Noel tengah berdiri di dekat dapur kamar sewanya, dia tengah berbicara dengan seseorang melalui panggilan telepon. Setelah mematikan sambungan dia mendecak kesal, beruntung hari ini dia tidak ada jadwal kuliah. “Uhm, kak” panggilan itu membuatnya menoleh kebelakang. Orang yang menjadi alasannya menelpon tadi, sekali lagi Noel mendecak dia lalu berjalan melewatinya begitu saja.
“Kak Noel, a━”
“Duduk” Noel sudah memotong lebih dulu
Sambil meneguk ludah perlahan dia berjalan tertatih mendekati Noel dan duduk di sofa kamar sewa itu. Dalam diam Noel mengambil kotak obat dan membukanya, mengambil salep dan mengoleskannya pada pelipis serta sudut bibir orang di depannya. Beberapa kali terdengar ringisan karena Noel menekannya terlalu kuat. “Jangan jadi pecundang terus-terusan” ucap Noel tiba-tiba.
“Ma-maaf kak”
“Aku tidak butuh maafmu” balas Noel datar
Kemudian keheningan kembali terjadi.
“Jangan membuat dirimu mau diinjak-injak orang lain, sama saja dengan kau merendahkan dirimu sendiri. Mereka saja sudah berani memukulmu seperti ini, lantas besok apa? Menjadikanmu karung tinju?” orang di sampingnya hanya menundukkan kepala saat Noel sedang mengobati tangannya
“Berhenti jadi pecundang yang menyedihkan. Jika kau ingin mereka berhenti menindasmu maka lawan mereka. Kalian sama-sama manusia untuk apa kau harus takut, dengar itu Artemis Clarkson?”
“AW! Kak!”
Noel mengakhiri omelan panjangnya setelah menekan dengan plester luka pada salah satu luka di lengan Artemis dengan sangat kuat. Noel mendecak kesal yang membuat Artemis langsung menciut dan menundukkan kembali kepalanya. “Kau benar-benar ya, membuatku harus membuang tenagaku untuk hal bodoh seperti ini” ucap Noel tajam membuat Artemis hanya sesekali meliriknya. Benar-benar terlihat seperti anak anjing yang baru saja merusak sepatu milik majikannya.
“Kau hanya akan diam saja?”
“A-bukan begitu kak, aku tahu aku salah. Jadi aku hanya sedang merenungkan kesalahanku” ucap Artemis
“Selain pecundang yang menyedihkan kau ternyata cukup bodoh ya”
“Aku tidak bodoh tahu!” balas Artemis
Noel menyentil dahi Artemis kencang. Akh!!
“Aku tidak memintamu untuk merenungkan kesalahan bodoh!”
“La-lantas?”
Noel mendecak pelan, “Berjanjilah kau tidak akan jadi pecundang lagi”
Percakapan yang menegangkan itu berangsur hilang dalam kediamanan satu sama lain. Hingga sebuah ketukan pintu beberapa kali mengalihkan atensi keduanya, Noel kemudian bangkit dari duduknya untuk membuka pintu. Menerka siapa yang datang ke kamar sewanya siang hari ini. Dan begitu pintu terbuka sebuah sapaan riang menghampiri rungunya.
“Hei beruang kutub! Kudengar kamu sakit!”
Mau apa lagi perempuan ini?!
Stellar segera masuk dan meletakkan bingkisan yang dibawanya di meja makan. Mengeluarkan sebuah tabung termos dan kotak makanan, “Katanya sakit, tapi kamu sehat-sehat saja tuh” Stellar berujar sambil berjalan ke dapur. Lalu kembali membawa dua mangkuk dan alat makan. Membuka tutup termos itu dan menuangkannya pada dua mangkuk, aroma hangat sup labu kuning membuat Artemis semakin mendekat.
“Bukan aku yang sakit, tapi bocah ini” jawab Noel sambil ikut mendekat
Stellar menatap Artemis dari ujung kepala hingga kaki.
“Oh… ternyata anak anjingmu” jawabnya sedikit bergumam
“Lalu ada apa kemari? Bertamu tiba-tiba, menginvasi dapurku, menggunakan barangku seenaknya” tanya Noel
“Hei aku sudah baik hati lho datang kemari membawakan makanan untukmu, tidak ada terima kasih atau apa?” ujar Stellar
“Kakak baik sekali! Terima kasih kak!” ucapan Noel terpotong oleh Artemis
Artemis segera menarik kursi dan duduk disana, mengambil mangkuk berisi sup labu kuning dan mulai menyendoknya, sedikit curiga Noel ikut bergabung. Tentu saja hal itu membuat Stellar tersenyum senang, dia juga membuka kotak makanan yang dibawanya aroma daging menguar “Aku juga bawa tumis daging” ucapnya. Hal itu segera saja diserbu oleh Artemis dengan wajah gembira. Noel yang melihatnya perlahan mulai menyendok sup itu dan cukup takjub dengan rasanya.
“Bagaimana?” tanya Stellar
“Lumayan? Apa ini dari cafe” ujar Noel
“Iya, tapi aku yang membuatnya lho”
Seketika sendok yang dipegang Noel terjatuh di meja.
“Di-dibantu sama staf dapur kok” terang Stellar
Memang benar rasa sup labu kuning itu tidak terlalu buruk, hanya terlalu banyak bawang bombay yang digunakan. Tapi masih bisa untuk dinikmati, “Wuah! Kenyang!” suara Artemis menginterupsi keheningan ruang makan. Wajahnya nampak sangat berseri sekali, “Enak?” tanya Stellar yang langsung dijawab dengan anggukan cepat. Noel masih sibuk dengan mangkuk supnya, bahkan tumis daging itu telah tandas. Hingga tidak lama Artemis bangkit dari tempat duduknya dan berjalan tertatih dengan cepat menuju toilet. Tidak lama dia telah keluar dan baru akan kembali duduk Artemis sudah berjalan kembali ke toilet. Noel menatap tajam Stellar, “Katakan bagaimana kau memasaknya” pintanya tajam. Sambil terkekeh canggung Stellar menjelaskan.
...69Please respect copyright.PENANAADVlgN7aSB
...69Please respect copyright.PENANARLOTA6yiGZ
...69Please respect copyright.PENANA3HNg1pclF6
...69Please respect copyright.PENANAQNbRXwI3dN
...69Please respect copyright.PENANAI9nsXcBT2P
“UNTUK APA KAU MARINASI DAGINGNYA?!!” seru Noel
ns 15.158.61.20da2