Kulihat ekspresi wajah pemuda yang menjadi bos geng motor itu merem melek penuh keenakan. Desisan kecil terdengar dari mulutnya saat kumainkan garis pembuangan kencingnya dengan lidahku.
Kepalaku masih bergerak maju mundur, lalu kedua tanganku yang sebelumnya mengocok kontol anak buahnya yang lain, beralih memegang dan memainkan buah zakarnya.
Saat aku mendongakkan kepalaku untuk menyedot dan mengulum buah zakarnya, ternyata pemuda yang menjadi bos geng motor Joker Army ternyata cukup tampan.
Meski di tubuhnya dipenuhi tato dan aroma yang menyengat di kontolnya, aku mulai terkesima dengan ketampanan pemuda itu dengan penampilan rambutnya yang selalu klimis.
Melihat servis yang kuberikan pada bos Joker Army, anggota geng motor yang tadinya melingkar di sekelilingku, kini mulai mendekat.
Kini dihadapanku ada belasan lelaki sedang memperlihatkan kontol mereka dengan berbagai bentuk dan ukuran. Sebagian sengaja menampar-nampar kontolnya ke pipiku, sebagian lainnya mendorong-dorong batang penisnya ke bibir, hidung, dan mataku.
Aku kemudian memilih secara acak kontol mana yang akan kuservis dengan mulutku. Sisanya kucoba kupuaskan dengan kocokan kedua tanganku.
Kulahap sebuah kontol yang sedari tadi ditampar-tamparkan ke pipiku, dan kukulum sebisaku. Sedangkan kedua tanganku bergantian mengocok kontol-kontol yang mengerubungiku.
Lalu aku memilih kontol lain masuk ke dalam mulutku. Sebisa mungkin aku berusaha adil, kulayani mereka semua tanpa pilih-pilih.
Aku tanpa sadar semakin bersemangat mengocok dan mengulum kontol-kontol anggota gang motor itu. Gerakanku semakin cepat, serta mulutku semakin liar.
"Hahaha... Emang nikmat bener nih sepongan ukhti yang masih sekolah, ahh..." Ucap pria yang kali ini mendapat giliran servis dari mulutku.
"Iya cok, beda sama lonte-lonte jalanan hahaha..."
"Ayo sepong semua kontol-kontol ini lonte, hahaha..."
"I...Iya mas..."
Aku semakin mempercepat menjilati kontol-kontol mereka secara bergantian tanpa rasa jijik sama sekali. Padahal kontol mereka sebelumnya sudah masuk kedalam lubang anusku, bahkan hampir semua berwarna hitam dan pesing. Namun aku begitu bersemangat memasukkan belasan kontol itu kedalam mulutku sendiri.
“Mpphh.. Cup... Ssshhhh.. Mmpphhhh”, suara mulutku begitu berisik karena sibuk mengulum dan menciumi kepala kontol mereka.
“Jancok gak tahan gw pengen entot lagi nih ukhti jalang”, kata si bos yang tiba-tiba mengangkat tubuhku keatas meja dan ia tidurkan diatasnya.
Kakiku kemudian dibentangkan lebar mengangkang olehnya. Vaginaku sedari tadi sudah ingin dimasuki sebatang kontol lagi. Kulihat kontol pemuda berambut klimis itu sudah mengacung tegak sempurna.
Lalu diludahinya vaginaku dengan liur yang begitu kental sebelum akhirnya ia menusukkan kembali batang kontolnya ke dalam vaginaku.
"Aahhh... Masshh... Pelan-pelan mass..."
Kemudian lelaki berambut klimis itu mulai menyetubuhiku dengan perkasa. Gerakan sodokannya begitu mantab, membuatku mulutku tak bisa berhenti mendesah.
"Ahh... Mass... Oohhh... Jangan terlalu malam ya masshh... Ahh... Besok saya harus masuk sekolahh... Mhhh..."
Aku terus mendesah dan bertanya kapan ini akan berakhir kepada bos geng motor itu, karena aku takut jika mereka akan terus menjadikanku piala bergilir sepanjang malam.
"Ahh... Setelah satu ronde ini gw akan ngantar kamu pulang sayang..."
"Ahh... Iyaahh... Mass... Ahh..."
"David, nama gw David..." Ucap pemuda itu yang ternyata bernama David.
Kemudian ia menghentikan genjotannya di vaginaku lalu ia menarik tubuhku hingga aku duduk di meja dengan kaki mengangkang lalu kedua tanganku bertumpu di belakangku.
"Setelah gw izinin kamu pulang, mereka gak akan berani ngelawan gw, karena gw adalah bos mereka," ucapnya lalu mendekatkan wajahnya dan langsung melumat bibirku.
Kedua tangannya lalu meremas kedua payudaraku dengan gemas, sementara tanganku kini melingkar di lehernya dan kakiku melingkar di pinggangnya.
Kemudian bos geng motor yang bernama David itu kembali menaruh tubuhku terlentang di atas meja lalu ia semakin mempercepat sodokan kontolnya di vaginaku.
Tak lama kemudian pria-pria yang lain ikut mendekat dan mulai mengerubungiku kembali.
Membiarkan bos mereka menyodok vaginaku, tangan-tangan mereka berebut untuk bisa meremas payudaraku, bahkan kali ini kedua tanganku mengocok kontol-kontol mereka yang mengerubungiku.
"Aahh... Aahh..."
Aku semakin mendesah keras, namun suaraku yang merdu malah membuat nafsu mereka semakin memuncak. Mereka saling berebut tanganku untuk mengocok kontol mereka. Hingga aku dibuat kewalahan karena harus berusaha adil mengocok kontol mereka bergantian.
Aku semakin menggeliat kegelian merasakan rangsangan demi rangsangan dari belasan pria yang mengerubungiku.
“Aarrrggghh cok gw mau keluaarr," ujar bos geng motor itu tiba-tiba.
Aku tidak bisa fokus menikmati sodokannya, meski terasa nikmat dibawah sana. Tetapi kepalaku sudah terlalu sibuk untuk menyepong beberapa kontol yang disodorkan ke mulutku. Hingga aku tidak sadar genjotan David semakin cepat menghajar lubang vaginaku.
“Ouhhhh.. Hmmphh..." Desahku terhenti karena disumpal kontol anggota lainnya.
Hingga akhirnya bos geng motor itu mendorong kontolnya masuk semakin dalam di lubang vaginaku. Spermanya langsung menyembur memenuhi rahimku.
Setelah ia mencabut kontolnya, kedua kakiku masih kubuka lebar, membiarkan mereka mulai menyetubuhiku lagi secara bergantian.
"Saya masukin ya dek..." Ucap lelaki yang sempat kulihat memiliki tubuh tegap dan atletis.
"Aahh... Iyaaa Mass..." Ucapku dengan senyum manis yang kuberikan pada lelaki bertubuh atletis itu.
"Ahhhh... Mppphhh..."
Dengan sekali dorongan keras, kontol lelaki itu berhasil masuk sepenuhnya kedalam vaginaku, namun lagi-lagi mulutku di sumpal oleh kontol yang mereka sodorkan ke wajahku.
Kurasakan tubuhku semakin basah karena keringat yang terus mengucur dari pori-pori di tubuhku. Hingga beberapa saat kemudian lelaki berbadan atletis itu menghentakkan kontolnya masuk semakin dalam di lubang vaginaku.
Tubuhku pun ikut bergetar, merasakan semburan sperma lelaki itu yang langsung memenuhi rahimku. Kembali rahimku harus menjadi tempat pembuangan sperma bagi mereka.
Kurasakan sperma lelaki berbadan atletis tadi mulai tumpah karena rahimku tidak sanggup menampung banyaknya sperma yang ia keluarkan ke dalam vaginaku.
Tapi itu hanya sebentar saja, karena batang kontol yang lain mulai menyetubuhiku kembali. Kali ini seorang lelaki bertubuh kurus namun memiliki ukuran kelamin yang besar dan panjang.
“Aahhh.. enak... Sssshhh...” Aku semakin mendesah memuji sodokan kontolnya di dalam vaginaku.
Ia terlihat tersenyum sebentar, lalu kembali menyetubuhiku tanpa ragu bersama teman-temannya. Kakiku semakin kulebarkan, mempersilakan kontol besar dan panjang itu menikmati wahana jepitan vaginaku.
"Aahh... Oouuhhh.. Mpphhh..."
Ia pun semakin bersemangat menyetubuhiku, saat melihat wanita yang sedang disetubuhinya juga sedang mengulum kontol kawan-kawannya secara bergantian.
“Arrrgghhh..." tiba-tiba lelaki kurus itu mengejang dan mengerang hebat.
Kurasakan kontolnya di dorong mentok ke dalam rahimku, Sebelum akhirnya ia keluarkan seluruh isinya ke dalam rahimku. Rasanya lebih hangat, kental, dan lengket daripada sperma sebelumnya.
Terlihat lelaki itu begitu puas sambil mencabut kontolnya, lalu memandangiku yang masih dikerjai oleh teman-temannya.
Kulihat ia berjalan ke sampingku lalu membersihkan sisa spermanya dengan mengusapkan ke jilbabku. Aku biarkan saja ia membersihkan sisa spermanya dengan jilbabku. Toh aroma tubuhku juga sudah tak karuan.
Tak beberapa lama, aku sudah tak bisa memandang ke arah lelaki itu, karena kepalaku sibuk menoleh kekiri dan kekanan bergantian mengulum kontol anggota geng yang lain.
Bless...
Kembali sebuah kontol dimasukkan tanpa ijin kedalam vaginaku.
"Mpphh..." Desahku tertahan saat merasakan vaginaku kembali dijejali batang kontol yang lain.
Aku sudah tak peduli siapa pelakunya, karena saat ini mulutku kembali sibuk menyepong kontol-kontol yang mengacung mengitariku.
Kunikmati kontol-kontol itu yang berwarna hitam dan pesing dengan bergairah, tanpa rasa jijik sedikitpun. Sedangkan lelaki yang tidak kebagian kuservis, beberapa memilih onani memandangiku disetubuhi teman-temannya.
Lalu mereka semburkan sperma mereka ke wajah, perut, dan payudaraku. Tubuhku perlahan semakin lengket dan berbau anyir terkena sperma mereka. Kurasakan beberapa sperma bahkan mulai terasa mengering menempel di kulit tubuhku.
***
Satu jam kemudian aku masih tergeletak mengangkang di atas meja, sperma kental masih menetes dari dalam vaginaku sedangkan di payudara wajah dan jilbabku dipenuhi oleh noda sperma yang mulai mengering.
Sedangkan para lelaki anggota geng motor itu tampak sedang istirahat sambil merokok dan minum miras, Saat aku sedang tergeletak karena kelelahan, bos geng motor yang bernama David itu menghampiriku dengan membawa tas dan seragam putih abu-abuku.
"Jadi pulang sekarang gak lu? Apa masih pengen ngentot lagi?" Ucap pemuda itu sambil menaruh tasku di sebelahku lalu melemparkan seragam putih abu-abuku keatas tubuhku.
"Eehh... I-iya mas... Mau pulang sekarang," jawabku sambil berusaha bangkit.
"Yaudah, lu pake baju dulu... Cepetan sebelum gw berubah pikiran."
Tanpa pikir panjang lagi aku segera memakai kembali seragam putih abu-abuku tanpa membersihkan tubuhku sama sekali.
Kurasakan sperma mereka masih menetes membasahi pangkal pahaku dan beberapa yang belum mengering sepenuhnya di tubuhku terasa membasahi bajuku. Bahkan wajahku terasa sedikit kaku karena sperma yang sudah mengering.
Aku sempat memeriksa lagi isi tasku lalu mengambil ponselku yang memang sengaja kutaruh di dalam tasku sebelum akhirnya aku memakai tasku kembali.
Kulihat jam di ponselku ternyata sudah pukul sembilan malam, sedangkan disana juga terdapat banyak pesan masuk terutama dari teman-teman lelaki dan Fajar.
Tak ingin membuat bos geng motor itu menunggu terlalu lama, aku segera melangkahkan kakiku menuju pintu yang dimana David sudah menungguku disana.
Saat sedang berjalan beberapa anggota geng motor ada yang jail menampar pantatku bahkan ada pula yang dengan sengaja meremas payudaraku. Aku membiarkan kejahilan mereka, karena aku sendiri juga sudah resmi menjadi anggota geng motor ini, meski tugasku hanya untuk pemuas mereka dan juga untuk bahan taruhan saat balapan nantinya.
Sesampainya di pintu, bos geng motor itu seketika merangkulku bahkan perlakuannya kini sangat berbeda dari sebelumnya.
Dimana sebelumnya ia terlihat brutal untuk menyetubuhiku namun kini ia merangkulku dengan lembut, hingga aku sedikit terbawa perasaan olehnya.
Ia mengajakku berjalan menuju parkiran motor, namun aku merasa bingung karena ketika berada di parkiran, ia masih terus mengajakku melewati parkiran motor yang sebelumnya sempat kulihat saat pertama kali mereka menggiringku kemari.
Namun tak lama kemudian aku dibuat cukup terkejut olehnya, kini aku berada di sebuah garasi yang letaknya di belakang rumah besar yang menjadi markas mereka.
Dimana didalam garasi itu terdapat sekitar lima buah motor sport mewah lengkap dengan peralatan bengkel dan helm full face di dalam garasi itu.
"Ngapain bengong?" Ucap pemuda itu mengejutkanku.
"Eehh..."
"Yuk, gw antar pulang..." Ucapnya lalu ia mengambil sebuah kunci motor lalu menaiki motor sport yang paling mewah diantara lima motor itu.
Aku bahkan dibuat terpana saat pemuda itu menyalakan mesin motornya yang suaranya langsung menggema di seluruh ruangan garasi ini.
Aku tersenyum manis saat ia sudah menaiki motornya yang kini sudah tepat di depanku, hal yang sama juga ia lakukan padaku. Dimana ia juga tersenyum padaku.
Awalnya aku sedikit kesulitan saat menaiki motornya yang tinggi di bagian jok belakang, namun ia membantuku naik hingga kini ia telah memboncengku keluar halaman rumah ini dengan suara motornya yang menderu.
ns 18.68.41.167da2