“Sharon, Evelyn.”
Setelah hari yang melelahkan yang dipenuhi dengan iri itu berakhir, mereka pun kembali ke istana untuk menyiapkan keberangkatan mereka besok. Tetapi ada sesuatu yang tidak biasa dari Sharon dan Evelyn. Mereka terlihat sangat murung karena memikirkan sesuatu.
Lilith yang melihat itu pun penasaran dengan apa yang terjadi dengan mereka berdua sekarang. Mereka yang biasanya selalu baik-baik saja, tiba-tiba menjadi seperti ini.
“Ada apa dengan kalian?”
Lilith sudah menjadi teman baik bagi mereka berdua, mereka bahkan sudah terlihat seperti saudara. Lilith juga lebih menyukai mereka daripada Chamuel yang selalu mengganggunya kapanpun dia berada di dekat malaikat cebol itu.
Mereka teringat dengan betapa lemahnya mereka sekarang ini. Mereka teringat saat Edward menghadapi musuh yang berkali-kali lebih kuat dari dirinya, tetapi dia dengan gagahnya bisa menang meskipun mengorbbankan tubuhnya. Mereka tahu kalau mereka harus menjadi kuat setiap hari agar bisa berpetualang bersama Edward karena semakin hari, halangan yang menerpa akan menjadi semakin besar. Dengan pertarungan kemarin, mereka benar-benar sadar kalau diri mereka benar-benar tidak berguna.
“Tidak ada apa-apa kok!”
Jawaban itu malah membuat Lilith menjadi semakin khawatir dengan keadaan mereka berdua. Dia pun mendekat, dan memegang tangan keduanya dan tersenyum lebar.
“Kalau ada sesuatu yang terjadi kepada kalian, katakan saja ya! Kita kan teman. Teman itu harus saling membantu dalam kesusahan.”
Mereka terkesan dengan Lilith yang benar-benar menganggap mereka sebagai teman yang berharga. Mereka benar-benar sudah menjadi teman baik, bahkan Sharon yang semula membenci iblis pun sekarang percaya kalau ada juga iblis yang seperti Lilith yang baik hati.
“Lilith.”
Di saat itu tiba-tiba datang Archangel Zadkiel dengan rencananya yang lain. Dia sudah tahu masalah mereka berdua, dan itu juga akan menjadi masalah jika mereka berdua tidak segera menjadi kuat seperti Chamuel dan yang lainnya.
“Ehem!”
“Geh! Zadkiel!”
Lilith terkejut dengan Zadkiel yang tiba-tiba muncul itu entah dari mana itu. Seperti biasa, Lilith merasa tidak cocok dengan Zadkiel karena dia sangat sulit ditebak, bahkan Lilith sama sekali tidak tahu apa yang berada di kepalanya sekarang.
“Apa yang kau maksud dengan ‘geh’ hah?!”
Lilith memalingkan mukanya dan menatap ke arah lain sambil bersiul berpura-pura untuk tidak mendengarkan.
“Ehem! Ngomong-ngomong Sharon, Evelyn.”
Zadkiel harus melakukan ini, dia harus membuat mereka mengingat tentang kehidupan masa lalu mereka dan bisa membangkitkan kekuatan mereka seperti Chamuel agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“Kalian ingin menjadi kuat kan?”
Mereka terkejut dengan Zadkiel yang mengatakan hal itu, mereka tidak menduga kalau diantara semua orang, Zadkiel lah yang akan menanyakan itu.
“Kami sangat ingin, tetapi....”
“Tentu aku tahu, aku punya seorang kenalan yang tinggal di sebuah tempat terpencil. Kalau kalian mau aku bisa-“
Mereka pun mulai melihat cahaya harapan yang akan menuntun mereka. Meskipun mereka tidak terlalu mengenal siapa Zadkiel itu, tetapi mereka tahu kalau dia adalah orang baik yang selalu membantu mereka melewati masalah, bahkan Sharon pun telah diselamatkan olehnya.
Mereka berdua sudah membulatkan tekad mereka masing-masing. Mereka ingin menjadi kuat agar tidak menjadi bbeban lagi di dalam kelompok, mereka ingin menjadi kuat agar bisa melindungi semua yang mereka cinta.
“Kami mau!”
“Tetapi kalian akan berpisah dengan Edward, walaupun hanya sementara. Ehm! apa kalian sanggup?”
Sharon dan Evelyn merasa sedih karena harus berpisah dengan Edward, tetapi walaupun mereka bersama-sama, mereka sama sekali tidak akan berguna dan hanya akan menjadi beban bagi yang lain. Mereka tidak menginginkan itu, mereka tidak ingin berada di belakang yang lain, mereka ingin berdiri di samping mereka semua.
Sharon pun memasang wajah yang serius menatap Zadkiel untuk membuktikan kalau dirinya siap untuk menghadapi itu. Dia sudah tidak ingin menjadi beban untuk mereka semua, dia sudah tidak ingin berdiri di belakang mereka, dia ingin berdiri di samping mereka semua.
“Aku siap! Aku akan melakukan apapun demi menjadi kuat dan bisa berdiri sejajar dengan mereka semua!”
Evelyn juga sama seperti Sharon. Selama ini dia tidak pernah berpikir untuk belajar sesuatu untuk bertarung, tetapi setelah melihat pertarungan mereka kemarin, dia juga ingin berdiri sejajar dengan mereka semua, dia tidak ingin tertinggal jauh di belakang mereka semua.
“Tuan Zadkiel, aku juga siap! Aku ingin membuktikan kalau aku tidak lemah!”
Lilith merasa sangat tidak nyaman berada dalam suasana yang sangat berat ini, dia merasa ingin segera berlari keluar dari sana dan terbebas.
“Lilith! Kau akan ikut bersama mereka!”
Lilith terkejut bukan main karena mendengar Zadkiel yang tiba-tiba mengatakan hal itu. Itu adalah hal yang paling mengejutkan yang dia dengar hari ini, dia tidak menyangka kalau Zadkiel yang menyuruhnya untuk menemani Edward, sekarang dia malah disuruh untuk menemani Sharon dan Evelyn.
“Eh? Aku?”
Zadkiel sudah tahu kalau Sharon itu kuat, tetapi meskipun seperti itu dia harus menyiapkan hal agar tidak terjadi sesuatu yang buruk dengan mereka. Dia sebenarnya ingin menyuruh Chamuel, tetapi dia tahu Chamuel pasti tidak akan mengikuti apa katanya.
“Iya, kau akan ikut dengan Sharon dan Evelyn.”
Lilith tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti apa kata Zadkiel, selain itu dia juga tidak ingin kalau teman baiknya itu sampai kenapa-napa. Dia ingin membantu mereka dengan sesuatu yang dia bisa lakukan.
“(sigh) Baiklah, aku akan ikut dengan mereka. Lagipula aku juga tidak ingin mereka kenapa-napa.”
“Terima kasih Lilith! Kau memang yang terbaik!”
Lilith tersipu malu dengan itu, wajahnya terlihat memerah ketika melihat Sharon dan Evelyn mengucapkan terima kasih kepadanya dengan wajah yang bahagia seperti itu.
“I-itu tidak masalah! K-kalian adalah teman-temanku.”
“Mulai sekarang tujuan kalian dengan Edward akan berada di arah yang berbeda, jadi aku sarankan kalian untuk membuat sesuatu yang akan membuat kalian tidak menyesal kemudian. ”
Sekali lagi mereka merasa sedikit sedih harus berpisah dengan Edward dan yang lainnya yang telah berpetualang bersama-sama selama ini. Bahkan Lilith pun juga akan merasa kehilangan karena dia telah melewati banyak hal bersama Edward dan yang lainnya.
Mereka pun mulai mempersiapkan sesuatu untuk bekal mereka besok karena mereka akan meninggalkan kota ini bersamaan dengan Edward dan yang lainnya. Edward sudah ingin berangkat karena dia sudah tidak nyaman dipanggil dengan sebutan pahlawan lagi.
Sementara itu Edward sekarang berada di dalam kamarnya berbaring di kasur. Dia mencengkram kepalanya dengan kuat dan berguling-guling di kasurnya karena mengingat kejadian memalukan yang baru dia alami hari ini.
“AAAAAA MEMALUKAN!"
Edward teringat saat-saat dimana White menciumnya di depan banyak orang saat di bawah pohon suci. Hanya mengingat itu saja membuat wajah Edward memerah, dia sangat malu melakukan hal itu di depan banyak orang seperti itu.
Wajahnya pun menjadi lesu seperti orang yang tidak makan selama berhari-hari. Dia memandangi langit-langit dengan wajah dengan wajah yang sama sekali tidak bersemangat.
“(sigh) Aku ingin mati.”
Edward terus berusaha tidak mengingat-ingat kejadian itu, tetapi itu adalah ciuman pertamanya, seberapa keras pun dia ingin melupakannya, dia akan tetap teringat selalu.
“(sigh) sekarang mereka sedang apa ya?”
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Edward dan membuat Edward yang melamun itu terkejut. Edward adalah orang yang sangat berhati-hati terutama pada malam hari karena dia tidak tahu dimana dan kapan Chamuel akan menyerangnya, apalagi dengan kejadian hari ini.
“S-siapa itu...?”
“Ini aku Sharon!”
Edward tidak percaya begitu saja dengan itu karena Chamuel sudah pernah menipunya dengan trik itu, apalagi melihat Sharon yang selama ini tidak pernah mengganggu Edward dan menyusup ke kamarnya saat malam hari.
“Kau Chamuel kan? Jangan menirukan Sharon karena itu percuma!”
“Kukukuku...kelihatannya Ed-chan masih belum sadar.”
“Eh?!”
Edward terkejut dengan suara Chamuel yang terdengar sangat lirih dari arah kasur tempat dia tidur. Edward pun segera mengecek di bawah kasurnya dan ternyata benar, disitu ada Chamuel yang bersembunyi dan menunggu Edward tidur.
“Kau...apa yang kau lakukan disini, Chamuel?”
“Te~he!”
Sharon yang penasaran pun menggedor-gedor pintu kamar Edward dengan keras, begitupun dengan Evelyn yang dielakangnya. Mereka menggedor-gedor pintu dengan keras agar Edward segera membuka pintu itu.
“Ed, apa ada sesuatu disana?”
“Kalau begitu, yang mengetuk pintu itu yang asli ya...? (sigh) Tidak ada apa-apa, cuman Chamuel yang menyusup lagi ke kamarku!”
“Apa?! Cebol, cepat keluar dari situ!”
Sharon yang mendengar itu pun menjadi kesal dengan Chamuel yang selalu menyusup ke kamar Edward disaat ada kesempatan. Sharon pun juga terheran dengan Chamuel sangat senang melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh wanita seperti itu.
“Chamuel, cepat keluar dari situ!”
“Tch! Chamuel rasa tidak ada pilihan lain.”
Chamuel pun keluar dari bawah kasur itu dengan tidak bersemangat karena rencananya sudah tergagalkan malam ini. Dia berusaha menunggu Edward tertidur dan akhirnya dia bisa menyerangnya, tetapi semua harapan itu sudah pupus.
Edward segera membuka pintu kamarnya sebelum ada yang terganggu dengan suara berisik yang mereka keluarkan. Tetapi Edward tidak menyangka kalau Sharon dan Evelyn akan berkunjung ke kamarnya di waktu malam. Biasanya mereka adalah orang-orang yang sama sekali tidak agresif seperti Chamuel, mereka berdua juga tidak suka melakukan sesuatu seperti itu.
“Sharon, Evelyn, ada apa kalian malam-malam kemari?”
“Sebenarnya...”
Hati Sharon ragu-ragu untuk mengatakan hal ini kepada Edward. Dia tahu kalau dia sudah membulatkan keputusannya, tetapi di dalam hatinya terdapa perasaan tidak ingin berpisah dengan mereka semua yang sudah dia anggap sebagai keluarga.
Evelyn tahu kalau itu sangat berat bagi Sharon, tetapi mereka tidak mempunyai pilihan lain selain menjadi kuat dan bisa berdiri sejajar dengan mereka semua.
“Tuan Edward, sebenarnya kami tidak akan ikut anda untuk melanjutkan perjalanan anda lagi.”
Edward tidak bisa menahan rasa terkejutnya mendengar hal itu dari Evelyn. Dia sama sekali tidak menyangka kalau mereka akan melakukan hal yang benar-benar diluar pikiran Edward. Edward mencoba memikirkan alasan kenapa mereka ingin berpisah dengan kelompoknya dengan keras, tetapi dia tidak bisa memikirkan jawabannya.
“Eh? Ke-kenapa? Apa kalian tidak suka dengan-“
“Bukan itu, Ed! Sebenarnya Zadkiel menawari kami untuk bertemu dengan kenalannya dan berlatih.”
Edward tidak mengerti dengan jalan pikiran mereka, dia tidak mengerti kenapa mereka ingin berpisah untuk berlatih sedangkan di kelompoknya ada White dan yang lainnya yang bisa melatih mereka.
Bukannya tanpa alasan kenapa Edward tidak mau mereka pergi, dia sangat tahu kekuattan mereka berdua tetapi melihat kalau mungkin ada musuh yang kuatnya seperti Avvanyyon dan Garuda, mereka tidak akan bisa melawannya.
“Kalau begitu, bukannya kita bisa berlatih bersama setiap hari? Kenapa kau sampai-”
Tiba-tiba Lilith pun muncul dari arah pintu dengan senyuman lebarnya seperti biasa. Mungkin Lilith hampir tidak pernah mengeluarkan kekuatannya selama ini, tetapi dia sangat yakin dengan kekuatannya yang ia sembunyikan selama ini.
“Jangan khawatir temanku Ed, mereka akan aman bersamaku! Aku bisa jamin itu!”
Mereka senang karena Edward juga tidak ingin berpisah dengan mereka, mereka merasa bahagia dengan hanya melihat itu. Tentu mereka sudah berusaha berlatih dengan keras, tetapi sekeras apapun mereka berlatih, mereka tidak mampu mengejar Edward yang terus melaju dengan sangat cepat. Jangankan untuk menyusul Edward, untuk menyusul Chamuel saja hampir mustahil bagi mereka.
“Lilith, Kau juga ikut?”
Chamuel pun berjalan mendekat ke Edward dan memegang telapak tangannya dengan kedua tangan kecilnya itu.
“Ed-chan, biarkan mereka pergi.”
“Tapi-“
“Ed-chan, coba lihat mata mereka.”
Edward pun melihat mata mereka seperti yang diperintahkan Chamuel. Itu adalah mata yang menampakkan keseriusan, mata yang indah dan penuh keberanian yang membuat Edward terkagum. Mata itu membuat Edward yang semula menentang keputusan mereka menjadi berbalik ingin mendukung mereka.
“Kalian serius ya?”
“Kami sangat serius!”
“(sigh) Baiklah, aku akan mendukung kalian!”
Sharon dan Evelyn pun senang karena Edward yang akhirnya mendukung mereka untuk berlatih. Di saat itu mereka pun berjanji untuk segera menjadi kuat dan bertemu dengan Edward lagi untuk bersama dengannya berpetualang di dunia yang luas ini.
Chamuel pun mendekat dan memegang tangan Sharon dengan wajah seriusnya. Dia pun melepas sarung tangan putihnya dan menggigit jari jempolnya hingga mengeluarkan darah berdarah. Tindakan Chamuel itu sangat membuat terkejut mereka yang ada disana, mereka tidak mengerti dengan arti dari tindakan misterius Chamuel tersebut.
“C-cebol, tunggu! Apa yang kau-”
Dengan jempolnya yang mengeluarkan darah itu, Chamuel menggambar sesuatu di telapak tangan Sharon. Itu adalah simbol dua buah pilar yang sejajar dan sama panjang dengan garis melengkung di atas dan bawahnya.
“Shar-chan, jangan pernah hapus darah ini karena ini adalah simbol kita.”
“Hah? A-apa yang sebenarnya kau maksud?”
Sharon sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Chamuel dan arti dari tindakannya itu. Dari dulu dia sudah tahu kalau dibalik tingkah Chamuel yang konyol itu, terdapat sebuah kemisteriusan, apalagi dia adalah orang yang tahu tentang kehidupan masa lalu mereka.
“Shar-chan akan segera tahu tentang itu, mungkin Shar-chan akan sangat syok ketika saat itu tiba, tetapi ingatlah ini Shar-chan, kita adalah satu!”
Sharon semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Chamuel sekarang, dia hanya terdiam dan berusaha menebak maksud dari kata-katanya karena mungkin itu adalah sebuah petunjuk untuk dirinya.
“Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kau maksud, tapi baiklah aku akan mengingat itu.”
Chamuel sudah tahu dan mengingat tentang kehidupan masa lalunya bersama dengan Edward dan yang lainnya. Itu adalah hal yang paling indah dan juga menyakitkan dari semua hal yang pernah Chamuel alami selama ini, dia bahkan hampir jatuh ke lubang keputus asaan hanya dengan mengingat-ingat itu. Sebuah kesalahan di kehidupan masa lalu yang tidak bisa dia tebus sampai dirinya di masa lalu memutuskan untuk menghilang dari dunia ini.
Chamuel memeluk Sharon dengan perasaan yang sedih. Walaupun mereka berdua sangat sering berengkar, tetapi di dalam hati Chamuel terdapat rasa kasih sayang yang besar kepada Sharon. Sebuah perasaan yang melebihi teman, dia menganggap Sharon sebagai saudara. Bukan hanya menganggap, dari awal mereka memanglah saudara.
“Shar-chan, semoga Shar-chan cepat kembali bersama-sama kita lagi. Evelyn-chan juga!”
Chamuel, Lily, Sharon, dan yang lainnya memang adalah saudara, tetapi dibalik itu Chamuel dan Sharon mempunyai ikatan spesial dibanding mereka semua.
“Aku pasti akan segera kembali setelah menyelesaikan latihan!”
Edward pun mendekati mereka dengan berusaha tersenyum. Dia merasa kalau dirinya akan sedikit kesepian jika mereka tidak ada, tetapi dia sudah melihat keseriusan dari mata mereka, dia sudah tidak sanggup untuk menahan mereka lagi.
“Kalau begitu Sharon, Evelyn, kita akan bertemu lagi di markas lama enam bulan lagi!”
“Baiklah, Ed! Tetapi sebelum itu, Ed kemarilah!”
Edward berjalan mendekati Sharon dan Evelyn tanpa mengetahui apa yang akan mereka coba lakukan kepadanya. Mereka sudah memantapkan hati mereka setelah melihat kejadian yang membuat mereka syok hari ini.
“Ed, membungkuklah!”
“Hmmm...? Memangnya ada apa?”
“Sudahlah, membungkuk saja!”
Edward pun membungkuk tanpa merasa curiga kepada mereka karena mereka adalah orang-orang yang Edward anggap paling santun dari semua orang di kelompoknya.
Sharon dan Evelyn pun mendekat dengan sedikit malu-malu. Jantung mereka berdetak kencang saat ini, mereka mau berhenti tetapi ini adalah kali terakhir mereka bisa melihat Edward. Mereka tidak akan bertemu dengannya lagi untuk beberapa bulan kedepan, karena itu lah mereka ingin salam perpisahan yang akan membuat mereka tidak menyesal.
Mereka pun mendekatkan mulut mereka ke telinga Edward dan dengan suara mereka yang lirih, mereka membisikkan sesuatu.
“Ed, ini adalah salam perpisahan dari kami.”
“Tolong ingat ini selalu, tuan Ed.”
Mereka pun mencium kedua pipi Edward dengan bibir mereka yang lembut. Mereka mencurahkan seluruh perasaan mereka di satu ciuman di pipi ini. Meskipun hanya ciuman di pipi, ini adalah hal yang sangat berarti bagi mereka berdua.
Ini adalah usaha terbesar yang pernah mereka lakukan selama ini. Mereka tidak bisa melakukan hal yang seperti Chamuel, Lily, ataupun White lakukan kepada Edward, tetapi setidaknya mereka bisa melakukan ini sebagai awal dari usaha mereka.
Edward pun hanya bisa terdiam dan terkejut melihat Sharon dan Evelyn yang selama ini kalem, bisa menjadi agresif menjadi seperti ini. Tetapi Edward tidak keberatan karena ciuman di pipi biasanya hanya menjadi sebuah simbol sebuah perpisahan.
Sharon dan Evelyn memegang pipi mereka masing-masing dengan wajah yang memerah seperti tomat yang sudah masak. Mereka tidak menyangka kalau melakukan salam perpisahan akan menjadi sememalukan ini.
“I-ini memalukan!”
“(sigh) Kalian ini ya...sebaiknya jangan melakukan hal yang kalian tidak biasa lakukan!”
“Ti-tidak ada pilihan lain kan! Sekali-kali a-aku juga ingin melakukan salam perpisahan yang romantis!”
Pada awalnya Evelyn merasa kalau ciuman di pipi bukanlah sesuatu yang memalukan karena orang tuanya biasa melakukannya kepada Evelyn, tetapi entah kenapa ketika dia yang melakukannya, rasanya menjadi sangat memalukan sehingga membuatnya menutupi wajah merahnya itu dengan kedua tangan.
“Ti-tidak kusangka ciuman di pipi itu sememalukan ini.”
“Hoamz! Ah...aku mengantuk! Kalian, cepat kembali ke kamar kalian masing-masing dan Chamuel, jangan berbaring di kasurku seolah-olah itu adalah kasurmu sendiri! Cepat kembali!”
“He~h, tidak apa-apa kan, lagipula ini kan malam terakhir kita di istana ini!”
“Tidak ada tapi-tapian! Sharon, cepat bawa dia!”
Sharon pun segera menarik Chamuel dengan paksa dari kasur Edward, tetapi Chamuel tetap melawan. Chamuel sama sekali tidak mau pergi dari kasur itu, dia ingin melampiaskan semua rasa iri dan cemburunya akhir-akhir di malam ini.
“Gak mau! Chamuel gak mau!”
“Chamuel, kalau kau gak mau pergi dari sini, aku terpaksa tidur sekamar dengan Lily, apa kau tidak keberatan dengan itu?”
Chamuel merasa kalau Edward tidak adil kepadanya, dia juga ingin seperti yang Lily yang selalu dekat dengan Edward. Selama ini Edward bahkan tidak pernah berbuat apapun kepadanya sekeras apapun dia berusaha menggoda Edward. Bahkan sihir cintanya pun sudah menjadi tidak mempan kepada Edward.
“Mmmm...kenapa Ed-chan selalu jahat kepada Chamuel?! Padahal kan Chamuel selama ini berusaha! Chamuel juga pengen seperti yang lainnya! Chamuel juga pengen ini itu! Kenapa hanya Chamuel yang ditinggalkan?!”
Edward sama sekali tidak ermaksud jahat kepada Chamuel dan membuatnya menjadi anak tiri ataupun yang lain. Edward sama sekali tidak bisa melakukan hal itu kepadanya, ataupun kepada yang lainnya karrena mereka semua sangat berharga baginya.
“(sigh) Dengar ya Chamuel, ini bukannya aku bermaksud jahat karena selalu menolak ajakanmu, tetapi karena kau kuanggap sangat berharga jadi aku tidak bisa melakukan itu. Kalau aku hanya menganggapmu tidak penting, maka aku sudah lama melakukan apa yang kau mau hanya untuk memanfaakanmu dan pada akhirnya membuangmu seperti sampah.”
“Ed-chan...Kya~ jadi seperti itu... hanya mendengarnya saja membuat Chamuel ini sangat senang!”
Chamuel terkesan dengan kata-kata keren yang baru saja dikatakan oleh Edward. Hatinya yang kesal pun sekarang berubah menjadi berbunga-bunga karena kata-kata yang sangat keren menurutnya itu.
“Kalau kau sudah mengerti, sekarang cepatlah kembali ke kamarmu dan jangan lakukan hal yang aneh-aneh lagi, dasar malaika kecil bodoh!”
Chamuel pun langsung memeluk erat pinggang Edward dengan wajah bahagianya, dia merasa sangat senang dengan Edward yang selama ini menganggapnya seperti itu.
“Sudah Chamuel duga kalau Ed-chan itu sangat baik! Ed-chan memang terbaik!”
“Hah?! Cepatlah lepaskan aku dan kembali ke kamarmu, dasar malaikat bodoh!”
“Huhuhu~ Ed-chan! Ed-chan!”
Akhirnya setelah bersusah payah membujuk Chamuel, Chamuel pun mau kembali ke kamarnya dan membiarkan Edward beristirahat dengan tenang. Edward pun melamun membayangkan Sharon dan Evelyn yang mulai besok akan berpisah dengannya. Dia sudah tidak keberatan dengan itu, tetapi dia pasti akan merindukan mereka berdua.
“(sigh) Kurasa mulai besok aku akan sedikit merasa kesepian. Baiklah, selamat tidur!”
Setelah pagi tiba, mereka pun bersiap-siap untuk melakukan keberangkatan mereka masing-masing. Karena tujuan mereka selanjunya adalah kerajaan ras Beast, maka Chamuel harus menyiapkan kereta terbang untuk keberangkatan mereka. Dia sudah menghubungi Rumiel untuk segera menyiapkan kereta terbang kesukaannya untuk berangkat menyeberangi laut dan menuju ke Iume, tempat dimana ras beast, manusia, dwarf, dan yang lainnya tinggal.
“Kak Ed!”
Rose dengan wajah sedih mengantarkan kepergian Edward dan yang lainnya, dia sangat ingin ikut dengan Edward, tetapi dia harus menemani Cornelia yang sekarang masih berada di dalam Valkyrie.
Edward juga sebenarnya tidak ingin pergi sebelum Cornelia bisa kembali seperti semula, tetapi apa daya dia harus melanjutkan perjalanannya untuk menyebarkan kedamaian ke seluruh dunia ini. Untuk itu dia harus maju walau apapun yang terjadi, dia sudah tidak ingin meliha ada anak-anak yang bernasib sama sepertinya dan Sharon.
Edward pun mengelus kepala Rose dengan lembut agar dia kembali ceria lagi seperti dia yang biasanya, dia tidak ingin melihat Rose yang sedih saat kepergiannya karena Rose yang dia kenal adalah Rose yang selalu ceria seperti anak kecil.
“Rose, jangan sedih! Aku yakin kalau Austin akan menemukan solusinya.”
Austin selama ini telah berada di markas rahasia Cusack untuk mencari cara untuk mengembalika Cornelia dan keempat gadis kecil seperti semula lagi. Austin memang tidak mempunyai hubungan khusus dengan Cornelia, tetapi Rose telah mengangkatnya sebagai adik jadi dia juga adalah keluarganya. Dia akan berusaha membuat Cornelia kembali dan membuat Rose senang dengan itu.
Rose menepuk kedua pipinya dan akhirnya dia kembali ke Rose yang semula, Rose yang selalu ceria dan membuat suasana selalu ceria. Rose tidak mau kalau Edward sampai kepikiran tentang dirinya yang sedih di perjalanannya nanti, dia ingin Edward pergi dengan hati yang senang.
“Terima kasih, kak Ed! Rose sudah baik-baik saja.”
“Selama ini terima kasih karena telah menjaga putriku, Ed!”
Edward terkejut dengan Arsenick yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Edward sangat menghormati Arsenick karena dia adalah raja yang sangat baik kepada siapapun dan tidak pernah mencari masalah dengan kerajaan mana pun, tetapi dia sedikit heran tentang Arsenick yang pergi entah kemana saat Avvanyyon dan yang lainnya menyerang.
“Tuan Arsenick, aku...”
Arsenick sudah tahu kalau White akan ikut dengan Edward karena Edward adalah tuannya yang sebenarnya, dia sama sekali tidak keberatan dengan itu, tetapi setelah sangat lama dia bersama White yang dia sudah anggap seperti ibunya sendiri, dia juga merasa sedikit kehilangan di dalam hatinya.
“Ed, jagalah White untukku.”
“Tentu, aku tidak akan membiarkan White terluka lagi!”
Rose juga merasa kehilangan dengan kepergian White, tetapi dia tidak keberatan karena segera setelah Cornelia kembali, maka dia akan segera menyusul mereka berdua. Rose sangat menantikan saat-saat itu, saat-saat mereka bisa bersama lagi seperti saat kelompok mereka masih utuh.
“Ed-chan, keretanya sudah siap lho~!”
Mendengar itu, mereka pun segera berpamitan dengan Rose dan juga Arsenick untuk segera berangkan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Mereka pun segera naik ke kereta terang mewah milik Chamuel yang sangat indah itu. Mereka menutup pintu dan segera berjalan menuju jendela untuk melihat Rose.
Kuda Pegasus yang menarik kereta itu pun mulai mengepakkan sayapnya yang indah untuk bersiap-siap untuk terbang.
“White, kak Ed, Lily, Chamuel sampai ketemu lagi!”
Edward, White, Chamuel, dan Lily pun mengeluarkan tangan mereka dari jendela dan melambaikan tangan mereka kepada Rose dan Arsenick.
“Da~h Rose, sampai ketemu lagi!”
Kuda Pegasus itu pun mulai terbang dan meninggalkan Rose dan Arsenick sendirian. Rose pun mulai mengeluarkan air matanya melihat kereta terbang itu semakin menjauh dari pandangannya, dia sangat sedih karena tidak bisa ikut mereka.
Arsenick pun memeluk putrinya yang mungil nan cantik itu dengan lembut agar dia bisa lebih mendingan. Dia tahu kalau Rose sekarang mempunyai banyak masalah dan butuh seseorang untuk mendukungnya, oleh karena itu dia akan terus menemani putri kecilnya itu.
“Aya~h”
“Sudah-sudah Rose, aku ada disini untukmu.”
Edward dan yang lainnya terus memandangi pemandangan di balik jendela. Meskipun jumlah mereka berkurang karena Sharon, Evelyn, dan Lilith yang berpisah dari mereka, tetapi mereka yakin kalau perpisahan ini bukanlah akhir karena mereka akan bertemu lagi.
Kereta itu terus melaju dengan cepat melewati para penduduk yang menyoraki kepergian mereka dengan meriah. Mereka berbondong-bondong mengantar kepergian Edward dan yang lainnya dengan wajah yang bahagia.
“Oh ya, apa yang terjadi dengan Furamu?”
“Ed-chan belum diberitahu ya? Furamu sudah meninggalkan kota ini dan melepas gelarnya sebagai roh agung.”
“Apa?! Kenapa?”
“Karena dia sangat kesal kalah dari Garuda dan memutuskan untuk berkelana dan mencari kekuatan.”
Edward sangat terkejut dengan itu, dia tidak menyangka akan ada orang yang sedoh itu untuk melepaskan gelarnya sebagai roh agung yang merupakan gelar tertinggi setelah roh suci. Tetapi mengingat itu adalah Furamu, dia tidak merasa aneh karena dari awal Furamu memang tidak tertarik dengan gelarnya.
Kereta itu terus melaju dengan cepat melewati dinding kota yang sebulan lalu telah rusak karena ulah Avvanyyon dan yang lainnya. Setelah pertarungan yang mempertaruhkan nyawa itu, Avvanyyon yang sudah terluka parah karena serangan Edward pun tidak bisa melakukan apapun. Tetapi saat itu Garuda tiba-tiba datang dan membawanya pergi dari sana meninggalkan sebuah buku besar yang digunakan Avvanyyon untuk menyummon monster-monster itu.
“Syukurlah kota ini jadi damai lagi.”
Edward tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi dia harus bertambah kuat juga agar bisa menghadapi musuh yang sekuat Avvanyyon dan Garuda. Dia harus terus menjadi kuat agar dia bisa mencapai mimpinya itu. Mimpi yang tidak pernah berubah sejak dia masih kecil. Mimpi yang sebagian orang anggap hanya ilusi belaka.
“Yosh! Aku pasti bisa!”
Edward sangat yakin dengan bantuan dari Chamuel dan yang lainnya, mimpinya itu benar-benar akan menjadi kenyataan. Dia sudah tidak ingin melihat ada orang yang menderita akibat dari perang antar ras yang terus terjadi di dunia ini. Edward akan membuat sebuah dunia yang damai dimana semua ras bisa hidup dengan rukun tanpa adanya pertumpahan darah. Dunia dimana semua ras bisa berkumpul dan bercanda tawa bersama. Sebuah dunia yang sempurna bak surga.426Please respect copyright.PENANAf7TfjGybId