Keringat mulai bercucuran mengalir dari pori-pori tubuhku, aku mulai merasa sangat gerah dan ingin sekali aku melepas semua seragam putih abu-abu yang roknya sudah tersingkap memperlihatkan pahaku.
Nafasku mulai tak beraturan dan kedua kakiku gemeteran karena berusaha menahan gatal di vaginaku. Ingin sekali aku mengangkangkan kedua kakiku lalu menggaruk dan mengobok-obok vaginaku sendiri.
Tapi aku masih enggan melakukannya di hadapan lima belas laki-laki yang tidak kukenal, meski nafsuku sendiri sudah sangat ingin dipuaskan.
"Kayaknya obatnya udah mulai bekerja," ujar seorang pemuda yang barusan mencekoki miras padaku.
Obat? Ah... Apakah obat yang mereka berikan sama persis dengan yang Pak Burhan berikan padaku waktu itu?
"Obat yang bisa bikin cewek jadi gila itu bos? Emang masih ada ya?"
"Ada dong, hahaha..." Ucap pemuda itu lagi menjawab salah satu anak buahnya.
Kemudian pemuda itu berjalan mendekatiku dan memaksaku untuk mengangkang seperti posisi semula. Lalu tangannya diarahkan menuju vaginaku dan memasukkan jari tengahnya kedalam vaginaku yang sudah sangat basah.
"Aahhhh..."
Aku mendesah panjang saat jari pemuda itu masuk kedalam vaginaku dan mulai mengocoknya pelan sehingga membuat cairan vaginaku sedikit terciprat keluar.
"Hahaha... Memek lu udah becek banget nih minta di gilir rame-rame," ucap pemuda itu.
Lalu kulihat juga beberapa pria yang tadi sibuk minum miras mulai berdatangan menghampiriku kemudian memegangi kedua tanganku dan kakiku sehingga aku semakin mengangkang lebar.
Kemudian mereka mengangkat tubuhku hingga aku dalam posisi berdiri, namun tanganku yang dipegang erat oleh mereka tak memberikan perlawanan sama sekali.
"Ahhh... Mass... Enakk.... Ahh..."
Aku semakin mendesah saat tangan pemuda itu semakin mempercepat sodokannya di vaginaku.
Bahkan kali ini aku berdiri di tengah-tengah mereka yang mengerubungiku. Tangan kasar mereka seakan berebut menjamah vaginaku yang semakin becek.
"Hahaha...."
Tawa mereka semua saat melihatku dilecehkan namun menikmati tangan mereka yang bermain di vaginaku.
Tubuhku tiba-tiba mengejang hebat, meliuk-liuk tak beraturan. Lalu tangan mereka semakin kemana-mana, menjelajah ke bagian kedua payudaraku dan mereka remas-remas dengan leluasa. Sehingga membuat vaginaku mulai kedutan dan bersiap mengeluarkan isinya.
Seeerrr... Cuuurrr...
Akhirnya aku mengalami orgasme, cairan bening dari vaginaku menyembur dahsyat lalu mengalir membasahi paha dan kaus kakiku.
"Muncrat cok..."
"Dasar memek jalang, akhwat lonte..."
"Hahaha..."
Mereka semua bersorak merendahkanku, sedangkan aku sendiri masih berusaha mengatur nafasku yang masih terengah-engah karena gelombang orgasme yang terasa begitu nikmat.
Setelah puas membuat vaginaku muncrat cukup banyak, mereka menyeret tubuhku dan diposisikan menungging di atas meja.
Tubuhku ditidurkan tengkurap diatas meja, sedangkan pantatku, menggelantung menungging kebawah berpijak pada kedua kakiku yang memang sengaja kulebarkan.
Posisiku saat ini sudah sangat siap untuk disetubuhi. Tubuhku sudah tersaji sempurna menungging diatas meja dan mereka kapanpun bisa menyetubuhiku.
Plak... Plak... Plak...
Mereka menampar pantatku yang sudah terbuka karena rok abu-abuku yang sudah mereka singkap setinggi pinggangku. Namun entah kenapa nafsuku kembali naik setelah diperlakukan seperti ini.
"Sekarang waktunya hidangan utama nihh," ucap pemuda yang menjadi bos mereka.
"Asiikk... Hahaha..."
"Akhirnya bisa nyicipin memek ukhti-ukhti hahaha..."
Mereka kembali bersorak kegirangan karena sebentar lagi mereka akan bebas menyetubuhiku.
"Antri ya gaess, setiap orang bebas nusuk sampe ngecrot, tapi gw pertama hehehe..." Ucap pemuda itu yang sudah berada di belakangku.
Aku menengok ke arah belakang dan para anggota gang motor itu sudah membuat antrian panjang mengular dibelakangku.
Bahkan kali ini pemuda yang berada tepat di belakangku sudah melepas celananya sehingga kontolnya yang sudah sangat tegang itu ia tempelkan di lubang vaginaku.
"Nungging lu," ucap pemuda itu.
Aku lalu menunggingkan pantatku, kemudian tangannya kembali meraba vaginaku dari belakang.
Plak...
Plak...
Plak...
Ia menampar pantatku yang sekal dengan kasar, namun hal itu malah membuatku semakin menunggingkan pantatku.
"Aahhh..."
Aku kembali mendesah saat tangan pemuda itu kembali mengocok vaginaku, namun vaginaku kembali mengeluarkan cairan bening yang muncrat sedikit demi sedikit.
"Memek jalang dikocok bentar aja udah muncrat lagi hahaha..."
"Udah bos, kita gangbang bareng-bareng aja," ujar salah satu anggota geng motor yang berada di belakang.
"Enak aja... Gini aja deh, gw duluan setelah gw puas terserah mau kalian apakan akhwat lonte ini, gimana?..."
"Setuju..."
"Hahaha..."
Ah aku akan kena gangbang lagi, tapi ini lima belas orang, biasanya paling mentok empat orang tidak lebih.
Namun sesaat kemudian kurasakan kontol pemuda itu sudah ia gesek-gesekkan ke lubang vaginaku yang sedah tidak perawan ini sehingga membuatku semakin mendesah.
Slep...
"Aaahhh... Mass... Pelan-pelan yahh... Mmhh..."
Aku mulai mendesah panjang saat kontol panjang pemuda itu berhasil masuk sepenuhnya kedalam vaginaku dengan sekali hentakan saja.
Lalu ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur menyetubuhi vaginaku yang sudah basah.
"Ahh... Ternyata memek lu masih sempit aja kayak masih perawan, enak banget..."
Pemuda yang merupakan bos geng motor itu memujiku, kurasakan batang kontolnya terus mengoyak vaginaku, memberikan gesekan-gesekan yang terasa nikmat.
Pemuda itu terus menyetubuhiku, semakin lama genjotannya semakin terasa cepat di vaginaku. Rasanya ujung kontolnya sudah menyentuh dinding rahimku.
Kemudian ia menarik tubuhku, sehingga posisiku sedang menungging dengan kedua tanganku bertumpu pada meja di depanku.
Aku semakin keenakan ketika kedua tangannya sudah meraih payudaraku lalu ia meremasnya dengan kasar sehingga membuat baju seragamku semakin acak-acakan.
"Toket lu enak juga, gede terus kenyal-kenyal hehe..." Bisik bos geng motor itu padaku.
"Aahh.. Oohh.. Iyaa mass.. Ahh..."
Ia semakin mempercepat genjotan kontolnya di vaginaku, kali ini aku ikut menggoyangkan tubuhku maju mundur seirama dengannya.
Lima menit berlalu, dan si bos geng motor itu masih menghajar vaginaku dengan cepat dalam posisi doggy style. Ia juga semakin gemas meremas kedua payudaraku.
"Aarrgghhh..."
Tiba-tiba saja bos geng motor itu mengerang hebat sambil membenamkan kontolnya yang perkasa semakin dalam di lubang vaginaku.
Kurasakan sebanyak lima kali kontolnya menyemburkan sperma hangat yang langsung memenuhi rahimku.
Kemudian bos geng motor itu mencabut kontolnya dari dalam vaginaku, kurasakan spermanya merembes mengalir membasahi pangkal pahaku.
"Sekarang giliran kalian, bebas mau kalian apain."
"Aseeekkk..." Jawab seluruh anak buahnya.
Aku membalikkan tubuhku, kulihat mereka semua yang tersisa empat belas orang sudah melepaskan semua pakaian mereka. Kontol mereka yang sudah tegang sudah siap akan menyetubuhiku secara bersamaan.
"Mbak, lepasin dulu dong seragamnya," ujar salah satu dari mereka yang memiliki tubuh kekar seperti atlet.
Aku menelan ludahku sendiri melihat tubuh kekarnya, sebagai wanita normal aku sungguh terkesima dengan badanya yang atletis.
Namun ditengah lamunanku memandangi tubuh pria yang terlihat gagah itu, seorang pria berbadan kurus tiba-tiba saja memelukku dari belakang dan langsung meremas kedua payudaraku dengan gemas.
"Aahh... Mhh..."
Aku kembali mendesah saat tangan kasar pria kurus itu meremas kedua payudaraku dari belakang.
"Udahlah kita copotin aja sendiri."
Tak lama kemudian seorang pria datang dan langsung melumat bibirku dari depan, ia juga mulai melepas satu persatu kancing bajuku.
Kini posisiku sedang berdiri dengan diapit oleh dua orang pria yang sudah telanjang di depan dan belakangku.
Karena aku tak melakukan perlawanan sama sekali, ia dengan mudahnya melepas baju putih dan rok abu-abu yang kupakai.
"Aahh... Sshhh... Mass... Mhhh..."
Setelah berhasil melepas semua seragam sekolahku, ia lalu meremas dan menyedot kedua payudaraku secara bergantian. Sedangkan pria di belakangku kali ini mengocok vaginaku menggunakan tangannya dan sesekali lidah pria itu bermain di pundak dan leherku dengan jilbab yang sudah ia singkap.
"Wiihhh... Mulus juga tubuh lu mbak..."
"Toketnya gede bro..."
"Montok banget cok..."
Kulirik mereka yang memandangiku dengan tatapan kagum saat melihat keindahan tubuhku.
Sehingga pria bertubuh atletis yang sebelumnya memintaku untuk melepas seragamku, ikut menyedot putingku bersama temannya. Sehingga saat ini aku sedang menyusui dua orang pria sekaligus.
"Nama kamu siapa mbak?" Tanya pria yang kini berada di belakangku mengelus-elus vaginaku menggunakan tangannya.
"Mhh.. Aahh... Widya mass... Ahh... Nama sayahh Widyaa..."
"Nama yang cantik kayak orangnya hehehe..."
"Akhhh... Ohhh... Masss... Ahhh..."
Setelah menanyakan namaku, ia kembali mengocok vaginaku dengan cepat sehingga membuat tubuhku meliuk-liuk tak beraturan karena rangsangan tiga orang pria di kedua payudaraku dan vaginaku.
Kemudian kulihat kali ini datang lagi dua orang pria yang langsung mendekat ke sebelah kanan dan kiriku. Mereka berdua mulai berebut untuk menjamah dan mengobok-obok vaginaku, bahkan dua pria yang sedang nyusu di depanku ikut melakukan hal yang sama.
Namun setelahnya mereka malah menggerayangi pantatku mencari lubang anusku dan mulai memasukkan jari mereka kedalam lubang anusku.
"Aaahh... Maasshh... Oohh... Mhhh..."
Desahanku semakin lantang menikmati rangsangan demi rangsangan mereka di area sensitifku.
"Cok, merdu banget suara lu..."
"Iya coy, udah ah ikutan yuk..."
"Bodo amat lah, kita rame-rame aja sekalian..."
Mendengar desahanku yang lantang dan merdu, membuat mereka yang masih tersisa mulai ikut mengerubungiku.
"Enak banget ya mbak? Sampe mendesah gitu..." Tanya salah satu dari mereka yang entah siapa.
"Aahhh... Iyaaahh... Enggghhh... Aaku keluar... Maaassshh... Ahh..."
Tubuhku langsung menegang dan menggeliat tak karuan namun terlihat begitu erotis karena berada di tengah-tengah kerumunan banyak pria.
"Ahhh... Aahh... Keluaarr..."
Aku kembali mendesah sambil kedua tanganku yang terbuka lebar mencengkeram tangan pria yang berada di kanan dan kiriku.
Seerrr... Cuurrr...
Akupun keluar dengan terkencing-kencing di tengah kerumunan mereka. Cairan vaginaku muncrat cukup banyak menyembur kemana-mana hingga membuat mereka berhenti memberikan rangsangan pada tubuhku.
Tubuhku rasanya lemas akibat gelombang orgasme yang begitu nikmat. Mungkin karena aku sedang berada di antara belasan pria yang mengerubungiku sehingga membuat orgasmeku kali ini terasa lebih nikmat dari sebelum-sebelumnya.
Kudengar samar-samar dari ruangan ini suara adzan pertanda waktunya shalat maghrib. Tak terasa ternyata hari sudah mulai gelap, sedangkan aku masih harus melayani mereka semua entah sampai kapan.
ns 18.68.41.141da2