Matahari pun tenggelam dengan sangat indah, cahayanya yang indah mulai menghilang dari dunia dan tergantikan oleh kegelapan malam dengan dihiasi oleh jutaan bintang di langit. Edward yang telah mengalami hal-hal yang luar biasa hari ini pun merasa lelah, dia tertidur di sofa yang empuk untuk melepaskan penat setelah apa yang dialaminya hari ini. Bukan tanpa alasan kenapa dia memilih untuk tidur di sofa daripada di kamar mewah yang sudah disiapkan untuknya, karena jika dia tidur disitu pasti si malaikat centil itu pasti akan mendatanginya.
Dia pun semakin terlelap dalam tidurnya, dia pun mulai bermimpi sedang berada di dalam suatu tempat indah yang sudah beberapa kali ia mimpikan, tentu ia merasa penasaran tentang kenapa dia berkali-kali bermimpi berada di tempat yang sangat indah itu.
Akhirnya Edward pun mulai berjalan-jalan menyelusuri dunia dalam mimpinya, lalu Edward pun menemukan sebuah bangunan kecil yang terletak di tengah-tengah taman, bangunan itu terlihat seperti tempat untuk beristirahat menikmati indahnya taman yang penuh dengan bunga itu, disana dia melihat dua anak yang sedang bermain kejar-kejaran tepat di samping bangunan itu dan juga seekor kucing berwarna putih yang terlihat mengawasi mereka, kedua anak itu terlihat sangat senang, mereka tertawa bahagia sambil berlari-lari di taman itu.
“Tuanku!”
Edward terkejut dengan suara yang terdengar sangat dekat dari dirinya, dia pun menoleh ke arah suara itu dan melihat tangannya yang sedang menggandeng tangan seorang anak yang wajahnya sangat Edward kenali.
“Lily!”
Lily tampak berbeda dengan Lily yang selama ini bersama Edward, Lily yang itu memiliki iris berwarna biru cerah seperti lautan yang dangkal, tidak seperti Lily yang Edward kenal yang mempunyai iris berwarna merah darah.
“Ed!”
Edward kembali dikejutkan dengan suara yang tiba-tiba terdengar dari arah depannya, sontak Edward pun langsung melihat ke arah suara itu berasal dan mendapati Lily disana, dia pun sangat terkejut dengan itu dan dunia mimpinya yang indah itu tiba-tiba berakhir diganti pemandangan ruangan yang digunakan Edward untuk tidur dengan Lily yang tetap berada disana.
“Lily! Kenapa kau? Eh...dimana aku?”
Edward merasa bingung kenapa dia bisa berada disini, dia pun berusaha mengingat apa yang telah terjadi kepadanya tetapi yang dia ingat hanyalah saat dia bertemu dengan sosok gadis kecil di tengah hutan dan sama sekali tidak mengingat apapun setelah itu.
Lily berniat untuk menyelinap masuk ke kamar Edward, tetapi yang dia temukan hanyalah Chamuel yang bersembunyi di dalam selimut menunggu agar Edward datang, akhirnya Lily pun memutuskan untuk mencari Edward yang seharusnya tidur di kamar itu.
“Ed, gak ada di kamar, jadi Lily cari kesini.”
Edward pun mulai bangkit dari posisi tidur dan duduk sambil merenggangkan badannya, Edward merasa heran ketika mengingat-ingat tentang Lily yang berada di dalam mimpinya itu, dan juga kedua anak yang sedang bermain kejar-kejaran di taman, dia benar tidak mengerti kenapa mimpinya itu begitu absurd.
“(sigh)”
“Apa ada sesuatu, Ed?”
Edward merasa ragu untuk menceritakannya ke Lily tentang mimpinya itu terutama tentang Lily yang ia temui di dalam mimpinya, Edward malu untuk mengatakan bahwa dia memimpikannya karena itu mungkin akan membuat kesalahpahaman, tetapi Edward memutuskan untuk menceritakannya karena dia tidak mau untuk memendam itu terlalu lama di dalam dirinya dan mungkin itu juga adalah petunjuk untuk memulihkan ingatan Lily.
“Lily, sebenarnya aku bermimpi bertemu dengan seseorang yang sangat mirip denganmu di sebuah taman yang indah.”
Mendengar Edward yang mengatakan itu, Lily nampak terkejut sekaligus senang dengan itu, dia tidak menyangka kalau Edward akan mulai membangkitkan dirinya secepat ini, tetapi Lily sama sekali tidak mempunyai masalah karena bagi Lily, Edward tetaplah Edward bagaimanapun dia akan berubah, Lily akan terus disisinya dan tidak akan pernah meninggalkannya sama seperti di masa lalu dimana dia terus bersamanya sekalipun itu adalah akhir.
“Tetapi...Lily yang aku temui, dia memiliki mata biru yang indah.”
“Seperti ini?”
Edward terkejut ketika dia mata Lily yang berwarna merah darah berubah menjadi biru terang indah bak laut dangkal seperti yang ia lihat di dalam mimpinya, dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi kepada Lily sehingga dia bisa merubah warna matanya menjadi seperti itu, tetapi Edward merasa bukan hanya warna matanya saja yang berubah, Edward merasakan sesuatu juga berubah di dalam diri Lily yang selama ini dia kenal, dia seperti Lily yang sangat berbeda dari yang selama ini bersama Edward, senyumannya yang sangat manis dan juga polos membuat semua yang melihatnya terpesona dengan senyuman itu.
“Ed, apa Ed lebih suka dengan Lily yang seperti ini?”
Edward sangat terpesona melihat Lily yang tersenyum seperti itu sehingga dia sama sekali tidak mendengar pertanyaan Lily, Edward sama sekali tidak menyangka jika Lily selama ini dia kenal bisa tersenyum semanis ini, bahkan bukan tidak mungkin jika orang lain melihat senyuman Lily mereka tidak akan terpesona dengan senyuman polos nan manis bak bidadari surga.
“Ed?”
Edward pun tersadar dari lamunannya itu, dia tahu kalau Lily itu sangat cantik jika dibandingkan dengan wanita biasa walaupun secara wujud dia masih bisa digolongkan sebagai gadis di bawah umur tetapi sekilas Edward seperti melihat sesuatu yang lain, dia seperti melihat gadis yang mempunyai empat sayap di punggungnya persis seperti gadis yang Edward impikan saat dia hampir mati dahulu, gadis yang mempunyai wajah yang sangat mirip dengan Lily.
“Ah...maaf Lily, apa yang kau bilang tadi?”
“Ed pilih Lily yang mana?”
Edward tidak masalah dengan yang manapun karena baginya Lily adalah Lily dan itu tidak akan berubah walaupun seperti apapun Lily, baginya Lily adalah orang yang telah menyelamatkannya dari kematian yang akan menjemputnya saat itu.
“Bagiku Lily tetaplah Lily, jadi tidak masalah yang manapun, kau akan tetap menjadi Lily yang selama ini bersamaku”
Lily nampak senang dengan jawaban Edward, dia pun langsung melompat dan memeluk Edward dengan wajah senangnya yang berseri-seri seperti seorang anak yang mendapatkan mainan baru dari orang tuanya.
“Ed, aku suka!”
Edward pun hanya bisa tersenyum melihat Lily yang seperti itu, dia pun mengusap kepala Lily dengan lembut dan membuat Lily merasa senang dan makin erat memeluk Edward.
Lily pun teringat dengan masa lalu yang indah yang dihabiskannya bersama Edward, dia adalah yang paling banyak menghabiskan waktu bersama Edward daripada yang lainnya sehingga membuatnya lebih dekat daripada yang lain. Selama ini Lily selalu ingin mengatakan bahwa dia tidak pernah lupa ingatan kepada Edward, tetapi dia selalu ragu untuk mengatakannya dan akhirnya kehilangan kesempatannya, dan sampai saat ini pun dia masih ragu untuk mengatakannya.
Tiba-tiba pintu ruangan itu pun terbuka dan disitu nampak Chamuel dengan wajah yang marah melihat Lily yang seenaknya melakukan bonding event dengan Edward, dia sudah merasakan perasaan tidak enak karena Edward sama sekali tidak datang ke kamar padahal dia sudah menunggu sangat lama.
“LE-PAS-KAN ED-CHAN!”
Chamuel berusaha menarik Lily agar melepaskan pelukannya dan menjauh dari Edward, tetapi Lily juga tidak mau mengalah dengan itu, dia tetap bersikeras tidak mau melepaskan pelukannya dari Edward, tingkah mereka pun mengingatkan saat Chamuel dan Lily pertama bertemu, saat itu mereka juga bertengkar seperti ini dan membuat Edward pingsan saat di rumah Iris, dia merasa waktu telah berjalan dengan sangat cepat sehingga tidak terasa banyak hal yang telah terjadi sehingga kelompok mereka terus bertambah meskipun semuanya gadis kecil, Edward berharap di dalam hatinya jika mereka semua akan tetap menjadi sahabat baik terlepas dari ada dan tidaknya dirinya karena suatu saat pasti dirinya akan pergi meninggalkan mereka semua untuk selamanya, itu membuat Edward bersedih ketika membayangkan seperti apa perasaan mereka nanti saat dirinya meninggalkan mereka karena Edward sadar kalau Manusia mempunyai jangka umur yang pendek dibanding Ras yang lain.
Sementara itu di sebuah tempat di Lapha, disitu para petinggi Iblis yaitu tujuh dosa besar sedang mengadakan pertemuan, dengan meninggalnya Draconis dan Leonis dan juga satu anggota mereka yang menghilang entah kemana tentu saja membuat kekuatan mereka berkurang banyak, mungkin Draconis dan Leonis bukanlah suatu kehilangan yang sangat besar, tetapi satu anggota mereka yang menghilang itu meninggalkan lubang yang sangat besar di dalam mereka sehingga membuat raja iblis mengadakan pertemuan ini.
Di sebuah ruangan itu sudah berkumpul anggota dari Tujuh Dosa Besar yang masih tersisa empat orang, di ruangan itu terdapat meja yang berbentuk bundar besera tempat duduknya yang telah ditempati oleh anggota yang tersisa, mereka sedang menunggu datangnya sang Raja Iblis yang memanggil mereka kemari untuk mengumumkan anggota baru yang akan menggantikan posisi Draconis dan juga Leonis. Disitu duduk seorang laki-laki yang mempunyai rambut berwarna hitam yang agak pendek, dia memiliki mata yang berwarna agak kecoklatan dengan dan mata kirinya yang ditutupi oleh rambutnya.
“(sigh) si bodoh itu, kenapa dia tiba-tiba menghilang?”
Tepat disampingnya duduk seorang wanita yang mempunyai rambut hijau panjang dan nampak berantakan, dia memiliki mata yang agak lebar dengan iris berwarna biru tua kehitaman, dia terlihat sedang sangat mengantuk sehingga matanya terlihat sayup-sayup seperti orang yang akan ketiduran.
Laki-laki disampingnya melihat wanita yang mengantuk itu mulai memejamkan matanya untuk tidur, dia pun menjitak kepala dari wanita itu sehingga membuatnya terkejut dan bangun kesakitan.
“Jangan tidur bodoh!”
“Aw!”
Tiba-tiba pintu dari ruangan itu pun terbuka, semua orang yang berada disana langsung berdiri dan membungkukkan badannya menyambut kedatangan orang itu, dia adalah sang raja Iblis yang membawahi semua ras-ras Iblis yang berada di wilayahnya, satu-satunya alasan kenapa ras Naga yang tinggal dekat dengan wilayah para Iblis tidak menyerang mereka adalah karena kekuatan dari sang Raja Iblis yang sangat kuat sehingga dia mampu membuat perjanjian damai dengan sang raja naga yang agung.
“Maaf telah membuat kalian semua menunggu.”
“Sungguh kata-kata yang mubazir.”
Raja Iblis pun duduk di salah satu kursi kosong di ruangan itu dan begitupun semuanya, mereka kembali duduk di kursinya masing-masing dengan tenang, tetapi para anggota Tujuh Dosa Besar sedikit bingung melihat Raja Iblis yang tidak membawa serta anggota baru seperti yang dia informasikan kepada mereka.
“Maaf sebelumnya rajaku, tetapi dimana anggota baru itu?”
“Tenanglah, dia sudah ada disini.”
Raja Iblis itu pun nampak tenang karena tujuan dia mengumpulkan mereka yang sebenarnya bukan hanya menyangkut masalah ini, tetapi masalah perang besar yang akan terjadi dengan para Malaikat atau lebih tepatnya Fraksi Perang yang diketuai oleh Michael, dengan tiadanya tiga anggota dari Tujuh Dosa Besar tentu saja membuat kerugian yang besar jika perang itu terjadi sekarang karena masing-masing anggota mempunyai wilayah yang dipimpinnya, dengan tiadanya pemimpin akan berdampak buruk bagi para pasukan Iblis apalagi jika melawan Gabriel yang mempunyai pasukan yang sangat terlatih dan juga armada perahu terbang yang telah dilengkapi dengan berbagai macam sihir, itu akan menjadi sebuah mimpi buruk untuk pasukan Iblis yang dilawannya.
“Baiklah sekarang, mari kita mulai rapat ini!”
ns 15.158.61.43da2