“Dimana ini?”
Edward mulai membuka matanya dengan perlahan, dia pun terkejut melihat dunia mimpi yang dulu pernah dia lihat sebelumnya, dunia yang sangat indah mengalahkan segala yang pernah Edward lihat selama ini.
“Mimpi ini lagi?”
Edward mulai penasaran dengan mimpi ini, dia tidak pernah melihat ataupun datang ke suatu tempat yang seperti ini tetapi dia sama sekali tidak merasa asing sama sekali dengan tempat ini seolah dia telah terbiasa melihatnya. Edward pun memutuskan untuk berjalan-jalan mengitari dunia mimpi yang indah itu sambil mencari sesuatu yang menarik dan tiba-tiba dia melihat seorang anak yang dulu pernah dia temui di dunia mimpi sedang bermain dengan seorang laki-laki, laki-laki itu berambut panjang tetapi Edward sama sekali tidak bisa melihat wajah mereka sama sekali.
“Siapa dia?”
Anak itu terlihat sangat senang bermain bersama laki-laki itu, tetapi tiba-tiba laki-laki itu meghilang tanpa bekas meninggalkan anak itu sendirian.
Anak itu terlihat sedih dan menangis sambil menutup matanya melihat laki-laki itu yang menghilang secara tiba-tiba, lalu anak itu menyadari keberadaan Edward dan menoleh ke arahnya.
Edward sama sekali tidak bisa melihat wajah anak itu dengan jelas tetapi dia bisa merasakan kalau anak itu terkejut dan gembira ketika melihat Edward, dia pun segera berdiri dan seolah-olah tangannya mengusap air mata yang Edward sama sekali tidak bisa melihatnya.
Anak itu pun berlari menghampiri Edward dengan senyum bahagia yang Edward sama sekali tidak bisa, bersamaan dengan itu dunia mimpi itu pun menjadi silau dan silau, Edward pun menghalangi silaunya cahaya itu dengan tangannya dan dia pun terbangun dari mimpi anehnya itu.
Edward mulai membuka matanya dan melihat dia sedang berbaring di tempat tidur yang kecil.
Tempat tidur itu adalah tempat yang telah Edward pesan saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kerajaan Elf ini, terutama di ibukota yang menjadi pusat semuanya.
Edward pun mulai bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar, rumah ini mengingatkan Edward dengan rumah Yamamoto yang juga sama-sama terbuat dari kayu dan terlihat sangat sederhana.
“Sebaiknya tuan beristirahat dulu!”
Edward mendengar dan menoleh ke arah suara itu dan melihat Evelyn yang berpakaian dengan jubah hitam yang hampir menutupi seluruh tubuhnya.
“Ah...aku tidak apa-apa, ngomong-ngomong bagaimana dengan pencariannya?”
Evelyn tidak bisa membalas kata-kata Edward, dia sama sekali tidak bisa mengumpulkan informasi-informasi yang berharga bagi Edward.
“Maafkan aku tuan...aku...aku memang tidak berguna.”
Edward memaklumi itu karena ini Evelyn pertama kalinya melakukan sesuatu seperti mencari informasi rahasia, dia yang selama ini hidup di istana sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan dunia seperti itu.
“Tidak apa-apa, ini lumrah karena ini pertama kalinya kamu melakukan ini.”
Edward pun mulai mengingat-ingat semua informasi yang telah ia kumpulkan, tetapi memang ada yang masih kurang karena semua informasi yang ia temukan adalah informasi tentang Chamuel yang tertangkap oleh tentara kerajaan.
“Tetapi seperti yang aku duga Chamuel mempunyai dampak besar ya? Kalau seperti ini kita tidak akan bisa membebaskan ayahmu tepat waktu.”
Kejadian itu sudah berlalu sekitar dua hari yang lalu yaitu ketika Chamuel menggunakan kereta terbangnya dan mereka ditembak jatuh oleh seseorang sehingga mereka tertangkap oleh tentara kerajaan.
Evelyn terus merasa bersalah karena telah membuat Edward kerepotan sedangkan dirinya sama sekali tidak bisa berbuat apapun walau ini adalah masalahnya sendiri.
“Ma-maafkan aku karena telah menjadi beban!”
“Tidak apa-apa, malah aku sama sekali tidak berpikir kalau kamu adalah beban.”
Batas waktu dari misi ini adalah ketika Kenaz mengumumkan kalau ia akan mengeksekusi Chamuel dan yang lainnya yaitu selama tiga hari lagi, sebelum itu dia harus berusaha mencari dan menemukan penjara tempat dimana raja dikurung.
“Tch! Kelihatannya kita harus bergegas mencari informasi.”
Selama beberapa hari ini Edward terus mengelilingi kota itu, tetapi dia sama sekali tidak mendapatkan informasi yang ia harapkan, tetapi ada satu hal yang masih belum Edward coba yaitu tempat yang wajib ia datangi ketika dia sedang membutuhkan informasi.
“Sebenarnya ada satu tempat yang harus aku datangi, apa kau mau ikut?”
“Dimana itu tuan?”
“Tempat dimana orang saling bertukar informasi, yaitu bar.”
Evelyn masih lah anak-anak untuk seukuran Elf, oleh karena itu dia tidak bisa ikut dengannya karena itu melanggar hukum yang berlaku.
“Ma-maaf tapi aku masih di bawah umur!”
“Ah begitu? Baiklah aku akan berangkat sendiri, kau jaga rumah saja.”
Evelyn pun merasa tidak enak karena di saat Edward sedang berjuang, dirinya malah tidak melakukan apapun.
Evelyn merasakan dilema tentang ini karena di satu sisi dia adalah tuan putri yang harus menjadi contoh semua rakyatnya, dia tidak bisa melakukan sesuatu yang melanggar hukum seperti itu, tetapi di lain sisi dia tidak bisa berdiam diri saja karena ini awalnya adalah masalahnya dan keluarganya.
Selagi Evelyn merasakan dilema ini, Edward sudah memakai jubah hitamnya dan bersiap untuk berangkat menuju ke bar untuk mencari informasi.
Tiba-tiba di saat Edward mau membuka pintu kamar, Evelyn pun berkata dengan keras.
“Tunggu!”
Mendengar itu Edward pun menghentikan langkahnya, dia pun berbalik dan melihat ke arah Evelyn yang masih merasakan dilema.
[Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melanggar hukum?]
[Tidak aku adalah putri, sampai mati pun aku tidak akan melakukan itu]
[Tetapi ini demi menyelamatkan orang-orang yang aku cintai]
Edward memaklumi itu karena Evelyn adalah tuan putri kerajaan jadi dia tidak bisa melanggar hukum sehingga itu membuatnya merasakan dilema antara membantu menyelamatkan keluarganya atau tetap menjadi putri yang bermartabat tinggi.
“Tidak apa-apa kok, serahkan saja semuanya kepadaku.”
Meskipun Edward berkata seperti itu, Evelyn tetap tidak bisa menerimanya.
[Apa yang aku lakukan? Apakah ini saatnya untuk memikirkan martabat di saat keluargaku terancam?]
Akhirnya Evelyn pun memantapkan hatinya, dia memutuskan untuk melanggar hukum itu karena ini demi keluarga yang ia cintai, dia memutuskan untuk membuang gelar putri bermartabat tingginya.
[Aku akan membuang semua harga diriku, martabatku, karena ini adalah demi orang-orang yang aku cintai!]
Wajah Evelyn yang semula penuh dengan keraguan pun berubah menjadi wajah seseorang yang telah membulatkan tekadnya, dia sudah memutuskan apa yang ia lakukan sekarang meskipun ia mungkin salah, tetapi itu semua demi menyelamatkan orang-orang yang ia cintai.
“Tuan Edward, aku ikut!”
Edward pun tersenyum dan dia mengelus kepala Evelyn dengan lembut karena akhirnya Evelyn tahu jalan yang harus ia lalui.
Evelyn pun merasa kebingungan dan juga malu ketika Edward mengelus-elus kepalanya itu, dia tidak tahu kenapa tetapi ada sedikit rasa senang di dalam hatinya sekarang.
“Tu-tuan...”
“Kerja yang bagus, akhirnya kau menyadari itu ya?”
“Menyadari?”
“Tidak ada yang lebih berharga dari orang-orang yang kamu cintai walau pun itu dirimu sendiri, itu adalah sesuatu yang telah aku pelajari dengan pengalamanku selama ini.”
Edward yang telah kehilangan banyak orang yang berharga baginya sangat tahu rasa itu, rasa kehilangan yang amat sangat sakit sampai-sampai jika ada kesempatan sekali lagi untuk menyelamatkan semuanya, dia pasti akan mengambil kesempatan itu walaupun harus mengorbankan nyawanya.
“Aku telah kehilangan banyak orang yang aku sayangi, itulah kenapa aku sangat tahu rasanya.”
Evelyn pun merasa iba dengan Edward, dia sama sekali tidak tahu kalau masa lalu Edward adalah seperti itu yang bahkan Evelyn sendiri tidak bisa membayangkan betapa sakitnya itu.
Di samping ia merasa iba, Evelyn juga merasa kagum dengan Edward yang bahkan masih bisa menjadi orang yang seperti ini, orang baik yang mau membantunya menyelamatkan keluarganya.
“Tuan Edward, aku kagum padamu!”
“Hahahaha kau bisa saja, baiklah kalau begitu, mari kita ke sana sekarang!”
“Baiklah!”
Mereka berdua pun keluar dari penginapan dan berjalan menuju ke bar dimana mereka berdua akan mencari informasi tentang keberadaan raja Elf.
Tentu itu tidak akan mudah untuk mencari informasi seperti itu terutama ketika banyaknya prajurit pemberontak yang lebih mendukung tindakan pangeran Kenaz.
Tetapi Edward sama sekali tidak pernah menyangka ini sebelumnya, dia memang pernah bertemu dengan Elf sebelumnya tetapi mereka terlihat bukan dari Elf yang berjenis sama dengan Elf yang berada di sini.
Elf yang berada di kota ini adalah berjenis Elf Hutan, itu bisa dilihat dari rumah mereka yang kebanyakan di atas cabang pohon dan juga kota ini sebenarnya berada di atas sebuah pohon raksasa yang besarnya tidak pernah Edward pernah kira sebelumnya.
Pohon raksasa itu memiliki diameter sekitar dua kilometer dengan tinggi sekitar seratus meter sehingga pohon ini terlihat seperti pohon yang cebol.
Suasana malam di kota itu memang agak sepi karena rentetan peristiwa-peristiwa yang berada di sana, para Elf di sana memilih untuk tidak keluar malam demi keamanan mereka sendiri.
Kota itu juga merupakan kota yang sangat unik terutama ketika Edward melihat banyak jamur yang bercahaya seperti lampu di sekitaran rumah-rumah penduduk, jamur itu benar-benar menerangi jalan-jalan seolah-olah seperti lampu neon.
Jamur itu adalah jamur yang dikenal dengan nama jamur Distira, jamur itu adalah jamur spesial yang hanya tumbuh di sekitaran pohon raksasa ini, bahkan jamur itu juga konon mampu mengusir tamu-tamu yang tidak diinginkan.
Mungkin ini bukan pertama kalinya Edward melihat pemandangan ini, tetapi dia merasa terkesan untuk kedua kalinya karena melihat keindahan kota ini dengan segala keunikannya, mulai dari jamur yang bercahaya, dari serangga kunang-kunang berukuran besar yang ikut menyinari malam di kota itu.
“Tetapi aku benar-benar tidak menyangka kalau kota Elf itu akan seindah ini.”
Evelyn juga berpikiran sama dengan Edward, dia memang sangat mencintai kotanya yang sangat indah ini, kota yang telah menjadi tempat kelahirannya.
“Aku senang tuan Edward berpikiran seperti itu.”
“Yah aku harap tidak ada sesuatu yang bisa merusak keindahan kota ini.”
“Tuan Edward itu orang yang aneh ya? Padahal aku dan kota ini sama sekali tidak ada hubungan dengan tuan, tetapi tuan Edward tetap berusaha untuk menolongku, bahkan sekarang tuan malah mengatakan hal yang seperti itu.”
Ini memang salah satu sifat dari Edward, dia selalu merasa takjub dengan sesuatu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya apalagi dengan keindahan kota ini yang mempunyai keunikannya sendiri-sendiri.
“Begitu kah? Kurasa aku hanya merasa takjub karena aku sama sekali belum pernah melihat ini sebelumnya ketika masih di Iume.”
Kalau ada sesuatu yang aneh dengan Edward, ada satu hal yang membuat Evelyn selama ini bertanya-tanya yaitu tentang Edward dan kelompoknya yang hampir semuanya berasal dari ras yang berbeda-beda.
Evelyn mengetahui tentang perang yang terjadi antara Iblis dengan Malaikat yang mungkin sampai sekarang masih berlanjut, tetapi di kelompok Edward malah terdapat dua malaikat, bahkan yang satunya adalah seorang Archangel dan juga seorang Iblis.
“Oh ya tuan, aku mendengar kalau iblis dan malaikat itu tidak akur, tetapi kenapa tuan bisa memiliki mereka di dalam kelompok tuan?”
Sejujurnya Edward sendiri juga tidak tahu, bahkan dia sendiri juga tidak tahu alasan kenapa Lilith dan Chamuel mengikutinya sampai sekarang padahal dia juga tidak mempunyai hubungan khusus atau tujuan yang sama dengan mereka berdua.
“Kalau itu ya...aku tidak tahu, mereka hanya entah kenapa tiba-tiba ikut denganku saja, tetapi kalau masalah kenapa mereka tidak terlihat saling memusuhi mungkin yaa...mereka berdua adalah orang yang berpikiran luas jadi mereka tahu kalau tidak semua malaikat atau iblis itu jahat.”
“Hmmm...jadi seperti itu...patut dijadikan contoh.”
Evelyn pun menatap Edward dengan tatapan serius.
Tatapan Evelyn itu membuat Edward merasa tidak enak karena entah kenapa Evelyn seperti memikirkan sesuatu sehingga dia menatapnya seserius itu.
“Oh ya ngomong-ngomong tuan ini dari ras apa ya?”
Evelyn adalah seorang putri yang selalu terkurung dalam istananya sendiri sehingga banyak hal di dunia luar yang tidak ia tahu, bahkan dia juga tidak tahu tentang ras Manusia yang merupakan salah satu ras terbesar di tiga dunia.
“Aku? Aku adalah ras Manusia. Apa kau tidak pernah melihat manusia sebelumnya?”
Sebagai seseorang yang tidak pernah sekalipun menjejakkan kakinya ke luar dari kota ini, tentu Evelyn sama sekali belum pernah melihat atau bertemu dengan manusia sekalipun, jangankan manusia, dia juga sama sekali belum pernah melihat ras Roh dan juga Naga Long yang bertempat tinggal di Veden.
“Tidak, tetapi aku pernah membacanya di buku yaitu tentang perang besar pertama.”
Perang besar pertama, itu adalah perang terbesar yang pernah terjadi di dunia ini yang bahkan kisah dari perang itu sampai dibukukan, tetapi ada yang aneh dari itu karena setiap buku yang menulis tentang kisah perang besar pertama itu entah kenapa memiliki kisah yang berbeda-beda satu sama lain.
Tidak ada yang tahu mana yang benar atau mana yang salah karena setiap narasumber dari perang besar itu juga menceritakan kisah yang benar-benar berbeda satu sama lain seolah-olah mereka semua berada di dalam perang yang berbeda dari yang dialami yang lainnya.
“Evelyn awas!”
Tiba-tiba pada saat itu ada seseorang yang memakai jubah hitam berlari dan menabrak Edward dan Evelyn, orang berjubah itu pun terjatuh sehingga kerudung yang menutupi kepalanya terbuka.
Orang yang menabrak mereka berdua adalah seorang laki-laki tua yang memiliki jenggot putih panjang, dia juga memiliki telinga yang panjang seperti para Elf yang lain.
Evelyn pun sangat terkejut melihat orang tua yang terjatuh itu sampai-sampai dia tidak mau mempercayai ini semua.
“Kamu...Ka-kakek Kars!”
“Siapa kamu, kenapa kamu mengenaliku?”
Evelyn pun membuka maskernya dan kakek itu sama seperti Evelyn, dia juga terkejut melihat siapa yang ada di depannya.
“Kamu...kamu...tuan putri Evelyn!”
“Evelyn, apa kamu mengenal kakek itu?”
Kakek itu bukanlah kakek-kakek sembarangan karena kakek itu adalah salah satu dari empat dewan yang menaungi kerajaan Elf ini.
Di dalam kerajaan Elf, ada empat dewan yang tingkatannya berada tepat di bawah raja, mereka juga biasanya menjadi penasihat atau pembantu raja untuk mengambil keputusan yang mencakup masyarakat luas.
Empat dewan tentu memiliki peranan penting bagi kerajaan ini, dewan-dewan itu bertugas untuk mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum, peraturan-peraturan dan yang lain-lainnya.
Kakek itu pun merasa sangat terharu karena melihat Evelyn yang baik-baik saja, dia benar-benar khawatir pada saat peristiwa itu dimulai yaitu ketika pemberontakan pangeran Kenaz.
“Syukurlah...syukurlah Anda selamat tuan putri...”
Evelyn juga merasa sangat bersyukur karena bisa melihat kakek itu selamat dari kakaknya, dia berpikir bahwa semua yang ia kenal sekarang sudah berada di dalam penjara dan menanti untuk dieksekusi.
Kakek itu beruntung karena dia bisa melarikan diri bersama anggota dewan yang lainnya tetapi dia tidak tahu nasib keluarga kerajaan, terutama sang tuan putri Evelyn.
Edward memang tidak keberatan kalau mereka saling terharu karena reuni dadakan itu, tetapi seharusnya mereka tidak melakukannya di sini karena Edward khawatir kalau ada prajurit yang mengenali mereka.
“Ehm, sebaiknya kalian segera menutupi identitas kalian dan melakukan pesta terharu di tempat lain atau para prajurit akan menangkap kalian.”
Mereka berdua pun akhirnya tersadar dan segera memasang kerudung mereka lagi untuk menyembunyikan identitas.
“Baiklah tuan putri, dan umm...”
“Panggil saja aku Edward.”
“Baiklah dan anak Edward, ayo ikuti aku, kita akan menuju ke yang lainnya.”
“Yang lainnya?”
Mendengar itu Edward pun mulai menduga-duga kalau jangan-jangan kakek ini sudah mengumpulkan bala bantuan untuk membebaskan raja Elf.
“Kakek, apa kau sudah-”
“Aku akan menjelaskannya nanti saat sudah sampai.”
Edward dan Evelyn pun berjalan mengikuti kakek itu menuju ke suatu tempat.
Ini memang sesuatu yang masuk di perhitungan Edward, setiap ada pemberontakan atau pengkudetaan maka di situ akan ada orang yang mencoba melakukan perlawanan, semua itu sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi Edward yang selalu bergerak dalam kegelapan.
Evelyn terlihat sangat senang setelah bertemu dengan kakek itu, bahkan mereka berdua mengobrol dengan sangat akrab layaknya seorang kakek dan cucunya.
Memang selama ini Evelyn sudah menganggap Kars sebagai kakeknya sendiri karena kakeknya yang asli sudah tiada, Evelyn sendiri bagi kars sudah terlihat seperti cucunya yang telah meninggal karena penyakit, dia bahkan berpikir kalau cucunya itu masih hidup maka dia akan mirip dengan Evelyn yang sekarang.
Itu pun membuat Edward merasa lega karena Evelyn tidak akan menjadi gadis pemurung yang selalu menyalahkan dirinya dan menganggap dirinya tidak berguna lagi.
Tetapi sampai sekarang Edward masih tidak menyangka kalau mereka bisa bertemu dengan kakek itu secara kebetulan, biasanya hanya untuk mencari kelompok orang yang melawan akan dibutuhkan waktu dan tenaga yang lebih apalagi di negeri yang Edward sama sekali tidak tahu dan juga tanpa teman-temannya.
“Tetapi syukurlah kita bisa bertemu secepat ini kek.”
“Aku juga sama sekali tidak menyangka kalau akan bertemu dengan tuan putri dan juga kamu nak Edward.”
Kakek itu memang tidak tahu siapa Edward yang sebenarnya, tetapi melihat Evelyn yang sama sekali tidak takut kepadanya, malah terlihat akrab maka Kars juga mempercayai Edward sebagai teman Evelyn.
Kars pun terus berjalan menuntun Edward dan Evelyn menuju ke suatu tempat, mereka terus berjalan sampai ke suatu tempat yang terletak jauh dari area keramaian, itu adalah sebuah bangunan dari kayu yang terlihat sederhana.
Edward pun mulai bertanya-tanya sebenarnya apa yang ada di balik pintu bangunan itu karena dari yang ia lihat bangunan itu tampak seperti rumah yang kecil.
“Kita sudah sampai.”
“Eh? Sampai?”
“Iya, ini adalah markas rahasia kami yang bertugas untuk memata-matai pergerakan pangeran Kenaz dan mencari tahu keberadaan raja Elf.”
“Jadi begitu.”
Tentu mereka masih memiliki markas utama yang terletak di hutan Elf di luar kota ini, markas yang berisikan orang-orang yang masih setia kepada raja Elf dan berjuang memerangi pangeran Kenaz.
Kakek Kars pun membukakan pintu.
“Mari silakan masuk tuan putri, dan juga nak Edward.”
Akhirnya mereka bertiga masuk ke dalam bangunan sederhana itu dan di dalamnya pun sama dengan tampilan luar dari bangunan itu, bagian dalamnya tampak sangat sederhana dengan perabotan-perabotan yang terbuat dari kayu.
Para Elf di kerajaan La Ingrain memang sangat berbeda dengan Elf yang ada di Iume karena Elf sendiri juga terdapat sangat banyak jenisnya dan mendiami beberapa tempat yang berbeda tergantung jenis mereka.
Elf yang ada di kerajaan La Ingrain sendiri adalah Elf yang berjenis Forest Elf yang selalu mendiami kawasan hutan, mereka adalah ras Elf yang terkenal mempunyai kemampuan sihir dan kemampuan memanah yang sangat hebat, mereka juga dikenal sebagai pemburu yang andal karena kemampuan memanah mereka itu.
Seperti namanya Forest Elf hampir tidak pernah meninggalkan hutan, bahkan satu-satunya kota di kerajaan La Ingrain ini juga bangunan-bangunannya sama sekali tidak seperti yang biasa Edward lihat, apalagi kota ini juga terletak di atas sebuah batang pohon raksasa.
Setelah masuk, Edward dan Evelyn pun dipersilahkan untuk duduk di sebuah kursi kayu sederhana yang terdapat di sana.
Evelyn pun duduk di sebelah kakek Kars dengan bahagianya, itu membuat Edward merasa lega karena Evelyn sudah bukan lagi anak pemurung seperti pertama kali dia bertemu dengannya.
“Tetapi aku benar-benar tidak menyangka kalai akan seberuntung ini bertemu dengan Anda.”
“Tidak, akulah yang beruntung karena bisa berjumpa dengan kamu dan juga putri Evelyn, sejujurnya aku sendiri sangat khawatir dengan nasib putri kecil ini.”
Kars yang sudah menganggap Evelyn sebagai cucunya, tentu dia akan merasa sangat khawatir jika ada hal buruk yang terjadi dengannya, apalagi pada saat ini Evelyn sudah menjadi buronan akibat kudeta yang dilakukan oleh kakaknya.
“Kalau begitu aku akan buatkan minuman dulu untuk kalian.”
“Tidak usah repot-repot kakek, aku tidak haus kok.”
“Aku juga tidak.”
Daripada minuman, bagi Edward dan Evelyn sekarang masih ada sesuatu yang harus dilakukan yaitu membahas tentang Kudeta Kenaz dan raja Elf yang menghilang.
Ekspresi Evelyn pun kembali menjadi sedih ketika mengingat tentang ayahnya dan juga ibunya yang sekarang tengah ditahan oleh kakaknya di suatu tempat, di dalam hatinya dia ingin segera pergi dan menyelamatkan mereka semuanya.
“Kakek...apa sudah ada kabar tentang Ayah dan ibu?”
Kakek itu tidak tahu harus menjawab apa melihat ekspresi senang Evelyn sekarang berubah menjadi ekspresi kesedihan, dia ingin menghiburnya tetapi percuma karena dia juga sama sekali belum mengetahui informasi tepat tentang keberadaan ayah dan ibu Evelyn sekarang.
“Evelyn...sayang sekali kami masih belum mengetahui informasi tepatnya.”
“Seperti yang sudah aku duga, tidak akan semudah itu menemukan celah.”
“Ya, sudah beberapa minggu semenjak aku mulai melakukan mata-mata dan mencari informasi kesana-kemari tetapi masih belum membuahkan hasil.”
Evelyn terdiam dengan ekspresi sedih yang tergambar jelas di wajahnya.
“Sudah aku bilang tenanglah, kita pasti bisa menemukan ayah dan ibumu, lagipula pangeran Kenaz juga tidak akan membunuh mereka begitu saja.
Evelyn yang masih belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh Edward tentang kemungkinan ibu dan ayahnya masih hidup, dia menatap Edward dengan ekspresi heran.
“Ibu dan Ayahmu sekarang ini berperan menjadi sandera, jika dia membunuh mereka maka para pemberontak akan mengadakan perang terang-terangan dan itu akan berakhir dengan hal buruk juga bagi pihak yang menang dan kalah.”
“Sandera?”
“Ya, intinya kakakmu itu sengaja mengurung ayah dan ibumu di suatu tempat agar pasukan pemberontak tidak berani melawannya dan sandera hanya akan berguna jika dia masih hidup.”
“Jadi ayah dan ibu masih hidup?!”
“Kemungkinan besarnya iya, tidak! Mereka pasti masih hidup!”
Setelah mendengar kata-kata itu Evelyn menjadi sedikit lebih lega karena masih besar kemungkinan orang tuanya masih hidup.
“Begitu ya...mereka masih hidup...”
“Ya, karena itu jangan menunjukkan kesedihanmu itu lagi, lebih baik tunjukkan ekspresi optimis dan terus berusaha sebisa mungkin.”
Evelyn pun menghapus segala ekspresi kesedihannya dan sama seperti yang dikatakan Edward, dia sekarang memasang ekspresi penuh keoptimisan sambil tersenyum.
“Baiklah aku sudah baik-baik saja.”
Kars yang melihat Evelyn yang mendengarkan kata-kata Edward pun terkagum, Evelyn memang anak yang baik, tetapi melihatnya sangat mempercayai Edward membuat Kars merasa kagum sehingga dirinya pun tertawa sekarang.
“Hahahaha tidak kusangka kalau tuan putri Evelyn sudah tumbuh.”
“Apa maksudmu kek?”
“Kamu memang bilang bahwa anak Edward adalah teman, tetapi sebenarnya jauh lebih dari itu kan?”
“A-apa maksudmu kakek? ka-kami memang teman kok!”
Edward pun juga ikut menyanggah omongan kakek Kars.
“Ya itu benar, lagipula kan Evelyn masih anak-anak jadi mustahil bagiku untuk menganggapnya seperti itu.”
Evelyn mungkin tidak menyadari ini tetapi ekspresi kesal muncul di wajah manisnya itu.
“Tuan Edward!”
“Tenanglah Evelyn, jika kamu sudah tumbuh dewasa, aku yakin kalau dia akan tergila-gila.”
“Tumbuh dewasa? (sigh) kalian tahu kalau manusia sepertiku ini tidak akan hidup selama itu?”
Evelyn pun terkejut mendengarnya.
“A-apa maksud tuan?”
“Dilihat dari penampilan, Evelyn masih sekitar berumur 120 sampai 140 tahunan, apa itu benar?”
“Ya, lebih tepatnya tuan putri masih berumur 135 tahun.”
“Nah itu dia masalahnya, tidak ada manusia yang bisa sampai di umur seperti itu, bahkan kebanyakan dari kami sudah meninggal di usia 50-70 tahun sehingga pada saat dia sudah dewasa aku mungkin sudah tidak ada di dunia ini.”
Memang manusia adalah ras dengan umur terpendek dibandingkan dengan ras-ras yang lainnya, bahkan perbandingan umur manusia dengan Elf adalah sekitar 1 banding 10, tetapi meskipun seperti itu Manusia sendiri telah tumbuh menjadi salah satu dari tiga ras terkuat di samping Iblis dan Malaikat dengan wilayah terluas di dunianya masing-masing mengalahkan ras Dwarf, Manusia Hewan atau Beast, dan ras yang lainnya.
“Yah begitulah.”
Entah kenapa Evelyn dan Kars telah membahas sesuatu yang tidak seharusnya dibahas bagi Edward dan merasa tidak enak karena telah mendengar sesuatu seperti itu.
Memang sekilas itu adalah sebuah kisah yang sedih melihat umur manusia yang sangat pendek dibandingkan dengan Elf, tetapi bagi Edward sendiri itu sama sekali tidak masalah karena dengan jangka hidup selama itu dia sudah merasa sangat puas, bahkan jika tidak sekalipun.
“Tenanglah aku tidak mempermasalahkannya kok, dan juga aku sendiri sudah cukup puas meskipun ada hal-hal lain yang masih ingin aku lakukan.”
“Be-begitu ya?”
“Baiklah kalau begitu mari kita akhiri omong kosong ini.”
Edward menatap kakek itu dengan tatapan yang tajam yang ditambah dengan senyum sinisnya.
“Kakek, kau sudah tahu tempat di mana mereka berada kan? Aku bisa melihat kebohonganmu dari tadi.”
Kakek itu pun terdiam seribu bahasa tetapi dia kelihatan sangat tenang.
Suasana di sama pun menjadi sangat tegang untuk Evelyn yang sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.
“Apa yang sebenarnya kamu maksud ya?”
“Jangan berpura-pura, kau masih mencurigaiku sebagai mata-mata sampai-sampai kau menyuruh anak buahmu bersembunyi, aku katakan itu tidak berguna karena aku bisa mengalahkan mereka semua dalam dua detik.”
Kakek itu memang merasa kalai Edward bukanlah orang yang biasa, sejak saat pertama bertemu Edward dia sudah merasakan ada sesuatu yang aneh darinya.
“Ho~ apa buktinya bahwa yang kamu katakan itu benar? Dan juga bagi kami para Elf hutan, menyambut tamu dengan baik adalah budaya kami.”
Edward berdiri dari tempat duduknya.
“Aku penasaran apakah menyiapkan orang untuk menangkapmu itu apakah juga bagian dari apa yang kau sebut menyambut tamu dengan baik.”
Dengan sekejap Edward sudah berpindah tempat, dengan cepat dia menangkap salah satu orang yang ada di sana.
Tentu Evelyn tambah merasa kebingungan karena yang dia lihat hanyalah Edward yang berusaha menangkap udara, tetapi tidak bagi Edward yang sudah sangat ahli dalam hal yang seperti ini, dia bisa melihat dengan jelas musuh yang tidak terlihat sekalipun dengan mudah.
“Oi kau, cepat lepaskan sihirmu.”
Akhirnya orang yang Edward tangkap itu melepaskan sihir menghilangnya dan menampakkan wujudnya di depan Edward dan yang lainnya.
Terlihat di sana seorang Elf yang memakai jubah hitam serta penutup muka.
“Ke-kenapa kau bisa menemukanku?”
“Dengan trik seperti itu semua orang juga bisa. Asal kau tahu kalau kau mau mengelabuhiku, setidaknya kau harus selevel dengan Archangel dulu.”
Evelyn pun merasa sangat terkejut dengan kejadian yang berlangsung sangat cepat itu, dia memang terkejut ketika melihat Edward yang bisa bergerak secepat itu, tetapi lebih dari itu dia sangat terkejut ketika melihat Edward ternyata bisa mendeteksi orang yang memakai sihir menghilang sekalipun sehingga sekarang dia merasa lebih kagum dengannya.
“Tuan Edward...hebat.”
Edward melihat ke arah kakek Kars yang masih terdiam.
“Sekarang sudah jelas kan kakek?”
“Jadi begitu, kamu kelihatannya sangat berpengalaman dalam bertarung.”
Kakek itu masih terdiam seribu bahasa seolah-olah tengah memikirkan sesuatu di dalam otaknya.
Tiba-tiba kakek itu pun berdiri dengan ekspresi yang seperti biasanya, tidak seserius tadi yang sampai-sampai kerutan di dahinya terlihat dengan jelas.
“Baiklah kalau begitu maaf karena sudah berbohong kepada kalian sedari tadi terutama kamu tuan putri karena kami juga tidak bisa mempercayai orang lain begitu saja walaupun Anda terlihat mempercayainya.”
Kars memang mempercayai Edward sebagai teman Evelyn, tetapi tidak sebagai temannya atau sekutunya karena dia sendiri tidak tahu siapa dan kenapa Edward bisa ada di sini, di kerajaan Elf.
“He, berbohong?”
Betapa terkejutnya Evelyn mendengar itu, dia yang selama ini bersama kakek Kars sama sekali tidak menyangka kalau kakek Kars telah berbohong kepadanya.
“Ya, karena ini adalah sesuatu yang sangat rahasia jadi kami tidak begitu saja mempercayai orang yang Anda percayai.”
“Ta-tapi kenapa?
“Maafkan saya atas perkataan saya ini tetapi putri Evelyn, Anda masih naif.”
Evelyn memanglah masih naif jika dalam urusan seperti ini, dia mungkin akan sama sekali tidak tahu jika dia dimanfaatkan oleh orang lain karena kenaifannya itu, untuk itulah kakek Kars mencoba untuk mencari tahu apakah Edward itu musuh atau teman.
“Na-naif? Bagaimana bisa?”
Edward juga tahu kalau Evelyn itu masihlah naif, tetapi itu wajar baginya karena dia dibesarkan sebagai seorang putri yang polos, tentu dia tidak tahu akan dunia yang seperti ini, apalagi dunia di mana Edward dulu berada.
“Tenanglah Evelyn, tidak apa-apa jika kau naif karena itu adalah bagian dari karaktermu sebagai seorang putri polos...setidaknya untuk sekarang karena usiamu yang masih muda.”
Evelyn merasa sedikit sedih mendengarnya, tetapi memang dari saat dia kabur dari kerajaan, sampai saat ini dia telah merasakan dunianya yang sangat berubah, dunia yang penuh dengan bunga yang berwarna-warni itu sekarang tidak seindah dulu karena dia sekarang telah mengetahui sebagian kecil sesuatu dari dunia ini.
“Baiklah kakek, apa kita sekarang bisa memulai pembicaraannya?”
Seperti biasa kakek itu terlihat sangat tenang layaknya air yang tenang tapi menghanyutkan, dia pun mengeluarkan sebuah kertas gulung dari dalam bajunya dan membukanya.
Di dalam kertas itu terdapat gambar seperti peta dari sesuatu yang tidak Edward tahu.
“Baiklah kalau begitu aku akan memulai pembicaraan yang serius sekarang, mohon untuk mendengarkannya baik-baik.”431Please respect copyright.PENANAPbU54KJY1G