah kehadiran kembali Andi bisa membuat Putra benar-benar tersenyum dan tertawa lepas seperti saat sedang bersama pak Bowo? Lalu jika Andi kembali, namun Putra justru ingin bersama pak Bowo, apa yang harus dia lakukan?4971Please respect copyright.PENANA9Z76VyQhSt
4971Please respect copyright.PENANAW51xOxg7NT
Bermacam pertanyaan muncul memenuhi benak Cita saat ini. Kembali dia berandai-andai seperti dulu. Andai saja, belum ada Putra, maka dia pasti akan lebih mudah mengambil keputusan. Bukan hanya untuk saat ini, tapi sudah sejak awal, sejak Andi menuduhnya telah berselingkuh, sejak Andi mulai berlaku kasar padanya, mungkin sejak itu dia sudah bisa memutuskan untuk lebih baik pergi dari Andi. Tapi langkahnya itu tertahan, karena ada Putra. Semua pertimbangan akhirnya bermuara pada kebahagiaan Putra, semua demi Putra.4971Please respect copyright.PENANAd7oflW0Zoq
4971Please respect copyright.PENANAx7yAvMdyYa
Setelah Andi ketahuan selingkuh, lalu masuk penjara karena menganiaya Isna yang merupakan selingkuhannya, keinginan untuk berpisah dengan Andi jadi makin besar. Namun kembali lagi, pertimbangannya adalah Putra. Bagaimana jadinya Putra jika dia dan Andi bercerai. Entah ikut siapapun Putra nantinya, yang jelas pasti dia nanti akan punya orang tua tiri. Dan belum tentu orang tua tirinya nanti akan bisa menyayangi Putra apa adanya. Bahkan bisa saja, orang tua tirinya nanti akan memperlakukan Putra dengan buruk. Hal itulah yang ditakutkan oleh Cita, lantaran saking sayangnya dia kepada Putra.4971Please respect copyright.PENANANQSRlu6tk4
4971Please respect copyright.PENANARTQH6yiSeB
Namun kini, begitu melihat bagaimana Putra bisa sebegitu dekatnya dengan pak Bowo, bisa selepas itu tersenyum dan tertawa ketika bermain dengan pak Bowo, pikiran Citapun makin bimbang. Apalagi, melihat bagaimana ketulusan pak Bowo memperlakukan Putra. Bahwa ternyata, Putra bisa sebahagia itu jika bersama orang lain yang bukan orang tua kandungnya.4971Please respect copyright.PENANAsAqyISvWgX
4971Please respect copyright.PENANAaRNv5p4dlC
Namun masalah baru kemudian muncul. Pak Bowo memang sudah sangat bisa mendekatkan diri dengan Putra, dan hal itu membuat Cita berkeyakinan, kalaupun seandainya nanti, seandainya dia bercerai dengan Andi, mendapatkan hak asuh Putra, lalu menikah dengan pak Bowo, dia yakin Putra masih tetap bisa bahagia. Namun masalahnya, dia tahu pak Bowo juga masih berkeluarga. Lalu bagaimana menghadapai keluarga pak Bowo nantinya? Apakah pak Bowo bersedia berpisah dengan istrinya? Belum ada kepastian.4971Please respect copyright.PENANAfuwfHOmXgQ
4971Please respect copyright.PENANA8rYxx2MGYn
4971Please respect copyright.PENANAQcFOzT44MW
“Cit, jadi gimana?” tanya ibu mertuanya lagi membuyarkan lagi lamunannya.4971Please respect copyright.PENANAVy9XI366Hb
4971Please respect copyright.PENANA0DpDzKaa0f
“Hmm, tolong kasih Cita waktu lagi bu” jawab Cita.4971Please respect copyright.PENANAy56G4Mho9z
4971Please respect copyright.PENANArMSn5Qv7SZ
“Jadi kamu belum bisa kasih jawaban ke Andi? Karena memang kamu belum bisa menjawabnya, atau karena kamu belum yakin?” tanya ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANAlg8IVbzrQE
4971Please respect copyright.PENANACYfLU5on6C
Cita kembali menunduk, barulah dia menjawabnya. “Cita belum yakin bu” jawabnya.4971Please respect copyright.PENANAfvxuOweQj9
4971Please respect copyright.PENANASpQcqM31xW
Kembali ibu mertuanya membelai punggungnya dengan lembut. “Yaudah kalau gitu, ibu percaya sama kamu. Tapi kalau bisa nak, jangan terlalu lama kamu memikirkan hal itu. Ibu tahu, ini bukan masalah yang bisa selesai hanya dengan dipikirkan semalam saja. Tapi ini sudah lama sejak kamu terakhir ketemu Andi kan?”4971Please respect copyright.PENANAGr6qWcOnQQ
4971Please respect copyright.PENANAwFrcKxPxsx
Cita mengangguk. “Iya bu”4971Please respect copyright.PENANANc8804B3bA
4971Please respect copyright.PENANAG7ypZWN88m
“Dan lagi, ibu harap kamu bisa segera yakin dalam memutuskan. Jangan sampai ada yang mempengaruhi keputusan kamu nak” ucap ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANANgSoakRB9j
4971Please respect copyright.PENANA7NDxexITBR
“Maksud ibu?” tanya Cita, bingung.4971Please respect copyright.PENANAJgXxz75YzF
4971Please respect copyright.PENANAJbj7Ywkxl4
“Yang ibu lihat, pak Bowo akhir-akhir ini jadi sering datang kesini. Pak Bowo jadi makin akrab sama kamu dan Putra. Ibu tidak menuduh, tidak juga berprasangka buruk, tapi ibu hanya sekedar mengingatkan saja, bahwa kedekatan dengan pak Bowo bisa menjadi hal yang kurang baik” ucap ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANAiQisMOEzdR
4971Please respect copyright.PENANAPdC0vdbLLi
4971Please respect copyright.PENANAK6Uyji0G40
Tentu saja hal ini membuatnya sangat terkejut. Sejak pertama kali pak Bowo datang kesini, hingga saat ini, baru sekaranglah ibu mertua Cita menyampaikan pendapatnya soal pak Bowo. Sejak awal, dia hanya diam saja, bahkan juga ikut menyambut baik pak Bowo. Dia juga tak pernah memprotes ketika Cita menemui pak Bowo dengan pakaian rumahan seadanya, tanpa memakai jilbabnya lagi.4971Please respect copyright.PENANAiomQBPaAdl
4971Please respect copyright.PENANAJpJHCsbOmF
4971Please respect copyright.PENANAHWWVl6gIWt
“Tapi bu, bukannya pak Bowo kesini juga nggak terlalu sering, masih sama kayak dulu, sewaktu awal mas Andi ditahan itu” ucap Cita.4971Please respect copyright.PENANAoGRdT4LmgM
4971Please respect copyright.PENANAz0BSI2kvUN
“Iya nak, tapi dulu itu kan karena ada keperluannya. Dari awal, ibu sudah pernah ditanyain sama tetangga, siapa lelaki itu, ada perlu ada datang kesini. Ya karena waktu itu memang ada perlu soal urusan kantornya Andi, ya ibu masih bisa jawab. Tapi setelah urusan Andi beres, pak Bowo kan masih sering datang kesini, dan mungkin yang belum kamu tahu, itu udah mulai jadi omongan disekitar sini nak” jawab ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANA4jS7TJ8sw4
4971Please respect copyright.PENANAzlulJPoLgB
4971Please respect copyright.PENANAMDzN7x4cyq
Makin terkejut Cita mendengar cerita ibu mertuanya. Pasalnya, selama ini tak pernah dia dengar ada cerita seperti itu.4971Please respect copyright.PENANA3yPir0iPgr
4971Please respect copyright.PENANAMOOnhRDORO
4971Please respect copyright.PENANAPOQdAmV2ZN
“Dan ibu juga pernah ditanya sama salah seorang tetangga kita, dia bilang pernah lihat pak Bowo datang kesini waktu ibu sama Putra lagi pergi. Waktu itu, ibu terpaksa jawab bahwa urusan Andi dikantornya belum beres, dan masih harus diurus oleh pak Bowo. Waktu itu sih, tetangga kita percaya nak, tapi kalau terus-terusan kayak gitu, ibu takutnya itu bakal jadi fitnah nak” ucap ibu mertuanya memelas, tersirat nada kesedihan disana.4971Please respect copyright.PENANACBmDp18akO
4971Please respect copyright.PENANA8t2JN2tXDb
4971Please respect copyright.PENANAARUaen5eCZ
Cita hanya terdiam saking terkejut dan bingungnya dia. Tak pernah dalam pikirannya tersirat hal itu. Selama ini dia merasa aman-aman saja dengan kebersamaannya dengan pak Bowo. Bahkan ketika pak Bowo mendatanginya kerumah ini, disaat ibu mertua dan anaknya sedang tidak berada disini, diapun masih merasa tenang. Tapi ternyata, tanpa dia tahu ada tetangga yang mempertanyakan hal itu kepada ibu mertuanya. Dan bisa jadi, desas-desus yang tak mengenakan sudah mulai berhembus dikomplek ini, tanpa dia ketahui sama sekali, karena dia memang jarang bergaul dengan tetangga kompleknya ini.4971Please respect copyright.PENANASbAOZdHGU9
4971Please respect copyright.PENANA5JPQ31IHHK
4971Please respect copyright.PENANA5LH8wjV68e
“Nak, sekali lagi ibu bukannya mau menuduh. Tapi, sewaktu ibu nggak dirumah, kamu dan pak Bowo, kalian nggak melakukan hal-hal yang terlarang kan?” tanya ibu mertuanya dengan sangat hati-hati.4971Please respect copyright.PENANAXsN4RFEQpZ
4971Please respect copyright.PENANAfZqVpzN0L7
Cita sempat tercekat mendapatkan pertanyaan itu. “Nggak kok bu, Cita dan pak Bowo nggak macem-macem. Ibu percaya kan sama Cita?”4971Please respect copyright.PENANAhT72gfWHtY
4971Please respect copyright.PENANAaQn5t1Kyj3
Ibu mertuanya tersenyum. “Ibu percaya nak, bahwa kamu adalah wanita yang bisa menjaga kehormatan dirinya sendiri dan keluarganya. Ibu tahu kamu nak, kamu nggak mungkin melakukan perbuatan yang melanggar batas” ucap ibu mertuanya sambil tersenyum.4971Please respect copyright.PENANA7jopoNzHWR
4971Please respect copyright.PENANAzs4thCIHhh
4971Please respect copyright.PENANAwu5GwEJFA6
Citapun mencoba untuk tersenyum, namun dia menahan sekuat tenaga agar tidak menangis. Obrolan itu masih dilanjut dengan obrolan-obrolan ringan, sampai pada akhirnya Cita meminta ijin untuk kembali kekamar dengan alasan sudah mengantuk.4971Please respect copyright.PENANAECcLYvKsys
4971Please respect copyright.PENANAy9E0tcEUnA
Sampai dikamar, Cita merebahkan dirinya. Dia memiringkan tubuhnya membelakangi pintu kamar. Seketika itu juga air matanya jatuh tanpa bisa dia tahan. Dia kali ini merasa begitu bersalah, bukan kepada Andi ataupun Putra tapi kepada ibu mertuanya. Dia telah membohongi ibu mertuanya, sekali lagi.4971Please respect copyright.PENANAgKjuHAlLRS
4971Please respect copyright.PENANAe0OPTaTp1e
Setelah sebulan lalu berbohong demi bisa pergi hanya berdua dengan pak Bowo, kali ini dia berbohong tak pernah melakukan apapun dengan pak Bowo selama ditinggal pergi ibu mertuanya. Bulan lalu ketika dia berbohong, tidak terlalu ada rasa bersalah yang dia rasakan, tapi kali ini, kebohongan yang dia buat menorehkan luka yang sangat pedih dihatinya. Karena pada kenyataannya, dirumah ini, ditempat duduk dimana dia duduk dengan ibu mertuanya tadi, beberapa kali dia duduk dipeluk oleh pak Bowo, sambil bercerita tentang apapun, yang diakhiri dengan sebuah kecupan dikeningnya.4971Please respect copyright.PENANARkdSU0m1bZ
4971Please respect copyright.PENANALC5u6hmNcL
Hingga semuanya kemudian berlanjut pada kebohongan pertama Cita yaitu berasalan akan melakukan pemotretan diluar kota bersama dengan Nada. Saat itu Cita berbohong, hanya demi bisa pergi berdua saja dengan pak Bowo. Saat itu, dirinya merasa penasaran, ingin sesekali pergi keluar kota hanya berdua, dengan seorang lelaki dewasa. Tujuan awalnya, memang ingin refreshing. Namun begitu, jauh dilubuk hatinya Cita sebenarnya sudah bisa sedikit menebak, apa yang akan terjadi jika mereka hanya pergi berdua saja. Meskipun awalnya sempat tidak yakin, namun akhirnya terjadi juga. Dia akhirnya menyerahkan tubuhnya kepada pak Bowo. Dia membiarkan pak Bowo menikmati tubuhnya, atas nama cinta dan kasih sayang.4971Please respect copyright.PENANArlHnvnCe7l
4971Please respect copyright.PENANAmTQxHRdqmL
Penyesalan yang kali ini timbul, rasa bersalah yang timbul jadi makin besar. Jauh lebih besar ketimbang rasa bersalahnya kepada Andi, dan mungkin Putra. Dia lupa, masih ada 1 orang lagi dalam hidupnya saat ini, yang itu adalah ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANAns700XE0Jt
4971Please respect copyright.PENANA8zfNgBTE1N
Cita mengingat kembali, bagaimana sosok ibu mertuanya. Seorang wanita paruh baya, yang sejak pertama kali dia kenal, adalah wanita yang begitu bersahaja, kalem dan penyabar. Sejak pertama kali bertemu mereka sudah langsung cocok. Ibu mertuanya langsung menyukai Cita dan langsung memberi restu kepada Andi untuk memperistri Cita.4971Please respect copyright.PENANAUEOzaJDYCt
4971Please respect copyright.PENANABgKMdbjou6
Semakin lama Cita makin dekat dengan ibu mertuanya. Makin dekat, dia makin tahu banyak hal tentang ibu mertuanya. Dan itu membuatnya makin menyayangi dan menghormati ibu mertuanya itu. Dia jadi makin paham sifat ibu mertuanya. Salah satunya adalah bagaimana penyabarnya sang ibu mertua.4971Please respect copyright.PENANAm54bJbuMHG
4971Please respect copyright.PENANA6LJWAeAFK4
Kala itu, ibu mertuanya pernah bercerita, bahwa dia sebenarnya mengetahui kenakalan Andi disekolah. Sebenarnya, bukan karena Andi memang anak yang benar-benar nakal. Tapi Andi berkelahi karena membela diri dan temannya yang sering dibully oleh teman mereka. Namun Andi memang tak pernah jago berkelahi, hingga hasilnya dia babak belur.4971Please respect copyright.PENANA6Yka6xgKhX
4971Please respect copyright.PENANAjARhCsP8nL
Namun ketika pulang kerumah, Andi mengaku kalau dirinya jatuh dari motornya. Ayahnya tentu tak percaya begitu saja, dan malah menghukum Andi. Tapi ibunya yang membela habis-habisan, sehingga ayahnya akhirnya bisa memaafkan Andi. Malam itu semalaman Andi menangis dipeluk oleh ibunya. Andi masih juga belum mau mengakui kalau sebenarnya dia habis berkelahi, tapi ibunya sudah tahu itu. Bahkan ibunya juga tahu dengan siapa saja Andi berkelahi, dan apa alasannya berkelahi.4971Please respect copyright.PENANAlrsTQRe1Un
4971Please respect copyright.PENANA9qmk99mHl5
Namun ibunya tak pernah membahas hal itu pada Andi. Dia hanya berpesan, agar berhati-hati dalam bertindak, tidak keburu terpancing emosi, lebih mengedepankan akal (pikiran) daripada okol (otot).4971Please respect copyright.PENANA8qnCvL3VIh
4971Please respect copyright.PENANAa8yaMuAXyj
Mungkin karena itu kenapa kemarin ibu syok sekali mengetahui mas Andi tega memukuli seorang perempuan. Batin Cita.4971Please respect copyright.PENANAGEzcEvwCKY
4971Please respect copyright.PENANAg31JPUfTF0
Dan memang benar. Sejak dulu ibunya selalu berpesan hal seperti itu kepada Andi, yang pada akhirnya merubah Andi menjadi pribadi yang lebih sabar, tidak mau terlibat masalah apalagi sampai berkelahi. Dia lebih memilih untuk mengalah ataupun lari, meskipun pada akhirnya mendapat julukan pengecut dari teman-temannya, tapi Andi tak peduli, karena dia lebih menuruti apa kata ibunya daripada teman-temannya.4971Please respect copyright.PENANATLG5r8uYmk
4971Please respect copyright.PENANAxrGFzGRHNN
Namun ketika mengingat hal itu, tiba-tiba saja Cita tersentak.4971Please respect copyright.PENANAP5EsUWxxwf
4971Please respect copyright.PENANAHoS0mfhlfb
Astaga. Apa jangan-jangan sebenarnya ibu sudah tahu, atau sudah bisa menebak apa yang sudah kulakukan dengan mas Bowo setiap kali kamu hanya berduaan dirumah? Kalau memang ibu sudah tahu, apakah sebenarnya maksud dari pertanyaannya tadi adalah untuk memperingatkanku? Batin Cita.4971Please respect copyright.PENANAoBPlwzo9Ak
4971Please respect copyright.PENANAhC2nvA6DFx
Cita lalu memikirkan hal itu, dan dia membandingkannya dengan cerita ibu mertuanya tentang bagaimana dia tahu kalau Andi berkelahi, tapi tidak pernah membahasnya, apalagi sampai memarahi Andi. Bisa jadi, ibu mertuanya sudah tahu apa yang sebenarnya dilakukan Cita dengan pak Bowo, namun memilih untuk tidak langsung menghakimi Cita, namun lebih memilih untuk memperingatkannya seperti tadi.4971Please respect copyright.PENANA1RivcpuvLA
4971Please respect copyright.PENANAEgmjxDjmMZ
Dulu ibu nggak marah ke mas Andi karena mungkin dianggap anak cowok berkelahi itu hal yang wajar, apalagi ibu sudah tahu alasan mas Andi melakukannya. Tapi, kalau memang ibu sudah tahu apa yang aku lakukan, kenapa ibu bersikap sama? Kenapa tidak menegurku langsung? Nggak mungkin kan ibu berpikir kalau apa yang kulakukan ini hal yang wajar? Batin Cita.4971Please respect copyright.PENANAe7LQutVXMw
4971Please respect copyright.PENANA38KQMCB9Mj
Seketika itu pula rasa bersalah Cita pada ibu mertuanya makin besar terasa. Bukan hanya itu, tapi jika memang ibu mertuanya benar-benar sudah tahu, betapa malunya dia, apalagi tadi dia sudah melakukan sebuah kebohongan besar, dengan tidak mengakui pertanyaan dari ibu mertuanya.4971Please respect copyright.PENANAZyMjnVT0TD
4971Please respect copyright.PENANAXD8zsMcJRM
Ibu memang tak pernah marah, tapi kenapa untuk hal seperti ini ibu juga tidak marah? Apa karena ibu terlalu penyabar? Atau karena ibu ingin menjaga perasaanku? Atau, atau apa? Kenapa ibu seperti itu?4971Please respect copyright.PENANAj13hDfG49B
4971Please respect copyright.PENANA0XmgenXKd4
Pikiran dan hati Cita makin tak karuan. Setahu dia, ibu mertuanya memang tak pernah marah sejak dulu, meskipun tahu kenakalan Andi yang dulu. Tapi kini dia berpikir, apa yang dia lakukan seharusnya mendapat amarah dari ibu mertuanya, karena bagaimanapun juga yang dia lakukan adalah mengkhianati kepercayaan. Bukan hanya kepercayaan Andi, namun kepercayaan ibu mertuanya juga.4971Please respect copyright.PENANA6MMiyg8n8z
4971Please respect copyright.PENANA9TnIxosCqz
Dan kini batin Cita bertanya-tanya, untuk sebab apa ibu mertuanya tidak marah jika memang sudah mengetahui apa yang diperbuatnya dengan pak Bowo? Ataukah mungkin, ibu mertuanya hanya sekedar menebak-nebak saja, dan memang sebenarnya belum tahu perbuatannya? Atau mungkin, ibu mertuanya berpikir demikian karena sudah terdengar hembusan kabar tak enak dari para tetangga saja?4971Please respect copyright.PENANAWUZhvYmtrH
4971Please respect copyright.PENANAm9McemdVmA
Lalu, pikiran Cita kembali melayang pada apa saja yang telah dia perbuat dengan pak Bowo. Wajarkah hal semacam itu? Wajar, jika memang posisinya saat ini masih sendiri, atau sudah sendiri. Tapi saat ini, bagaimanapun dia masih istri sah dari Andi, masih menantu dari ibu mertuanya. Jadi, tentunya sangat tidak wajar hubungan yang dia jalani dengan pak Bowo, apalagi hubungan mereka sudah terlalu jauh, beradu kelamin.4971Please respect copyright.PENANA9QIDtklp9y
4971Please respect copyright.PENANAcAyXXN0Ro4
Air mata Cita kembali mengalir dengan derasnya hingga membasahi bantalnya. Perasaan bersalah yang begitu besar yang muncul saat ini, sukses mengubur semua kerinduannya pada pak Bowo. Sejak pertama merasakan getaran pada pak Bowo, rasa bersalah pada Andi seolah hanya sekedar lewat, sama sekali tak mempengaruhinya. Mungkin karena perlakuan kasar Andilah, yang membuatnya seperti itu.4971Please respect copyright.PENANA0orSJt1A0n
4971Please respect copyright.PENANA9WALRcMDTC
Namun kini, perasaan bersalah yang jauh lebih besar muncul kepada ibu mertuanya. Sosok yang sudah sedemikian baik dan perhatian padanya, menyayanginya sebagai menantu dengan sangat tulus, selalu sabar dan lemah lembut dalam memberikannya nasehat-nasehat. Mengkhianati ibu mertuanya, kini telah membuat Cita merasa seperti mengkhianati ibu kandungnya sendiri.4971Please respect copyright.PENANAtBLOVPtk6T
4971Please respect copyright.PENANAxxb49PbsnO
Ya tuhan, apa yang telah kulakukan? Kenapa aku bisa seperti ini? Kenapa aku bisa jatuh cinta kepada orang lain disaat aku masih memiliki suami? Kenapa aku membiarkan tubuhku dikotori oleh nafsuku sendiri? Batin Cita dengan tangisan yang makin lama makin menjadi.4971Please respect copyright.PENANAxMjSx6we0j
4971Please respect copyright.PENANAEO67BSYzTA
Satu persatu adegan kedekatan dan kemesraannya dengan pak Bowo muncul dibenaknya. Mulai ketika pertama kali pak Bowo mengajak dia dan Putra berjalan-jalan ke waterpark. Lalu waktu mengajak jalan-jalan ke taman pinggiran kota. Kemudian kedekatan mereka berlanjut dengan begitu lancarnya Cita curhat hingga menangis dipelukan pak Bowo, yang berakhir dengan sebuah kecupan dikening Cita.4971Please respect copyright.PENANArywibLE9KS
4971Please respect copyright.PENANA5TBsBiCfZO
Ingatannya melayang pada saat kedekatannya dengan pak Bowo membuatnya makin terbuka pada lelaki itu. Dia yang sehari-hari berpakaian tertutup, yang hampir tak ada pria yang pernah melihat rambutnya, kecuali Andi dan juga keluarga dan saudara-saudara dekatnya, justru berpakaian begitu terbuka saat bersama pak Bowo. Tak sungkan dia hanya memakai tanktop ketat dan yoga pants yang tak kalah ketatnya.4971Please respect copyright.PENANA8g3vZw4Plg
4971Please respect copyright.PENANAL3Oe6g0d18
Hingga pada akhirnya, malam itu divilla, dia dengan kesadaran penuh menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati oleh lelaki yang layak menjadi omnya itu. Bahkan, keesokan harinya, apa yang dia lakukan dengan pak Bowo bahkan lebih gila lagi. Pak Bowo telah mengajarinya beragam hal mengenai seks yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.4971Please respect copyright.PENANAPcJnxtt4HV
4971Please respect copyright.PENANAo33zSzprWV
Siang itu, entah berapa lama dia membiarkan pak Bowo dengan bebas menjamahi seluruh tubuhnya. Dia biarkan pak Bowo membuatnya orgasme berkali-kali. Bahkan dia telah dengan sadar sepenuhnya meminta agar lelaki itu mengeluarkan air maninya kedalam vaginanya, meskipun pak Bowo tidak sampai melakukannya. Hari itu dia juga membiarkan pak Bowo memandikannya, hingga memakaikannya pakaian.4971Please respect copyright.PENANAMK1kJn0AJx
4971Please respect copyright.PENANAivXDCJeQYp
Perasaan rindunya tadi, yang begitu menginginkan sentuhan-sentuhan dari pak Bowo, yang merindukan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh pak Bowo, seketika berubah. Dia sampai menggigil, bergidik. Dia bahkan merasa jijik ketika mengingat itu semua. Perutnyapun sampai mual rasanya mengingat semua itu. Dia jijik, termasuk jijik pada dirinya sendiri, yang entah bagaimana bisa sampai melakukan hal-hal seperti itu.4971Please respect copyright.PENANA7snxgyPVNB
4971Please respect copyright.PENANA9dMbyxHWZ9
Dia mengijinkan pak Bowo menjilati kemaluannya, dan malah membalas dengan menjilati kemaluan pak Bowo juga. Bukan hanya menghisap, tapi juga mengemutnya sambil mengocok kemaluan itu. Dia bahkan ingat, betapa dia menjadi sosok yang lain, yang begitu liar, yang begitu binal, ketika berada ditubuh pak Bowo saat mereka sedang memacu birahi.4971Please respect copyright.PENANAaCkx0HpZax
4971Please respect copyright.PENANA0crApIOB0b
Bagi pak Bowo, mungkin apa yang dia lakukan saat itu belum termasuk binal. Tapi baginya, yang selama ini tak pernah melakukan hal seperti itu dengan Andi, tiba-tiba saat ini merasa betapa memalukan apa yang sudah dia perbuat pada malam dan keesokan harinya itu dengan pak Bowo. Terlalu binal untuk orang sepertinya, apalagi itu dilakukan bukan dengan suaminya, melainkan dengan orang lain, kala suaminya dipenjara.4971Please respect copyright.PENANAuOTpDKwZEA
4971Please respect copyright.PENANAFZL2uYDVER
Cita memeluk erat gulingnya. Kadang tubuhnya menggigil kala mengingat apa yang telah dia lakukan dengan pak Bowo. Air matanya juga belum berhenti mengalir membasahi bantalnya. Akal sehatnya seperti sudah kembali. Suara hatinya yang sejak awal menolak semua ini kini seperti sedang tertawa diatas penyesalannya yang sangat mendalam.4971Please respect copyright.PENANAdo6vUgjtS2
4971Please respect copyright.PENANAIWEIB7ChIA
Memang, harus diakui apa yang diberikan oleh pak Bowo, perhatiannya, kasih sayangnya, termasuk kepuasan birahi darinya, semua itu sungguh membuat Cita terbuai dan melayang. Semua yang dia rasakan telah membuat hatinya berbunga-bunga, layaknya gadis remaja yang baru saja merasakan cinta. Dia kasmaran, selalu merindukan, paling tidak kabar dari pak Bowo. Semua telah membuatnya melupakan banyak hal dalam hidupnya.4971Please respect copyright.PENANAt1qfml5G9D
4971Please respect copyright.PENANAuII9x3RajM
Namun kini, dia seperti sedang dicaci maki oleh dirinya sendiri. Dicaci maki atas begitu mudahnya dia membukakan hatinya untuk seseorang, disaat dirinya masih menjadi milik orang lain. Dicaci maki atas begitu mudahnya dia menerima perhatian dan kasih sayang dari orang lain. Dicaci maki atas begitu mudahnya dia terkena godaan birahi duniawi. Dicaci maki atas begitu mudahnya dia mengijinkan tubuhnya disentuh oleh orang lain. Dicaci maki atas begitu mudahnya dia membiarkan orang lain menghisap kenikmatan dari setiap inchi tubuhnya.4971Please respect copyright.PENANAW7WLi2jDWM
4971Please respect copyright.PENANA1iopsUfiaq
Berkali-kali tubuhnya bergetar, bergidik, merasa jijik akan dirinya sendiri. Terlebih saat mengingat apa yang telah dia lakukan dengan pak Bowo. Setiap momen yang dia ingat, semakin dalam penyesalan dan rasa bersalahnya. Dia menyadari kini, betapa sisi duniawinya telah membutakan akal sehatnya.4971Please respect copyright.PENANAR2h2ynYQIh
4971Please respect copyright.PENANApi6XmTXq9T
Kini dia teringat pada Andi. Memang, Andi telah bersalah karena dari awal tidak mempercayainya. Andi telah bersalah karena berkali-kali menuduhnya. Bahkan Andi telah bersalah karena telah melakukan kekerasan kepadanya. Tapi, apa yang telah dia lakukan dengan pak Bowo, apa bedanya dengan Andi?4971Please respect copyright.PENANAvILc6I5Oh5
4971Please respect copyright.PENANAs652fl2483
Apakah semua yang dia lakukan itu adalah untuk membalas dendam atas semua yang telah dilakukan Andi kepadanya? Lalu sampai sejauh mana juga dendam itu akan terus ada? Apakah membalas dendam akan menyelesaikan masalah? Atau justru akan membuat masalah baru dikemudian hari? Cita benar-benar tak tahu saat ini. Sekarang, dia hanya bisa menangisi apa yang telah dia perbuat. Menyesali semuanya.4971Please respect copyright.PENANAeMVWDOON2f
4971Please respect copyright.PENANAZp1nnDl4GW
Terlambat? Memang. Tapi apa lagi yang bisa dia lakukan selain menyesalinya? Akankah dia mengulanginya lagi? Apakah rasa dendamnya masih menuntut pembalasan serupa? Ataukah justru dia masih merindukan sentuhan-sentuhan dari pak Bowo ditubuhnya?4971Please respect copyright.PENANAMrVt13Uxhx
4971Please respect copyright.PENANAX9xqVnNhMu
Sekali lagi tubuhnya bergidik. Dia sendiri sulit rasanya untuk mempercayai bahwa dia telah melakukan semua itu. Inikah seorang Cita yang biasanya? Cita menggelengkan kepalanya. Dia yang kemarin, bahkan bukan Cita yang dia kenal sendiri. Dia yang kemarin, adalah orang lain, yang entah darimana datangnya, entah bagaimana bisa seperti. Entah, diapun sama sekali tak tahu.4971Please respect copyright.PENANA2LA6QuMnoH
4971Please respect copyright.PENANAwSywUDBtSg
4971Please respect copyright.PENANA9f8HJmd1mC
“Hiks hiks… maafin Cita bu… maafin semua yang udah Cita perbuat… hiks hiks…”4971Please respect copyright.PENANAwHZkLquvkO
4971Please respect copyright.PENANAz1iAna8T0U
*4971Please respect copyright.PENANAkM4t5vYJHb
*4971Please respect copyright.PENANAgovHifO24c
*4971Please respect copyright.PENANA2r8qKY7lxs
*4971Please respect copyright.PENANAsn0EgHV6WU
4971Please respect copyright.PENANAAknmnq5LrP
Diluar kamarnya, tanpa Cita sadari, seseorang memperhatikannya. Tak lain adalah ibu mertuanya. Ibu mertuanya tadi memang setelah masuk ke kamar untuk melihat kondisi Putra yang ternyata sudah tertidur lelap, bermaksud untuk melihat Cita lagi. Jika Cita masih terbangun, sebenarnya dia ingin mengajak Cita berbicara.4971Please respect copyright.PENANAcOP7v1WM3r
4971Please respect copyright.PENANA61gE2HNj0d
Dia sudah cukup lama menahannya. Sudah cukup sabar dia menahan telinganya yang panas akibat gunjingan dari tetangga. Sejak lama dia mendengar gosip yang entah disebarkan oleh siapa, tentang pak Bowo yang rajin datang kerumahnya. Memang, saat itu dia masih bisa beralasan bahwa kedatangan pak Bowo kerumah ini adalah berkaitan dengan kasus yang menimpa Andi, dan juga urusan Andi dikantornya.4971Please respect copyright.PENANABjqM9wLvqb
4971Please respect copyright.PENANAYAiglKeSOt
Saat itu, para tetangga bisa mengerti dengan semua penjelasan darinya, sehingga gosip-gosip itupun adem, hilang dengan sendirinya. Namun selepas itu pak Bowo masih terus datang kerumah ini. Dia merasa tak enak untuk melarang pak Bowo, karena mengingat jasa dan bantuan yang diberikan pak Bowo untuk keluarganya yang begitu besar. Urusan Andi telah membuatnya merasa berhutang budi dengan pak Bowo, sehingga membiarkan saja lelaki itu sering mengunjungi rumah ini.4971Please respect copyright.PENANAeu8Q743N00
4971Please respect copyright.PENANA6ngNjucOoI
Namun lama kelamaan, gosip yang tadinya sempat hilang itu muncul lagi ke permukaan. Lagi-lagi, entah siapa yang memulai dan menyebarkan, dia sama sekali tak tahu. Sampai-sampai, dia masih juga beralasan kalau kedatangan pak Bowo kerumahnya adalah masih untuk urusan yang berkaitan dengan Andi. Namun, para tetangga tak lagi sepenuhnya percaya. Mereka melihat, ada sesuatu dibalik setiap kunjungan pak Bowo kerumah ini.4971Please respect copyright.PENANA8BiD9ZnvUP
4971Please respect copyright.PENANAxzCrtD6PPe
Dia sendiri makin lama makin tak nyaman dengan pak Bowo, namun tak menampakannya baik itu didepan pak Bowo maupun Cita. Apalagi kedekatan pak Bowo makin menjadi-jadi kepada Putra. Hatinya perih, melihat cucu kesayangannya begitu akrab dengan pak Bowo, pria yang bukan ayah kandungnya itu. Dia merasa tak rela, karena baginya, Putra adalah jelmaan Andi, yang ketika kecil dia rawat dan besarkan dengan penuh kasih sayang. Dia tak rela Putra jadi sedekat itu dengan pak Bowo.4971Please respect copyright.PENANAa5JSI9LfOU
4971Please respect copyright.PENANAGPgvGvexKU
Pada akhirnya, dia memutuskan untuk sering-sering membawa Putra mengunjungi Andi dipenjara. Dia tak mengajak Cita, karena tahu Cita masih belum mau menemui Andi. Itu semua dia dengan langsung dari mulut Andi. Kenapa Cita belum mau menemuinya, karena memang Cita meminta waktu untuk memikirkan semuanya, hingga pada saatnya nanti bisa kembali menemui Andi untuk mengatakan keputusan apa yang telah dia ambil.4971Please respect copyright.PENANAOgJO33qSME
4971Please respect copyright.PENANA7dXnFrDLxM
Namun ternyata, langkah yang dia ambil itu sepertinya salah besar. Saat dia dan Putra pergi mengunjungi Andi, dimana dia beralasan kepada Cita hendak mengajak Putra pergi ke tempat kerabatnya, ternyata justru pak Bowo tetap datang kerumahnya. Awalnya, dia berharap saat mengetahui Cita hanya sendirian dirumah, pak Bowo tidak berlama-lama berada dirumahnya. Namun informasi yang dia dengar dari tetangga, ternyata bisa berjam-jam pak Bowo berada disitu.4971Please respect copyright.PENANADD9gvONfT5
4971Please respect copyright.PENANArVWir2bz1q
Hatinya makin perih, mengetahui menantunya menerima tamu lelaki lain saat hanya sedang sendiri dirumah. Dia memang tak tahu dengan pasti apa yang terjadi pada mereka berdua selama dia tinggal itu. Dia hanya berani menebak-nebak saja, meskipun juga tetap takut tebakannya itu benar-benar terjadi.4971Please respect copyright.PENANAqqWzRDRPFX
4971Please respect copyright.PENANAcWrZHWLYux
Hal lain yang mengganggu pikirannya adalah karena saat ini Cita sedang memikirkan permintaan maaf Andi dan juga kelanjutan hubungannya dengan Andi. Dia takut, kehadiran pak Bowo didekat Cita bisa mempengaruhi pemikiran Cita. Terlebih lagi, suara-suara miring dari para tetangga makin kencang dia dengarkan.4971Please respect copyright.PENANA9wGvzwNWbQ
4971Please respect copyright.PENANA3bZkqUStMb
Dia sempat ingin mengingatkan Cita, namun masih menunggu waktu yang tepat. Dan ternyata, keputusannya kali ini kembali salah. Keputusan yang saat ini juga dia sesali, setelah melihat Cita yang menangis tersedu-sedu membelakangi pintu kamar, dimana dia melihat semua itu.4971Please respect copyright.PENANA8KWuOoaC6N
4971Please respect copyright.PENANAxHmR7U4eXp
Dia makin yakin, bahwa jawaban Cita tadi sebelumnya bukanlah sebuah pernyataan yang jujur. Berawal dari semua gosip tentang Cita yang berhembus dikalangan tetangga komplek ini, hingga puncaknya ketika Cita meminta ijin pergi keluar kota bersama Nada untuk melakukan pemotretan.4971Please respect copyright.PENANAJpXo8lKPoy
4971Please respect copyright.PENANAqOxRqArG9G
Saat itu, dia percaya saja pada Cita. Namun saat pulang, dan mendapati Nada sedang duduk diteras rumahnya, pikirannya bertanya-tanya. Saat bertanya pada Nada, reaksi dan jawaban Nada yang terbata-bata membuatnya tahu kalau Cita telah berbohong. Dia tak menyalahkan Nada, karena sepertinya Nada juga tak tahu apa-apa, namun berusaha untuk melindungi sahabatnya itu. Tapi, dia cukup tahu kalau Nada berbohong.4971Please respect copyright.PENANAuktMQQJR25
4971Please respect copyright.PENANA1TTOx2GwlS
Dan hari ini, dia menganggap ini adalah saat yang tepat untuk membicarakan hal itu. Dia memulai dengan pertanyaan yang lembut dan sangat hati-hati. Namun lagi-lagi, jawaban Cita makin membuatnya yakin kalau menantunya itu berbohong. Dia sudah sangat lama mengenal Cita, dan sudah menganggap Cita seperti anak kandungnya sendiri. Dia tahu, saat Cita sedang jujur atau berbohong.4971Please respect copyright.PENANALQlSBYX56F
4971Please respect copyright.PENANAsaMQjsS4Ff
4971Please respect copyright.PENANA9cyokj96pi
“Hiks hiks… maafin Cita bu… maafin semua yang udah Cita perbuat… hiks hiks…”4971Please respect copyright.PENANAp8fnBU4sTw
4971Please respect copyright.PENANAj3MPqRbsWK
4971Please respect copyright.PENANAo1HKunaFGw
Kata-kata yang dia dengarkan disela-sela tangisan Cita itu, makin membuatnya yakin, telah terjadi sesuatu pada Cita. Kata-kata Cita itu membuatnya mampu meraba-raba, sampai sejauh mana kedekatan yang tercipta antara Cita dengan pak Bowo. Dan hal itu, tak ayal membuatnya tak mampu lagi menahan air matanya.4971Please respect copyright.PENANAOUpC4A5MfF
4971Please respect copyright.PENANA9ZW1vj5Nom
Dia sedih, dan juga menyesal. Dia merasa gagal untuk melindungi menantunya. Dia menyesal karena merasa telah terlambat memperingatkan menantunya. Pada akhirnya, diapun ikut merasa bersalah pada Andi, yang telah memintanya untuk menjaga Cita selama dia berada didalam penjara.4971Please respect copyright.PENANAXR2sKunwVp
4971Please respect copyright.PENANAEeS7sNSAXq
Kini, dia berharap bahwa tangisan Cita yang dia lihat saat ini adalah benar-benar tangisan penyesalan atas apa yang telah diperbuatnya. Dia berharap Cita benar-benar menghentikan semua kedekatannya dengan pak Bowo demi dirinya, Andi dan juga Putra. Dia berharap semua kebohongan ini berakhir, dan masing-masing kembali menjadi seperti dulu, seperti anak-anak yang dia sangat kenal sebelumnya, anak-anak yang sangat dia sayangi dan cintai sepenuh hatinya.4971Please respect copyright.PENANAfZy6zUixD5
4971Please respect copyright.PENANA99duivvDzd
*4971Please respect copyright.PENANAwddsTdgmry
*4971Please respect copyright.PENANACOwOkdMUER
*4971Please respect copyright.PENANAHqMDHTSpH3
*4971Please respect copyright.PENANAioYJGeUYz4
*4971Please respect copyright.PENANATPWv2qmElK