Erekhtheion, sebuah kuil indah yang terletak tepat di atas bukit tengah hutan Elf yang sangat lebat, kuil itu terlihat kokoh dengan dinding-dinding dan pilar-pilar besar yang terbuat dari batu Marmer, di depan kuil itu terdapat halaman yang alasnya terbuat dari batu dan membentuk lingkaran yang di pinggirnya terdapat empat patung pahlawan legenda yang menatap tepat ke tengah dari halaman kuil yang berbentuk lingkaran itu. Kuil Erekhtheion adalah tempat yang sakral bagi bangsa Elf karena kuil itu telah dibangun untuk mengenang para pahlawan Elf masa lalu dan juga dipercayai sebagai tempat beristirahatnya arwah para Elf yang telah gugur dalam peperangan.
Edward dan yang lainnya pun sampai di kuil Erekhtheion setelah berjalan beberapa jam dari kota. seperti yang Heldalf duga Kenaz memang melarikan diri ke kuil itu, dia menghadang Edward dan yang lainnya di halaman depan yang sangat luas bersama sang jenderal besar yang menghunuskan pedangnya ke leher ratu Akiva.
"Aku terkesan kalian bisa menemukanku secepat ini."
"Kenaz putraku, tolong hentikan semu-"
"DIAM! Aku bukan anakmu!"
"Kakak, tolong henti-"
"Kau juga diamlah! Sejak dari dulu aku membencimu Evelyn, sejak dari kau dilahirkan ke dunia!"
Heldalf dan Akiva tersadar dengan kesalahan yang mereka buat, Kenaz menjadi seperti ini bukan tanpa alasan, dulu Kenaz adalah anak yang selalu ceria dan baik hati, tetapi itu semua berubah semenjak kedatangan Evelyn ke dalam kehidupannya, semua bahkan orang tuanya sendiri tidak pernah memperhatikannya dan selalu memuji Evelyn untuk semuanya. Akhirnya sifat iri dan dengki pun tumbuh di dalam dirinya, dia mulai membenci Evelyn den puncak dari kebencian itu adalah ketika ayahnya mengumumkan bahwa pewaris tahta kerajaan Elf adalah Evelyn, bukan dirinya.
"Putraku, aku mohon maafka-"
"Kau sudah terlambat dasar tua bangka! Tidak akan ada satupun dari kalian yang bisa menghentikanku!"
Edward pun sudah tidak tahan mendengar itu, dia pun berjalan maju dan menatap Kenaz dengan tajam dan dingin.
"Hoi kau! Kau ingin menjadi raja kan?"
"Hah?"
"Bertarunglah denganku, kalau kau menang maka kami akan menyerah."
Semua orang terkejut dengan pernyataan Edward yang menantang Kenaz untuk bertarung dengannya.
"Tu-tunggu, Ed-chan?!"
"Jangan hentikan aku Chamuel!"
Chamuel pun menuruti apa kata Edward, selama ini dia tidak pernah melihat Edward seserius ini, kata-katanya yang dikeluarkannya pun terasa dingin dan juga kuat.
"Hah? Apa kau sudah gila? Kenapa aku harus-"
"Apa kau takut?"
Kenaz sangat marah mendengar kata-kata Edward, dia sudah tahu kalau Edward mencoba menghasutnya tetapi Kenaz sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.
"Cih! Jangan salahkan aku jika kau menyesal nanti."
Kenaz dan Edward saling berjalan mendekat satu sama lain sampai mereka berada di tengah halaman dari kuil itu dan menatap satu sama lain dengan kuat. Patung-patung pahlawan yang berada di pinggir seolah-olah menatap mereka dan menjadi saksi atas pertarungan yang akan segera dimulai.
"Chamuel, tolong."
"Baik Ed-chan!"
Chamuel pun berjalan ke titik tengah diantara Edward dan Kenaz yang hanya terpisahkan oleh jarak 13 meter, Chamuel mengangkat tangannya sebagai tenda bersiap untuk mulainya pertarungan satu lawan satu itu dan ketika dia mengayunkan tangannya ke bawah akan menjadi tanda pertarungan dimulai.
"Baiklah...MULAI!"
"Wind Sla- Gaaaah"
Sebelum dia berhasil menyerang Edward dengan sihirnya, dengan sekejap Edward sudah berada di depannya dan memukul perut Kenaz dengan sangat kuat dan membuat dia terpental dan menghantam salah satu pilar dari kuil itu. Kenaz sangat kesakitan dengan pukulan Edward sampai dia memegangi perutnya yang sakit dan tidak sanggup berdiri.
"Pemenangnya Ed-chan."
"Tidak! Aku masih belum selesai!"
Kenaz pun mengeluarkan sebuah barang dari sakunya, itu adalah sebuah kristal kecil berwarna hitam.
"Dengan ini aku akan menang!"
Kenaz pun menelan kristal hitam dan dari dalam tubuhnya keluar aura hitam pekat, hitam itu pun semakin banyak dan mulai menutupi tubuh Kenaz, Edward pun sangat terkejut melihat aura hitam itu sama persis dengan aura hitam Sharon dulu.
"Kekuatan ini...luar biasa!."
Tiba-tiba Kenaz berada tepat di hadapan Edward dan berusaha memukul Edward dengan tinjunya tetapi berhasil ditangkis Edward dengan sikunya, Aura hitam itu pun dengan sendirinya mengeluarkan sesuatu seperti tentakel dan berhasil menyerang tepat di lempeng perut sebelah kanan Edward dan membuatnya terpental menghantam salah satu dari kaki patung pahlawan dan membuat patung itu roboh menimpa Edward.
"Ed!"
Chamuel, Sharon, Lily, dan Lilith pun menuju ke arah Edward dengan ekspresi cemas, mereka lega setelah melihat Edward yang bangkit lagi dan hanya terluka sedikit. Aura hitam yang menutupi tubuh Kenaz pun tiba-tiba mulai tidak terkendali dan mengamuk, Kenaz berusaha mengendalikan tubuhnya tetapi dia sama sekali tidak bisa dan mulai kesakitan karena aura hitam itu mulai memangsanya.
"Aaarrgh! Sakit! Apa ini? A-aku tidak bisa mengendalikan tubuhku!"
Tubuh Kenaz mulai bergerak sendiri menghampiri Evelyn dan berusaha menyerang Evelyn dengan aura hitam yang membentuk sesuatu yang runcing seperti tombak di tangan kanannya, melihat itu Heldalf berusaha menyelamatkan Evelyn dengan mendorongnya tetapi Kenaz terlalu cepat. Evelyn pun hanya bisa pasrah dan menutup matanya dengan ketakutan.
"Aku mohon siapa saja! Selamatkanlah putriku!"
Tepat sebelum Kenaz berhasil menyerang Evelyn, Edward tiba-tiba berada tepat di depannya dan berusaha melindungi Evelyn dengan tubuhnya sendiri sebagai tameng, dia pun menerima serangan telak dari Kenaz dan dadanya pun tertusuk oleh aura hitam itu dan mulai mengeluarkan darah dari dada dan juga mulutnya.
"Edward-sama!"
Edward tengah kesakitan itu memegang aura hitam itu dengan tangan kirinya dan mengepalkan tinju di tangan kanannya bersiap untuk memukul Kenaz.
"Iron Fist!"
Edward memukul Kenaz sekeras yang ia bisa untuk menjauhkannya dari Evelyn, pukulannya berhasil membuat Kenaz terpental tetapi dia berhasil memperoleh keseimbangannya dan berhenti. setelah itu Edward pun akhirnya tumbang dengan luka yang menganga di dadanya, melihat Edward yang tumbang, Evelyn pun segera berusaha menggunakan sihir penyembuhan kepadanya dengan semua kekuatannya.
"Aku mohon Edward-sama jangan mati!"
Kejadian itu membuat Chamuel, Lily, Lilith, dan Sharon sangat marah, mereka sudah tidak bisa menahannya lagi terutama Lily, wajahnya sudah menunjukkan amarah yang sangat besar. Sifat Lily yang kalem dan jarang mengeluarkan ekspresi itu dengan seketika berubah drastis, dia terlihat sangat marah dan menatap Kenaz seakan-akan dia mau membunuhnya.
"Beraninya...! Beraninya kau dasar bocah sialan!"
Tiba-tiba Lily muncul tepat di depan Kenaz dengan sekejap mata, Lily mengepalkan tangannya dan meninju Kenaz tepat di wajah dan membuatnya terpental sambil tergulung-gulung menghantam lantai. Tidak cukup sampai disitu, Sharon pun sudah berada tepat di arah dimana Kenaz terpental dan mereka pun menendangnya dengan kaki, tendangan itu membuat Kenaz terbang di udara. Setelah menendangnya, Sharon pun tetap mengejar Kenaz, berkat kekuatan sihir Time Acceleratornya dia bisa menyusul dan memukul Kenaz bertubi-tubi sampai akhirnya menendangnya ke arah dimana Lilith berada.
Aura hitam Kenaz tidak mempunyai kesempatan untuk menyerang ataupun bertahan apalagi Sharon dan yang lainnya menyerangnya secara bertubi-tubi dengan sangat cepat. Lilith yang sudah bersiap pun mulai mengepalkan tangan dan memperkuatnya dengan sihir, dia pun memukul Kenaz di bagian perutnya dengan sangat keras yang bahkan Kenaz yang dilindungi oleh aura hitam itu juga merasakan kesakitan akibat pukulan Lilith, dia pun terhempas dan menghantam tembok dari kuil Erekhtheion sampai tembok itu hancur. Chamuel pun tidak mau kalah, dia mengeluarkan tongkatnya dan bersiap mengeluarkan sihirnya.
"Kira Kira Beam(Sparkling Beam)!"
Sihir laser berwarna pink milik Chamuel itu berhasil mengenai Kenaz dan meledak dengan dahsyat, bahkan ledakannya hampir menghancurkan seluruh kuil Erekhtheion dan membuat kuil itu hampir rata dengan tanah.
Setelah menghajar Kenaz habis-habisan mereka segera menuju ke Edward yang sudah tidak sadarkan diri itu, mereka terlihat sedih dan hampir menangis melihat luka-luka yang dialami Edward dan hanya bisa menyesali ketidak mampuan mereka saat ini karena tidak ada dari mereka yang mempunyai sihir penyembuhan.
Edward yang sudah tidak sadarkan diri itu pun terbangun di dunia mimpi, tetapi kali ini bukanlah dunia yang sangat indah yang biasa dia datangi, kali ini adalah sebuah dunia putih yang kosong, Edward pun hanya melayang tanpa arah di dalam dunia itu dengan tatapan yang kosong.
"Apakah engkau menginginkan kekuatan?"
Edward mendengar suara yang tidak asing baginya, suara itu adalah suara dari laki-laki yang kata-katanya terasa sangat datar seolah tak memiliki perasaan apapun.
"Apakah engkau menginginkan kekuatan?"
"Iya!"
"Kekuatan apa yang engkau cari?"
"Kekuatan untuk melindungi semuanya."
"Baiklah, aku akan meminjamkanmu kekuatan, tetapi."
Suara misterius itu mengatakan sesuatu yang sangat penting kepada Edward, sesuatu itu mungkin akan bisa merubah masa depan dan takdir dari dunia ini beserta makhluk-makhluk di dalamnya.
"Apa engkau sanggup?"
"Ya."
"Baiklah, sekarang berangkatlah menuju ke medan perangmu wahai pahlawan, pergilah menuju ke masa depan yang engkau kehendaki, aku berharap engkau akan sampai disana sebelum-"
Tubuh Edward pun mulai bercahaya, cahaya putih suci yang akan membuat takjub siapapun yang melihatnya, cahaya suci yang akan menghilangkan segala ketidakmurnian di dunia ini, cahaya suci yang akan menuntun dan membimbing semuanya. Tubuh Edward semakin bercahaya sampai-sampai cahaya putih suci itu membuat segala sesuatu di dunia mimpi itu sama sekali tidak terlihat olehnya.
Di balik puing-puing reruntuhan kuil Erekhtheion muncul sesosok monster, monster itu adalah Kenaz yang sudah tidak sadarkan diri karena tubuhnya terus-terusan dimakan oleh aura hitam yang menyelimuti tubuhnya.
"(ROAAR!)"
"Cih!"
Chamuel, Lily, Lilith, dan Sharon pun bersiap-siap untuk menyerang Kenaz lagi tetapi dihalangi oleh Heldalf. Heldalf bersujud di hadapan mereka memohon belas kasih untuk putranya Kenaz.
"Aku mohon dengan sangat! Tolong jangan bunuh putraku!"
Lily hanya menatap Heldalf dengan tatapan dingin, dia tidak peduli dengan apa kata-kata Heldalf karena Kenaz sudah berani melukai Edward maka balasannya hanyalah kematian.
"Dia telah melukai Ed! Aku tidak akan pernah memaafkannya!"
"Aku mohon! Ampunilah dia."
"Tidak akan!"
"Sudah cukup, Lily."
Chamuel, Lily, Lilith, dan Sharon pun terkejut dengan suara Edward yang tiba-tiba terdengar, mereka segera menoleh ke arah suara itu dan melihat Edward berdiri di belakang mereka, mereka sangat lega melihatnya dan amarah mereka pun langsung redup, Lily pun kembali ke dirinya yang semula.
"Ed!"
Tetapi mereka merasakan hal yang berbeda dari Edward, dia tidak nampak seperti Edward yang biasanya. Mata Edward telah berganti warna, mata yang semula berwarna coklat kehitaman itu berubah menjadi merah darah tanpa cahaya di dalamnya, tatapan matanya pun terlihat sangat dingin dan tanpa emosi.
Edward mulai berjalan menuju Kenaz, dia mulai mengangkat tangan kanannya sedada dan mengepalkannya, dari tangannya pun keluar sesuatu seperti api, api itu berwarna putih suci tetapi akan membuat yang melihatnya merasa takjub akan keindahannya.
"Akulah yang akan mengakhiri semua ini."418Please respect copyright.PENANAWIJ9X9u9Lo