Suara tawa anak kecil meriuhkan taman kota yang ramai oleh penduduk. Hiasan warna-warni serta balon berbagai warna tergantung di rantai-rantai pohon. Jangan lupakan banner bertuliskan 'Happy Easter Day' membentang di tengah taman kota. Perayaan yang jatuh pada minggu pertama bulan keempat musim semi itu berlangsung meriah. Apalagi teriakan dan gelak tawa dari anak-anak yang berusaha mencari telur berwarna-warni yang disembunyikan itu. Dan hal itu juga terjadi pada dua orang anak kecil yang saling bergandengan tangan sambil membawa keranjang kecil.
"Kalian berhati-hatilah dan jaga adikmu!!" seru seorang wanita
"Baik ibu" balas anak kecil itu
Mereka lalu berjalan menyusuri sekitar danau taman kota. Kedua manik amber itu terus menelusuri tiap jengkal semak-semak atau tempat tersembunyi untuk mencari telur. Adik mungilnya yang terpaut dua tahun darinya hanya mengikuti tarikan sang kakak. "Mau cali dimana kak?" tanyanya sedikit cadel. Anak laki-laki itu menoleh pada adiknya, seulas senyum lebar yang menampilkan sebuah lesung pipi di sudut mulut kirinya terlihat.
"Di dekat sini, kata temanku telur-telur itu disembunyikan oleh kelinci paskah di dekat danau" ucapnya
"Kenapa?" rupanya sang adik masih bingung
"Biar tidak dicuri oleh anak-anak nakal"
Meski masih tidak mengerti, sang adik hanya mengangguk paham saja. Mereka terus berjalan menyusuri sekitar danau, hingga manik amber itu berbinar kala menemukan tiga butir telur berwarna-warni tersembunyi di semak-semak.
"Dapat!" serunya
"Holeeeee!!!" sang adik berseru antusias
Anak laki-laki itu meletakkan telur-telur itu di keranjang sang adik.
"Untukmu, ayo kita cari lagi" ujarnya
Tentu saja hal itu dianggukki oleh sang adik dengan sangat antusias. Mereka terus berjalan hingga berada di taman bunga, kebetulan taman bunga di taman kota memiliki beberapa macam bunga. Salah satunya bunga baby breath, "Kak, itu" sang adik menunjuk sesuatu. Ah, ternyata ada empat butir telur tersembunyi di dekat sana.
"Tunggu disini ya, jangan kemana-mana" ucap sang kakak
Tentunya adiknya hanya mengangguk menurut, benar-benar sangat manis sekali. Anak laki-laki itu berjalan memasuki ke dalamnya. Berusaha agar tidak menginjak satu bungapun, tidak lama dia berhasil mendapat keempat telur itu dan memasukkannya ke dalam keranjang. Dengan bangga dia langsung memperlihatkan pada sang adik yang tentunya bersorak riang.
Tapi sebuah angin kencang menerpanya tiba-tiba, membuat serbuk bunga berterbangan dan mengenai wajahnya. Hanya beberapa detik sebelum.
83Please respect copyright.PENANAUMqy7vRfi9
83Please respect copyright.PENANAvtrmXinzup
83Please respect copyright.PENANAULqlUxbAEX
HATCHU!!
83Please respect copyright.PENANA8djolt9Qph
83Please respect copyright.PENANAx4N3flOI1w
83Please respect copyright.PENANAK6kRVCEvy5
83Please respect copyright.PENANA2XmhnVGot9
Anak laki-laki itu lalu menggosok salah satu matanya yang terasa gatal. Tidak. Bersin itu kembali, bahkan lebih banyak. Kedua matanya sudah berair setelah dia bersin kesekian kalinya. Perasaan gatal dan tidak nyaman itu membuatnya menangis. Beruntung kedua orang tua mereka berada dalam jarak yang tidak jauh dan segera menghampirinya. Sang ayah langsung membawa anak laki-laki itu ke dalam gendongannya, "Ada apa?" tanyanya cemas. Dan tentu saja, melihat sang kakak menangis membuat adiknya ikut menangis yang berakhir di dalam gendongan sang ibu. Anak laki-laki itu berhenti bersin dan menggosokkan kedua matanya yang sudah merah dan berair.
Kedua suami-istri itu saling bertatapan penuh khawatir, "Kita bawa kembali saja" ujar sang ibu. Mereka lalu kembali ke tempat berkumpul, beberapa anak sudah kembali dari hasil berburu telur paskah mereka. Keluarga kecil itu duduk di alas yang mereka bawa, sang ibu memberikan gelas kecil berisi teh herbal yang dibawanya. Selang beberapa saat, anak laki-laki itu sudah terlihat lebih baik. Meski kedua matanya masih memerah dan berair, “Sekarang ceritakan pada ibu, apa yang terjadi” ujar wanita itu lembut.
“Tidak ada bu, tiba-tiba hidungku gatal saat setelah aku mengambil telur-telur itu” ceritanya
“Benar?” tanya sang ayah
“Benar ayah, tidak ada apa-apa” anak laki-laki itu tersenyum manis sekali
“Telul!!!” seruan sang adik membuat keluarga itu kembali tersenyum
83Please respect copyright.PENANA3YIY7sHoNR
83Please respect copyright.PENANAcJG30hPmQj
83Please respect copyright.PENANA843eJWpZcl
83Please respect copyright.PENANAyFhLWSoKxz
83Please respect copyright.PENANAiihNYszHUG
83Please respect copyright.PENANAHcrKY7Mzom
83Please respect copyright.PENANAFZBF0oRdUh
83Please respect copyright.PENANAfGx5Yd6m5k
83Please respect copyright.PENANANdzfpaqcFy
83Please respect copyright.PENANA3DZBMhD4Ze
83Please respect copyright.PENANAFnRJeeWaei
Noel tersentak bangun, dilihatnya jam yang tertera di layar ponselnya. Pukul tiga dini hari, dan ini mimpi kesekian kalinya yang dialaminya. Kepalanya sedikit berdenyut nyeri karena bangun tidurnya yang tiba-tiba. Mimpi itu terasa sangat manis sekali, keluarga kecil itu membuatnya menghangat. Membuat dia ikut merasa bahagia melihat keluarga kecil itu seakan dia yang mengalaminya. Atau mungkin memang dia pernah mengalaminya.83Please respect copyright.PENANA6lIfGAXKJ9