[tidak! Aku tidak ingin ini]
Edward tidak kuasa menahan tangisnya ketika melihat White yang mulai menutup matanya. Air matanya itu terus mengalir tanpa henti melihat White dengan senyum manisnya itu perlahan menutup matanya yang sangat indah dan menawan itu.
[Aku akan menyelamatkannya!]
Edward menggenggam dengan erat tangan White yang mulai mendingin itu. Tangan yang cantik nan halus yang telah menyentuh pipi Edward dengan sentuhan penuh dengan kasih sayang.
[Aku akan menyelamatkannya! Bagaimanapun caranya!]
Edward pun berusaha menguatkan dirinya untuk membuat sebuah keputusan yang akan merubah takdir White. Sebuah keputusan yang bisa menyelamatkan White dari kematiannya yang sudah semakin mendekat.
[Aku akan menyelamatkannya!]
Edward mengusap air mata yang terus mengalir membasahi pipinya itu.
“Ini akan menjadi air mata terakhirku.”
Dia pun melepas sarung tangan hitam yang selalu dia pakai di tangan kanannya. Disitu terdapat sebuah simbol yang terlihat seperti sebuah Ankh berwarna putih. Dia pun meneteskan darah White ke simbol Ankh yang berada di tangan kanannya, dan membuat Ankh itu bersinar.
“Dengan ini, kau akan terus hidup, White.”
Edward pun tersenyum melihat White yang tidak sadarkan diri itu, dia mengusap kepala White dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang dari dirinya.
Secara tiba-tiba, dada Edward pun merasakan sakit yang sangat luar biasa. Dia pun nyentuh dadanya yang terasa sangat sakit itu dengan senyum di mulutnya.
“Jadi ini, rasa sakit yang kau rasakan, White!”
Dia tidak menyangka kalau White bisa menahan rasa sakit seperti ini dengan senyuman manisnya. Dia pun mulai berdiri dengan rasa sakit yang luar biasa di dadanya dan berjalan menuju Lily yang juga menangis melihat White menutup matanya itu.
“Lily, tolong jaga White!”
Lily merasakan perasaan tidak enak yang akan terjadi dengan Edward. Dia pun memegang tangan Edward dengan erat, seolah-olah tidak akan membiarkannya untuk pergi satu langkah pun darinya.
“Ed, jangan pergi!”
“Lily, kalau aku sampai lepas kendali, jangan ragu...bunuh aku!”
Lily tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Bagaimana mungkin dia bisa membunuh Edward yang merupakan orang yang dia cintai walaupun itu adalah permohonannya. Dia tidak akan pernah bisa melakukannya, tidak akan pernah bisa, tidak akan perna bisa, tidak akan pernah bisa melakukannya walaupun dirinya akan mati jika tidak melakukannya.
“Ed, jangan bercanda!“
“Aku telah berbagi energi kehidupanku kepada White. Jika aku mati sebelum energiku habis, dengan sendirinya maka semua energi kehidupanku akan berpindah ke White dan kesempatannya untuk selamat akan lebih tinggi.”
Lily pertama kali mendengar itu, dia sama sekali tidak tahu kalau Edward memiliki sesuatu seperti itu. Dia pun semakin memegang dengan erat tangan Edward. Dia tidak akan membiarkannya pergi dan mengulang kejadian itu kembali.
“Ed, jangan pergi!”
“Maaf Lily, tapi aku belum puas kalau belum menghajar orang itu dan mengalahkannya.”
Edward pun menoleh ke arah Lily dengan senyum manisnya yang dipenuhi oleh rasa sakit. Senyuman itu membuat Lily merasakan sesuatu yang pernah dia rasakan sebelumnya. Tangan Lily pun menjadi lemas sehingga tangan Edward bisa lepas dengan mudah. Dia berusaha mengejar Edward, tetapi Edward terasa semakin jauh dan jauh darinya sehingga dia tidak bisa mengejarnya sama sekali.
“Lily...aku serahkan semuanya padamu.”
“Ed!”
Lily menangis melihat Edward yang semakin jauh, dan jauh darinya. Dia sudah tidak sanggup untuk menghentikan Edward lagi. Dia hanya bisa berdoa agar Edward tidak akan menghilang dari hadapannya lagi. Dia hanya bisa berharap kalau Edward akan kembali lagi bersamanya dan kembali seperti kehidupan semula.
Edward terus berjalan sambil menahan rasa sakit yang luar biasa di dadanya sampai-sampai air matanya mau keluar karena rasa sakit itu. Tetapi, dia sudah menguatkan tekadnya untuk ini, dia tidak akan menangis seperti anak yang cengeng lagi, dia tidak akan pernah menjatuhkan air matanya lagi, dia tidak akan pernah bergantung pada orang lain lagi.
“Apa kau bisa mengalahkanku bocah?”
Bagi Edward, ini adalah pertarungan yang dia sama sekali tidak boleh kalah. Kali ini dia akan serius bertarung habis-habisan dengan Avvanyyon. Dia akan menggunakan seluruh kekuatannya, potensinya, dan juga sesuatu yang dia rahasiakan selama ini.
“Jalan yang aku tempuh adalah neraka! Di belakangku hanya ada penyesalan! Di depanku hanya ada siksaan! Ya ilahi, Penjaga surga, semuanya sebagai satu Reuni darah murni, Perhiasan keberanian suci, Menembus tabir kegelapan!"
Di dahi Edward, tiba-tiba muncul sesuatu seperti sebuah tato yang menyisakan bagian tengah dari dahi Edward kosong, dan ti tempat yang kosong itu muncul sebuah simbol matahari yang bersinar menyinari dunia ini.
“Aku Xavier Eucodia! Memanggil nama yang maha agung, hancurkan kegelapan, berikan cahaya!”
Ini adalah sesuatu yang Edward sembunyikan dari Chamuel dan yang lainnya, bahkan Sharon pun tidak tahu menahu tentang ini. Bukan tanpa alasan kenapa Edward menyembunyikannya dan tidak pernah menggunakannya, karena ini akan membuat seluruh kekuatan Edward naik berkali-kali lipat yang juga akan menjadi beban di dalam tubuhnya karena kekuatannya yang naik secara tiba-tiba itu.
“Liela Xeia!”
Tubuh Edward mulai diselimuti oleh aura putih yang sangat cantik yang seolah-olah menari dengan lihai. Edward sama sekali tidak tahu menahu tentang aura putih ini, tetapi dia sama sekali tidak memperdulikannya karena sekarang yang terpenting bagi dia adalah menghadapi Avvanyyon.
Avvanyyon pun tercengang merasakan kekuatan dari Edward yang tiba-tiba meningkat dengan tajam. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan Edward sehingga tiba-tiba bisa kekuatannya naik dengan luar biasa.
“Kurasa aku akan bertarung habis-habisan juga!”
Avvanyyon pun juga mempersiapkan dirinya untuk bertarung dengan Edward, dia sama sekali tidak menganggap pertarungan ini main-main karena melihat kekuatan Edward yang tiba-tiba meningkat itu. Dia juga akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghadapi Edward yang semakin dekat itu.
Avvanyyon menyatukan kedua telapak tangannya, mulutnya pun juga bergerak-gerak terlihat seperti merapalkan sesuatu. Meskipun tidak sejauh Edward yang sampai berkali-kali dari kekuatan yang aslinya, kekuatan Avvanyyon juga naik secara drastis, dia pun mulai mengeluarkan aura mengerikan berwarna ungu gelap yang menyelimuti tubuhnya. Di kepalanya mulai muncul dua buah tanduk berwarna coklat gelap Itu bukanlah tanduk iblis seperti milik Lilith, tetapi itu adalah tanduk Dragon, ras yang dikenal mempunyai kekuatan yang luar biasa kuatnya.
Avvanyyon pun merasa sangat bersemangat dengan ini, dia sudah lama tidak memakai kekuatan penuhnya untuk menghadapi seseorang. Dia pun berjalan menuju Edward yang juga berjalan menuju ke arahnya dengan perlahan. Mereka pun saling menatap satu sama lain, Avvanyyon menatap Edward dengan tatapan jahatnya sementara Edward menatapnya dengan tatapan penuh dengan amarah.
Mereka semakin mendekat, dan mendekat, dan tiba-tiba Avvanyyon dan Edward menghilang. Mereka pun tiba-tiba berhadapan satu sama lain sambil mengadu tinju mereka yang sangat kuat yang bahkan membuat hempasan angin di sekitarnya. Edward mengayunkan kakinya berusaha untuk menendang Avvanyyon, tetapi Avvanyyon berhasil menangkisnya dengan kedua tangannya. Meskipun Avvanyyon sudah berhasil menangkisnya, dia tetap terlempar karena kekuatan Edward yang berada di atasnya.
“Void ball!”
Avvanyyon yang terhempas itu pun mengeluarkan sihirnya untuk menyerang Edward. Dia melemparkan suatu sihir bola berwarna hitam yang akan menghisap apapun ke dalam ketiadaan.
“Ignis Divine!”
Di tangan kiri Edward pun keluar sang api berwarna putih yang akan membakar habis apapun yang dikehendakinya. Edward melemparkan api putih itu ke sihir Avvanyyon dan membakar sihir itu sampai habis tanpa menyisakan apapun.
Mereka berdua pun saling mendekat dengan cepat dan beradu pukulan dengan kecepatan yang luar biasa. Mereka terus mengadu pukulan mereka sampai-sampai gerakan mereka hampir tidak terlihat oleh mata mereka yang memandang. Kecepatan mereka bahkan sama seperti saat White, dan Valkyrie bertarung, tetapi itu tidak bertahan lama, Edward mulai merasakan Efek dari menggunakan rahasianya itu sehingga mulai mempengaruhi tubuh Edward.
Secara perlahan, tubuhnya mulai terluka akibat tidak kuat menahan kekuatannya yang luar biasa itu. Mulutnya pun mulai mengeluarkan darah merah yang segar. Tetapi daripada itu, rasa sakit di dada Edward jauh lebih menyiksanya. Rasa sakit akibat dirinya yang membagikan energi kehidupannya kepada White yang membuatnya ikut merasakan rasa sakitnya meskipun tidak ada luka di tubuhnya.
“Sial! Aku tidak boleh kalah!”
Edward pun lebih mempercepat gerakannya sehingga membuat Avvanyyon tidak bisa menandingi kecepatan Edward lagi. Edward menendang Avvanyyon dan membuatnya terpental jauh walaupun dia berhasil menangkisnya dengan kedua tangan. Tendangan super kuat itu membuat tulang kering Edward menjadi retak dan Edward pun merasakan rasa sakit yang amat sangat. Tetapi Edward sama sekali tidak mempunyai waktu untuk mengeluh dengan rasa sakinya itu, dia akan masih terus maju ke depan menghadapi takdirnya.
Sharon, Chamuel, dan yang lainnya pergi menuju Lily setelah Garuda memutuskan untuk membiarkan mereka lewat. Mereka pun segera pergi ke tempat dimana Edward, dan White bertarung melawan musuhnya.
Mereka sangat terkejut melihat White yang terbaring tidak sadar dengan luka di dadanya. Mereka sama sekali tidak menyangka itu akan terjadi dengan White melihat kekuatan White yang luar biasa.
“Evelyn! Cepat sembuhkan White!”
Evelyn pun bergegas memberikan sihir penyembuhannya kepada White, tetapi dia sangat terkejut ketika melihat White yang tidak mati karena luka yang menembus jantungnya itu seolah-olah dia telah dibantu oleh sesuatu yang tetap menjaganya agar tidak mati.
“Lily-chan! Apa yang sebenarnya terjadi? Dimana Ed-chan?”
“Ed, ada disana.”
Lily menunjuk ke arah dimana Edward dan Avvanyyon tengah bertarung. Mereka pun melihat Edward dengan kekuatannya yang meningkat dengan luar biasa sedang bertarung dengan Avvanyyon dengan wujud setengah naganya.
Mereka semua pun sangat terkejut melihat Edward dengan kekuatan seperti itu terutama Chamuel, dia tidak menyangka kalau Edward bisa memakai kekuatan itu dengan sadar setelah dia berusaha menyembunyikannya dengan sangat rapat sehingga Edward tidak tahu tentang itu.
“Ed-chan! Hentikan!”
Chamuel tahu kekuatan itu, dia sangat mengenal kekuatan itu. Meskipun kekuatan itu masih jauh dari kesempurnaan, tetapi dia tahu kalau Edward yang sekarang tidak akan bisa menahan kekuatan yang terlalu kuat untuknya yang sekarang.
“Masih belum cukup! Masih belum cukup! Masih belum cukup!”
Kekuatan Edward yang sekarang sudah jauh berada di atas Avvanyyon, dia dengan kecepatan yang sangat luar biasa itu mementalkan Avvanyyon dengan tinju, dan tendangannya yang super kuat dan dengan cepat, dia berada di belakang Avvanyyon yang terpental itu untuk mementalkannya lagi secara terus- menerus seolah-olah seperti sebuah bola yang dioper kesana-sini oleh pemain.
Edward mengeluarkan semua yang dia punya, dia terus memaksa kekuatan itu untuk mencapai level yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dia sudah tidak peduli dengan rasa sakit luar biasa yang dia rasakan saat ini, dia sudah tidak peduli dengan tubuhnya yang mulai rusak akibat dari ini. Bola matanya yang putih itu pun berubah menjadi merah karena mulai menangiskan darah.
Chamuel dan yang lainnya tidak kuat melihat pemandangan mengerikan ini. Pemandangan dari Edward yang rela berbuat sejauh ini demi teman-temannya. Pemandangan dari Edward yang sedang menderita rasa sakit yang sangat luar biasa yang bahkan tidak bisa mereka bayangkan itu. Mereka hanya bisa meneteskan air mata melihat pemandangan itu.
Edward meninju pipi dari Avvanyyon sehingga membuatnya terlempar sampai jauh ke luar gerbang kota itu dan jatuh menghantam tanah dengan sangat keras. Avvanyyon yang sudah terluka parah akibat dari pertarungan satu sisi itu pun mengeluarkan kekuatan terakhirnya yang dia simpan untuk saat ini.
Tubuh Avvanyyon dengan perlahan berubah bentuk menjadi seekor naga raksasa yang mengerikan. Naga itu berwarna ungu gelap dari kepala hingga ekornya, naga itu mempunyai cakar yang besar dan juga tajam yang bisa mencabik musuhnya dengan satu kali serangan. Naga itu juga mempunyai sesuatu seperti kristal di punggungnya yang berkilauan bak permata yang sangat mahal. Dialah the Void Dragon.
Avvanyyon dengan wujud naganya itu pun membuka lebar mulutnya yang dipenuhi oleh gigi-gigi yang tajam itu. Di depan moncongnya itu pun muncul sebuah lingkaran sihir raksasa berwarna ungun gelap.
Edward mulai kehilangan kesadarannya karena rasa sakit luar biasa yang dia rasakan itu yang bahkan jauh lebih sakit daripada luka yang dia alami dengan Draconis dulu. Pandangannya pun mulai kabur dan tubuhnya serasa akan roboh.
“Jangan bercanda!”
Edward menggigit bibirnya dengan keras hingga berdarah sehingga dia kembali menjadi sadar sepenuhnya.
“Rasa sakit yang telah aku alami selama ini jauh lebih sakit!”
Dia mengarahkan telapak tangannya ke Avvanyyon yang sekarang menjadi naga itu. Di depan telapak tangannya itu muncul lingkaran sihir berwarna putih yang sangat terang sekali.
“Dengan ini aku akan mengakhirinya!”
Chamuel dan Lily sangat terkejut dengan lingkaran sihir milik Edward yang sangat terang itu. Mereka pun segera berlari berusaha untuk menghentikan Edward untuk menggunakan sihir itu.
“Ed, stop!”
Edward mengerahkan seluruh kekuatannya yang tersisa di sihir itu, begitupun dengan Avvanyyon. Mereka menembakkan sihir masing-masing yang diisi dengan seluruh kekuatan mereka yang masih tersisa sejauh ini. Avvanyyon menembakkan sihir Voidnya ke Edward dan Edward menembakkan sihir Cahayanya ke Avvanyyon.
“Hahahaha...kurasa setelah ini, aku akan pensiun.”
Kedua sihir luar biasa itu pun bertemu di tengah-tengah antara Edward dan Avvanyyon, tetapi sihir Void milik Avvanyyon tidak bisa menandingi sihir dari sang Cahaya yang jauh lebih kuat. Sihir Cahaya itu dengan cepat melenyapkan sihir Avvanyyon dan akhrnya sihir itu pun mengenainya. Sihir Cahaya itu meledak menjadi Sphere yang berukuran sangat besar dan terus membesar.
Ledakan itu terus membesar dengan sangat cepat sehingga hampir sampai ke tempat dimana Edward berada sekarang. Lily dan Chamuel menuju ke tempat Edward dengan sekuat tenaga, untuk menyelamatkannya dari sihir Cahaya itu, tetapi sayang mereka tidak akan tepat waktu.
Edward pun mulai kehilangan kesadarannya sekali lagi, tetapi tidak seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak mempunyai kekuatan yang tersisa lagi. Dia sangat bersyukur karena kali ini dia bisa melakukannya dengan benar tanpa lepas kendali.
Edward pun menoleh ke arah Lily, dan Chamuel yang dengan sekuat tenaga berusaha menolongnya itu. Edward tersenyum melihat mereka berdua, dia sangat bersyukur bisa bertemu dengan mereka berdua karena mereka telah memberikan Edward hari-hari terbaik di dalam hidupnya.
“Ed!”
Mereka berdua melihat senyuman Edward sesaat sebelum ledakan cahaya itu mengenainya. Itu adalah senyuman tersedih yang pernah mereka lihat dari Edward selama ini. Mereka berusaha menggapainya, tetapi apa daya, sejauh apapun mereka berlari, Edward akan selalu berada jauh di depan mereka bak fatamorgana di dalam gurun pasir. Di dalam waktu yang sangat singkat itu, mereka melihat bibir Edward bergerak seperti berbicara sesuatu.
“Terimakasih, Lily, Chamuel.”
Mereka tidak mendengar suara Edward, tetapi mereka tahu apa yang Edward katakan saat ini. Akhirnya ledakan Cahaya itu menelan Edward dengan senyuman sedihnya itu. Di saat itu, mereka merasakan sesuatu yang pernah mereka rasakan sebelumnya. Melihat Edward yang menghilang dari hadapan mereka dengan mata mereka, itu adalah sesuatu yang paling menyakitkan yang pernah mereka alami selama ini.
“Ed!”456Please respect copyright.PENANA0gLyMYYLaG