Mereka yang berada di dalam mobil masih terus menggerayangi tubuhku, tapi mereka tidak berani melakukan lebih dari ini, karena nantinya akulah yang akan menjadi bahan taruhan mereka. Sehingga mau tidak mau mereka juga harus menjagaku supaya penampilanku tetap rapi dan wangi.
Hingga akhirnya mereka menghentikan tangan mereka masing-masing dan lebih memilih untuk menikmati perjalanan sambil beristirahat.
Setelah sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya kami semua sudah berada di pinggiran kota yang nampak sepi.
Meski begitu, aku melihat jauh kedepan ada banyak kerumunan di pinggir jalan yang lebar dan sepi ini.
"Mas, emang balapannya di sini ya?" Tanyaku pada mereka.
"Betul, dan nanti lu akan jadi pusat perhatian mereka."
"Hahaha..."
"Kayaknya geng kita bakal makin disegani cok."
"Iyalah, mereka pasti gak akan nyangka kita akan membawa bidadari surga buat taruhan nanti."
"Hahaha..."
Tawa mereka semakin ramai di dalam mobil ini sehingga semakin berisik saja. Tak lama kemudian mobil jeep yang kami kendarai berhenti di tepi jalan yang cukup luas.
Kulihat dari dalam mobil, banyak pasang mata memandangi kedatangan kami. Mereka semua adalah pemuda pemudi yang mungkin akan melihat pertarungan antara dua orang pembalap yang berjuang mempertaruhkan harga diri mereka di jalan ini.
"Yuk keluar..."
"Sebentar mas..."
Saat mereka memintaku keluar, aku sempat mengambil sebotol parfum di tas selempangku lalu menyemprotkannya ke seluruh tubuhku. Setelah itu aku menaruh tasku di dasbor mobil lalu turun dari mobil jeep ini
Dan benar saja, saat aku turun dari mobil, perhatian semua orang tertuju padaku. Kulihat mereka semua tampak kagum dengan apa yang mereka lihat.
Bahkan ada banyak juga perempuan yang memandangku, penampilan mereka semua sangat modis dan seksi dengan memperlihatkan paha putih mulus dan belahan payudara mereka.
Semua perempuan yang ada di tempat ini berpenampilan terbuka, sangat berbeda denganku yang memakai gamis lebar dan hijab lebar menutupi tubuhku.
Bahkan beberapa perempuan terlihat menegur pasangan mereka saat melihat kearahku. Sesaat kemudian David berjalan mendekatiku setelah ia memarkirkan motornya.
"Sayang, ikut gw sekarang..." Ucap David yang dengan beraninya memanggilku seperti itu.
Namun aku hanya diam dan menurutinya, bahkan kini aku dengan kesadaran penuh berjalan di sebelah David sambil menggandeng tangannya yang ia masukkan kedalam saku celananya layaknya sepasang kekasih.
Kurasakan saat berjalan, kedua payudaraku bergerak bebas dan liar meskipun masih tertutup oleh kain hijab lebar yang agak tebal.
Kami berdua berjalan mendekati kerumunan yang menghalangi jalan yang lebar ini. Namun mereka semua mulai menjauh seakan memberikan jalan bagi kami berdua.
Secara samar-samar terdengar suara bisikan dari mereka yang sepertinya membicarakanku, atau membicarakan tentang kami berdua yang masih terus berjalan.
"Anggap saja seorang raja dan ratu sedang berjalan ditengah ratusan rakyatnya," ucap David pelan.
"I-iya mas.."
Apa yang diucapkan David memang benar, bahkan kini mereka semua telah memberikan jalan untuk kami.
"Wohoho... David... Akhirnya datang juga lu, hahaha..."
"Hahaha..."
Seseorang menyambut kedatangan David yang tangannya masih ia masukkan kedalam saku celananya. Kemudian disambut dengan tawa oleh semua pria yang berada di belakang orang itu.
"Nathan... Gw udah datang jauh-jauh buat nerima tantanganmu. Sekarang, dimana taruhan yang kalian janjikan pada geng kami?..." Ucap David sambil melepas tanganku lalu ia berjalan dua langkah di depanku.
Aku begitu terpana saat David membalas sambutan seseorang yang ternyata bernama Nathan itu. David terlihat sangat percaya diri dan tentunya sangat berwibawa. Hingga membuatku seketika membayangkan wanita mana yang tidak tergila-gila dengan David.
"Taruhan? Lu bercanda? David, gw udah siapin taruhan gw, tapi gw gak lihat apapun yang bisa lu gunain buat taruhan!..."
Setelah seorang pria yang bernama Nathan itu bersuara, dari arah belakangnya kulihat seorang wanita seksi berkulit sedikit lebih gelap dariku, dengan pakaiannya yang sangat feminim berjalan kedepan dengan membawa sebuah box berisi uang yang sangat banyak dan beberapa miras didalamnya.
Aku merasa heran dan berusaha berfikir keras, aku baru menyadarinya sekarang. Darimana mereka mendapatkan uang sebanyak itu, lalu beberapa miras yang botolnya terlihat mewah itu. Lalu sebuah mobil van dengan deretan motor sport mewah dibelakang pria bernama Nathan itu.
Tak hanya itu, sebuah garasi di markas Joker Army yang didalamnya terdapat lima motor sport mewah, lengkap dengan helm full face dan peralatan bengkel yang begitu lengkap. Ditambah lagi mobil jeep yang saat itu kulihat di dalamnya juga cukup mewah dan bisa menampung sampai enam orang.
"Hahaha..."
Lamunanku seketika hilang saat mendengar tawa David yang saat itu sudah berbalik mendekatiku. Bahkan kini meski ada puluhan atau bahkan ratusan pasang mata yang memenuhi jalan ini, terdiam sejak kedatangan geng Joker Army ke tempat ini.
David berjalan mendekatiku, berjalan mengelilingiku sekitar satu kali lalu berhenti tepat di belakangku. Kulihat juga pria yang bernama Nathan itu masih terus memandangi David dengan dahinya yang mengkerut seakan heran dengan apa yang dilakukan David.
"Aaahh..."
Aku mendesah saat tiba-tiba saja kedua tangan David memelukku dari belakang lalu dengan sigap langsung meremas kedua payudaraku dengan gemas.
Tangan David bahkan sudah menarik rok gamisku yang lebar lalu memasukkan tangannya kedalam rok gamisku lalu mengocok vaginaku dengan cepat.
"Aakkhh... Massshh... Aahh... Malu dilihat banyak orang maaassshh... Aahh..."
Aku semakin meliuk-liukkan tubuhku tak karuan, rasanya semakin nikmat diperlakukan seperti ini di depan puluhan bahkan ratusan pasang mata melihatku.
Namun aku semakin melebarkan kedua kakiku sehingga membuat David lebih leluasa mengocok vaginaku, meskipun rok gamisku yang lebar masih menjuntai kebawah menutupi bagian pahaku.
"Kamu sudah siap jadi taruhan sayang?" Tanya David agak keras, sehingga sudah pasti Nathan ikut mendengar apa yang ia katakan.
"Aaahhh... Iyaaa mass... Ahh... Saya siap kok... Mhhh..."
Kemudian David menarik tangannya dan memperlihatkan tangannya yang sudah sangat basah oleh cairan vaginaku kepada Nathan yang kini memandangku dengan tatapan seakan tak percaya.
Lalu ia mengarahkan tangannya yang basah itu ke mulutku, aku langsung menjilati dan mengulum tangan David yang basah oleh cairan vaginaku sendiri. Bahkan setelah itu aku mengelap tangan David menggunakan ujung kain hijabku sampai benar-benar kering.
Kini aku merasa sangat rendah dan hina, dengan mudahnya aku membiarkan seseorang melecehkanku bahkan mengocok vaginaku di depan puluhan bahkan ratusan orang.
Ditambah lagi penampilanku yang memakai gamis lebar dan hijab panjang. Namun aku malah menikmati diperlakukan seperti itu oleh David.
"Ahh..."
Kini tangan David kembali meremas kedua payudaraku, sementara aku mendesah sambil memasang ekspresi manja dan binal kearah pria yang bernama Nathan itu. Sehingga membuat pria itu gelagapan menelan ludahnya sendiri.
"Gimana? Lu lihat sendiri? Gw jauh-jauh datang kesini tanpa tangan kosong," ucap David masih terus meremas payudaraku, ia seakan mengisyaratkan bahwa akulah yang akan ia berikan jika geng The Falcon bisa memenangkan balapan ini.
"Jancok, David bangsat... Dari mana lu dapat akhwat lonte itu hah?... Gw juga pengen nyicipin memek bidadari surga kayak gini..."
"Aakkhhh... Maaasss...."
Aku seketika terkejut dan berteriak lalu menghambur ke belakang David saat tiba-tiba saja dengan kurang ajar tangan bos geng The Falcon itu berusaha meraihku.
Namun dengan sigap David memegang pergelangan tangan Nathan dengan keras sehingga aku masih bisa selamat dengan bersembunyi di belakang tubuh David. Aku tak peduli lagi jika semua orang di tempat ini memandangku sangat rendah dan hina.
"Dengerin lu brengsek... Lu dan anggota geng bajingan lu baru bisa nikmatin tubuh bidadari surga itu kalo kalian menang balapan, dan itupun lu harus sepakat buat nikmatin tubuhnya selama semalam... Ingat! Cuma semalam! Ngerti lu?"
Buk...
Bruk...
Seketika David langsung melayangkan tinjuan keras yang langsung membuat pria itu terkapar di aspal, lalu beberapa anak buahnya berusaha membantunya berdiri.
Sekarang aku mengerti kenapa meski masih muda, David dipilih menjadi ketua geng motor Joker Army, memang ternyata tinjuannya sangat kuat.
"Kamu gapapa sayang?" Tanya David sambil membelai kepalaku lembut dari luar hijabku.
"Sa-saya gapapa kok mas... Ta-tapi... Tapi nanti kalo Mas Reza kalah gimana?"
Setelah kejadian yang tiba-tiba itu seketika sisi liar dan binal dari dalam diriku hilang, berganti menjadi seorang wanita lemah yang selalu ingin dilindungi.
"Udah yuk, kita kesana..."
Akupun kembali ke rombongan geng kami, namun saat ini David nampak lebih perhatian padaku. Dengan lembut ia merangkulkan tangannya di pinggangku, sementara aku hanya menundukkan kepalaku dan masih terus berjalan, meski dengan biadabnya ia menjadikanku sebagai bahan taruhan.
Mulai terdengar bisikan-bisikan yang merendahkanku dari semua orang yang hadir di tempat ini. Namun aku masih terus melangkah mengabaikan bisikan-bisikan mereka. Hancur sudah harga diriku saat ini, mereka semua sudah mengetahui jika aku dengan suka rela bersedia menjadi bahan taruhan mereka.
Sesampainya di rombongan Joker Army, aku langsung mencari keberadaan Reza yang saat itu dibantu oleh rekan-rekannya untuk memeriksa motor sport yang akan ia kendarai.
Namun saat itu juga Reza sudah berdiri, ketika melihatku yang menghampirinya, ia langsung menghambur ke arahku lalu memelukku.
"Mpphhh..."
Reza langsung melumat bibirku dengan kedua tangannya meremas pantatku dengan gemas, aku melingkarkan kedua tanganku di lehernya lalu membalas lumatannya.
Hal itu malah membuat anggota geng yang lain mulai mendekati kami yang sedang berciuman, lalu mereka mulai menjamah dan menggerayangi sekujur tubuhku.
Aku seketika membelalakkan kedua mataku, karena mengingat mereka melakukannya di tempat umum dengan ratusan pasang mata memperhatikan aksi cabul kami.
"Mpphhh... Mmpphhaaahh... Maasshh... Aahh... Jangan disini, nanti ajaahh masshh..."
Aku menggerakkan tubuhku kesana kemari karena rangsangan mereka di sekujur tubuhku, entah kenapa seluruh tubuhku semakin sensitif malam ini, apa karena aku belum sempat orgasme saat David mengocok vaginaku di depan bos geng The Falcon.
"Hahaha..."
"Hahaha..."
Tawa mereka semakin keras lalu akhirnya mereka melepaskanku dan hanya Reza yang masih mendekap tubuhku dengan kedua tangannya memegang pinggangku.
"Mas, jangan biarin mereka menang, Mas Reza harus bisa kalahin mereka yaa..."
Kini lebih terlihat seperti anak kecil yang meminta sesuatu pada kakaknya, kulihat Reza tersenyum penuh nafsu saat kedua wajah kami begitu dekat.
Mengerti dengan apa yang ia pikirkan, dengan binalnya aku menyingkap hijab lebarku ke pundakku lalu membuka resleting gamisku sampai bagian bawah payudaraku yang kebetulan resleting gamisku berada di depan.
"Aahh..."
Aku mendesah manja saat kedua tangan Reza menyelinap masuk meremas kedua payudaraku. Lalu ia semakin membuka belahan gamisku di bagian resletingnya hingga membuat payudaraku yang montok dan sekal langsung menyembul keluar.
Dengan gemas Reza kembali meremas kedua payudaraku yang sudah menyembul seluruhnya. Sesaat kemudian ia sedikit membungkukkan tubuhnya lalu menjilati dan menyedot kedua putingku secara bergantian.
Aku tak peduli lagi saat semua pasang mata melihat pemandangan yang sama sekali tidak mereka duga. Dimana seorang akhwat dengan gamis lebar dan hijabnya yang panjang, rela memberikan tubuhnya untuk para geng motor, bahkan kini membiarkan salah satu anggota geng motor itu menyedot payudaraku yang terbuka seutuhnya dengan lahap di tengah kerumunan banyak orang.
"Ahh... Mas Rezaa... Nyusu yang banyak ya mass... Biar bisa menang balapan, ahhh..."
ns 15.158.61.8da2