Setelah terkejut dengan tebasan pedang berwarna merah gelap, White pun segera berlari menuju ke arah Valkyrie dan menyerangnya. White bergerak dengan sangat cepat sehingga mata Edward tidak bisa mengikuti pergerakan White yang berkali-kali lebih cepat darinya. Tetapi sama seperti White, Valkyrie bisa mengimbangi kecepatan White yang luar biasa itu, dia juga bergerak di dalam kecepatan yang sangat cepat. Edward yang melihat itu pun, tidak tahu apa yang terjadi dengan pertarungan mereka karena bahkan dia tidak bisa melihat gerakan mereka. Dia hanya berdiri melihat pertarungan jarak dekat paling luar cepat yang pernah dia lihat.
“Apa yang terjadi sebenarnya.”
Setelah pertarungan jarak dekat itu, White pun bersiap mengeluarkan sihir esnya yang luar biasa. Valkyrie pun tidak membiarkan White sampai mengeluarkan sihirnya itu, dia langsung melemparkan tombak emasnya itu ke arah White dengan cepat. Tombak itu pun melaju dengan sangat cepat ke arah White yang tengah menyiapkan sihirnya itu.
“Frost Wall!”
Di depan White, muncul tembok-tembok es yang berjejer melindungi White dari tombak Valkyrie yang melaju cepat ke arahnya itu. Tetapi tembok itu tidak terlalu kuat untuk bisa menahan serangan tombak sakti molok Valkyrie itu, tombak itu terus melaju dan menembus setiap tembok, dan akhirnya tombak itu menembus tubuh White.
“White!”
Edward tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Dia tidak menyangka kalau White akan kalah seperti ini. Tetap, betapa terkejutnya Edward ketika melihat tubuh White yang tertembus tembok hanyalah sebuah bayangan es yang dia buat. White yang asli pun muncul tepat di belakang Valkyrie yang tengah lengah itu.
“Kena kau!”
Valkyrie sangat terkejut melihat White yang tiba-tiba berada di belakangnya. White pun mencengkram kepala Valkyrie dan mengeluarkan sihir yang tadi sudah dia siapkan.
“Ice prison!”
Tiba-tiba tepat di bawah tubuh Valkyrie, muncul sebuah lingkaran sihir yang cukup besar. White pun segera menjauh dari Valkyrie agar dia tidak terkena sihirnya sendiri. Tubuh Valkyrie pun dengan sekejap membeku menjadi es yang sangat dingin dan besar. Itu membuat Edward merasa sangat kagum dengan White yang bisa mengalahkan Valkyrie dengan rencananya yang hebat. Memang kalau secara kekuatan, Valkyrie memiliki kekuatan yang hampir sebanding dengan White, tetapi kalau masalah pengalaman bertarung, White sudah ratusan kali lebih mahir daripada Valkyrie.
“White, kerja bagus! Sudah aku duga kalau kau sangat hebat!”
White tersipu malu mendengar pujian Edward. Wajahnya pun memerah seperti tomat yang sudah masak.
“T-tuanku Ed, terima kasih atas pujiannya!”
Tetapi pertarungan itu sama sekali belum berakhir. Es yang memenjarakan Valkyrie itu hancur berkeping-keping, dan dia pun terbebas dari penjara es itu. Edward, dan White pun sangat terkejut melihat Valkyrie yang berhasil keluar dari penjara Es yang White buat.
“Apakah aku harus menggunakan itu?”
Alasan kenapa pertarungan mereka terlihat seperti seri adalah karena White selalu menahan diri ketika menghadapi Valkyrie. Bukan tanpa sebab, tetapi karena di dalam tubuh Valkyrie ada Cornelia dan keempat gadis kecil lainnya. Dia tidak ingin membunuh mereka dan membuat Rose tercintanya bersedih karena kehilangan adik yang baru saja dia angkat itu.
Tiba-tiba dari arah langit, Lily seolah-olah turun dari langit dengan sangat keras sehingga membuat tanah yang dipijakinya menjadi hancur. Edward pun merasa sangat terkejut ketika melihat Lily membawa sebuah pedang besar di tangan kanannya, dan juga gaun putih Lily yang dipenuhi dengan warna merah dari darah. Tatapan mata Lily pun juga terlihat sangat mengerikan, tidak seperti Lily yang biasa Edward kenal. Tetapi yang paling membuat Edward terkejut adalah mata Lily yang berwarna biru cerah yang sangat indah itu telah berubah menjadi merah menyala, seperti yang pernah Lily tunjukkan beberapa hari yang lalu.
“Ke-te-mu!”
Secara tiba-tiba, Lily berlari menuju ke arah Valkyrie dengan sangat cepat. Dia pun menyerang Valkyrie dengan mengayunkan pedang besarnya itu. Valkyrie pun berniat memblok serangan Lily dengan tameng besarnya itu, tetapi dia terpental akibat tidak kuat menahan kekuatan Lily yang sangat luar biasa itu. Dia pun memanggil tombak emasnya itu dan terbang maju ke arah Lily, untuk menusuknya. Tetapi walaupun pedang Lily sangatlah besar, gerakan ayunan pedang Lily sangatlah cepat sehingga Lily pun mengayunkan pedangnya lagi untuk menangkis serangan Valkyrie itu.
“A-apa itu Lily?!”
Mereka pun terus beradu senjata tanpa berhenti satu detik pun. Tetapi, semakin lama, semakin terlihat siapakah pemenangnya. Lily selalu berhasil mengungguli Valkyrie dengan pedang besarnya, dan juga kecepatannya yang luar biasa. Dia berhasil menghindari setiap serangan dari Valkyrie dangan sangat mudah dan berbalik menyerangnya dengan pedang besarnya itu.
Pertarungan itu pun terlihat seperti berat sebelah, Lily terus bertubi-tubi menyerang Valkyrie tanpa memberinya kesempatan untuk menyerang balik, ataupun untuk kabur. Edward pun hanya tercengang melihat Lily yang bisa dengan mudah mengungguli Valkyrie. Dia tahu kalau selama ini Lily menyembunyikan kekuatannya, tetapi dia tidak menyangka kalau dia akan sekuat itu.
“Kena kau!”
Lily pun melihat celah yang dibuat Valkyrie, dan berusaha menebasnya dengan kuat. Valkyrie pun dengan cepat, memblok serangan Lily dengan perisai dan ditambah sihir perlindungannya. Tetapi, saking kuatnya serangan Lily itu, dia tidak sanggup menahannya dengan tangannya dan akhirnya itu membuka kesempatan Lily untuk mengakhiri semuanya.
Lily menegakkan pedang besarnya lurus ke arah langit. Dari pedangnya itu pun muncul sesuatu seperti bilah pedang hologram berwarna merah mengerikan yang panjang dan besar.
White pun berlari mendekat ke arah Edward dan mengeluarkan sebuah sihir pertahanan yang membuat kubah di sekitar Edward dan White sebelum Lily melepaskan serangannya itu.
“Tuanku Edward! Aku akan melindungimu! Frost shield!”
“Avis Nigra Caelorum!”
Lily pun menebaskan pedangnya itu ke Valkyrie yang pertahanannya terbuka lear. Valkyrie melihat sebuah pemandangan mengerikan dari pedang raksasa yang mengerikan di depannya. Warna merah, bercampur dengan hitam yang mengerikan bersinar tepat di hadapannya. Pedang itu semakin mendekat, dan mendekat sampai Valkyrie tidak bisa melihat apapun lagi.
Disitu terjadi sesuatu yang sangat mengerikan. Serangan dari pedang Lily menyebabkan sebuah ledakan besar yang meratakan seluruh area di dalamnya dengan tanah. Ledakan itu sangatlah besar sehingga hampir mencakup seperempat luas kerajaan Roh yang membuat siapapun merasa ketakutan merasakan kehebatan dari ledakan berwarna merah dicampur hitam itu.
Berkat dinding Es dari White, Edward pun tidak terkena dampak dari ledakan itu. Dia sangat beruntung karena White berada di sisinya dan melindunginya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika White tidak berada di sana.
Dinding Es White pun perlahan menghilang, dan disitu Edward melihat pemandangan luas dari sebagian kota yang telah rata dengan tanah itu. Dia pun melihat Valkyrie yang terbaring tidak berdaya setelah terkena serangan hebat dari Lily itu. Bahkan baju zirah yang dikenakannya pun hancur akibat serangan hebat dari Lily.
“Aku tidak menyangka kalau Luci- nona Lily akan berbuat sejauh ini!”
Lily pun perlahan berjalan mendekati Valkyrie yang terlihat sudah tidak berdaya itu dengan membawa pedang besarnya yang mengerikan itu. Dia pun berdiri di sebelah Valkyrie, mengangkat pedangnya, dan mengarahkannya ke Valkyrie. Dia pun menusukkan pedang besarnya ke dada Valkyrie, tetapi sebelum pedang itu berhasil menyentuhnya, Edward berhasil menahan tangan Lily dan menghentikannya.
“Ed, jangan halangi aku! Aku akan mengakhiri dia.”
“Tidak Lily! Kau bukanlah orang seperti ini kan?!”
Edward pun mengusap kepala Lily dengan lembut untuk berusaha mengembalikannya ke Lily yang ia kenal. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengannya di istana, tetapi dia tidak mau kalau Lily menjadi seorang pembunuh seperti ini. Edward ingin Lily kembali ke dirinya yang semula yaitu Lily yang baik dan polos.
“Aku mohon, kembalilah Lily!”
Seketika itu, semua kemarahan Lily menghilang dari dirinya. Mata berwarna merahnya yang menyala itu pun kembali menjadi berwarna biru yang menenangkan siapapun yang melihatnya. Pedang besarnya itu mulai menghilang, dan Lily pun kembali seperti dia semula.
“Ed! Maafkan Lily!”
Lily menundukkan kepalanya dengan wajah menyesal. Dia sadar kalau dirinya sudah terlalu berlebihan melakukannya. Tetapi, dia sama sekali tidak bisa menahan amarahnya ketika mendengar para pasukan elit itu menjelek-jelekkan Edward dihadapannya, dan bahkan mereka juga mengancam untuk membunuh Edward.
“Sekarang, apa yang harus kita lakukan dengannya?”
Edward pun melepaskan tangannya dari kepala Lily dan berbalik menghadap Valkyrie. Tetapi disaat yang singkat itu, Valkyrie tiba-tiba bangkit dan berusaha menyerang Edward dengan tombak emasnya. Lily pun sangat terkejut dengan itu, dia sangat ingin menyelamatkan Edward, tetapi apapun yang dia lakukan, tidak akan bisa tepat waktu.
“Eh, White?!”
White tiba-tiba berdiri di belakang Edward untuk melindunginya dari tombak itu. Tumbak itu pun menembus perut White dan membuat White merasakan sakit yang luar biasa dari luka yang serius itu. White menggenggam dengan erat tombak Valkyrie agar berhenti dan tidak melukai Edward dan mengeluarkan sihirnya untuk yang terakhir kali.
“Ice Prison!”
Tubuh Valkyrie pun membeku dengan sepenuhnya, sekarang dia sudah tidak mempunyai kekuatan lagi untuk keluar dari penjara Es milik White. White pun melepaskan tombak yang menancap di perutnya itu sambil merasakan sakit yang sudah lama dia tidak rasakan. Darah pun terus mengalir dari perutnya yang tertusuk itu, tetapi dia masih mempunyai cukup kekuatan untuk sekedar berdiri.
“White, apa kau tidak apa-apa?!”
“Aku masih kuat tuanku Edward, tidak usah mengkhawatirkanku!”
Edward pun langsung menolong White yang terluka itu. Dia ingin segera membawa White ke paramedis, tetapi White menolaknya karena perang ini masih belum selesai. Dia pun mengusap perutnya itu dengan tangannya dan membuat lukanya itu perlahan sembuh. Itu bukanlah luka yang fatal bagi White sendiri, oleh karena itu, White bisa sedikit demi sedikit dengan kemampuannya.
Meskipun seperti itu, Edward tetap merasa bersalah karena akibat dia yang lengah, White harus mengalami hal yang seperti itu. Tetapi dia merasa sangat lega karena White bisa segera menyembuhkan dirinya dengan cepat.
“Kalau begitu tuanku Edward, mari kita ke tempat yang lainnya untuk-“
“Itu akan menjadi masalah bagi kami kalau kau tidak mati.”
“White, awas!”
Tiba-tiba di belakang White yang tengah menyembuhkan dirinya itu, muncul Avvanyyon dengan senyum jahatnya. Dia pun menyerang White yang lengah itu dengan tangannya, White pun segera berbalik, agar bisa menangkis serangan Avvanyyon, tetapi itu sudah terlambat. Tangan dari Avvanyyon menembus jantung White seolah-olah seperti tombak yang ujungnya sangat tajam yang bisa menembus apapun dengan mudah.
“White!”
“Memang, membunuhmu dalam keadaan normal sangatlah sulit, tetapi jika di waktu yang tepat, maka itu akan menjadi hal yang mudah!”
“Sialan kau! Beraninya kau menyakiti White!”
Lily pun langsung dengan sangat murka berlari ke arah Avvanyyon dan berusaha untuk menyerangnya. Avvanyyon yang melihat Lily itu pun menarik tangannya yang berlumuran darah itu dari dada White, dan segera menjauh dengan cepat sebelum Lily berhasil menyerangnya.
Tubuh White pun mulai roboh, tetapi Edward memeluknya sebelum White roboh menghantam tanah.
Saat itu, Edward melihat sesuatu yang akan dia ingat seumur hidupnya. Sebuah kesalahan dari dirinya yang mengakibatkan seseorang di sekitarnya terluka dan menderita yang terulang lagi. Dia sudah ersumpah kalau tidak akan pernah membiarkan orang-orang yang berada di sekitarnya terluka akibat dari kesalahannya lagi setelah apa yang terjadi dengan Sharon, Tetapi kenyataannya berbanding terbalik. Akibat dari kesalahan fatalnya kali ini, dia telah menumpahkan darah dari temannya lagi.
“White bertahanlah! Aku akan membawamu-“
“Tuanku Edward...itu...tidak perlu. Aku...tidak...apa-apa.”
Edward tahu White hanyalah berpura-pura kuat agar dirinya tidak khawatir dengannya, tetapi melihat wajah White yang tersenyum dengan menahan rasa sakit yang luar biasa itu, dia tidak sanggup untuk sekedar bergerak dari tempatnya.
“Lily! Cepat panggilkan Evelyn kemari!”
“Itu percuma! Mereka sedang dicegat oleh Garuda sekarang. Semua yang kau lakukan sudah tidak ada artinya lagi. Wanita itu sudah tamat.”
“Sial!”
Edward pun meninju tanah dengan sangat keras. Dia merasa sangat kesal dengan ketidakberdayaannya sekarang yang bahkan tidak bisa menolong White yang telah melindunginya..
“Apanya yang menyelamatkan dunia! Aku bahkan tidak bisa menyelamatkan orang-orang disekitarku sendiri! Sial! Sial! Sial!”
White memegang pipi Edward dengan sangat lembut. Dia pun lalu tersenyum dengan senyuman yang terlihat memaksa itu karena menahan sakit dari lukanya. Dia sama sekali tidak ingin tuannya yang tercinta itu untuk bersedih karenanya.
White merasa ini adalah hukuman untuknya karena sudah memiliki perasaan kepada tuannya itu, sebuah perasaan terlarang terhadap tuannya yang dia miliki di dalam hatinya yang bernama cinta. Tetapi walaupun seperti itu, White tidak mau menghilangkan perasaan ini dari dalam hatinya walaupun dirinya harus mati berkali-kali. Ini adalah satu-satunya perasaan yang membuat dirinya bahagia selama ini.
Kali ini dia merasa sangat senang karena berhasil melindungi tuannya dari bahaya. Dia sangat bersyukur karena dia tidak harus melihat sesuatu yang sangat menyedihkan seperti saat itu. Dia tidak melihat tuannya yang menghilang dari hadapannya lagi. Dia sangat bersyukur kali ini dia bisa menebus kesalahannya di masa lalu.
“Tuanku...jangan...bersedih(cough) aku...tidak...akan...mati!”
“White!”
Edward pun menggenggam tangan White dengan air mata dari matanya yang keluar membasahi pipinya.
“Aku...akan...terus...hidup...di dalam...diri...tuanku...jadi...aku mohon...jangan bersedih.”
Air mata Edward pun mulai jatuh ke pipi dari White yang putih dan lembut itu. Dia merasakan dirinya yang benar-benar lemah saat ini. Dia menyesali kecerobohannya yang membuat White seperti ini.
White pun mulai merasakan rasa mengantuk yang sangat hebat. Matanya pun menjadi sangat berat seolah-olah dia sudah tidak tertidur selama berhari-hari. Tubuhnya pun semakin lama, semakin terasa dingin.
“Tuanku...aku...rasa...aku...akan...tidur...sejenak.”
“White! Aku mohon jangan! Bertahanlah White!”
“O...mi...domine...”
Tangan White yang menyentuh pipi Edward itu pun menjadi lemas tidak bertenaga. White pun menutup matanya secara perlahan dengan wajah yang tersenyum kepada tuannya. Dia sangat senang karena dia bisa tidur di pelukan tuannya yang sangat dia cintai itu.
“Selamat...tidur...”423Please respect copyright.PENANAj20OnzGGl2