Elora terdiam di sudut ruang kelas, ingatan yang terjadi beberapa pekan itu masih terlihat sangat segar sekali. Berawal dari niatnya yang akan mampir ke cafe untuk memesan secangkir cokelat panas setelah membeli beberapa tangkai bunga lily untuk objek kelas melukisnya. “Bibi! Apa ini bagus?!” suara ceria seorang gadis kecil membuyarkan lamunan, agaknya lupa jika hari itu ia tengah membuka kelas kerajinan anak-anak. Mereka terlihat sibuk menghias ember labu mereka, menempelkan berbagai pernak-pernik. Besok adalah perayaan Halloween, sehingga anak-anak kecil terlihat sangat antusias sekali.
“Wah, cantik sekali” puji Elora
Gadis kecil itu tersenyum senang dan kembali menghias ember labunya di tempat duduknya. Elora kembali mengamati hasil karya anak-anak itu, didampingi oleh wali mereka masing-masing. Tersenyum saat melihat keseruan dan tawa mereka. Meski jauh di lubuk hatinya, dia tengah merapalkan sebuah doa pada seseorang.
“Apa ada yang kamu sembunyikan Noel?”
“Tidak ada kak”
“Sungguh? Kamu tidak boleh berbohong soal ini Noel”
“Tidak ada Dokter Kevin” ucap Noel datar
Kevin hanya menatap Noel dalam diam sebelum mengangguk, gestur untuk mengijinkan Noel keluar dari ruang pemeriksaan. Begitu Noel keluar dari pintu Eve sudah berjalan mendekatinya, raut wajah khawatirnya tidak pernah pudar bahkan setelah beberapa pekan berlalu. “Aku baik kak” ucap Noel yang lebih dulu memotong Eve, tentu saja Eve tidak percaya semudah itu. Hei dia bahkan sudah melihat titik terendah Noel hampir tiga tahun lalu. Entah kenapa tahun ini kondisi Noel tetap tidak mengalami perubahan. Eve memilih menarik Noel ke dalam pelukannya, memeluknya begitu erat. Menyalurkan perasaan sayangnya agar Noel mengerti, bahwa dia tidak sendiri.
“Ayo ke cafe, waktu kerjaku sudah habis” ajaknya
Noel memilih bungkam, tak berniat menjawab. Setelah mengambil barang dan melepaskan jas dokternya mereka berdua keluar dari rumah sakit. Hari ini adalah perayaan Halloween, semua orang sudah mulai sibuk menghias beberapa hiasan tambahan. Rumah-rumah yang dihias dengan berbagai macam hiasan yang bernuansa menyeramkan, tak jarang ada yang memajang buah labu yang sudah dibentuk seperti kepala Jack O’Lantern. Acara Halloween akan dimulai ketika malam sudah tiba, tepat ketika matahari terbenam sepenuhnya.
“Kamu mau pesan apa? Hari ini bukan jam kerjamu kan?”
Eve bertanya saat mereka sudah tiba di depan cafe sambil melepas sabuk pengamannya, “Tidak kak” pendek, selalu begitu. Eve memilih memaklumi dan mereka langsung keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam cafe. Para staf menyapa Noel hangat dan beruntung bukan Stellar yang berjaga di meja kasir saat itu. Setelah mencatat pesanan keduanya duduk berdampingan dengan sisi jendela besar cafe. Mengamati para pejalan kaki atau kendaraan yang berlalu lalang.
“Kamu tidak tertarik datang ke pesta Halloween tahun ini?” tanya Eve
“Sepertinya bergelung dibawah selimut hangat dan penghangat cukup menggiurkan untukku” Noel menyesap minuman float apple cidernya
“Dasar… tidak ada salahnya ikut, toh menyenangkan” ucap Eve
“Hanya anak-anak yang bersenang-senang kak” Noel menjawab sekenanya
Eve hanya terkekeh kecil dan memilih memakan kudapan yang dipesannya.
Noel mendecak kesal diikuti sumpah serapah tanpa suara. Apa ucapan Eve sekarang memiliki sihir? Dia sudah bersiap dengan piyama hangatnya, sudah menyalakan penghangat dan hendak menarik selimut. Bagaimana bisa bocah SMA itu menggedor pintu kamar sewanya dengan brutal hanya untuk mengajaknya ke pesta Halloween. Dan disinilah dia, memakai hoodie dibalut parka tebalnya dan syal merah maple yang dililitkan Artemis di lehernya. Menatap tajam sosok bocah SMA yang tengah memakai bandana telinga anjing dan jangan lupa kalung merah dengan bandul tulang di lehernya, cocok sekali. Berbaur bersama orang-orang yang ada di taman kota, iya pesta Halloween itu diadakan di taman kota.
Beberapa anak kecil terlihat berlarian dengan senang sambil membawa ember labu mereka yang tentunya dipenuhi kudapan manis. Hasil berburu dari pintu ke pintu. “Ini kak” Noel menatap tajam Artemis yang memberikan gelas plastik berisi minuman dingin. Anak SMA itu hanya tertawa kikuk melihat netra amber itu menatapnya seakan bisa mengulitinya hidup-hidup. Oke, ini terlalu berlebihan. Tapi tidak lama Noel memilih mengikuti kemauan bocah SMA itu. Menemaninya menikmati pesta Halloween.
66Please respect copyright.PENANA4dk1V9rcSr
66Please respect copyright.PENANAd2SUlSNV6o
66Please respect copyright.PENANA4sJgxumBaD
Tidak.
66Please respect copyright.PENANAPiMmjcG3yi
66Please respect copyright.PENANA1kpxpzAYRY
66Please respect copyright.PENANABnMXRrLDhv
Tidak sebelum seseorang yang sepertinya mulai mabuk tanpa sengaja menyenggol mangkuk besar berisi minuman hingga jatuh. Tidak, itu awal mulanya kekacauan. Minuman dari mangkuk besar itu tumpah ke tanah dan salah satunya mengenai stop kontak yang digunakan untuk menyalakan lampu hias. Hal itu langsung menimbulkan percikan api dan api membesar saat percikan itu mengenai kain alas meja. Semua orang segera panik dan menyelamatkan diri, karena kepanikan yang terjadi tanpa sengaja beberapa orang ikut tercebur ke danau taman kota dan berusaha menjauh dari kobaran api yang terus membesar.
Pesta itu berakhir dengan nyaris terbakarnya salah satu pohon maple jika seseorang dengan heroiknya mengambil air danau untuk memadamkan api. Bagaimana dengan pemuda dan bocah SMA itu? Tenang, mereka sudah sampai di depan bangunan kamar sewa milik Noel. “Itu tadi nyaris sekali” ujar Artemis, masalahnya dia yang berada paling dekat dengan kobaran api. Jika Noel tidak menarik kerah bajunya, di pastikan dia akan menjadi anak anjing panggang. Apalagi mereka hampir masuk ke dalam danau yang dingin itu saat berusaha menyelamatkan diri.
66Please respect copyright.PENANAv0T410K4tB
66Please respect copyright.PENANAxaspAkEXZu
66Please respect copyright.PENANAsyMCywBXlv
66Please respect copyright.PENANAEIHXZgdZIB
66Please respect copyright.PENANAVP5bfZ71zj
“Pfft!” Noel berusaha menutupi tawanya
66Please respect copyright.PENANAGOyf4NiQI9
66Please respect copyright.PENANAV2fyaQ8NPi
66Please respect copyright.PENANAiMh8lIxzar
Artemis yang menatapnya bingung kemudian tak lama ikut terpingkal.
66Please respect copyright.PENANATlmQz64pf6
66Please respect copyright.PENANAHjVlm3jlTB
Pesta yang tidak buruk.
ns 15.158.61.12da2