Biasanya menjelang pekan terakhir di musim panas akan ada festival yang diselenggarakan oleh pemerintah yang ada di alun-alun besar kota. Bazar besar dengan berbagai stan berisi makanan atau pernak-pernik lainnya akan menghiasi sisi jalanan yang akan ditutup di sekitar sana. Orang-orang akan keluar sambil berjalan kaki, menikmati panasnya musim panas atau berwisata kuliner atau sekedar bermain di stan permainan. Dan tentu saja festival itu tidak boleh terlewatkan begitu saja.
“Ayolah Noel, kamu sudah menolakku setahun lalu” rengek Stellar
“Dan tahun ini jawabanku akan tetap sama” jawab Noel datar
“Cih! Beruang kutub menyebalkan” gumam Stellar
“Kamu bantuin juga dong” sikut Stellar pada Artemis
Mereka berada di cafe dan tengah menikmati jam istirahat, duduk di dekat jendela besar cafe sambil menikmati tiga minuman kaleng dingin. Artemis yang sejak tadi diam menatap dua orang yang itu sambil memakan kudapannya mengerjap polos pada Stellar. Seakan kedua netra cokelat itu bertanya, apa yang harus kukatakan memang?, pada Stellar yang membuatnya sebal. “Ayolah Noel, temani aku sebentar disana. Hanya sampai pertunjukan kembang api saja kok” Stellar masih mencoba memohon.
“Bukannya itu sama saja selesai acara?” seloroh Artemis
Stellar menatapnya tajam, kamu sama sekali tidak membantu!!
“Ayolah, ya ya ya ya? Kumohon…” Noel menatap Stellar jengah
“Kenapa keras kepala sekali sih? Jawabanku tetap tidak, Stel. Lagipula lusa malam itu jadwalku berjaga di toko” ucap Noel
“Kamu kan bisa minta tolong pada yang lainnya”
Ada apa dengan Stellar sebenarnya.
“Tidak bisa, aku sudah berjanji dengan paman pemilik toko”
Stellar mendecih karena gagal membujuk Noel dan melayangkan tatapan tajam kearah Artemis yang tidak membantunya. Yang ditatap memilih mengalihkan pandangan seakan tidak terlibat dalam persekutuan apapun. Dasar anak SMA. “Lagipula ya, Stel kenapa kau jadi keras kepala sekali sih? Ini hanya festival ngomong-ngomong” ujar Noel sambil menatap penuh selidik pada Stellar. Yang ditatap memilih menghindari kontak mata netra amber itu, takut tidak bisa berkilah.
“Kak Stellar mau menyatakan cinta ya?” terka Artemis
Dua pasang mata berbeda netra itu menatapnya lurus, nyaris menoleh bersamaan. Sebelum akhirnya ucapan Noel menyulut api kemarahan. “Tidak mungkin orang seperti Stellar mempunyai orang yang disukai, aku meragukan itu” ujar Noel sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dan tanpa sempat menghindar sebuah kain lap yang digunakan untuk membersihkan meja melayang dan tepat mengenai wajah Noel.
“Beruang kutub sialan!” desis Stellar yang langsung melenggang pergi
“Ck! Sensitif seperti biasanya, dasar aneh” gumam Noel
Dia segera beranjak sambil membereskan meja.
“Ngomong-ngomong kakak sungguhan bekerja?” tanya Artemis penasaran
Noel hanya tersenyum tipis sebagai jawaban.
Suasana bazar sangat ramai sekali, penuh sesak dengan pengunjung yang datang. Berbagai stan nampak ramai dikunjungi bahkan sampai mengantri. Dalam balutan kaus hijau lengan pendek berhoodie dan celana selutut, Noel berjalan sambil sesekali mengamati stan yang dilewatinya. “Lho Noel?” begitu menoleh seulas senyum tipis sebagai salam diperlihatkannya lalu berjalan mendekati stand berisi pernak-pernik dari keramik itu.
“Bagaimana semuanya bi?” tanya Noel
“Yah begitulah tidak banyak, tapi beberapa sudah terjual” ucap Elora
“Apa bibi sudah selesai? Mau kubantu?”
Elora tak sempat menolak ketika pertanyaan pertama dianggukinya.
Mereka berdua sibuk berbicara di tengah mengemasi stan dan pengunjung yang semakin padat. Acara kembang api akan segera dimulai, tidak lama mereka lalu berjalan berdampingan setelah Elora menitipkan barangnya. Sibuk berbincang sambil sesekali berhenti di salah satu stan makanan. Hati Noel terus berdesir seiring langkah kaki mereka menuju ruang lapang untuk melihat kembang api yang akan segera dinyalakan.
“Lima! Empat! Tiga! Dua! Satu!”
Para pengunjung bersorak takjub ketika letupan kembang api menghiasi langit malam menjelang akhir musim panas itu. Elora dan Noel yang dengan es krim mereka juga dibuat takjub melihat pertunjukan kembang api itu. “Ini indah sekali” gumam Elora yang juga disetujui oleh Noel. Mereka berdua nampak sibuk menikmati pertunjukan kembang api. Tidak menyadari jika ada dua orang yang berdiri tidak jauh dari mereka. Dengan salah satunya menatap mereka penuh kesenduan.
“Dasar pembohong” batinnya
Sementara yang satunya sibuk memasukkan makanan yang dibelinya ke dalam mulut. Menatap penuh tanya pada orang di sampingnya itu. Lalu beralih ikut mengekor menatap orang yang di tatap itu. Kepalanya sedikit dimiringkan dengan wajah penuh tanya.
Kenapa kak Stellar menatap begitu pada kak Noel? Tunggu, siapa wanita yang di sebelahnya?81Please respect copyright.PENANAFjQTVYQc1A