Kisiga adalah sebuah kota yang terletak ditengah-tengah antara kerajaan Elf, kota Ariel dan kerajaan Spirit, kota itu adalah salah satu kota teramai yang berada di antara Kerajaan Elf dan Kerajaan Roh, di dalam kota itu terlihat banyak sekali pedagang, pengelana, dan juga yang lainnya datang untuk sekedar singgah untuk berbisnis, tetapi ada juga bertujuan untuk menikmati kota yang sangat bersejarah bagi ras Malaikat itu. Kota Kisiga tidak hanya terkenal sebagai kota persinggahan, tetapi kota itu juga terkenal karena sejarahnya, konon kota ini adalah kota yang didirikan oleh sang dewi kembar sendiri yang menjadikan kota ini sebagai salah kota tertua yang mempunyai banyak peninggalan sejarah.
Setelah menempuh perjalanan panjang yang membosankan, Edward dan yang lainnya pun memutuskan untuk singgah di kota ini untuk menghibur diri dari kebosanan, karena lokasi dari kota ini dan kerajaan Spirit terbilang tidak terlalu jauh maka mereka hanya meminta kepada paman Elf yang telah membawa kereta kuda agar menurunkannya di kota itu saja.
Mereka seharusnya merasa senang karena berkesempatan melihat-lihat kota yang bersejarah itu tetapi ada yang tidak beres dengan Chamuel, semenjak mau memasuki kota ini, Chamuel yang biasanya selalu manja, suka menggoda, dan yang paling berisik di kelompok tiba-tiba berubah drastis, dia menjadi pendiam dan mukanya pun terlihat sedih sepanjang waktu, itu membuat Edward sangat cemas karena selama ini dia tidak pernah melihat Chamuel yang seperti ini .
Sharon yang penasaran dengan perubahan sikap Chamuel pun mendekat ke Edward dan menariknya untuk berbicara secara empat mata.
“Ed, ada apa dengan si Cebol itu? Kenapa dia terlihat sedih?”
“Aku juga tidak tahu tapi serahkan saja dia padaku!”
“Baiklah, aku akan menyerahkan si Cebol padamu.”
Edward dan Sharon segera kembali ke kelompok dan Sharon segera mengatakan usulnya agar mereka berpencar menjadi tiga kelompok, Chamuel pun dipasangkan dengan Edward, tetapi dia sama sekali tidak terlihat senang dengan itu, dia hanya terus melamun dengan muka yang sedih.
“Ada apa Chamuel? Kenapa kau terlihat sedih?”
Dengan segera, Chamuel langsung melihat ke arah Edward dan tersenyum dengan senyuman yang terlihat dipaksakan, dia berusaha agar Edward tidak mencemaskannya lagi tetapi senyum palsunya itu sangat terlihat jelas bagi Edward dan yang lainnya.
“Ah...tidak ada apa-apa kok Ed-chan.”
Edward pun memegang tangan kanan Chamuel dengan erat dan segera berpisah dengan yang lainnya, Edward melakukan hal itu agar bisa sedikit menyenangkan hati Chamuel dan berharap dia bisa kembali seperti biasanya, yaitu dirinnya yang ceria dan selalu berisik.
Edward pun berusaha membuat Chamuel kembali tertawa dan ceria seperti biasanya dengan berbagai cara, tetapi itu hanya membuat Chamuel tertawa dengan terpaksa karena dia tidak ingin menyakiti Edward yang sudah berusaha membuatnya ceria kembali dan itu membuat Edward merasa menjadi orang yang tidak berguna.
“Woah Besarnya! patung siapa itu?”
Edward berpura-pura terpesona dengan wujud kedua patung itu yang terlihat seperti wanita cantik agar bisa membuat topik pembicaraan yang bagus, tetapi ketika dia melihat kearah Chamuel, dia malah semakin cemas karena melihat Chamuel yang terlihat semakin sedih ketika sedang dia melihat ke arah kedua patung dewi tersebut, Chamuel menggenggam erat-erat tangan Edward dan menggigit bibir bawahnya sendiri, matanya pun terlihat berkaca-kaca dan air matanya pun terlihat sedikit keluar.
“Itu adalah patung dewi kembar Esla dan Irra.”
Tiba-tiba seseorang yang tidak dikenal menjawab Edward, dia adalah seorang paman-paman Malaikat yang berambut panjang dan mempunyai jenggot tipis, dia memiliki mata biru cerah dan wajah yang terlihat ramah.
Edward sedikit terkejut karena ada orang tidak dikenal yang tiba-tiba menjawab Edward, malaikat itu pun membungkukkan badannya dengan tangan kanannya yang mengepal diletakkan di dada sebelah kiri.
“Perkenalkan namaku Lumierre, aku adalah ketua dari kuil ini.”
“Perkenakan juga, namaku Ed, dan dia-”
Dengan bodohnya Edward mencoba mengenalkan Chamuel, tentu tidak ada dari Malaikat yang tidak tahu tentang Archangel, apalagi Chamuel yang termasuk Archangel yang terpopuler nomor dua di dunia Malaikat.
“Selamat datang di kuil, Chamuel-sama.”
Malaikat itu pun mempersilahkan Edward dan Chamuel untuk masuk tetapi Chamuel hanya terdiam mengalihkan pandangannya dan semakin menggenggam tangan Edward dengan erat, dia terlihat sama sekali tidak mau masuk ke dalam kuil itu, mereka pun berjalan perlahan dengan terus berpegangan tangan dengan erat dan tiba-tiba Chamuel berhenti, air matanya mulai mengalir dan Chamuel pun segera menutupi matanya dengan lengan.
“A-ada apa Chamuel?”
“Maaf Ed-chan, Chamuel tidak bisa.”
Tiba-tiba Chamuel melepaskan genggaman tangannya dari Edward dan terbang menjauh dari Edward dan Lumierre, Edward pun langsung berlari mengejarnya dan meninggalkan Lumierre sendirian.
“Chamuel!”
Chamuel terbang dengan sangat cepat sehingga Edward tidak bisa mengejarnya dan akhirnya kehilangan jejak.
“Sial, ada apa sebenarnya dengannya?”
Setelah berlari kesana kemari mencari Chamuel yang menghilang entah kemana, dia pun bertemu dengan Sharon dan Lily yang sedang berkeliling kota yang penuh dengan sejarah itu, mereka pun langsung berlari ke arah Ed yang terlihat kebingungan.
“Ada apa Ed?”
“Chamuel telah menghilang!”
Sharon terkejut mendengarnya, dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan Chamuel dan Edward, tetapi sekarang yang terpenting adalah untuk menemukan Chamuel. Meskipun Sharon dan Chamuel biasanya terlihat seperti musuh bebuyutan yang selalu bertengkar dengan apapun, tetapi diantara mereka telah terbentuk sebuah ikatan yang sangat kuat yang tidak pernah dibayangkan siapapun sebelumnya, ikatan di antara mereka berdua tidak akan pernah hancur oleh apapun di dunia ini.
“Baiklah, aku akan membantu mencari si Cebol itu!”
“Lily juga!”
Mereka pun berpencar mencari Chamuel yang pergi entah kemana, mereka sama sekali tidak tahu apa yang terjadi dengan Chamuel dan kota bersejarah itu sehingga sampai membuatnya seperti itu, mereka ingin Chamuel yang selalu berisik dan mengganggu itu kembali menjadi seperti semula.
“Chamuel, dimana kau?”
Edward terus berkeliling kota itu untuk mencarinya, tetapi dia tidak pernah menemukan Chamuel, dia pun mulai mencari di luar kota itu dan menyerahkan pencarian di dalam kota kepada Lily dan yang lainnya. Edward pun mulai masuk ke dalam hutan yang berada di dekat kota itu, hutan itu adalah hutan yang sangat lebat, bahkan tanahnya pun terlihat basah karena sinar mentari dihalangi oleh dedaunnan yang sangat lebat sehingga tidak sampai menyentuh tanah dari hutan itu.
Edward sedikit bingung karena ini pertama kalinya dia masuk ke hutan tersebut tetapi dia merasa seperti ada menuntun dan membimbing hatinya untuk menuju suatu tempat, dia pun menuruti dimana arah hatinya menuntun dan berjalan mengikuti arah hatinya, tiba-tiba datanglah kabut tebal yang menghalangi penglihatan Edward dan dia pun menjadi ragu untuk melanjutkannya, tetapi Edward teringat dengan Chamuel dan memilih melanjutkan menyusuri hutan yang sekaang berkabut itu. Tepat di ujung hutan lebat yang lembab dan berkabut tebal itu, dia melihat secerca cahaya cahaya, dia pun langsung menghampirinya dan melihat sebuah pemandangan yang sangat indah dari sebuah patung laki-laki raksasa yang di depannya terdapat air mancur yang terlihat tua, berlumut, dan sudah tidak berfungsi, patung itu adalah sebuah patung yang terlihat sudah sangat tua, usang, dan tidak pernah terurus, bahkan sebagian permukaannya sendiri telah tertutupi oleh lumut, di sekitar patung itu juga ada seperti reruntuhan-reruntuhan bangunan yang sudah tertutupi oleh lumut hijau.
“Apa ini sebuah reruntuhan kuil? Kenapa ada disini?”
Edward melihat patung itu dengan tatapan takjub karena keindahan dari tubuh berlumut patung itu yang terkena sinar mentari seperti menyihir mata Edward yang melihatnya, dia pun melangkahkan kakinya untuk mendekati patung yang sangat indah itu dan menyentuhnya, Edward tidak tahu kenapa tapi dia terlihat seperti pernah melihatnya di suatu tempat tetapi dia sama sekali tidak mengingatnya, dan tepat di belakang patung tersebut terlihat sebuah tebing yang sangat tinggi menjulang ke atas, dan disitu terdapat sebuah bangunan yang terlihat seperti sebuah kuil dengan sebuah pintu batu besar yang permukaannya diukir dengan seni yang indah, pintu itu terlihat sedikit terbuka yang menandakan ada orang yang baru saja membukanya.
“Yang paling penting sekarang adalah menemukan Chamuel!”
Tanpa pikir panjang Edward pun segera membuka pintu yang terbuat dari batu itu dan masuk ke dalamnya untuk mencari Chamuel yang menghilang, dan sesaat setelah masuk ke dalam kuil itu, Edward terkejut dengan apa yang ada didalamnya, dia tidak menyangka di dalam kuil di tengah hutan itu terdapat ruangan yang sangat luas seperti ini, dindingnya pun terlihat sangat indah dengan ukiran-ukiran cantik yang menghiasinya, atapnya juga terdapat ukiran-ukiran cantik yang menghiasinya dan tepat ditengah dari atap kuil itu terdapat simbol matahari yang sangat besar. Kuil itu juga nampak indah dengan air yang mengalir seperti sungai di bawahnya yang seperti mengeluarkan cahaya berwarna biru yang menerangi seluruh ruangan yang seharusnya gelap itu. Tepat di ujung dari ruangan itu terlihat sebuah pintu batu yang sama seperti di pintu masuk, Edward berjalan mendekati pintu itu dan dengan perlahan membukanya, dan dia takjub dengan apa yang dia lihat, tepat di tengah-tengah ruangan itu terdapat sebuah pohon yang sangat cantik yang di bawahnya seperti dialiri oleh air yang memancarkan cahaya biru yang membuat pohon itu semakin terlihat indah, pohon itu seolah-olah memberi ketenangan siapapun yang melihatnya termasuk Edward, dan tepat di samping pohon itu berdiri Chamuel yang sedang melamun sambil memandangi pohon itu.
“Chamuel!”
“Ed-chan?”
Edward langsung berlari menghampiri Chamuel dan memeluknya dengan erat seakan-akan tidak membiarkannya lepas.
“Jangan membuatku khawatir dasar bodoh!”
“Maaf Ed-chan, Chamuel hanya mau menenangkan diri.”
“Sebenarnya ada apa? Apa yang membuatmu seperti ini? Tolong ceritakan padaku Chamuel.”
Chamuel pun hanya terdiam tidak membalas kata-kata Edward, dia ingin memberitahu Edward tetapi dia takut kalau dia masih belum siap untuk itu.
“Chamuel, aku mohon!”
“Maaf Ed-chan, Chamuel belum bisa menceritakannya sekarang, tapi suatu hari nanti ketika waktunya tiba pasti akan Chamuel ceritakan semuanya.”
Edward pun melepaskan pelukannya kepada Chamuel dan memegang kedua pundak Chamuel dengan wajah yang serius.
“Baiklah, tapi berjanjilah untuk tidak seperti itu lagi! Jantungku benar-benar serasa mau copot ketika tiba-tiba kau terbang sambil nangis.”
“Baiklah Ed-chan, Chamuel minta maaf karena sudah membuat Ed-chan cemas.”
“(sigh) Oh iya, ngomong-ngomong pohon apa ini? Dan juga kuil siapa ini?”
Chamuel merasa sedih ketika melihat pohon itu, dia seperti teringat sesuatu yang membuatnya sangat sedih, Chamuel pun mendekat ke pohon itu dan mengusap pohon itu dengan lembut, dia terlihat seperti sudah sangat mengenal pohon itu.
“Kuil ini adalah kuil yang didirikan sang dewi untuk mengenang seorang dewa yang mereka cintai.”
Edward seperti tidak percaya dengan kisah itu, dia bahkan tidak tahu kalau ada dewa di dunia ini, dia memang tahu di beberapa tempat memang ada reruntuhan-reruntuhan kuno, tetapi dia hanya berpikir itu hanyalah buatan seseorang dari peradaban kuno yang sudah hancur, tetapi setelah melihat betapa ajaibnya kuil itu yang bahkan tidak ada satupun yang bisa membuat kuil seperti itu lagi, maka dia hanya bisa mempercayainya kalau itu memang dibuat oleh sang dewi.
“Ed-chan lihat kan di depan kuil ini ada patung raksasa, itu adalah patung dari sang dewa.”
“Ya aku melihatnya! Itu adalah patung yang sangat indah!”
Chamuel terlihat senang dengan Edward yang memuji patung sang dewa, dia terlihat sangat antusias ingin mendengar tanggapan Edward tentang yang lainnya.
“Benarkah? Syukurlah jika Ed-chan menyukainya! Lalu bagaimana dengan yang lainnya? Apa Ed-chan menyukainya?”
Sejujurnya Edward tidak terlalu memperhatikan sekelilingnya karena pikirannya sibuk dengan mencari Chamuel jadi dia tidak terlalu tahu tentang yang lainnya.
“Ummm...Chamuel, maukah kau memanduku keliling kuil ini?”
“Dengan senang hati, Ed-chan!”
Chamuel pun menyeret tangan Edward dan segera berkeliling kuil untuk menunjukkan betapa hebatnya kuil itu, Chamuel terlihat sangat bersemangat menyeret Edward kesana kemari dan menjelaskan semuanya, Edward pun merasa lega karena merasa Chamuel sudah kembali ceria seperti biasanya, mereka pun menghabiskan waktu yang sangat lama untuk berkeliling kuil itu sampai tak terasa waktu sudah sore, mau tidak mau mereka harus segera kembali atau akan membuat semuanya semakin khawatir.
“Baiklah mari kita kembali, Chamuel.”
“Baik, Ed-chan, tapi...”429Please respect copyright.PENANAXOTCnSCixq
429Please respect copyright.PENANAcsXJeACkh6
Tiba-tiba Chamuel merangkul Edward dan mencium bibir Edward dengan bibirnya yang lembut dan kecil, air mata Chamuel pun mulai mengalir membasahi pipinya yang lembut itu, Edward sangat terkejut dengan apa yang apa yang terjadi, dia tidak menyangka Chamuel akan melakukan hal seperti itu, biasanya dia hanya sekedar menggoda tanpa niat untuk benar-benar melakukannya kalau Edward tidak mau, pada saat mereka berciuman, daun dari pohon itu pun terlihat bersinar dan meronokkan daunnya seolah-olah dia senang dengan apa yang terjadi dengan mereka, setelah itu Chamuel pun melepaskan ciumannya meninggalkan wajah Edward yang memerah seperti tomat yang sudah masak dan segera mengusap air mata yang membasahi pipinya.429Please respect copyright.PENANAomqJaEZaul
“A-apa yang k-kau-“
“Yay! Chamuel telah merebut ciuman pertama Ed-chan! Te~He!”
Chamuel pun meletakkan jari telunjuknya ke bibir bawah sambil menutup mata sebelah kirinya.
“Ngomong-ngomong, itu juga ciuman pertama Chamuel lho, jadi Ed-chan harus tanggung jawab ya!”
Berciuman adalah sesuatu yang bisa dibilang sakral bagi semua orang karena itu adalah sebagai simbol cinta antar kekasih apalagi bagi seseorang seperti Chamuel, tentu dia tidak akan melakukannnya dengan sembarang orang, dia hanya akan melakukannya dengan orang yang benar-benar dia cintai.
Edward hanya sangat terkejut karena itu terjadi secara tiba-tiba sekali sampai dia tidak tahu harus berkata apa.
“(giggle) Ed-chan lucu!”
ns 15.158.61.43da2