Pria itu mengangguk.
“Kemudian ayah adalah orang, mungkin satu – satunya orang yang selalu memenangkan hati orang lain. Tidak hanya karyawan, rekan bisnisnya pun tidak keberatan bila menolong perusahaannya. Ini mungkin terdengar tidak masuk akal, tapi dengan memberikan hutang bila mereka butuh, suka mengalah, benefit yang lebih menguntungkan rekan meskipun pada akhirnya ia juga ambil bagian yang sama, dan lain – lain. Mungkin anda bertanya dengan sistem tersebut tidak menjamin adanya korupsi dan kecolongan? Tentu dunia tidak bekerja seperti itu.
Ayah pernah menemui kasus dimana beberapa pounds yang seharusnya bisa untuk bonus satu tim projek malah diambil oleh satu orang. Karena kedekatannya dengan pekerja lainnya, mereka tak sungkan – sungkan membeberkan siapa yang mencurigakan, atau memberikan data – data yang ganjil. Dan tertangkaplah dia dan dikeluarkan. Selama dua tahun baru ketahuan. Tapi ia tidak memenjarakannya.”
Desdemona memandang dalam – dalam.
“Ini mustahil, kan? Di inggris semua orang punya ambisi, tergantung pada perannya masing – masing. Seharusnya tidak mungkin ada orang sebaik itu.”
“Itulah yang terjadi. Saya pernah melihat seberapa banyak kerugian waktu itu saat data itu diperlihatkan. Kami hanya bercengkrama biasa sambil ketawa membahas hal yang unik – unik. Itulah mengapa ayah adalah orang yang adil, seperti yang dikatakan kepada anda.”
“Baik, lalu apa permasalahannya?”
Pria itu melanjutkan makan malamnya hingga sampai setengah.
“Tentu anda sudah diberitahu kalau ayah punya lebih dari satu istri?”
“Itulah yang diceritakan. Tapi kami masih kurang dalam.”
Pria itu mengambil jus dua gelas agak tinggi dan satu liter kotak jus dari kulkasnya. Desdemona membuang kalengnya yang sudah kosong.
“Saya, Steve, dan Lilia adalah anak dari istri pertama, sedangkan para bajingan itu anak istri kedua. Malam hari setelah kami check out dari hotel, kami sedang gembira – gembiranya, sampai rumah tepat di pintu masuk seseorang wanita asing membuka dengan wajah agak cemberut. Bersamaan dengan ketiga anaknya. Waktu itu kami masih kecil, tapi ibu terlihat frustasi. Mereka bertiga bertikai dan adu argumen satu sama lain. Sejak saat itulah ayah mulai agak berat sebelah pada wanita itu, meskipun ibu sedang mengandung.” Jelasnya dengan pelan.
“Dia orang yang gagal membina rumah tangga?”
Pria itu mengambil suapan lagi kesekian kalinya hingga menyisakan sedikit.
Ia menghela nafas sekali lagi, lalu meminum segelas jus sekali teguk.
“Tidak juga, sampai sekarang pun saya tidak mengerti. Ibu pada akhirnya memaafkan. Meskipun kami tahu memang ibu orangnya tekun dan sabar. Tapi keadaannya sudah berbalik, saat itu ibu sudah sering kelelahan, matanya sama sekali tak terlihat bahagia meskipun kami selalu melihatnya tersenyum,” tambahnya setelah menyelesaikan sisa yang terakhir. “Mulai saat itulah, mungkin tidak bagi yang lain, tapi setidaknya saya menaruh kebencian pada pria itu.”
“Tapi dengan anda mengatakan hal itu, itu berarti malah mendekatkan posisi anda sebagai tersangka.”
Ia tertawa kecil membuat Desdemona agak ngeri mengingat sedari awal wajahnya selalu datar.
Pria itu mengambil kedua mangkok yang telah kosong itu lalu mencucinya, sementara Desdemona baru meneguk jusnya.
“Saya percaya anda bukanlah wanita bodoh?” tambahnya sambil menoleh kebelakang. “Atau mungkin?”
“Te—tentu tidak!” katanya dengan sebal.
Keith kembali pada posisi duduknya setelah selesai.
“Lalu bagaimana kelanjutannya?”
“Apa? itu sudah berakhir.”
“Tidak maksudnya, tadi kan anda bilang beliau mengandung?”
Ia memandang jauh.
“Meninggal. Saya tidak bilang penyebabnya autoimun, tapi faktanya itu juga memperparah penyakit kecil yang lainnya.” Kata pria itu agak tidak yakin.
Desdemona mengangguk.
“Bagaimana dengan bayinya?”
Pria itu sedikit bingung.
“Sekarang kalau anda bertanya, saya hanya bisa menjawab mungkin meninggal.”
“Mungkin? Anda bersama keluarga tidak melihat?”
Pria itu berdiri.
“Entahlah, saat itu kami hanya dikabari meninggal. Bila ibunya meninggal secara otomatis bayinya pun juga,” tambahnya sambil menyodorkan kotak bau tembakau aroma mint. “Mau merokok?”
Desdemona tak mungkin menolak hobinya, mereka kemudian berjalan keluar.
“Tidak juga, Tuan Keith. Kejadian langka di Cambridge adalah satu dari seribu keajaiban dimana ibu melahirkan dengan normal namun pada akhirnya meninggal, tapi bayinya selamat. Meskipun umumnya mereka melakukan sesar. Ada juga yang kurang beruntung, ibunya meninggal namun bayinya terlahir cacat.”
ns 18.68.41.140da2