“Lihatlah laki-laki itu, dia memiliki lima orang gadis kecil lho sebagai-”405Please respect copyright.PENANAHycQLp9wle
“Sssst, jangan keras-keras!”
Edward menghela napasnya, kali ini dia benar-benar tamat karena rumor aneh itu sudah menyebar ke seluruh penjuru kota dan semua orang di kota sudah benar-benar menganggapnya sebagai Lolicon yang sudah menodai idola mereka.
“(sigh) Kenapa menjadi seperti ini?”
Chamuel yang berjalan disamping Edward sambil memeluk tangannya seperti sepasang kekasih itu pun hanya tersenyun tidak mempedulikan rumor aneh yang telah beredar tentang mereka, bahkan dia terlihat seperti menikmati rumor miring yang beredar tentangnya dan Edward karena dia berpikir kalau rumor itu tidaklah buruk dan membuat dirinya semakin bersemangat.
“Chamuel, bisakah kau melepaskan tanganku?”
“Gak mau!”
Chamuel menolak permintaan Edward untuk melepaskan pelukannya, malah dia semakin erat memeluk tangan Edward dan membuat merasa tidak nyaman karena semua orang di jalan terus melihat ke arah mereka sambil berbisik-bisik.
Hari itu adalah sebuah hari yang terlihat suram, langitnya terlihat hitam seolah-olah akan terjadi badai besar hari ini, angin dingin yang kencang menambah suasana suram di pagi itu. Di Pagi yang sangai suram itu, Edward sudah bersiap untuk pergi ke kuil dewi kembar, tentu Edward sangat penasaran dan ingin tahu tentang sejarah kota ini dan juga dewi kembar yang telah membuat kuil dewa yang sangat luar biasa itu, dan ada alasan lain kenapa Edward mau pergi ke kuil itu, meskipun Chamuel bersikeras merahasiakannya, tetapi itu sudah nampak jelas kalau Chamuel mempunyai suatu hubungan dengan sang Dewi Kembar. Tentu Edward tidak tahu apa yang terjadi dengan Chamuel dan sang Dewi Kembar karena dia belum hidup selama itu, Edward mulai berpikir untuk menyelidiki tentang hubungan Chamuel dengan sang Dewi kembar agar dia bisa tahu tentang alasan dari kesedihan Chamuel.
“Ed-chan kita mau kemana?”
“Hari ini aku mau ke Kuil Dewi Kembar.”
Seperti yang Edward duga, wajah Chamuel yang semula ceria itu menjadi sedikit muram ketika mendengar tentang Dewi Kembar, Edward pun semakin yakin kalau Chamuel dan sang dewi kembar memang mempunyai suatu hubungan.
Edward masih teringat betul dengan wajah Chamuel ketika dia akan memasuki kuil dewi kembar itu, pada saat itu Edward benar-benar sangat takut dan mengira Chamuel akan pergi dan tidak akan kembali lagi, meskipun selama ini Chamuel selalu membuat Edward kerepotan, tetapi Edward tetap menganggap Chamuel sebagai sesuatu yang sangat penting.
“Apa kau tidak apa-apa? Maksudku kalau kau tidak mau-”
“Chamuel sudah tidak apa-apa kok Ed-chan.”
Memang benar setelah Chamuel pulang dari kuil sang Dewa yang berada di tengah hutan, Chamuel menjadi lebih ceria dari pada saat pertama dia masuk ke kota itu. Sejak dulu, setiap Chamuel merasakan kesedihan, dia selalu pergi menuju kuil sang dewa untuk menenangkan dirinya, dia selalu bisa menenangkan dirinya ketika melihat patung dari sang dewa dan juga pohon kehidupan yang sangat indah dan menawan, pohon kehidupan itu adalah satu-satunya peninggalan dari sang dewa yang masih tersisa, pohon itu diberikan sang dewa kepada dewi-dewi tepat sebelum dia menghilang dari dunia itu.
Mereka pun berjalan bersama-sama menuju ke kuil Dewi Kembar, semakin mereka mendekat, Chamuel semakin erat memeluk tangan Edward. Itu bukanlah sebuah pelukan manja seperti yang Chamuel lakukan tadi, itu adalah sebuah pelukan yang dipenuhi ketakutan dan kesedihan. Mereka pun tiba di kuil Dewi Kembar, secara perlahan mereka mulai menaiki anak tangga di depan kuil itu dan membuka pintu dari kuil Dewi Kembar itu, mereka pun disambut dengan hangat oleh Lumierre dan semua yang pengurus dari kuil itu, mereka sangat senang karena mendapatkan kunjungan dari salah satu Archangel.
“Selamat datang, Chamuel-sama!”
Chamuel semakin erat memeluk tangan Edward, dia berusaha untuk menguatkan dirinya agar tidak membuat Edward cemas lagi, dia berusaha sangat keras untuk menahan keinginanya untuk pergi dari kuil itu.
“Kau tidak apa-apa Chamuel?”
“T-tidak apa-apa kok Ed-chan.”
Edward tahu kalau sebenarnya Chamuel sedang menahan dirinya, dia pun membelai rambut Chamuel agar bisa membuatnya tenang dan melupakan kesedihannya itu. Chamuel merasakan kehangatan dari belaian tangan Edward dan itu membuatnya sangat senang karena Edward sangat memikirkan tentang dirinya.
“Ed-chan, makasih!”
Lumierre mempersilahkan Edward dan Chamuel untuk mengikutinya ke ruangan pemujaan sang Dewi kembar, Chamuel pun semakin erat memeluk tangan Edward sehingga membuat Edward kurang merasa nyaman karena tangannya yang menyentuh dada dari Chamuel, dia mau melepaskan tangannya. Edward sama sekali tidak mempunyai pikiran kotor tentang Chamuel, Lily, ataupun yang lainnya, entah kenapa selama ini dia terus menganggap mereka semua sebagai anak-anaknya meskipun secara umur, mereka jauh lebih tua dari Edward.
Edward melihat Chamuel yang sedang memeluk tangannya dengan erat seperti seorang anak yang ketakutan dan memegang tangan ayahnya.
“Apakah ini rasanya menjadi ayah.”
Chamuel pun memalingkan wajahnya setelah mendengar kata-kata Edward, dia lebih tahu dari siapapun seberapa sulitnya untuk bisa membuat Edward cinta dengan mereka sebagai seorang kekasih, selama ini dia tahu kalau kasih yang Edward berikan padanya dan yang lainnya juga hanyalah tidak lebih dari kasih seorang ayah kepada anaknya.
Chamuel seharusnya sudah tahu itu tetapi dia tidak bisa menerimanya, dia sangat mencintai Edward lebih dari apapun di dunia ini bahkan lebih dari dirinya sendiri, dia tidak mau kehilangannya lagi kali ini, dia berjanji akan melindunginya sekalipun taruhannya adalah nyawanya sendiri, Chamuel tidak menginginkan itu untuk terjadi lagi, sebuah kutukan takdir yang sangat kejam yang telah membuatnya sangat menderita di masa lalu, dia masih teringat dengan sangat jelas kebodohannya di masa lalu, kebodohan yang telah membuatnya membenci dirinya sendiri, kebodohan yang telah mengantarkan dirinya ke neraka kesedihan dan keputusasaan yang tak berujung, kebodohan yang telah membuatnya kehilangan segala-galanya.
“Ada apa Chamuel?”
“Tidak ada apa-apa, Ed-chan.”
Di dalam ruangan pemujaan itu terlihat sebuah patung sang Dewi Kembar yang terlihat sangat megah nan indah, patung itu berwarna putih bersih dan terlihat bersinar seolah-olah menunjukkan keajaibannya, berbeda dengan patung yang berada di depan dari kuil, patung Dewi Kembar itu terlihat saling berhadapan dan terlihat seperti seorang yang berdoa meminta pengampunan dengan wajah sedih menatap ke langit.
Edward pun terpana dengan pesona patung sang Dewi Kembar itu, matanya sangat takjub melihat kedua patung itu bahkan itu membuatnya telah memandang patung sang Dewi Kembar tanpa sekalipun berkedip, dia seperti merasakan tarikan yang sangat kuat yang berasal kedua patung itu, sebuah perasaan sedih pun terpancar di wajah Edward seolah-olah dia bisa merasakan perasaan sang Dewi Kembar yang berwajah sedih itu.
“Edward, kau mungkin bertanya-tanya kenapa mereka berwajah seperti itu kan?”
Edward sudah mengetahui cerita tentang sang Dewi Kembar dari Chamuel, Chamuel mengatakan padanya kalau sang Dewi Kembar telah kehilangan seseorang yang dikasihinya yaitu sang Dewa dan akhirnya mereka membuat sebuah kuil yang terletak di tengah hutan itu.
“Aku mendengar kalau mereka telah kehilangan sosok yang dicintainya.”
Lumierre juga sedih dengan kisah yang tragis itu, hanya dengan membayangkan bagaimana perasaan sang Dewi Kembar saja bisa membuat dadanya sesak. Kehilangan orang yang dicintai, tentu itu bukanlah sesuatu yang ringan, itu adalah sesuatu yang sangat dan paling menyakitkan yang pernah dialami siapapun yang hidup di dunia ini.
“Sungguh menyedihkan bukan?”
Sebagai seseorang yang telah kehilangan orang tuanya tentu Edward sangat tahu tentang perasaan itu, perasaan menyesal karena dia terlalu lemah sehingga dia tidak bisa melindungi orang-orang yang dia cintai, dia bahkan pernah berpikir untuk menyerah dan menghentikan semua penderitaan ini dengan menghilang dari dunia. Tetapi di saat-saat Edward berputus asa itu, ada seseorang yang telah membuatnya melihat cahaya di dalam gelapnya kehidupan Edward, sampai saat ini Edward tetap berterima kasih dengan orang itu yang telah membuka mata Edward.
Wajah Chamuel semakin muram saat mendengar percakapan antara Edward dan Lumierre, hatinya merasakan perasaan sedih yang amat seperti ditusuk dengan ribuan pedang saat teringat dengan masa lalunya.
Chamuel pun menundukkan kepalanya sambil sedikit menyipitkan matanya, air mata pun mulai mengalir membasahi pipinya yang lembut itu dan menetes ke lantai, Chamuel pun menangis dengan keras seolah menumpahkan semua beban perasaan yang sudah dia pikul selama ini, dia sudah tidak bisa lagi membendung perasaan yang selama ini dia bendung di hatinya, langit pun menurunkan airnya dengan sangat deras seolah-olah ikut menangis bersama Chamuel.
“Waaaaa...!”
Ini pertama kalinya Edward melihat Chamuel menangis dengan keras sampai seperti itu, dia pun kebingungan dan menari cara untuk menenangkan Chamuel yang seperti itu, dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara menenangkan gadis kecil yang menangis selain memberinya sebuah permen dan mengajaknya bermain, tapi dia pikir kalau itu adalah sebuah ide yang buruk mengingat Chamuel bukanlah anak-anak lagi.
“Edward, peluklah Chamuel-sama.”
Edward pun menuruti apa yang dikatakan oleh Lumierre, dia memeluk Chamuel yang sedang menangis dengan keras itu agar membuat hati kecilnya itu merasa tenang.
“(hiks) Aku...Aku tidak bermaksud seperti itu...(hiks)Aku hanya ingin bahagia(hiks).”
Edward memang masih belum tahu tentang hubungan Chamuel dengan sang Dewi Kembar itu tetapi mungkin lebih baik kalau Edward tidak mencoba menggali masa lalu Chamuel lebih dari ini dan menunggu saat dimana Chamuel mau mengatakan semua rahasia yang selama ini dia pendam dari Edward.
Edward mulai mengusap-usap kepala Chamuel dan berusaha membuat hatinya tenang kembali, Edward benar-benar merasa kalau dirinya seperti seorang ayah yang sedang memeluk dan mencoba menenangkan putri kecilnya yang sedang menangis. Edward pun menyanyikan lagu yang selalu digunakan ibunya saat dia mencoba menenangkan Edward, lagu yang paling Edward sukai bahkan sampai saat ini. Ibunya selalu menyanyikannya dengan suara yang lirih nan lembut, setiap suaranya yang terdengar terasa sangat hangat di hatinya dan membuatnya tidur lelap, lagu itulah yang membuat Edward selalu merasa terhubung dengan ibunya yang telah tiada.
“Os iusti meditabitur sapientiam,405Please respect copyright.PENANALS5e8WAgQT
Et lingua eius loquetur indicium.405Please respect copyright.PENANALp3Qvr5I6p
405Please respect copyright.PENANAkdsNj8vE8C
Beatus vir qui suffert tentationem,405Please respect copyright.PENANAzueVs6T6wO
Quoniqm cum probates fuerit accipient coronam vitae.405Please respect copyright.PENANAQfm0HzxYeb
405Please respect copyright.PENANAX9yRwpdNyr
Kyrie, fons bonitatis.405Please respect copyright.PENANAU4zEvg70Ja
Kyrie, ignis divine, eleison.405Please respect copyright.PENANAfzC2EeVUFC
405Please respect copyright.PENANA98dXjAtnQ2
O quam sancta, quam serena,405Please respect copyright.PENANA8m3NI0L6b5
Quam benigma, quam amoena esse Virgo creditur.405Please respect copyright.PENANALQfI91T6FR
O quam sancta, quam serena,405Please respect copyright.PENANACp5ozsxp7D
Quam benigma, quam amoena,405Please respect copyright.PENANADRnMB6Dp2h
O castitatis lilium.405Please respect copyright.PENANAUJ0kJRnCJ1
405Please respect copyright.PENANAqiFiojVrxZ
Kyrie, fons bonitatis.405Please respect copyright.PENANAlkwvkkN7Ac
Kyrie, ignis divine, eleison.405Please respect copyright.PENANADyLIHWiOe3
405Please respect copyright.PENANAKpDcVOUXEJ
O quam sancta, quam serena,405Please respect copyright.PENANAZVTSmtC3Im
Quam benigma, quam amoena,405Please respect copyright.PENANAVnMc6fvMrd
O castitatis lilium.”
Mendengar nyanyian Edward, hati Chamuel terasa sangat ringan dan membuat seolah-olah semua kesedihan yang Chamuel rasakan menghilang seketika, hatinya menjadi sangat ringan dan dia pun perlahan menutup matanya dan tertidur dengan sangat lelap di pelukan Edward.
Edward pun membawa Chamuel yang tertidur itu dan merebahkannya di kasur yang telah disiapkan oleh para penjaga Kuil Dewi Kembar itu, Edward pun menyelimuti tubuh Chamuel dan tersenyum melihat wajah tenang seolah-olah tidak ada beban yang dipikulnya lagi, dia hanya bisa berharap kalau Chamuel akan secepatnya bisa berbicara tentang hal yang selama ini dia rahasiakan dan benar-benar bisa melepas semua beban-beban yang dia pikul selama ini.
“Selamat tidur, Chamuel!”
“Bagaimana Ed-chan? Bagus kan?
Edward merasa tidak tahu bagaimana dia harus menanggapi cerita hayalan yang telah dibuat Chamuel untuk menghilangkan kebosanan selama perjalanan, dia bahkan tidak mempunyai niatan ataupun membayangkan untuk mencium Chamuel sama sekali di dalam hidupnya, apalagi dengan wujudnya yang seperti gadis kecil, hanya memikirkannya saja sudah membuat seluruh tubuh Edward merinding.
“Bagaimana? Apa kau pikir aku akan melakukannya denganmu? Dan juga apa-apaan dengan alur yang memaksa itu? Dan kenapa kau bisa sampai bersedih hanya karena patung?”
“Ed-chan, jangan pikirkan hal-hal yang sepele! yang lebih penting lagi, Ed-chan, Kiss!”
Chamuel pun mendekat ke arah Edward dengan memajukan mulutnya, dia ingin agar Edward menciumnya sama dengan di cerita yang telah dia buat itu, sebuah ciuman mendebarkan yang sangat dinanti-nantikan Chamuel selama ini.
Edward tahu kalau Chamuel sangat menyukai dirinya, tetapi entah kenapa ada satu bagian di dalam dirinya yang mencegah Edward untuk mengapa-apakan Chamuel, Lily, dan yang lainnya, meskipun Chamuel menggunakan Sihir Cinta, entah kenapa sihir itu sama sekali tidak berguna untuk membuat Edward merasakan hal yang seperti dulu lagi sekarang seolah-olah setelah sihir itu langsung lenyap secara tiba-tiba sesaat setelah Chamuel menggunakannya kepada Edward.
Edward pun segera mendorong pipi Chamuel dengan tangan kanannya untuk mencegah dia semakin mendekat ke arahnya.
“Hentikan dasar bodoh! Apa kau mau aku masuk penjara?”
“Tch!”
Di istana kerajaan Roh, terlihat seorang gadis kecil yang bersama dengan seorang laki-laki bersamanya, gadis kecil itu mempunyai rambut yang berwarna pink dengan kuncir dua, mata yang agak besar dan berwarna biru terang, kulit putih yang seperti boneka, dia memakai baju putih yang pendek dan rok berwarna hitam dan laki-laki disampingnya itu mempunyai rambut yang turus dan agak panjang, dia mempunyai rambut yang berwarna hitam, mata yang berwarna abu-abu dengan kacamata hitam, dia adalah laki-laki yang selalu berwajah serius dan tidak pernah bermain-main.
Gadis kecil itu nampak terlihat gembira, dia tersenyum sepanjang waktu seperti telah mendapat suatu hadiah yang sangat berharga baginya.
“Kakak! Kakak sudah dengar tentang Edward onii-chan yang sudah menyelamatkan kerajaan Elf? Aku tahu pasti dia masih hidup!”405Please respect copyright.PENANAM0eQykwayB
Laki-laki itu pun bergaya dengan mendorong bagian tengah dari kacamatanya dengan jari tengahnya, dia sudah menduga dari awal kalau Edward akan selamat dari pertarungannya dengan Draconis karena dia sudah mengenal baik Edward saat menjadi bagian dari kelompoknya.405Please respect copyright.PENANAbBrM5jxQfH
“Tentu saja! Mana mungkin si bodoh itu akan mati semudah itu!”405Please respect copyright.PENANAUMgodlT2wL
Mereka pun terus berjalan menyusuri lorong di istana kerajaan Roh itu sampai mereka berdiri di depan sebuah pintu besar, pintu itu terlihat cantik dengan ukiran-ukiran indah yang menghiasinya. Mereka pun memegang gagang pintu dan masuk ke dalamnya, mereka pun berjalan menuju ke depan singgasana kerajaan dan berlutut.405Please respect copyright.PENANANKyuukLJit
“Selamat datang, ayah!”405Please respect copyright.PENANA20HjPumjcU
Di depannya telah duduk sang raja roh, dia adalah Arsenick Spiritus Hohenheim VI, dan juga wanita yang berdiri di samping Arsenick, White Spiritus Hohenheim, mereka selama ini telah memantau Edward secara diam-diam saat Edward berada dalam kerajaan Elf dan membantu untuk menumpas pedagang Kristal Hitam yang telah membuat Kenaz menjadi bonekanya.
ns 15.158.61.39da2