Terik panas matahari awal musim panas terasa begitu menyengat kulit, bahkan es krim pun bisa meleleh begitu cepat. Orang-orang memilih berlindung di balik atap rumah mereka sambil menyalakan pendingin ruangan atau kipas angin, terlalu malas untuk keluar terutama di siang hari yang begitu menyiksa. Tapi sepertinya keinginan untuk berada di dalam rumahnya di bawah sejuknya terpaan pendingin ruangan harus ditahan oleh pemuda berusia dua puluh tahun itu. Dengan langkah pelan dan peluh keringat yang sudah membasahi kemeja bergarisnya, Noel membantu memasukkan barang-barang ke dalam toko.
66Please respect copyright.PENANAIKVSGQRcTf
Tidak, kalian tidak salah baca.
66Please respect copyright.PENANAFherPU3W8E
Pemuda yang kulit putihnya sudah memerah karena panas itu yang tengah sibuk memasukkan barang bersama karyawan toko lainnya. Siang ini tugasnya membantu karyawan lainnya memasukkan suplai barang di toko serba ada tempatnya bekerja paruh selama musim panas. Beruntung jadwal perkuliahannya selama musim panas tidak banyak, hanya semester pendek, sehingga waktu luangnya dihabiskan bekerja di cafe dan toko serba ada yang berada tidak jauh dari rumah sewanya. Berbeda beberapa blok saja.
“Oi! Noel!” sang pemilik menoleh
Bertepatan sekali dengan sebuah kaleng dingin yang terlempar ke arahnya, beruntung refleknya cukup bagus. Sehingga kaleng itu mendarat tepat di kedua telapak tangannya, “Makasih” ucap Noel. Sang pelempar hanya mengangkat minuman kaleng dingin miliknya, itu salah satu teman paruh waktu Noel di toko itu. Sebenarnya hanya ada empat karyawan itupun termasuk pemilik toko dan Noel sendiri yang berada di sana, juga mereka memiliki waktu kerja yang berbeda-beda. Meski toko itu terbilang cukup besar, mereka cukup kekurangan karyawan. Mau bagaimana lagi, uang yang diterima tidak cukup banyak.
“Terimakasih semuanya sudah membantu” ucap sang pemilik
“Tidak apa-apa paman, toh kami bersedia membantu”
Yang memberikan minuman pada Noel berujar santai.
Setelah mendapat bonus dari sang pemilik, karyawan lain termasuk Noel yang tidak mendapat jatah waktu kerja memilih pamit pulang. Lumayan jika bisa beristirahat di bawah pendingin ruangan di rumah atau kipas angin. Langkah kaki Noel berjalan menuju rumah sewanya, suara nyaring dari serangga cicadas cukup menjelaskan betapa teriknya matahari walaupun siang sudah terlewat. Ketika hendak berbelok langkahnya terhenti, netra ambernya menatap pada empat orang yang tengah menyudutkan seseorang di dinding jalanan yang sepi itu. Sepertinya mereka tengah menindas orang yang tersudut itu.
“Ck! Bocah SMA jaman sekarang memang senang sekali menindas ya”
Keempat orang itu menoleh pada Noel yang menatap mereka datar, “Urus saja urusanmu, jangan mencampuri kami” ujar salah satu dari mereka. Noel hanya memiringkan kepalanya, “Apa katamu?” ujarnya sambil terkekeh pelan. Dilipatnya kedua tangannya di depan dada, “Kalian itu menindas pecundang itu di jalanan umum! Itu mengganggu tahu! Yang tertindas terlihat pengecut yang menindas terlihat bodoh” ucapnya.
Noel tahu. Dia cukup tahu bahwa dia menerjunkan diri ke sekawanan hyena secara sukarela.
Ck! Dasar bodoh!
“Apa katamu?!” mereka mulai tersulut
“Oh, kalian tersinggung? Berarti aku benar, kan?”
“Kau!!!”
Keempatnya segera berlari menuju Noel yang langsung mengumpat kesal, segera saja dia berbalik dan berlari kabur. Mereka berlima terlibat kejar-kejaran dan Noel harus kembali menggunakan tenaganya untuk menghindari keempat orang yang terus mengejarnya untuk dijadikan samsak tinju. Setelah perjuangan berlari, berbelok dan bersembunyi Noel berhasil lolos dari mereka. Peluh keringat sudah kembali membasahi kemeja bergarisnya itu, sambil mengatur napas dan mengintip keadaan, Noel langsung menyandarkan punggungnya di balik pohon mapel yang ada di taman kota itu. Begitu dipastikan keempat orang yang jelas-jelas anak SMA itu tidak lagi mengejarnya.
“Ha, sial! Lain kali aku tidak mau lagi berurusan dengan masalah orang lain” runtuknya
Setelah memastikan bahwa keadaannya sudah aman, Noel segera berdiri dan berjalan menuju ke arah rumah sewanya. Kegiatan mengangkut barang ditambah aksi kejar-kejaran dengan anak berseragam SMA itu membuatnya sangat lelah. Beruntung manager cafe memberinya kelonggaran untuk tiba di cafe sore nanti. Dia terus berjalan sambil sesekali meruntuki nasibnya hari itu, tidak tahu saja jika ada seseorang yang terus mengekorinya sejak melewati blok kedua menuju rumah sewanya itu.66Please respect copyright.PENANAPzmnFOgYRG