Kedua orang sudah berada di posisi masing-masing, menaiki motor sport mereka bersiap menunggu aba-aba dari seorang wanita cantik yang sedang membawa bendera di tengah jalan.
Wanita itu berpenampilan sangat seksi dengan rok pendek dan hanya memakai tank top sebagai atasannya.
Kedua pembalap itu sedang fokus menatap kearah jalan sambil menggeber motor sport mereka masing-masing, lengkap dengan helm full face dan jaket tebal sebagai pelindung.
Suara knalpot motor yang menderu membuat semua penonton yang sudah berada di pinggir jalan semakin bersorak.
Sementara aku masih berdiri di pinggir jalan besar ini, ditengah kerumunan geng Joker Army. Aku merasa sangat khawatir dan jantungku berdebar, takut jika nanti Reza kalah maka aku yang harus merelakan tubuhku sebagai taruhan.
Sesaat sebelum Reza bersiap dengan motornya di garis start, aku kembali memasukkan payudaraku kedalam gamis dan menutupnya dengan hijab panjang yang kupakai, namun aku tak menutup resleting gamisku kembali.
"Lu tenang aja, Reza gak akan biarin bajingan itu menang."
"Betul Wid, malahan Reza udah terkenal sebagai raja jalanan."
"Tapi... Saya masih khawatir mas..." Ucapku dengan rasa khawatir lalu aku menggigit kuku jempolku sendiri untuk meredakan rasa khawatirku.
"Hahaha... Setiap balapan kita gak pernah kalah Wid."
"Cuma orang-orang bodoh seperti mereka itu yang berani nantangin kita."
"Lu tahu? Sebenarnya Reza itu mantan pembalap profesional, bahkan dia punya lisensi resmi..." Ujar salah satu anggota yang seketika mengalihkan perhatianku.
"Beneran mas?..." Tanyaku penuh harap.
"Kalo lu gak percaya nanti di markas lihat aja, ada kok di kamarnya Reza."
Akhirnya aku bisa bernafas sedikit lega, aku kembali fokus memperhatikan Reza yang sedang menggeber motor sportnya di sebelah lawannya.
Seorang wanita yang sebelumnya sudah berada di tengah jalan raya, kini mulai mengangkat bendera yang berada di kedua tangannya.
Vrrooommm....
Suara motor keduanya langsung menggema, ketika wanita itu menurunkan kedua tangannya yang membawa bendera. Lalu di roda belakang setiap motor terdapat asap tebal karena gesekan ban motor dan aspal, kemudian kedua motor itu melaju dengan cepat.
Hal itu membuat semua orang yang berada di pinggir jalan semakin bersorak, sehingga suasana di tempat ini semakin ramai saja.
Kulihat motor mereka berdua semakin menghilang dan hanya terlihat lampu belakangnya yang berwarna merah, namun suara motor mereka masih terdengar jelas, menggema memecah kesunyian malam dari kejauhan.
Bahkan kali ini beberapa orang mulai berhamburan menuju tengah jalan melihat kedua motor yang sedang beradu kecepatan dari kejauhan.
"Aahhh..."
Ketika aku sedang fokus melihat jauh kemana motor itu pergi hingga akhirnya berbelok di tikungan, kurasakan tangan seseorang dari belakangku tiba-tiba saja meremas payudaraku dengan gemas.
Setelah itu anggota lain yang sebelumnya berada di sebelah kanan kiri dan belakangku, mulai mengerumuniku. Kurasakan juga tangan mereka saling berebut meremas payudaraku.
Kini hijab lebarku sudah tersingkap ke belakang lalu gamisku sudah terbuka lebar dengan kedua payudaraku juga sudah menyembul keluar.
"Aaaahhh... Sshhhh... Mmmhhh..."
Tangan mereka semakin liar menjamah tubuhku, sebagian masih berebut untuk bisa meremas payudaraku. Sebagian lagi menarik rok gamis lebarku lalu mulai berebut menggerayangi vaginaku.
Desahanku tertahan saat salah satu dari mereka tiba-tiba saja melumat bibirku. Tangan-tangan mereka yang berada di vaginaku, mulai memasukkan jari-jari mereka kedalam vaginaku. Mereka mulai mengocok vaginaku bahkan ada juga yang memaksa untuk memasukkan jarinya kedalam lubang anusku.
Aku semakin meliuk-liukkan tubuhku tak karuan, menerima semua rangsangan yang mereka berikan di sekujur tubuhku. Bahkan kini aku sampai lupa kalau saat ini aku berada di tengah ratusan orang yang sedang menonton balapan liar.
Padahal aku adalah satu-satunya wanita yang memakai pakaian tertutup, yaitu gamis lebar dan hijab panjang yang menutupi bagian tubuhku sampai pinggangku.
"Mmpphhh... Mmpphh..."
Aku semakin mendesah namun mulutku masih tertahan oleh ciuman mereka yang juga berebut meminta giliran.
Kurasakan tubuhku mulai mengejang hebat pertanda akan mengalami orgasme. Dengan akal sadarku yang masih berfungsi, aku segera menarik rok gamisku setinggi pinggang supaya nanti tidak basah oleh cairan vaginaku sendiri.
"Mmpphhh... Mmppaahh... Aahhh... Maassshh... Aahhhh...Keluaarrrr..."
Aku melenguh panjang saat akhirnya vaginaku menyemburkan cairan bening yang sangat banyak, bahkan cairan orgasmeku menyembur cukup kencang. Aku dibuat terkencing-kencing oleh mereka.
"Hahahaha...."
Tawa-tawa menjengkelkan mereka semakin ramai bahkan mungkin sudah menarik perhatian semua orang, karena aku berada di tengah-tengah kerumunan geng motor yang membawaku ke tempat ini.
Dengan nafasku yang masih terengah-engah dan tubuhku yang tiba-tiba terasa lemas, mereka mulai kembali ke posisi mereka masing-masing.
Dengan cepat aku kembali menurunkan rok gamisku dan hijab lebarku untuk menutup bagian dadaku. Namun aku lupa memasukkan kembali payudaraku yang masih menyembul keluar, sehingga terlihat jelas tonjolan putingku dari luar hijabku.
Ingin segera kubenarkan posisi gamisku seperti sebelumnya, namun kali ini semua pasang mata sudah mengarah padaku. Bahkan diantara mereka ada yang menatapku jijik, namun ada juga laki-laki yang menatap mesum kearahku.
Aku seketika membalikkan tubuhku dan dengan cepat aku kembali memasukkan kedua payudaraku yang menyembul kedalam gamisku.
"Hahaha..."
"Ngapain di masukin lagi?"
"Buka aja sekalian, kasih lihat aja toket lu yang montok itu ke mereka..."
"Hahaha..."
Aku semakin malu mendengar ucapan-ucapan mereka yang keras, sehingga kemungkinan semua orang di tempat ini mendengar ucapannya. Tapi aku tak menghiraukannya sama sekali dan segera membalikkan tubuhku menghadap ke depan.
"Aakkhhh..."
Baru saja aku menghadap ke arah jalan raya, seseorang langsung menggenggam pergelangan tanganku lalu menarikku ke belakang, sehingga membuatku hampir terjatuh. Namun untungnya orang yang menarik tanganku dengan sigap langsung menyangga tubuhku.
Ternyata orang itu adalah David, kemudian ia mengajakku menuju mobil jeep yang terparkir di belakang kerumunan kami.
Setelah memberi isyarat kepada anggotanya, dua seorang lelaki kemudian mengikuti kami menuju mobil.
Setelah sampai lelaki yang berbadan kurus itu membuka pintu belakang mobil lalu ia membuka celananya sehingga penisnya yang sudah tegang langsung menyembul keluar.
Ia duduk di depan pintu mobil jeep yang terbuka lalu menyuruhku untuk mengulum penisnya. Aku lalu membungkukkan tubuhku dengan pantatku sedikit menungging.
Aku menggenggam dan mulai mengocok penisnya yang terasa lengket di tanganku. Kemudian dari belakang, David menyingkap rok gamisku hingga pantatku terbuka sepenuhnya.
"Aaahhh..."
Aku mendesah pelan saat dengan sekali dorongan kurasakan kontol David sudah berhasil masuk kedalam vaginaku sepenuhnya. Kemudian aku mulai mengulum kontol pria kurus yang duduk di depanku dan menggerakkan kepalaku maju mundur.
David yang sedang menyetubuhi lubang bawahku mulai menggerakkan pinggulnya semakin cepat dan sesekali ia meremas dan menampar pantatku.
"Mmhhh... Mmhhh... Sslluurrrpp..."
"Hahaha... Pinter juga lu jadi lonte, aahh..." Ujar lelaki yang kontolnya sedang menikmati servis mulutku.
Lelaki itu lalu memegangi kepalaku dengan kuat, sedangkan David berusaha meraih payudaraku lalu membuka lebar gamisku sehingga payudaraku yang menyembul keluar bergerak bebas seirama dengan genjotan David di vaginaku.
Dengan inisiatifku sebagai seorang lonte akhwat yang harus memuaskan tuan-tuannya, aku menyingkap hijab lebarku ke belakang. Sehingga David lebih leluasa lagi untuk meremas payudaraku dengan gemas.
"Aahh... Memek kamu enak banget sayang, sempit kayak perawan... Gw mau keluarr..."
"Ahh... Iya bos, gw juga mau keluar, enak banget sepongan nih lonte akhwat..."
Tangan lelaki itu semakin kuat memegang kepalaku dan semakin menekan kepalaku sehingga membuatku hampir tersedak.
Sedangkan David semakin mempercepat sodokannya di vaginaku lalu dengan satu hentakkan keras, kurasakan kontolnya masuk semakin dalam ke lubang vaginaku.
Kurasakan David menyemburkan spermanya cukup banyak memenuhi rahimku. Disaat bersamaan, laki-laki di depanku juga turut menyemburkan sperma hangat kedalam tenggorokanku yang langsung kutelan.
"Uhuk... Uhuk... Hueekk..."
Aku terbatuk saat laki-laki itu melepaskan kepalaku lalu akupun merasa mual, tersisa sedikit sperma lelaki itu yang keluar dari mulutku yang langsung ku ludahkan.
Sementara di bagian vaginaku kurasakan sperma David meluber keluar membasahi pangkal pahaku, aku kemudian melebarkan kedua kakiku sehingga sperma David menetes jatuh ke tanah.
Tak lama kemudian datang lagi dua orang anggota geng Joker Army, keduanya langsung menggantikan posisi David di belakangku dan duduk menggantikan lelaki yang barusan berada di belakangku.
"Sepongin kontol gw Wid... Ahh..."
Tanpa disuruh untuk kedua kalinya, aku langsung mengulum kontol itu dengan lahap sehingga membuat pria itu memegang kepalaku, lalu salah satu tangannya lagi juga meraih payudaraku yang menggelantung lalu meremasnya.
"Memek lu udah ada pejuhnya si bos, gw pake lubang bool lu ya, hehehe..."
"Mppphhh...."
Aku memekik merasakan perih di lubang anusku, namum mulutku masih tersumpal kontol pria di depanku. Meski sebelumnya lelaki di belakangku sempat meludahi anusku dan kontolnya, tapi saat pria itu memasukkan kontolnya kedalam anusku, rasanya sedikit perih karena lubang anusku yang masih kering.
Mereka berdua semakin mempercepat gerakannya menyodok lubang anusku dan mulutku. Hingga tak lama kemudian datang lagi dua orang pria lalu mengambil posisi di sebelah kanan dan kiriku.
Aku lalu mulai meraih kontol mereka dan mengocok kontol mereka menggunakan kedua tanganku. Kini aku sedang disetubuhi oleh empat kontol sekaligus. Satu kontol di anusku, satu lagi di mulutku dan dua sisanya menggunakan tanganku.
"Mmpphhh... Mmpphhh..."
Kurasakan tubuhku kembali mengejang sehingga membuatku mengerang panjang hingga tak lama kemudian vaginaku menyemburkan cairan orgasmeku yang langsung menyembur ke tanah.
"Hahaha... Keenakan juga kan lu..."
"Hahaha... Lagaknya jilbaban, tapi di gangbang malah suka..."
Aku tak mempedulikan ucapan mereka, aku hanya fokus mengocok kontol kedua pria di kanan dan kiriku dengan tanganku.
Hingga beberapa saat kemudian pria di belakangku mendorong kontolnya semakin dalam di lubang anusku, lalu menyemburkan spermanya kedalam anusku. Sedang kan pria tanganku melepaskan kontol yang sedang ku kocok lalu berganti mengocok kontol yang sedang kukulum.
Aku mengocok kontolnya dengan kepala kontolnya yang kuhisap dengan mulutku, hingga akhirnya ia menyemburkan spermanya kedalam mulutku.
Kemudian, aku membersihkan kontol lelaki yang menyetubuhi anusku menggunakan mulutku sampai benar-benar bersih tanpa jijik sama sekali.
Setelah mereka berdua ejakulasi di mulut dan anusku, keduanya lalu pergi meninggalkanku. Kemudian dua lelaki yang tadi kontolnya hanya kebagian servis dari mulutku, kini mereka mengajakku masuk kedalam mobil.
Mereka agak memundurkan kursi jok belakang dan mendongakkan sandaran kursinya supaya lebih leluasa. Kemudian salah satu dari mereka duduk di kursi jok merebahkan tubuhnya.
"Aaahh..."
Aku mendesah pelan saat kontol pria itu berhasil masuk kedalam vaginaku dari bawah, lalu tak lama kemudian seorang pria yang berada di belakangku mengangkat rok gamisku setinggi punggung, lalu memasukkan kontolnya kedalam anusku.
Hingga setengah jam kemudian, aku sudah memuaskan semua anggota geng motor yang berjumlah empat belas orang di arena balap ini.
Tubuhku terasa sangat lelah dan basah karena keringatku yang terus bercucuran dari pori-pori tubuhku. Mereka semua menyemburkan spermanya kedalam lubang anus dan vaginaku, selain itu mulutku juga mereka jadikan sebagai tempat pembuangan sperma mereka. Sudah tak terhitung lagi berapa kali aku orgasme malam ini.
Saat aku sedang istirahat dan menyandarkan tubuhku di kursi jok belakang dengan payudaraku yang masih menyembul keluar, lalu kakiku mengangkang lebar dengan sperma mereka yang masih mengalir dari vagina dan anusku. Samar-samar aku mendengar suara Reza dan anggota geng lain sedang berbincang di luar.
Dan benar saja, saat aku menoleh kearah luar dengan pintu belakang mobil yang masih terbuka lebar, aku melihat Reza berdiri di sana dengan senyum lebar kearahku.
"Mass... Gimana balapannya? Menang kan?" Tanyaku penuh harap pada Reza.
"Menang dong, gw gak akan biarin mereka menang lalu kamu dibawa oleh mereka."
Mendengar pengakuan dari Reza, aku pun tersenyum semakin lebar kearahnya. Lalu aku menarik tangan Reza hingga ia masuk kedalam mobil lalu melumat bibirku dan meremas kedua payudaraku dengan gemas.
"Masss... Aahh... Pengen main? Kamu kan belum dapat giliran..." Tanyaku manja dengan memasukkan jariku kedalam vaginaku, lalu aku menjilati jariku sendiri yang terdapat cairan putih kental dari dalam vaginaku.
"Nggak dulu, nanti aja di rumah... Ini buat kamu... Kita udah sepakat kalo kamu juga akan dapat bagian..."
Reza menyerahkan segepok uang seratus ribuan kepadaku yang langsung kuterima. Lalu ia beranjak keluar mobil meninggalkanku.
Aku tahu uang yang ia berikan adalah uang haram, tapi aku juga berhak menerimanya. Lalu aku meraih tas selempangku yang berada di dasbor mobil dan memasukkan uang itu kedalam tasku.
Setelahnya aku merapikan kembali gamis lebar dan hijabku namun aku hanya menutup resleting gamisku setengahnya, tak lupa juga aku menyemprotkan parfum yang selalu kubawa ke seluruh tubuhku.
Saat aku keluar dari mobil, aku sedikit dikejutkan dengan puluhan orang yang sudah berada di sekitar mobil jeep ini. Tapi aku tidak peduli sama sekali, bahkan kini pandangan mereka semua tertuju padaku.
Kulihat mereka seakan tak percaya, melihat seorang akhwat dengan gamis dan hijab lebar panjang tergabung dalam salah satu geng motor, bahkan menjadi satu-satunya wanita di anggota geng motor itu sendiri.
ns 15.158.61.48da2