Sekarang tanggal 14 Februari. Yang artinya perayaan hari kasih sayang. Semua orang merayakan hari itu dengan suka cita, memberikan hadiah pada orang terkasih. Entah itu orang tua, saudara, sahabat, atau kekasih.
Seluruh kota jelas merayakannya dengan suka cita. Berbagai dekorasi warna merah dan merah muda menghiasi seluruh kota, Toko, minimarket, gedung, sekolah atau pusat perbelanjaan ikut merayakannya dengan meriah. Makanan olahan cokelat banyak dijual di toko-toko kue ataupun minimarket.
Pemuda itu berjalan keluar dari kelasnya, jadwal kuliahnya hari ini baru selesai menjelang sore itu. Dia bergegas keluar dari kampusnya. Dia harus tiba di cafe sesegera mungkin, Seharusnya hari ini dia bekerja sejak pagi, tapi tiba-tiba salah satu dosennya meminta pertemuan kelasnya untuk dimajukan hari ini. Sayangnya langkahnya tersendat, bukan karena banyaknya perempuan yang memberikan cokelat di koridor kampus.
Melainkan.
“Noel, terima cokelatku ya!”
Satu cokelat di dalam tangannya.
“Kak Noel, ini cokelat dariku!”
Satu lagi.
“Noel!”
“Noel!”
“Noel!”
Tiga lagi masuk.
Seorang senior perempuannya menghampirinya, memberikan bingkisan berwarna merah muda padanya. Dia hanya mendesah pasrah menerima pemberian untuk perayaan hari kasih sayang itu. Dan sayangnya itu belum selesai, untuk keluar dari gedung kampus harus melewati taman kampus dan kekacauan semakin terjadi.
Pemuda itu, Noel, sama sekali tidak mengerti kenapa selama perjuangannya mengejar pendidikan selalu saja ada yang memberikannya sesuatu di hari perayaan. Salah satunya hari kasih sayang setiap setahun sekali ini. Padahal juga dia tidak begitu ramah pada semua orang. Berbicara seperlunya dan tidak pernah basa-basi. Terkesan dingin dan apatis jika tidak berurusan dengannya.
Butuh waktu lima belas menit agar Noel bisa keluar dari gedung kampusnya, Kedua tangannya sudah penuh dengan bingkisan serta cokelat berbagai ukuran. Hal itu tentunya tidak luput dari tatapan iri para kaum laki-laki lainnya. “Apa kamu selalu menjual pesonamu?” Noel menoleh saat memasuki cafe, Stellar menatapnya sambil menopang dagunya pada punggung tangan yang memegang alat pel itu.
“Kalau kau iri, berganti saja menjadi laki-laki” sahut Noel
“Heh! Apa maksudmu?!!” sahut Stellar tidak terima
“Perempuan mana yang sepertimu? Tidak ada”
Noel melenggang pergi untuk berganti.
“Beruang kutub sialan!!!” runtuk Stellar
Cafe sengaja buka sedikit siang di hari perayaan itu, sang manager memberikan kelonggaran untuk staff yang datang terlambat. Toh cafe akan ramai di sore hari untuk menikmati momen bersama orang terkasih sambil melihat matahari terbenam. Lagipula tidak banyak pelanggan yang akan datang ketika pagi dan siang hari, sehingga membuat para staff sedikit santai.
84Please respect copyright.PENANABi0zzTepsX
84Please respect copyright.PENANAf4daxr0btY
84Please respect copyright.PENANARA3lfMs0lB
84Please respect copyright.PENANA969piyKFPZ
84Please respect copyright.PENANAEP07Lahwcz
“Selamat hari kasih sayang, anda ingin pesan apa?”
Sapaan ramah Noel untuk menyambut pelanggan terdengar, kesibukan Noel tidak pernah berkurang sekalipun dia tengah bekerja atau di hari liburnya. Beberapa kali Noel terpaksa tersenyum paksa membalas godaan atau pemberian hadiah dari para pelanggan. Belum lagi kemeja merah muda dan enamel pin berbentuk hati merah muda tersemat di apron samping name tag miliknya. Sang manager benar-benar berdedikasi sekali untuk setiap perayaan.
“Selamat hari kasih sayang, anda ingin pesan apa? ━oh”
Noel terkejut dengan orang di hadapannya.
“Bisakah aku mendapat cokelat hangat dan sepotong kue gratis?”
“Kakak mengemis padaku?”
“Setidaknya belikan kakakmu yang cantik ini” Noel menatapnya datar
Eve terkekeh melihat raut wajah Noel, “Aku bercanda astaga” ujar Eve. Noel tidak ingin memperpanjang dan segera mencatat pesanan Eve. Setelahnya Eve melenggang menuju salah satu meja yang berada di sisi jendela besar cafe. Menatap orang-orang dan kendaraan yang berlalu lalang di luar sana. Tidak lama seseorang duduk di hadapannya sambil menyerahkan nampan berisi cokelat hangat dan sepotong kue cokelat. Melihatnya membuat Eve menatapnya tajam.
“Kamu benar-benar balas dendam ya?”
“Ini hari kasih sayang kalau kakak lupa” jawab Noel acuh
“Iya, tapi apa tidak ada kue lain selain cokelat? Kamu ingin aku bertambah gemuk ya?” cecar Eve kesal
“Bukannya kakak sudah gemuk sejak dulu”
“Anak ini” gerutu Eve
“Makanan gratis tidak akan membuatmu gemuk kak”
Gerutuan itu terhenti dan Eve menatap Noel berbinar. Hanya dalam beberapa detik Eve sudah menyambar piring kue itu dan melahapnya dengan senang hati. Iya, Eve memang sangat kekanak-kanakan, dia selalu berhasil dibujuk dengan makanan kesukaannya dan gratis. “Dasar” dengus Noel melihat tingkah ajaibnya, pandangan Noel beralih ke luar jendela. Menatap bosan jalanan yang cukup ramai itu, hingga manik ambernya menatap seseorang yang berbaur bersama para pejalan kaki. Nampak sibuk dengan barang bawaannya.
“Nyonya itu?” gumamnya
ns 15.158.61.8da2