Mereka berdua masih terus memompa dua lubang bawahku, bahkan kali ini gerakan keduanya semakin cepat sehingga membuatku semakin melayang.
Bahkan kali ini Pak Jon yang terlentang di bawahku semakin gemas meremas payudaraku. Sedangkan Pak Han yang menyetubuhi lubang anusku, sesekali ia menampar pantatku dengan keras.
Diperlakukan seperti ini semakin membuatku terangsang dan semakin nikmat, hingga tak lama kemudian kurasakan tubuhku kembali mengejang.
"Ahh... Paakk Saya keluarrr..."
Aku mendesah panjang ketika tubuhku menegang sepenuhnya, namun mereka tidak menghiraukanku sama sekali. Mereka berdua masih terus memompa dua lubang bawahku namun dengan tempo pelan.
Kurasakan cairan orgasmeku merembes keluar dari sela-sela kontol Pak Jon yang menyetubuhi vaginaku, hingga aku kembali lemas karena gelombang orgasmeku barusan.
Ternyata fisik mereka berdua cukup kuat, bahkan aku sudah orgasme tiga kali namun mereka belum menunjukkan tanda-tanda akan ejakulasi.
Setelah memberiku kesempatan untuk orgasme, mereka berdua kembali mempercepat tempo sodokan mereka di lubang anus dan vaginaku.
Bahkan kali ini tangan mereka berdua meremas payudaraku seakan berebutan. Sesekali mereka juga memilin putingku sampai mengeras hingga aku semakin dibuat melayang oleh mereka.
Akibatnya tubuhku kembali menegang pertanda akan orgasme lagi, kurasakan sodokan mereka berdua semakin nikmat dan mantap.
Sangat berbeda ketika aku melayani lima belas orang anggota geng motor Joker Army yang hanya menang jumlah saja. Kini kedua polisi itu benar-benar memiliki fisik yang kuat sehingga membuatku semakin keenakan.
"Aaahhh... Ooouuuhhh..."
Aku melenguh panjang saat akhirnya aku kembali mengalami orgasme yang ke sekian kalinya.
Kemudian mereka berdua berhenti menggenjot dua lubang bawahku, sepertinya mereka sedang mengatur nafas mereka masing-masing.
"Gantian Jon..." Ucap Pak Han yang sudah mencabut kontolnya dari anusku.
Setelah itu mereka memutar tubuhku, kupikir sebelumnya mereka akan bertukar posisi, namun ternyata mereka hanya perlu memutar tubuhku membelakangi Pak Jon.
Dengan masih mengangkang di atas tubu Pak Jon, aku berusaha meraih kontolnya lalu kumasukkan ke lubang anusku. Tak perlu susah payah untuk mendorong masuk kontolnya yang memang agak besar itu kedalam anusku, karena kontolnya sudah basah oleh cairan orgasmeku sendiri sebagai pelumas.
Kemudian aku menggunakan kedua tanganku untuk bertumpu di belakangku, sehingga vaginaku bisa terlihat jelas oleh Pak Han.
"Aahh... Mmhh..."
Aku kembali mendesah manja saat kontol Pak Han berhasil masuk kedalam lubang vaginaku sepenuhnya.
"Aahh... Emang bener dah, memek akhwat lonte sempit banget kayak masih perawan."
"Bukan Paakk... Aahh... Kontol Bapak aja yang besar dan enaakkhh... Aahh...."
"Hahaha... Tampangnya kayak cewek alim tapi ternyata sangat binal," sahut Pak Jon yang berada di bawahku.
Kembali kedua lubang bawahku harus menerima dua kontol di waktu bersamaan, dua orang polisi itu menyetubuhiku bersamaan. Lenguhan kami saling bersahutan.
Apa yang dikatakan Pak Jon kembali mengingatkanku pada statusku sebagai seorang akhwat muslimah. Namun aku berubah menjadi seorang akhwat liar dan binal semenjak merasakan bahwa berzina sangatlah nikmat.
Aku kembali merasakan kenikmatan terdahsyat ini, kenikmatan yang bisa kuraih hanya dengan jalan zina. Kenikmatan dua kontol dalam satu waktu menghajar dua lubangku.
"Aahh... Aahh... Enaakk Paakkhh... Aahh... Terrusss... Kontol kalian enaakkhh... Aahhh..."
"Dasar akhwat lonte binal, dihajar dua kontol sekaligus malah minta terus... Kalo gitu bentar lagi terima pejuh saya di memek kamu..."
"Aahh... Iyaaahh Paakk... Keluarin semua sperma Bapak di dalam ya paakk..."
Mereka berdua semakin bersemangat dan mempercepat genjotannya di dalam anus dan vaginaku.
Bahkan aku sampai kelojotan karena ulah mereka berdua yang terus mengobok-obok dua lubang bawahku dengan kontol mereka.
Permainan mereka semakin kasar di anus dan vaginaku seperti ingin menghancurkan lubang anus dan vaginaku.
"Ahh.. Terima pejuhku Widya... Aahh..."
"Iyaahhh... Ooouuuhhh..."
Aku melenguh panjang ketika Pak Han mendorong kontolnya masuk semakin dalam di lubang vaginaku. Kurasakan spermanya menyembur cukup banyak hingga memenuhi rahimku.
Setelah ia pastika spermanya keluar semua di vaginaku, Pak Han mencabut kontolnya dan tubuhku langsung dibanting oleh Pak Jon.
Aku tiba-tiba sudah terlentang berada di bawahnya kemudian Pak Jon mencabut kontolnya dari anusku. Namun tak lama kemudian ia kembali memasukkan kontolnya kedalam vaginaku.
Dengan kakiku terbuka mengangkang dan berada di atas pundaknya, ia terus menyetubuhiku dalam posisi missionary.
"Aaakkhhh.... Paaakkkhh...."
Pak Jon terus membombardir menghajar vaginaku. Bahkan aku sampai mengalami orgasme hebat hingga tubuhku menggeliat tak karuan saat ia menyetubuhiku dengan kasar.
Ia terus menyiksa kemaluanku tanpa ampun dengan penisnya yang perkasa itu. Sodokannya sukses membuat cairan di vaginaku kembali muncrat-muncrat, namun Pak Jon tak peduli dan terus menyetubuhiku tanpa ampun. Sehingga membuat suaraku sampai bergetar karena rasanya terlalu nikmat dari pada persetubuhanku sebelum-sebelumnya.
“Arrrrhhggg saya keluar Widyaa,” pekik Pak Jon sambil mendorong kontolnya yamg panjang hingga mentok di dalam rahimku.
Lendir Pak Jon begitu banyak mengisi rahimku, bahkan jauh lebih banyak daripada semua sperma yang pernah menyembur di dalam rahimku selama ini.
Pak John keluar begitu banyak, bahkan saat ia mencabut kontolnya dari vaginaku, kontolnya tidak berhenti mengeluarkan maninya dan muncrat mengenai perutku.
“Aaaahh nikmat sekali memekmu Widya...” ucap Pak Jon memujiku.
Aku kemudian duduk bermaksud membersihkan sisa sperma yang menempel di lubang kencingnya Pak Jon. Kujilat kepala kontolnya yang masih ada spermanya itu.
“Kamu emang lonte yang pintar, setelah kontol saya kotor kena lendir memek kamu, kamu tanggung jawab dengan membersihkannya pakai lidahmu... Sebagai hadiah, kamu akan kuberi peju saya lagi, kayaknya kamu suka minum peju saya, hehehe...”, ujar Pak Jon sambil mengocok kontolnya kembali.
Bahkan kini Pak Han yang sejak tadi masih mengocok kontolnya, meski sudah menyemburkan spermanya di rahimku, saat ini ikut mendekatkan kontolnya di depan wajahku.
"Buka mulutmu Wid, julurkan juga lidahmu itu..." Ucap Pak Jon kepadaku.
Aku sedikit terkejut, rupanya Pak Jon bisa keluar dua kali bahkan hanya dalam waktu yang berdekatan. Kini aku sudah menantinya mengeluarkan sperma untuk kedua kalinya.
Kujulurkan lidahku semaksimal mungkin lalu aku kembali menyingkap hijabku ke belakang kepalaku yang tadi sempat jatuh.
Hingga akhirnya cairan kental berwarna putih itu tepat sukses ia buang di dalam mulutku seutuhnya, meski beberapa ada yang muncrat mengenai wajahku dan hijabku.
Terasa sekali spermanya sangat pekat dan kental di rongga mulutku, ditambah aromanya yang begitu amis dengan rasa asin yang begitu serik.
Perlahan aku telan sperma Pak Jon yang kental itu, aku membiarkan cairan serik itu jatuh perlahan menuju tenggorokanku. Seketika tenggorokanku terasa lengket, dan aroma amisnya yang membuatku semakin birahi saja saat kutelan.
Kemudian Pak Jon meraih ujung kain hijabku lalu menggunakannya untuk mengelap kontolnya sampai bersih.
Kulihat Pak Jon lalu mengambil kembali seragamnya yang ia letakkan di atas meja lalu kembali memakainya. Sedangkan Pak Han kini mengambil alih posisi Pak Jon yang sebelumnya berada tepat di depanku sambil masih terus mengocok kontolnya.
"Pak, saya jepit pake susu saya saja ya pak," ucapku manja kepada Pak Han.
"Hahaha... Emang akhwat lonte kamu, terserah kamu saja lah."
Kemudian Pak Han berhenti mengocok kontolnya, lalu aku berinisiatif mulai mengurut kontol Pak Han menggunakan jepitan kedua payudaraku yang sebelumnya sudah menyembul keluar dari resleting gamis yang sudah terbuka lebar.
Sesekali aku membasahi kepala kontolnya menggunakan air liurku sendiri supaya semakin licin. Kulirik kearah Pak Han yang mengerang penuh kenikmatan menerima jepitan dari payudaraku yang montok dan sekal.
"Kalo mau keluar langsung keluarin aja ya pak, biar susu saya basah kena sperma Bapak," ucapku manja sambil terus mengurut kontolnya menggunakan payudaraku, lalu kepalaku mendongak memandangi wajahnya.
"Aahhh... Sialan akhwat lonte jalang, jangan ngomong gitu saya jadi cepat keluar nanti."
"Hahaha..."
Pak Jon yang mendengar Pak Han protes kepadaku, tawanya seketika menggema memenuhi kamar ini. Kamar yang nantinya akan menjadi kamarku juga.
"Aahhh... Saya keluar Widya, aahh..."
Beberapa saat kemudian kurasakan kontolnya berkedut di tengah jepitan payudaraku, lalu aku semakin mempercepat mengurut kontolnya menggunakan payudaraku.
Hingga akhirnya kontol Pak Han menyemburkan cairan putih kentalnya membasahi payudaraku, sebagian pagi muncrat mengenai wajah dan hijabku.
Bahkan mungkin saking nikmatnya, kontol Pak Han masih terus mengeluarkan spermanya sedikit demi sedikit yang masih berada di jepitan payudaraku.
Setelah spermanya tidak keluar lagi, aku menjilati kepala kontolnya, membersihkan sisa-sisa spermanya yang masih menempel di kontolnya menggunakan mulutku sampai benar-benar bersih.
Kemudian aku meratakan sperma Pak Han yang membasahi payudaraku seperti sedang memakai lulur. Sehingga membuat payudaraku mengkilap karena cairan sperma Pak Han yang sudah rata di payudaraku.
"Nih pak, sudah saya ratakan di susu saya," ucapku sambil membusungkan dadaku lalu kedua tanganku bertumpu di belakangku.
Setelah itu aku menggoyangkan payudaraku ke kanan dan kiri sehingga membuat payudaraku bergerak sangat bebas.
"Hahaha... Kamu sangat pintar jadi akhwat lonte."
"Benar sekali, pantas saja David langsung merekrutmu jadi anggota gengnya, hahaha..."
Kemudian dua orang polisi itu mengambil ponselnya lalu memotret tubuhku yang masih belepotan sperma di payudaraku. Bahkan kini aku malah berpose semanis mungkin memandangi kamera ponsel mereka.
"Ngangkang lagi Wid," ucap Pak Jon sambil mengarahkan kamera ponselnya ke selangkanganku.
Aku kembali membuka lebar kedua kakiku mengangkang, lalu tangan Pak Han kurasakan membuka lebar lubang vaginaku. Hingga akhirnya dari dalam vaginaku memuntahkan sperma kental yang cukup banyak dan jatuh begitu derasnya.
"Hahaha... Sudah, besok-besok layani kami lagi ya," ucap Pak Han yang juga sudah memakai kembali seragam dinasnya.
Aku hanya mengangguk pelan dengan senyum masih tergambar di wajahku. Sesaat kemudian aku berdiri dan merapikan gamis dan hijabku kembali tanpa membersihkan tubuhku sama sekali.
Hari sudah menjelang sore hari, aku harus bergegas kembali ke kosan untuk istirahat sebentar. Karena mengingat setiap malam minggu aku juga harus memberikan jatah birahi kepada Mang Tejo dan kawan-kawannya di pos ujung gang.
Astaga, jadwalku sangat padat. Aku harus melayani Mang Tejo dan kawan-kawannya, setiap pagi dan siang di sekolah, ditambah lagi aku juga harus bisa memuaskan Fajar sebagai rasa bersalahku.
Kemudian beberapa hari kedepan mungkin aku akan lebih memilih tinggal di sini dengan semua anggota geng supaya aku tidak terlalu lelah saat aku harus melayani mereka.
"Mas, eee... Kalo emang boleh, kamar yang tadi akan saya tinggali mulai besok, tapi tidak setiap hari ya mas..."
Ketika aku sudah berada di lantai bawah, aku memutuskan untuk menemui David. Kulihat kedua polisi itu juga sudah pergi meninggalkan rumah ini. Di lantai bawah hanya ada David sendirian, sedangkan anggota geng yang lain masih tertidur pulas di kamar mereka masing-masing.
"Boleh... Kamu tinggal di sini supaya kamu bisa lebih mudah jadi pemuas anggota gw. Gw juga berharap kamu bisa membersihkan tempat ini, dan kedepan gw akan buatin jadwal siapa saja yang akan ngentot sama kamu setiap malamnya."
Aku hanya menganggukkan kepalaku pasrah, bukan karena terpaksa tapi aku sendiri yang memang bersedia dan dengan suka rela memberikan tubuhku pada laki-laki manapun yang ingin menikmati tubuhku.
ns 15.158.61.54da2