POV : Hana
"Akhirnya sampai juga..."
Setelah memarkirkan motor matic milikku di parkiran kosanku, aku berjalan menuju kamar kosanku yang berada di kamar nomor dua dari parkiran kos.
Sehingga aku harus melewati dapur lalu satu kamar tetangga kos yaitu Widya, sudah dua tahun lebih dia tinggal di kosan ini karena berasal dari kampung yang lumayan jauh.
Namaku Hana Azhariah Damayanti, orang-orang dan teman-temanku sering memanggilku Hana. Latar belakangku hampir sama dengan Widya, namun bedanya aku berasal dari luar kota. Namun saat libur kuliah aku sering pulang ke rumah tanteku yang berada di pusat kota ini. Tapi tak jarang juga aku menginap di sebuah hotel saat sabtu atau minggu.
Aku dan Widya sama-sama berasal dari keluarga yang sangat taat dengan agama. Bisa dilihat penampilanku saja yang selalu menggunakan gamis dan hijab lebar.
Usiaku sekarang masih 21 tahun dan sedang kuliah semester lima, sebenarnya aku dan Widya mulai tinggal di kos ini di tahun yang sama, namun bedanya aku sudah tinggal disini dua bulan lebih awal.
Aku memiliki kulit yang putih bersih dengan wajahku yang cantik dan manis, tinggi badanku sama dengan Widya yaitu 165 senti. Tapi aku iri dengannya karena memiliki ukuran payudara yang besar, sedangkan payudaraku hanya berukuran 36B yah meskipun hanya selisih sedikit saja.
Banyak teman kampusku yang tertarik denganku, bahkan banyak juga yang terang-terangan mereka mengajakku berpacaran. Tapi aku selalu menolaknya, bukan karena aku yang selalu taat, melainkan aku merasa tidak pantas untuk mereka.
Ya, meski cantik dan selalu memakai gamis dan hijab lebar, aku memiliki masa lalu yang kelam. Ayahku mengalami kecelakaan tragis saat ada urusan bisnis di luar kota yang langsung merenggut nyawanya saat aku berusia sepuluh tahun. Dan setahun kemudian ibuku menikah lagi dengan sorang pengusaha yang lebih sukses.
Semenjak ibuku menikah lagi, saat itulah ia mulai berubah. Ia lebih mementingkan suami barunya daripada aku sendiri, hingga akhirnya aku memiliki seorang adik dari ibu dan ayah tiriku.
Bahkan ibuku yang dulunya selalu berpakaian tertutup, perlahan penampilannya semakin modis dan seksi. Karena itulah aku seakan seperti seorang anak yang tidak pernah diperhatikan.
Meski mereka selalu memberiku uang saku yang cukup, tapi kurangnya kasih sayang dari orang tua akhirnya membuatku terjerumus dalam dunia maksiat.
Saat itu aku duduk di kelas 11 SMA dan mulai mengenal apa itu cinta dan mulai pacaran dengan pria yang berusia sekitar tiga tahun lebih tua dariku. Aku yang kurang kasih sayang seorang ayah dimanfaatkan begitu saja oleh kekasihku saat itu.
Awalnya dia begitu menyayangiku, menjadi sosok yang sangat dewasa dan menggantikan peran seorang ayah di kehidupanku, bahkan saat itu dia sudah bekerja. Hingga akhirnya dia merayuku dan mengajakku untuk melakukan zina.
Aku yang awalnya menolak, akhirnya pertahanan imanku roboh oleh bujuk rayu setan. Hingga aku melakukannya dengan pacarku sendiri.
Semakin sering kami melakukannya hanya karena aku takut kehilangan laki-laki yang telah merenggut keperawananku saat itu. Bahkan dulu aku sempat hamil karena secara tak sengaja dia mengeluarkan benihnya didalam rahimku.
Namun saat aku mengetahui sedang hamil, dia tidak mau bertanggung jawab dengan alasan masih belum siap. Kemudian dia menyuruhku untuk melakukan aborsi, tapi bodohnya aku menurutinya begitu saja.
Semenjak aku aborsi, pacarku yang saat itu sudah bekerja semakin menjauh dariku, bahkan dia melihatku dengan tatapan jijik.
Masa depanku telah hancur, aku hamil saat aku kelas 12, pacarku yang mencampakkanku begitu saja sehingga membuatku semakin terpuruk. Saat itu yang kuinginkan hanya dia kembali padaku dan memulai lembaran baru.
Meski sekolahku masih berjalan normal, aku sama sekali tidak semangat dan nilai ujianku turun drastis.
Hingga akhirnya saat aku akan menghadapi ujian nasional, dia kembali menghampiriku dan meminta maaf kepadaku.
Aku yang memang masih cinta dan sayang padanya, hanya bisa menerimanya kembali. Aku mulai bisa tersenyum lagi dan mulai bersemangat, bahkan kulihat saat itu dia sudah berubah lebih baik lagi.
Hingga menjelang hari kelulusanku, dia mengajakku melakukannya lagi. Tapi kali ini dia mengajakku menginap di hotel mewah dan berjanji akan bertanggung jawab lalu melamarku.
Aku yang sudah dibutakan oleh cinta, hanya bisa menuruti keinginannya dan kembali berzina di sebuah hotel mewah. Bahkan aku tak perlu susah payah meminta izin kepada orang tuaku, karena sejak awal mereka sama sekali tidak peduli, meski selalu memberiku uang jajan yang bisa dibilang sangat banyak.
Dengan senang hati aku memuaskan nafsu pacarku itu, tapi ada yang aneh saat itu, dia menyuruhku meminum sebuah obat yang katanya untuk mencegah kehamilan.
Awalnya aku menolak karena dia sudah berjanji akan menikahiku, tapi aku begitu bodoh dan meminum obat itu. Saat kupastikan dia sudah puas, saat itu dia berdiri dan mengambil dompet yang selalu kubawa, dan mengambil semua uang yang ada di dalam dompetku.
Aku yang saat itu tak tahu apa-apa, hanya diam karena dia memang menyuruhku untuk tetap diam. Kemudian saat itu juga beberapa pria masuk kedalam kamar di hotel yang sudah dia sewa.
Aku yang sedang telanjang hanya menyisakan hijab lebarku, aku merasa sangat terkejut dan ketakutan. Kulihat pria yang masuk saat itu sekitar sepuluh orang.
'Sayang... Mereka siapa? Kenapa mereka bisa masuk ke kamar? Sayang... Tolong suruh mereka keluar, aku takut...' ucapku saat itu sangat ketakutan.
Namun saat itu pacarku hanya diam dan memandangku dengan tatapan merasa bersalah.
'Maafin aku Hana, aku punya banyak hutang karena judi online, aku terpaksa jual kamu kepada mereka,' ucapnya dan langsung pergi begitu saja saat itu.
Saat itu juga aku langsung disetubuhi oleh mereka, mereka memasukkan kelamin mereka di setiap lubang yang ada di tubuhku. Bahkan saat itu mereka memasukkan dua batang penis sekaligus kedalam vaginaku.
Waktu itu aku sempat menangis, merasakan sakit dan perih di lubang anus dan vaginaku. Tapi, dari kejadian saat itu, aku melihat sisi binal dari diriku. Ternyata aku menikmati saat tubuhku dijadikan alat pemuas bagi mereka.
Aku tidak bisa apa-apa, karena saat itu yang menyetubuhiku adalah beberapa kepala polisi, jendral dan beberapa pebisnis sukses yang mungkin mengenali ayah tiriku.
Sejak saat itu, aku semakin liar dan binal. Tak henti-hentinya aku masturbasi sambil membayangkan momen dimana pertama kalinya saat itu aku digilir oleh sepuluh orang.
Setelah wisuda, aku memutuskan untuk pergi ke luar kota untuk melanjutkan pendidikanku. Dan disinilah aku sekarang, di sebuah kos khusus akhwat, tempat dimana aku memulai lembar baru dalam kehidupanku.
Meski aku beberapa kali merindukan orang tuaku apalagi ibuku, tapi apa gunanya? Bahkan ia hampir tidak pernah menghubungiku sekalipun, meski hanya untuk menanyakan kabarku. Meski begitu, ayah tiriku selalu memberikan uang jajan bulanan yang sangat banyak untukku, tapi ia menggunakan rekening perusahaan untuk mentransfer uang itu padaku.
Sejak awal aku tinggal di sini, aku mulai menjelajahi dunia malam. Meski aku seorang akhwat dengan gamis dan hijab lebar, sudah lama aku menjadi wanita panggilan.
Melayani para-pria hidung belang diluar sana, tak jarang juga aku pulang ke kosanku sampai larut atau bahkan pulang esok hari hanya untuk menginap di hotel bersama pria-pria yang membayarku.
Selain itu, aku juga melayani video call sex bagi mereka yang menginginkannya, namun saat vcs aku menyuruhnya untuk mentrasfer terlebih dahulu dan harus bersedia kalau aku memakai cadar untuk menutupi wajahku.
Hari ini, aku baru saja pulang dari sebuah hotel mewah di pusat kota setelah semalam aku menerima panggilan dan harus melayani tiga customer sekaligus.
Namun mereka bertiga berani membayarku mahal, karena aku harus melayani ketiganya sekaligus. Bahkan mungkin jika aku menginginkannya, uang yang kudapatkan semalam bisa saja untuk membeli sebuah motor matic seperti punyaku saat ini.
Setelah melayani mereka bertiga, aku menginap di hotel dan setelah tubuhku kembali segar, aku bergegas pulang ke kosanku karena besok ada jam kuliah.
Aku berjalan di depan kamar Widya yang pintu dan jendelanya terbuka semua, kulihat juga sprei dan selimutnya sedang di jemur di halaman depan kamarnya.
Kulihat kedalam ternyata Widya sedang tidur terlentang di atas kasurnya. Sepertinya dia baru saja bersih-bersih kamar, ucapku dalam hati.
Akupun iseng masuk kedalam kamarnya secara diam-diam. Widya dengan wajah cantiknya dan payudaranya yang besar, nampak terlelap, sepertinya dia sangat kelelahan setelah membersihkan kamarnya.
Tunggu dulu, aku penasaran dengan payudara milik Widya, karena saat itu dia hanya memakai daster panjang tipis dan jilbab instan pendek, sehingga sebagian dadanya terbuka lebar.
Aku memberanikan diri untuk mendekat, kulihat tonjolan di payudaranya yang menjiplak sangat jelas, sepertinya dia tidak memakai pakaian dalam.
Aku meraba tubuhnya dan benar saja, saat aku menyentuh payudaranya yang besar dan daerah selangkangannya, aku tidak merasakan adanya pakaian dalam sama sekali. Lalu aku membuka rok dasternya yang lebar, dan tidak ada celana dalam sama sekali.
Lalu pandanganku mengarah pada meja belajar di samping lemari pakaiannya. Benda yang sangat tidak asing bagiku, yaitu sebuah dildo besar dan vibrator beserta remot kontrolnya.
Ternyata kamu punya mainan seperti ini juga Widya, ucapku dalam hati. Aku sama sekali tak ada niatan menegurnya, karena mengingat aku sendiri juga sangat binal.
Apa mungkin Widya sudah tidak perawan ya? Apa dia sudah pernah bersetubuh dengan orang lain?
Tak ingin terlalu memikirkannya, akupun segera keluar dan bergegas menuju kamarku sendiri. Setelah masuk kedalam kamar, lalu aku merenggangkan badanku sendiri sambil menguap.
Masa jam segini mau tidur sih, kulihat ponselku yang menunjukkan pukul empat sore.
Lalu muncul sebuah pesan di ponselku dari salah satu customerku, saat kubuka ternyata ia ingin vcs denganku nanti malam karena saat ini ia sedang ada urusan di luar kota.
ns 15.158.61.51da2