Ucapan selamat datang pada jalur tol M6 setelah melewati bundaran pertukaran skirsgill, untungnya tidak terlalu macet karena mereka pergi agak pagi. Meskipun perut sudah terisi, uang pun cukup bahkan bekal juga ada, pria itu mencorat – coret buku kecil hitamnya dengan gusar. Kerutan – kerutan dahinya segera disadari oleh kaca spion tengah oleh sopir berambut quiff wanita. Lagipula sayang sekali di hari yang agak pagi ini udara masih dalam kondisi terbaiknya, ditambah sepanjang jalan seisinya adalah lembah.
“Wanita itu cukup cantik.” Kata Sopir itu sambil menyetir.
“Dibandingkan dengan anda, pilihan saya seratus persen semua miliknya.”
Ia mendengus.
“Huh? Saya mungkin kalah tapi wanita itu agak lamban.”
Monkey menghela nafas, namun tangannya masih menuliskan sesuatu.
“Anda tidak kalah, ini hanya masalah penampilan.”
“Saya memang dari dulu begini! Daripada boneka, saya lebih suka dibelikan mobil RC.” Nadanya agak sebal.
“Inilah masalahnya,” Monkey menutup buku hitam kecil kembali dalam sakunya. “Berarti tidak hanya penampilan, anda perlu belajar sedikit bahasa ungkapan.”
Mobil agak minggir ke kanan, wanita tomboy itu menginjak gas mendahului mobil ukuran keluarga jenis sport warna violet.
“Lalu apa masalahnya?”
“Penampilan. Saya tidak masalah dengan sikap tomboy, tapi rambut anda mirip pegawai laki - laki marketing kantoran.”
Wanita yang dibilang tomboy itu menghela nafas.
“Ya, ya terserah,” tambahnya. “Kita akan kemana?”
“Moorland Road, Burnley.”
“Oh? Tumben sekali.”
“Apa?”
Tangan kiri sopir mengatur spion tengah.
“Tidak. Saya kira mungkin anda akan pergi ke—entahlah mungkin ke Bristol? Atau Cornwall?”
“Mengapa?”
“Entahlah?”
Monkey mengambil ponselnya.
“Anda tahu saya membawa sesuatu, kan? itu tidaklah bagus bila barang ini menginap lagi dengan saya.”
“Dituduh mencuri. Lagipula apa bagusnya membawa miniatur cacat?”
Pria itu mengerutkan dahinya.
“Apa maksudnya cacat?”
“Saya sedikit suka melihat gagak. Kadang – kadang mereka datang berkelompok. Mereka juga hewan pintar. Contohnya saat ia mampir ke flat—tidak maksudku tiba – tiba masuk. Saya mencoba mengangkatnya, tapi ia tidak mengizinkan saya menyentuhnya. Jendelanya pun sudah terbuka untuknya bebas kapanpun, tapi ia tetap berdiri pada meja. Saya terkejut saat ia memakan sisa sereal yang jatuh di bawah. Lalu saya ambil sisanya dalam kotak—tinggal sedikit—ia memakan semua. Sebelum keluar ia membiarkan saya menyentuhnya. Saat itu saya mulai berpikir untuk memeliharanya? Saya tahu itu bodoh, tapi akhirnya ia keluar juga.”
“Keluar dengan kehendaknya sendiri?”
Mobil itu berbelok ke jalan kecil.
“Saat tangan saya berada di luar jendela itu, ia langsung pergi.”
Monkey diam sejenak memandangi samping.
“Ah, saya mengerti.”
Mobil pun berhenti di pom bensin, tepat pada pemberhentian selatan Roadchef Killington Road M6. Monkey segera mengerti apa yang diinginkan si tomboy itu. Lalu mereka memutuskan untuk makan bekal yang dibawa setelah sejam perjalanan. Karena pria itu lebih cepat habisnya, keluar dari mobil untuk melihat – lihat pemandangan. Selang beberapa menit wanita itu menyusul. Mereka pergi ke arah Danau Killington.
Udaranya lebih nyaman daripada yang tercium dibalik kaca mobil. Beberapa orang berolahraga di atas air meskipun september bukan main dinginnya. Melihat bebek yang berenang dari hulu ke hilir, tak kalah indahnya dengan angsa putih berbaris seperti perahu yang berderet – deret. Sementara Monkey memandang jauh seseorang yang menggunakan jaket flanel motif kotak merah, memakai topi trapper dengan motif yang sama. Kail pancing yang tidak lama dilemparkan itu menyebabkan permukaan air bergelembung.
Wanita itu menyalakan pematik.
“Ah, ini lebih baik.”
Tunjuk wanita tomboy itu pada peselancar.
“Saya selalu penasaran menaiki itu.”
Monkey fokus pada hal lain.
“Saya selalu ingin memancing daripada windsurfing.” tambahnya. “Tapi ikan trout ya? tidak buruk.”
Wanita tomboy itu menoleh.
“Karena anda semakin tua?”
Pandangnya pada wanita itu dengan kecewa, lalu menggeleng.
“Kata – kata anda sedikit kasar, tapi permasalahannya bukan di situ,” jelasnya sambil jari telnjuk kanannya menunjuk pelipisnya. “Kadang – kadang otak kita perlu diregangkan. Selain tidur, memancing adalah solusinya bila seseorang tidak dalam kondisi yang bisa tidur.”
Nona Egremont tambah sebal.
“Jadi maksud anda saya tidak pernah menggunakan otak?”
Monkey berjalan kembali di arah sebaliknya, wanita itu setelahnya.
“Tidak juga, justru sopir menggunakan otak mereka untuk menginstruksikan sebuah mesin.”
Sambil berjalan wanita itu mengetip rokoknya.
“Mobil, sebuah mobil manual.”
ns 15.158.61.55da2