Dengan terkejut, aku berdiri karena kedua polisi itu sudah melangkahkan kakinya mendekatiku. Aku takut jika saja kedua polisi itu menggerebek markas ini lalu aku ikut terseret karena menyangka aku adalah bagian dari geng Joker Army.
Namun saat kulihat David yang juga berjalan kearahku terlihat sangat tenang seakan tidak terjadi apa-apa, lalu ia tersenyum kearahku.
"Maaf jika kami membuatmu menunggu," ucap salah satu polisi itu.
"Tidak masalah, aku juga baru sampai."
Setelah menjawab ucapan dari salah satu polisi itu, David bersalaman dengan kedua polisi itu. Yang membuatku mengerutkan dahiku sendiri adalah ketika kedua polisi itu terlihat menghormati David, namun keduanya masih tetap memandangiku dengan tatapan mesumnya.
"Kamu tidak perlu cemas sayang, mereka berdua berada di pihak kita," ucap David sengaja menenangkan perasaanku.
Namun aku masih merasa khawatir jika David sengaja berbohong lalu menjebakku. Hingga sesaat kemudian kedua polisi itu menjulurkan tangannya ingin bersalaman juga denganku.
Dengan ragu aku menggerakkan tanganku berjabatan tangan dengan kedua polisi itu. Kulihat keduanya tersenyum genit kearahku saat menyentuh kulit tanganku yang lembut.
"Jadi... Bagaimana? Kalian sudah menangkap mereka?" Tanya David pada kedua polisi itu.
"Semua sudah berjalan seperti yang kamu inginkan."
"Benar sekali, sekarang waktunya untuk negosiasi sebagai imbalan kami."
Kedua polisi itu kemudian melirik kearahku dengan tatapan mesum masih terukir jelas di wajah keduanya.
"Okey... Sekarang kita bicarakan masalah ini, kalian masuklah terlebih dahulu aku akan menyusul."
"Tidak masalah..."
Kemudian kedua polisi itu mulai melangkahkan kakinya lalu berjalan menuju salah satu kamar yang tepat berada di sebelah kamar dimana aku tidur beberapa saat lalu.
"Widya... Mereka sudah menangkap beberapa anggota geng The Falcon yang menantang balapan Reza semalam, mereka adalah pengedar narkoba. Kamu jangan cemas, geng kita sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk menangkap satu per satu pengedar narkoba di kota ini, dan sebagai gantinya pihak kepolisian tidak akan mengusik geng kita sampai kapanpun, tapi..."
Setelah menjelaskan panjang lebar, David sengaja menggantung ucapannya sehingga membuatku penasaran.
"Tapi apa mas?"
"Kamu nanti harus memuaskan mereka sayang," ucap David kemudian ia pergi menyusul kedua polisi itu masuk kedalam salah satu kamar.
Aku sendiri masih merasa bingung, setahuku geng motor adalah salah satu kelompok yang sangat bertentangan dengan hukum. Tapi sepertinya geng ini cukup berbeda dari yang lainnya.
Bukan rahasia umum lagi jika suatu geng motor pastinya mereka juga pengguna narkoba atau bahkan pengedar narkoba seperti yang dikatakan David sebelumnya. Tapi jika memang seperti itu, apakah gengnya David juga melakukan transaksi narkoba?
Tapi jika kulihat anggota geng yang lain, aku tak melihat tanda-tanda mereka mengonsumsi narkoba. Ah, aku merasa pusing dengan apa yang barusan kulihat.
Hingga akhirnya aku memutuskan untuk duduk kembali di kursi, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi Davin memintaku untuk memuaskan kedua polisi itu, sepertinya mereka juga akan menikmati tubuhku.
Namun tak lama kemudian aku melihat David keluar dari salah satu kamar itu lalu disusul dengan keluarnya dua orang polisi yang masih sama memandangku dengan tatapan mesum.
Kemudian kedua polisi itu menaiki tangga menuju lantai dua, sedangkan David mulai berjalan mendekatiku.
"Ikut aku sekarang," ucap David lalu ia menarik tanganku.
Aku hanya diam mengikuti langkah David yang kemudian ia mengajakku juga naik ke lantai dua.
Sesampainya di lantai dua, aku langsung berada di suatu ruangan yang lumayan luas, tapi masih kalah luas dari lantai bawah. Lalu terdapat sekitar tujuh kamar di setiap sisi lantai itu.
"Semua anggota geng kita tinggal di sini, mereka sedang tidur di kamar mereka masing-masing," ucap David lalu ia mengajakku menuju kamar yang letaknya paling depan.
"Kamar ini adalah satu-satunya kamar yang masih kosong. Mulai sekarang jika kamu mau pindah dari kosannya si Joko, kamu bisa memakai kamar ini untuk kamu tinggali. Sekarang, gw minta kamu layani dua polisi cabul itu, buat mereka puas dan jangan kecewakan mereka."
Sesampainya di depan kamar yang terletak paling ujung depan, kulihat di dalam kamar itu kedua polisi itu tengah sibuk melepas seragam mereka.
Menyadari kedatanganku, keduanya lalu memandangiku dengan tatapan mesum. Sesaat kemudian David mulai pergi meninggalkanku.
Dengan langkah ragu, aku memasuki kamar itu yang saat itu gorden jendelanya sudah terbuka lebar. Lebih terlihat seperti gudang dengan kasur empuk di dalamnya, namun perabot yang lain seperti lemari, meja rias dan kursi tertutup oleh kain putih, mungkin supaya tidak berdebu.
Kulihat kedua polisi itu berusia sekitar empat puluhan tahun, polisi yang sejak masuk kedalam rumah langsung bersuara itu memiliki kulit gelap dan badan yang masih kekar, sedangkan satunya lagi memiliki warna kulit agak cerah namun sedikit gendut.
"Siapa nama kamu sayang?" Tanya polisi yang memiliki kulit berwarna gelap.
"Widya, Pak..."
Aku masih menundukkan kepalaku, namun saat itu aku semakin jelas melihat penis kedua polisi itu yang sudah sangat tegang dan sama-sama berwarna gelap.
"Sejak kapan kamu menjadi anggota geng motor ini? Selama saya bekerja sama dengan geng ini, saya tidak tahu kalo ada juga anggota ceweknya." Tanya polisi yang berbadan gendut.
"Eee... Ba-baru tiga hari ini pak."
Aku semakin gugup dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan padaku. Kini aku merasa seolah sedang di interogasi, karena ekspresi mereka yang tiba-tiba saja datar.
Sempat terpikir bahwa dugaanku benar bahwa David sudah menjebakku. Namun apa yang terjadi selanjutnya menghilangkan semua dugaan-dugaanku.
"Hahaha..."
Keduanya tertawa bersamaan, lalu mereka kembali menatapku mesum seperti sebelumnya. Jujur aku sendiri lebih nyaman ketika mereka menatapku seperti ini daripada ketika mereka memasang wajah datar.
"Saya sama sekali tidak menyangka mereka bisa merekrut anggota cewek spek bidadari surga macam ini."
"Hahaha... Bener Han, pake gamis sama hijab lebar lagi."
"Udah yuk mbak, kita main bertiga aja. Pastinya semalam udah puasin mereka kan? Sekarang giliran kita hehehe..."
"Akhh..."
Aku merasa terkejut saat tiba-tiba saja polisi gendut itu langsung meraih tanganku dan menarikku berada di dekapannya. Sedangkan polisi berkulit gelap dan kekar itu sudah berada di belakangku, ia meremas kedua payudaraku dengan gemas dari belakangku.
"Aahhh... Mmpphh..."
Polisi bertubuh gendut di depanku langsung melumat bibirku, lalu secara perlahan ia menarik rok gamisku lalu tangannya menyelinap masuk meraih vaginaku yang ternyata sudah becek.
"Hahaha... Gak pake daleman lagi, saya semakin yakin kamu semalam habis pesta sama geng motor ini."
"Aahhh.... Iyaaahh Pakk... Ahh..."
"Toketnya juga enak Jon, gak pake bra dia, hahaha..."
Kedua polisi itu terus merangsang ku di payudara dan vaginaku, kini aku diapit oleh kedua polisi cabul itu yang ingin menuntut kepuasan dari tubuhku.
Kurasakan kontol mereka berdua semakin menegang dan kini kontol mereka menyentuh pantat dan perutku karena gamisku sudah tersingkap setinggi perutku.
"Paakk... Saya mau keluaarr... Aahh..."
Aku melenguh panjang, tak butuh waktu lama untuk mereka menaikkan nafsuku lagi. Kurasakan tubuhku mulai mengejang, lalu polisi yang bernama Han entah siapa itu semakin mempercepat kocokannya di vaginaku.
Dari vaginaku keluarlah cairan bening yang menyembur seperti air mancur, cairan bening itu menyembur hingga tiga kali dari dalam vaginaku dan seketika tubuhku terasa lemas.
Namun Pak Han malah memasukkan tangannya kedalam gamisku dari bawah dan meremas kedua payudaraku dengan gemas. Sedangkan Pak Jon yang berada di belakangku, tangannya menggantikan rekannya untuk mengocok vaginaku namun lebih cepat.
"Aaaahhhh... Paaakkk... Aaaahhh..."
Dalam selang waktu kurang dari satu menit, aku kembali mengalami orgasme lagi. Bahkan kini vaginaku kembali menyemburkan cairan bening sebanyak empat kali.
"Aahh... Udaahh Paakk... Masukin kontol kalian ke vagina saya sekarang aja ya pak..."
"Hahaha..."
Mereka berdua kembali tertawa mendengar permohonanku yang terkesan bertolak belakang dengan penampilanku saat ini.
Kemudian Pak Han sedikit mendorong tubuhku ke arah kasur hingga aku terbaring diatas kasur yang masih tertutup kain putih. Lalu kedua kakiku dibentangkan lebar membuka bibir vaginaku yang sudah basah karena ulah mereka.
"Anusmu udah jebol apa belum, Widya?"
"Sudah Pak, masukin dong paakk..." Ucapku manja membalas pertanyaan dari Pak Han.
"Eh Jon, kamu memeknya aja deh, aku pengen nyicipin lubang anusnya akhwat hehehe..."
"Siap laksanakan."
Kemudian polisi yang memiliki kulit gelap itu ikut naik keatas ranjang lalu menyuruhku menungging tepat di atasnya.
"Masukin sendiri Widya, hahaha..."
Sebelum aku memasukkan kontolnya yang hitam dan tegang itu, aku sempat membasahi kontolnya dengan air liurku sendiri. Lalu berusaha memasukkan kontolnya kedalam vaginaku.
"Aahhh..."
Aku mendesah manja saat kontol Pak Jon yang berada di bawahku berhasil masuk sepenuhnya kedalam vaginaku. Lalu aku menyingkap hijab lebarku ke pundak lalu membuka resleting gamisku yang berada di depan.
Kemudian aku membuka lebar resleting gamisku sehingga membuat payudaraku yang montok dan sekal menyembul keluar. Tak hanya itu, aku lalu semakin menunggingkan tubuhku dan meminta Pak Han untuk segera memasukkannya juga.
"Nih Pak, saya bantu bukain... Masukin sekarang ya pak..."
Aku membuka lebar lubang anusku menggunakan tanganku, sehingga membuat anusku yang sudah longgar terlihat semakin menganga.
"Hahaha... Udah bolong aja anus kamu Widya..."
Lalu Pak Han meludahi lubang anusku sampai basah, lalu ia mendekatkan kepala kontolnya di lubang anusku.
"Aakhh... Mmhh... Paakkhhh... Aahhh... Enaakk..."
Dengan sekali dorongan pelan, kurasakan kontol Pak Han berhasil masuk sepenuhnya kedalam anusku. Hingga kini kedua lubang bawahku dimasuki dua kontol secara bersamaan.
Meski anusku sebelumnya sudah agak longgar namun lubang anusku masih terasa sesak ketika dimasuki oleh kontol Pak Han. Kemudian mereka berdua mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur menyetubuhi dua lubang bawahku.
"Aahh... Enak banget anusmu Widya, meski udah agak longgar tapi masih enak ngegrip-ngegrip gitu ahh..."
"Masa udah longgar sih Han? Ini memeknya aja sempit kayak masih perawan, aahh..."
"Iyyaahh... Paakk... Ahh... Kemarin anusku dimasuki dua kontol sekaligus... Ahh..."
Aku semakin mendesah keras ketika disetubuhi oleh mereka berdua, bahkan keduanya agak terkejut ketika mendengar pengakuanku bahwa anusku pernah dimasuki dua kontol sekaligus.
"Nanti gantian Jon, aku juga pengen ngerasain memeknya akhwat lonte gratisan ini..."
ns 15.158.61.21da2