Setelah sebelumnya ternyata aku disuruh oleh Pak Wahyu untuk membawakan beberapa barangnya menuju kelasku, akhirnya aku sudah duduk di bangku kelasku di sebelah Maya.
Jam pelajaran pertama hari ini adalah matematika, itulah mengapa Pak Wahyu menyuruhku membawakan barangnya menuju kelasku.
Saat masuk kelas tadi, Bryan dan Daniel sesekali mencuri pandang kearahku. Namun kali ini mereka berdua memandangku dengan tatapan mesum.
Meski begitu, saat jam pelajaran pagi-pagi seperti ini semuanya masih berjalan kondusif. Bahkan meski tadi pagi sempat menikmati tubuhku, Pak Wahyu yang saat ini mengajar matematika bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.
Hingga saat jam pelajaran matematika selesai dan Pak Wahyu hendak pergi meninggalkan kelas, ia sempat tersenyum genit kearahku.
Aku hanya menanggapinya sebentar lalu aku mulai mengobrol ringan dengan Maya sahabatku. Tapi saat asik mengobrol, tiba-tiba saja Daniel datang menghampiriku lalu menyuruhku agak bergeser supaya dia bisa duduk di sebelahku namun di kursi yang sama.
"Apa sih Nel, masih pagi juga," ucapku cuek namun tak menunjukkan nada jutek saat berbicara dengannya.
"Gapapa sih, cuma pengen duduk di sebelah kamu aja," ucapnya lalu ia dengan sengaja menyentuh pinggangku dengan ujung jarinya sehingga membuatku merasa geli.
"Isshh... Daniel, geli tau..."
Aku lalu mencubit pinggangnya sehingga membuatnya sedikit berteriak kesakitan.
"Tuh... Rasain," ucapku dengan tatapan tajam kearahnya.
"Iya deh maaf."
Kemudian aku menghadap kearah Maya dan kami berdua kembali mengobrol, sedangkan Daniel yang duduk di belakangku sesekali menyimak apa yang kami bicarakan. Saat ini memang aku sedang berbagi bangku dengannya.
Tapi sepertinya Daniel tidak tertarik dengan obrolan kami, saat itu Maya yang sedang duduk menghadap kedepan, tidak begitu mengawasi gerak-gerik Daniel yang mencurigakan.
Daniel dengan tangan jahilnya, dia mulai meraba tubuhku, tangannya bergerak mulai dari pinggangku lalu semakin maju di sela ketiakku dan sampai akhirnya tangannya menyentuh payudaraku.
Namun jilbabku yang panjang berhasil menutupi aksi nakal tangan Daniel, sehingga dari semua siswa yang berada di kelas ini tidak ada yang menyadari tangan Daniel yang sudah memegang payudaraku.
Aku yang sudah merasa risih bukannya meminta Daniel untuk menghentikan aksinya, tapi aku malah semakin menggodanya.
Aku memutar tubuhku sehingga aku duduk menghadap ke depan, sehingga dengan cepat Daniel menarik tangannya. Wajah Daniel juga terlihat memerah dan canggung.
"Kamu pengen pegang?" Tanyaku berbisik kearahnya.
Tanpa menjawab, dia memandang kearahku dengan kedua matanya terbuka lebar. Aku tertawa kecil dengan tanganku menutupi mulutku karena tingkahnya yang menurutku lucu.
"Pengen pegang gak nih? Hmm?" Tanyaku dengan nada menggoda namun masih berbisik.
Seketika dia mengangguk lalu menelan ludahnya sendiri.
"Kalo gitu, nanti sekitar tiga menit lagi susul aku ya di toilet belakang, ajak juga tuh Bryan," aku berbisik padanya.
Aku langsung bilang kepada Maya, aku beralasan kalau tiba-tiba saja perutku terasa mulas. Untung saja dia tidak menaruh rasa curiga sama sekali dan membiarkan aku keluar kelas.
Setelah keluar kelas, aku langsung berjalan menuju toilet sekolah yang letaknya paling belakang. Saat ini suasana sekolah masih sangat sepi karena memang masih jam pelajaran.
Akhirnya aku berubah pikiran, aku segera mengambil ponsel di saku lalu mengirimkan pesan pada Daniel. Aku menyuruhnya menyusulku di gudang sekolah yang letaknya jauh di belakang sekolah, dimana kemarin aku berbuat mesum dengan Bryan.
Sesampainya di gudang sekolah, aku memilih duduk di kursi kayu di belakang gedung menunggu kedatangan Bryan dan juga Daniel.
Tak butuh waktu lama, sekitar lima menit kemudian akhirnya mereka berdua datang dan menghampiriku.
Berbeda dengan Bryan yang tersenyum mesum kearahku, Daniel lebih terlihat agak gugup. Saat itu juga Bryan langsung mendekatiku lalu melumat bibirku dengan kedua tangannya meremas payudaraku dengan gemas.
Sedangkan Daniel hanya menatap kami berdua dengan matanya yang melotot seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Setelah Bryan melepaskan ciumannya di bibirku, aku seketika memandang kearah Daniel dengan tatapan nakal dan binal.
Aku berjalan menghampirinya yang saat itu pandangannya masih nanar menatapku. Saat aku sudah sangat dekat dengannya, aku melingkarkan kedua tanganku dilehernya sehingga wajah kami berdua sangat dekat.
Hal itu membuat Daniel seketika menelan ludahnya sendiri. Namun Daniel adalah pria pada umumnya yang juga memiliki nafsu tinggi, saat itu juga kedua tangannya memegang kedua pantatku.
"Dia belum pernah ngentot sama sekali Wid, hahaha..." Ucap Bryan tiba-tiba.
Aku menoleh kearah Bryan yang saat ini tengah duduk di kursi kayu yang kotor, lalu dia menyalakan sebatang rokok yang dia bawa.
Sudah menjadi rahasia para siswa jika beberapa siswa laki-laki sering membawa rokok ke sekolah.
Aku kembali menatap kearah Daniel dan tanpa aba-aba sama sekali aku langsung mencium bibirnya. Saat itu juga Daniel langsung membalas ciumanku dan melumat bibirku.
Saat kami berdua sedang berciuman, aku menuntun tangan Daniel untuk membuka satu per satu kancing bajuku lalu meremas kedua payudaraku.
Kurasakan remasan tangannya di payudaraku sungguh nikmat, lalu aku melepaskan ciumannya dan berjongkok di hadapannya. Aku membuka resleting dan ikat pinggang milik Daniel, ketika celana abu-abu milik Daniel melorot sampai lututnya, kulihat penis milik Daniel yang tidak disunat itu sudah sangat tegang.
Besarnya hampir sama dengan milik Bryan, namun milik Daniel sedikit lebih panjang kira-kira selisih dua senti. Aku langsung mengocok penisnya yang sudah tegang dengan tanganku, lalu aku mencium dan sesekali menjilat ujung kontolnya seperti seorang anak yang sedang menjilati es krim.
Lalu mulutku bergerak kebawah mengulum biji zakar milik Daniel sehingga membuat kepalaku mendongak. Saat itu juga kulihat Daniel sangat menikmati servis yang kuberikan.
Lalu aku mulai mengulum kontolnya dan menggerakkan kepalaku maju mundur secara perlahan. Jilbab putih yang kupakai lalu kusingkap dan kuikat di belakang kepalaku.
"Eengghh... Widya... Enak banget sayang..."
Aku menghentikan aktivitasku mengulum kontol Daniel lalu aku berdiri dan mengangkat rok abu-abuku setinggi pinggang, sehingga vaginaku yang sudah basah langsung terlihat karena aku tidak memakai pakaian dalam sama sekali.
"Pengen dimasukin ke punyaku gak?" Tanyaku menggoda Daniel dengan nada manja.
"Hahaha..."
Daniel langsung menganggukkan kepalanya cepat, sehingga membuat Bryan yang saat itu sudah berdiri di belakangku tertawa melihat tingkah Daniel yang lucu.
Lalu Bryan menyuruhku duduk di kursi yang tadi dia pakai dalam posisi mengangkang. Setelah duduk dengan posisi mengangkang, aku membuka lebar bajuku yang kancingnya sudah terbuka semua. Sehingga payudaraku yang montok dan sekal terlihat jelas oleh mereka.
"Masukin dong sayang..."
Aku menyuruh Daniel memasukkan kontolnya sendiri kedalam lubang vaginaku, lalu jari tanganku membuka lebar lubang vaginaku.
Tanpa pikir panjang Daniel langsung mendekat ke arahku, dengan posisinya yang agak berjongkok dia memasukkan kontolnya yang tegang kedalam vaginaku.
"Ahhh... Kontol kamu enak banget, mentokin lagi, ahh..."
Aku mendesah pelan saat kontol Daniel berhasil masuk kedalam vaginaku sepenuhnya, lalu dengan instingnya sebagai seorang pria, dia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur mengobok-obok vaginaku menggunakan kontolnya yang tidak disunat itu.
Sedangkan Bryan yang sepertinya ingin bergabung, dia sudah melepas seluruh celananya lalu dia mendekatkan kontolnya yang juga tegang di depan wajahku.
Kuraih kontol Bryan lalu aku mengulum kontolnya, dengan cepat Bryan memegangi kepalaku dan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Sedangkan Daniel yang saat itu menggenjot vaginaku, kedua tangannya telah berada di dadaku meremas kedua payudaraku dengan gemas.
"Mphh.. Mphhh..." Desahku tertahan karena kontol Bryan yang memenuhi mulutku.
Lima menit kemudian kurasakan tubuhku mulai menegang, aku mengeluarkan kontol Bryan yang memenuhi mulutku.
"Daniel... Aku mau keluarrr... Ahh..."
"A-aku juga, ahh enak Wid... Aku mau keluarr..."
"Keluarin di dalam sayang... Mhhh..."
Setelah itu, dengan satu hentakan keras kontol Daniel masuk semakin dalam di lubang vaginaku. Tubuhku menegang menandakan aku mengalami orgasme, bersamaan dengan kontol Daniel yang menyemburkan spermanya memenuhi rahimku.
Nafasku terengah-engah menikmati sisa gelombang orgasmeku barusan, lalu Daniel mencabut kontolnya dari lubang vaginaku sehingga membuat spermanya meluber keluar bercampur dengan cairan orgasmeku dan membasahi pantatku.
"Ehh.. Wid... Maaf yaa, aku keluar di dalam tadi, nanti kalo kamu hamil gimana?"
Kulihat Daniel merasa bersalah dan panik, namun aku hanya tersenyum kearahnya.
"Gapapa kok Nel, aku udah minum obat pencegah kehamilan tadi."
Mendengar ucapanku barusan, Daniel langsung bernafas lega. Lalu aku berdiri dengan kedua tanganku masih memegang rok abu-abuku supaya tidak terjatuh.
Lalu aku menunggingkan tubuhku dengan kedua tanganku bertumpu pada kursi yang sebelumnya kupakai untuk duduk.
Seakan mengerti dengan posisiku, Bryan yang tadinya berada di sampingku, dia berpindah berada di belakangku.
"Gw masukin ya Wid," ucap Bryan di belakangku.
Aku hanya diam dan semakin menunggingkan tubuhku sehingga pantatku yang sekal berada tepat di depan Bryan.
"Aahhh..."
Dengan sekali dorongan pelan, kontol Bryan yang sudah sangat tegang berhasil masuk sepenuhnya kedalam vaginaku.
Aku menyuruh Daniel untuk berada di depanku, kontolnya yang terlihat sudah agak lemas itu berada tepat di depan wajahku.
Lalu aku mengulum kontol Daniel berniat membersihkan sisa-sisa sperma yang menempel di batang kejantanan miliknya.
Namun saat itu Bryan yang berada di belakangku mulai menggerakkan pinggulnya dengan cepat menggenjot vaginaku. Sehingga otomatis kepalaku bergerak maju mundur saat mengulum kontol Daniel.
"Mpphh... Nngghh.."
Desahanku tertahan karena kontol Daniel yang memenuhi mulutku, sedangkan Bryan yang berada di belakangku kedua tangannya meraih payudaraku yang bergelantungan lalu meremas payudaraku dengan gemas.
Kurasakan kontol Daniel yang berada di dalam mulutku kembali tegang, sepertinya nafsunya kembali naik karena servis mulutku di kontolnya.
Tak lama kemudian tubuhku kembali menegang sehingga aku mengerang panjang menikmati sodokan Bryan di vaginaku.
Hingga akhirnya aku mengalami orgasme lagi dan membuat Bryan menghentikan genjotannya sehingga cairan orgasmeku menyembur cukup deras membasahi lantai belakang gedung yang kotor.
Tak lama kemudian Bryan kembali menggenjotku dengan tempo yang cepat, bahkan saat ini Daniel memegang kepalaku seakan tak ingin melepaskan kontolnya dari mulutku.
Ternyata permainan mereka cukup kasar, tapi aku sangat menyukai perlakuan mereka yang seperti ini, sehingga aku mengalami orgasme lagi.
Sekitar lima menit kemudian Bryan semakin mendorong kontolnya masuk kedalam vaginaku, hal yang sama juga dilakukan oleh Daniel yang mendorong kontolnya semakin masuk hingga menyentuh tenggorokanku.
Mereka berdua mengalami ejakulasi di waktu bersamaan. Sperma Bryan menyembur memenuhi rahimku sedangkan sperma Daniel menyembur membasahi tenggorokanku yang otomatis langsung kutelan.
Mereka berdua melepaskan kontol mereka masing-masing, nafasku masih memburu lalu aku semakin melebarkan kedua kakiku supaya sperma Bryan yang meluber tidak merembes ke pahaku.
Lalu aku berjongkok di depan Bryan dengan kedua kaki masih terbuka lebar, kurasakan sperma Bryan menetes dari lubang vaginaku membasahi lantai belakang gudang.
Aku lalu membersihkan sisa sperma di kontol Bryan yang sangat banyak karena tadi bercampur dengan sperma milik Daniel.
Aku juga melakukan hal yang sama pada kontolnya Daniel, aku mengulum kontolnya dan menjilati batang kontolnya sampai benar-benar bersih.
Lalu aku kembali berdiri dan mengambil beberapa lembar tisu yang tadi sempat kubawa untuk mengelap vaginaku yang telah dipenuhi oleh sperma mereka berdua.
Setelah kami bertiga merapikan seragam kami masing-masing, kami berjalan keluar dan menuju kelas, namun aku mampir dulu ke toilet yang terletak di belakang sekolah.
ns 15.158.61.6da2