Memang kerajaan La Ingrain adalah sebuah kerajaan yang memiliki pemandangan dalam hutan yang sangat indah, itu adalah hal yang Edward rasakan sekarang, dia telah menjelajahi hutan di luar satu-satunya kota di kerajaan Elf Hutan La Ingrain dan perasaan itu sama sekali belum berubah.
Selama ini bahkan saat menjelajah kerajaan itu Edward selalu merasa ingin menjelajahi terus menerus dan menemukan hal yang unik yang terdapat di sana.
Memang di dalam insting Edward, dia merasa kalau hutan itu telah menyimpan banyak misteri yang membuat darah penggila petualang sepertinya memanas.
Edward terus berjalan dan berjalan di hutan itu sendirian tanpa teman sama sekali, tidak ada sama sekali rasa kekhawatiran di dalam dirinya karena bagi Edward yang sudah enam bulan tinggal di hutan kematian dengan monster-monster kuat di dalamnya, hutan itu malah terlihat seperti taman bermain anak-anak.
“(sigh) Sudah berapa lama aku berjalan sekarang?”
Kenapa dia bisa berada di sini? Itu semua sudah menjadi bagian dari rencananya.
Setelah si kakek Kars memberitahukan lokasi yang mungkin menjadi tempat di mana raja Elf di tahan, Edward telah mengajukan dirinya untuk menjadi orang yang bertugas membebaskan raja Elf karena memang dia merasa dirinyalah satu-satunya orang yang cocok untuk tugas seperti itu.
Dia sudah berada di hutan ini selama beberapa jam, tetapi pada dasarnya Edward memang sangat ahli jika itu menyangkut penjelajahan maka dia sama sekali tidak tersesat dan hampir sampai di tujuannya walaupun ini pertama kalinya dia berada di hutan Elf.
Hutan itu adalah sebuah hutan yang bernama hutan Luna, sama seperti namanya hutan itu di dalam hutan itu juga terdapat banyak jamur bersinar yang mengeluarkan cahaya yang cantik terutama saat bulan purnama menyinari hutan itu.
“Tetapi memang sudah aku duga dari hutan ini, semua yang aku lihat adalah hal baru.”
Dengan memakai jubah hitam yang menutupi hampir seluruh badannya, Edward terus berjalan dan berjalan sambil terus ekstra hati-hati karena ada kemungkinan adanya Elf musuh di sana.
“Kalau tidak salah seharusnya akan ada pasukan pemberontak di sekitar sini.”
Pasukan pemberontak yang dimaksud di sini bukanlah pasukan dari Kenaz, melainkan pasukan pemberontak yang berusaha menggulingkan kekuasaan pangeran Kenaz dan mendukung raja Elf.
Selama beberapa lama ini pasukan pemberontak memang selalu menjelajahi hutan Luna ini yang merupakan hutan suci yang biasanya tidak sembarangan orang yang diizinkan masuk di dalamnya.
Akhirnya setelah Edward berjalan beberapa lama dia merasakan ada aura kehadiran seseorang yang terlihat seperti mengikutinya.
Tentu bukan Edward namanya kalau dia tidak bisa mendeteksi hal sekecil itu karena itu merupakan salah satu keahliannya.
“Biar aku tebak, pasti kalian semua adalah pasukan pemberontak yang bertugas untuk membebaskan raja Elf kan?”
Orang yang menyembunyikan aura kehadirannya dan bersembunyi itu pun terkejut mendengar itu tetapi dia tidak begitu saja menampakkan dirinya di depan Edward dan mengucapkan salam ramah kepadanya.
Orang itu segera mengeluarkan sebilah Dagger dan dengan sangat cepat orang itu tiba-tiba berada tepat di belakang Edward dan mendekatkan Dagger itu ke leher Edward dengan tatapan mata yang sangat serius.
“Siapa kau?”
Edward pun mengangkat tangannya dan tidak memberikan perlawanan apapun.
“Tenanglah aku bukanlah musuh kalian, aku adalah orang yang ditugaskan oleh kakek itu untuk menyelamatkan raja Elf.”
“Kakek itu? apa yang kau maksud kakek Kars?”
“Yap benar sekali.”
Tentu Elf berjubah itu tidak serta merta mempercayai Edward, dia tetap mencurigai Edward dan menganggapnya sebagai musuh.
“Apa buktinya kalau kau suruhan dari beliau?”
“Bukti ya? Ah...kalau tidak salah peta yang dia berikan kepadaku itu adalah hasil buatan tangannya sendiri ya?”
“Peta?”
“Ambil saja, peta itu ada di kantong di belakangku.”
Dengan bodohnya Elf itu menuruti apa kata Edward, dia menurunkan tingkat kewaspadaannya terhadap Edward yang memang dari awal masih belum mempercayai mereka semua.
Sama seperti Elf itu, dengan sangat cepat Edward tiba-tiba berada di belakang Elf yang terlihat masih naif baginya itu dan melakukan hal yang sama dengan Elf itu, dia mengancam Elf itu dengan mendekatkan sebilah pisau kecil di tangan kanannya.
Elf berjubah itu terlihat sangan terkejut dengan gerakan Edward yang sangat cepat dan juga di waktu yang sangat tepat.
Elf itu pun memelototi Edward.
“Kau, apa yang kau lakukan?!”
Tentu bagi Edward melawan Elf seperti itu adalah hal yang mudah apalagi Elf itu yang terlihat sangat naif jika dibandingkan dengan dirinya.
“Tentunya sama seperti dirimu, aku juga tidak mempercayai dirimu dan teman-temanmu yang ada di belakang itu, apa kau pikir aku akan semudah itu percaya dengan seseorang?”
Edward pun membuka tudung kepalanya dan memperlihatkan wajahnya.
Betapa terkejutnya Elf itu ketika menyadari bahwa Edward sama sekali bukan dari ras Elf, bahkan ini pertama kalinya Elf melihat seorang ras Manusia yang memang dari awal belum ada yang menginjakkan kakinya di tanah ini.
“Apa kau bilang? Kau tidak mempercayai kami?”
“Tentu saja, di dalam dunia yang berisi segala kemungkinan yang tidak terduga ini sudah seharusnya aku tidak percaya dengan orang yang pertama kali aku lihat dan tidak sama sekali aku kenal, bisa saja kalian itu adalah pasukan musuh yang menyamar menjadi pasukan pemberontak ataupun kalian telah berpindah kubu menjadi pendukung Kenaz.”
Elf itu terlihat sangat marah ketika Edward mencurigai bahwa dirinya adalah pendukung pangeran Kenaz.
“Sialan! Kami para ras Elf hutan adalah ras yang mempunyai harga diri yang tinggi, jadi jangan samakan kami dengan ras lainnya!”
“He~ lalu apa kabar dengan pangeran Kenaz dan para pengikutnya? Mereka juga bagian dari ras kalian kan?”
Elf itu terdiam karena tidak bisa membalas kata-kata Edward.
Tiba-tiba ada kumpulan orang berjubah yang mencoba menyerang Edward dengan bersamaan, biasanya itu adalah sebuah tindakan bodoh karena jika dirinya orang jahat maka dia sudah menjadikan Elf itu sebagai perisai daging dan membunuh mereka semua seketika dan dengan itu Edward pun menyadari kalau mereka semua adalah kumpulan orang-orang amatir.
Tentu dengan cepat Edward berhasil menghajar mereka yang berani menyerangnya dan pada saat itu Elf yang dia sandera segera berlari menjauh dari Edward dan menarik pedangnya untuk melawan Edward.
“(sigh) Jadi begitu...dilihat dari pergerakan dan juga jalan pikiran kalian maka kalian ini adalah para mantan pasukan pengawal kerajaan ya?”
“Ke-kenapa kau bisa tahu?”
“Dengan kenaifan yang seperti itu dan juga pertarungan amatir ala ksatria dengan harga diri tinggi seperti itu maka sudah bisa dipastikan kalau kau adalah seorang bangsawan yang menjadi ksatria.”
“A-amatir?”
“Ya, tetapi...tunggu dulu apa kau sebenarnya adalah pengawal dari Evelyn?”
Elf itu sangat terkejut ketika mendengarkan pertanyaan Edward.
“Tu-tunggu dulu, kenapa kau bisa tahu?”
Bagi Edward menebak hal ini sangatlah mudah, dia bahkan sudah bisa tahu kenapa Elf itu bisa berada di sini.
“(sigh) Kau berada di sini sebenarnya karena mau menyelamatkan Evelyn yang kemungkinan ada di dalam sana kan?”
Elf itu semakin terkejut karena Edward bisa menebak itu semua di saat dirinya sama sekali tidak pernah membicarakan itu satu kalipun kepadanya.
“Hoi, apa jangan-jangan kau punya sihir membaca pikiran?”
“Jika aku punya sihir seperti itu, aku pasti sekarang sudah berhasil menumbangkan kekuasaan Kenaz sekarang.”
Edward sama sekali tidak mempunyai sihir seperti itu, malahan dia sangat ingin memiliki sihir seperti itu karena itu bisa membuat pekerjaannya ratusan kali lebih mudah daripada dia harus berkeliling untuk mencari informasi yang diragukan kebenarannya.
“Menumbangkan Kenaz? A-apa kau juga dari kelompok pemberontak?”
“Sebenarnya bukan sih, tetapi bagaimana menjelaskannya ya...ini semua karena demi untuk membantu Evelyn dan juga permintaan langsung dari Archangel Ariel.”
“Ariel? A-apa maksudmu Ariel yang itu?”
“Apa, kau mengenalnya juga ya?”
Tentu tidak ada yang tidak mengenal nama-nama Archangel karena mereka adalah sosok yang sangat tinggi, mereka semua para Archangel sendiri sudah menjadi sosok penyeimbang di benua ini dan menjadi pelindung dari ras-ras yang kecil.
“Te-tentu saja aku mengenalnya, tidak ada orang yang sebodoh itu untuk tidak tahu nama salah satu Archangel. Jadi bagaimana kelanjutannya?”
“Si Archangel Ariel itu datang ke rumah Chamuel bersama dengan Evelyn, dia meminta kami semua untuk membantu Evelyn jadinya kami semua di sini.”
Elf itu semakin terkejut mendengar nama Archangel Chamuel di sana, dia sama sekali tidak tahu kenapa dan bagaimana Chamuel mau membantu karena wilayah Chamuel sendiri berada jauh dari kerajaan La Ingrain sehingga keduanya tidak saling berhubungan satu sama lain, tetapi yang lebih mengejutkannya lagi ketika ia mendengar bahwa putri Evelyn bisa bersama Archangel Ariel.
“Tunggu dulu! Nona Evelyn bersama dengan Archangen Ariel? Apa itu benar? Itu benar kan?”
“Tentu saja, kalau Evelyn tidak ada di sana apa menurutmu aku akan berada di sini?”
Elf itu merasa sangat bersyukur karena dia menyangka bahwa Evelyn telah tertangkap dan dikurung di suatu tempat seperti apa yang terjadi dengan raja Elf.
“Syukurlah...syukurlah beliau tidak kenapa-kenapa.”
Air mata Elf itu mulai menetes dari pipinya karena mendengar itu.
“Sekarang Evelyn sudah bersama dengan kakek Kars jadi kalau kalian mau kalian bisa ke sana sekarang.”
Elf itu memang sangat ingin pergi menemui Evelyn sekarang tetapi ada yang lebih penting dari itu, mereka masih harus menyelamatkan raja Elf dan menyelesaikan tugas mereka yang ini.
“Tidak, kami harus menyelamatkan raja Elf jadi kami tidak akan pergi.”
“(sigh) Kalian itu memang keras kepala ya? Baiklah kalau begitu aku akan segera menuju ke tempat itu.”
“Eh sekarang?”
“Tentu saja karena aku sudah tidak mempunyai waktu lagi.”
Elf itu melihat tangan Edward dan dia pun terkejut melihat cincin yang Edward pakai di jari telunjuk tangan kirinya, dia memegang tangan Edward dan mencoba mengamati cincin itu dengan sangat dekat, itu adalah sebuah cincin berwarna silver yang berbentuk panah melingkar yang menusuk hati.
"Bu-bukannya ini!"
"Ah...ini? ini adalah cincin yang Chamuel berikan padaku."
"Ti-tidak mungkin! Sulit dipercaya!"
Melihat Elf itu yang sangat terkejut, Edward pun mulai penasaran dengan cincin apa yang diberikan Chamuel kepadanya, dia tahu Chamuel terkadang memberinya benda-benda aneh tetapi semua benda itu juga sangat berguna.
"Apa kau tahu cincin ini?"
"Tentu saja! Cincin itu sangat terkenal dimanapun terutama di kalangan para gadis,itu adalah Cupid's Arrow Ring, yang konon hati dan pikiran si pemakai akan terus terhubung dengan orang yang memakai cincin pasangannya, dan hanya yang namanya saling terukir saja yang bisa menggunakan cincin itu."
Edward terkejut mendengar penjelasan dari Elf itu, dia tidak menyangka kalau cincin yang dia pakai ini mempunyai kekuatan seperti itu tetapi dia mendengar kejanggalan dari penjelasan Elf itu yang membuatnya bertanya-tanya, dia pernah melihat sesuatu seperti huruf-huruf aneh yang terukir di dalam cincin itu.
"Tunggu dulu! Bisakah kau membaca huruf ini?"
Edward melepas cincinnya dan menunjukkan huruf yang terukir di dalam cincin itu, selama ini dia sama sekali tidak tahu huruf apa dan bagaimana bacanya dan terus curiga kalau ini adalah mantra aneh dari Chamuel.
Elf itu pun melihat dan mengejanya, dia sangat terkejut saat mengetahui nama yang ada di cincin itu.
"C-H-A-M-U-E-L, Chamuel?! I-ini tidak mungkin!"
Edward memang sudah menduganya sejak Elf itu menjelaskan tentang cincin ini, dia sudah menduga kalau yang terukir di cincin itu adalah nama dari Chamuel dan dia juga menduga kalau cincin yang sedang dipakai Chamuel sekarang juga terukir nama Edward di dalamnya.
"Ma-maafkan aku! Aku tidak tahu kalau anda adalah kekasih dari Nona Chamuel!"
Edward terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh kakek itu.
"Tunggu dulu! Apa yang kau katakan?"
Kakek itu bingung melihat Edward yang seperti tidak tahu dengan apa dia katakan.
"Eh? Bukannya andakekasihnyaNona Chamuel?"
"Kenapa bisa menjadi seperti itu?"
"Bukannya hanya pasangan kekasih saja yang akan menggunakannya."
Edward pun terlihat seperti orang yang lesu setelah mendengarnya, dengan perasaan tidak mau dia memasangkan cincin itu kembali ke jarinya.
"(sigh) kurasa sekarang aku akan berhati-hati saat menerima barang dari Chamuel."
"Ed-chan!"
"Chamuel ya? Bagaimana keadaan di sana?"
“Baik-baik saja kok, kami juga berhasil nemuin ratu Elf, bagaimana dengan di sana?”
“Ah, di sini juga hampir selesai, sekarang aku akan segera menyerbu dan membebaskan raja Elf jadi kita bisa tepat waktu.”
“Kya~ seperti yang sudah Chamuel duga dari calon Chamuel.”
“Berhentilah mengatakan hal bodoh dan teruslah konsentrasi kepada tugasmu, oh ya apa Lily ada di sana?”
“Eh Lily-chan? Chamuel kira Lily-chan ada di sana, ngomong-ngomong Ed-chan, tadi Chamuel denger suara cewe, apa jangan-jangan En-chan-”
“Apa yang kau katakan, sudah aku tutup ya?”
“Tunggu-”
“(sigh) Aku lelah, baiklah kalau begitu.”
Tiba-tiba ada yang menutupi mata Edward dari belakang.
“Tebak si~apa?”
Tentu Edward tidak selemah itu sehingga siapa saja bisa melakukan itu kepadanya, dan jika ada maka hanya ada dua orang yaitu Lily dan juga Chamuel.
“Lily, aku tidak menyangka kalau kau malah ada di sini.”
“Ya~”
Lily telah berhasil kabur saat kereta mereka semua tertangkap oleh pasukan kerajaan pendukung Kenaz, ini semua memang sudah rencana dari mereka saat itu tetapi entah kenapa Lily malah menghilang entah ke mana.
“Tetapi beruntung kau sekarang sudah datang, baiklah kalau begitu kita serbu mereka!”
Lily pun melepaskan tangannya yang menutupi mata Edward.
“Ya~”
Para Elf pun terkejut karena melihat Lily yang tiba-tiba muncul di sana, mereka semua sama sekali tidak sadar akan keberadaan Lily selama ini.
“A-apa? Siapa dia?”
“Dia adalah Lily, teman kami.”
“Lily?”
“Baiklah kalau begitu ayo Lily kita serbu markas mereka!”
“Ya~”
Para Elf yang mendengar itu semua pun merasa kebingungan karena walau di antara para Elf yang menjaga tempat itu adalah Elf yang hanyalah prajurit biasa, tetapi dengan perbedaan jumlah yang banyak maka sangat sulit untuk bisa menang melawan mereka.
“Tu-tunggu dulu! Apa Anda mau menyerang tempat itu dengan hanya dua orang?”
“Tentu kalian juga ikut.”
“Ka-kami? Tetapi walau begitu bukankah kita kalah jumlah?”
Tidak ada raut wajah keraguan di wajah Edward, walaupun Lily sangat jarang menunjukkan kekuatannya, tetapi tidak diragukan bahwa dia sangatlah kuat.
“Jangan khawatir, kita akan menang.”
Edward pun berdiri menghadap para Elf yang tengah kebingungan, dia melihat ke arah Elf wanita yang tadi pernah menodongnya dengan Dagger.
“Baiklah kalau begitu...kau tidak salah adalah pemimpin mereka kan?”
“Ya, benar.”
“Kalau begitu kau ikut denganku untuk diam-diam menyusup ke tempat itu dan untuk yang lainnya ikuti saja Lily dan buat kekacauan di sana.”
“Ta-tapi kami juga-”
“Aku tahu perasaan kalian tetapi aku tidak bisa membawa banyak amatir di sini, lagian gaya bertarung diam-diam sama sekali tidak biasa buat kalian kan?”
Apa yang dikatakan Edward itu adalah sebuah kebenaran, para Elf yang ada di sana sama sekali tidak ahli dengan gaya bertarung seperti Assassin yang merupakan keahlian Edward dan juga sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam misi penyusupan.
“Karena itu kalian buat saja kekacauan di luar dan buat celah agar kami bisa menyusup dan menemukan raja Elf.”
Para Elf mengerti rencana Edward tetapi mereka merasa tidak percaya diri melihat jumlah mereka yang sangat kurang.
“Apa kalian takut? Apa kalian tidak percaya diri? Aku dengar Elf adalah ras yang bermartabat tinggi tetapi lihat diri kalian sekarang...menyedihkan.”
Tentu para Elf merasa marah atas apa yang dikatakan oleh Edward itu.
“Apa?!”
“Jika kalian ingin menyangkal kata-kataku, jangan hanya tunjukkan dengan mulut kalian saja, tunjukkan dengan perbuatan kalian.
Edward menatap para Elf yang terlihat marah itu dan tersenyum sinis.
“Kalau kalian tidak bisa maka pergilah, pakai popok kalian lagi dan tidur sambil minum susu saja di rumah.”
Setelah mendengar itu tentu para Elf sudah tidak bisa tinggal diam, mereka harus membuktikan kata-kata Edward itu salah walau apapun yang terjadi.
“Tch! Aku akan membuktikan kalau kata-katamu itu salah! Baiklah ayo teman-teman!”
“Oooo~”
Elf wanita yang masih berada di sana itu sama sekali tidak merasa terprovokasi dengan apa yang dikatakan Edward, dia sangat tahu kalau Edward mengatakan itu semua untuk membuat para Elf menjadi berani dan tidak ragu-ragu lagi untuk menyerang.
Dia mendekati Edward dan menatap wajahnya.
“Kau ini memang pria yang aneh ya? Aku jadi tidak tahu apakah kau ini pria yang baik atau buruk.”
“Aku bukanlah pria yang baik.”
Edward pun memandangi langit yang cerah.
“Hanya saja di dalam perang, orang yang ragu-ragu hanya akan mati sia-sia.”
[Apa, ternyata kau memang orang yang baik]
Edward pun berjalan meninggalkan wanita Elf itu bersama Lily.
“Oh ya, penyerangan akan dimulai malam hari jadi sampai waktu itu persiapkan dirimu.”
“Ya, aku mengerti.”
Mereka pun akhirnya berpisah, Elf wanita itu juga pergi menuju Elf yang lainnya dengan senyuman di wajahnya.
Pada saat itu dia melupakan satu hal, dia lupa tidak memperkenalkan dirinya ke Edward dan juga dia lupa menanyakan siapa nama Edward.
Dia pun menoleh dan melihat di mana Edward berada dan dia pun terkejut karena sama sekali tidak melihat Edward dan Lily di sana, mereka berdua menghilang seolah-olah ditelan bumi itu sendiri.
Di dalam hatinya dia benar-benar merasa sangat penasaran dengan siapa Edward itu sebenarnya, berdasarkan instingnya Edward adalah seseorang yang paling misterius dari semua orang yang pernah ia temui sebelumnya.
Akhirnya dia pun kembali berjalan meninggalkan tempat itu dan dengan senyumannya dia tetap berjalan menuju ke tempat para Elf yang lainnya.
[Benar-benar laki-laki yang misterius]487Please respect copyright.PENANAkVTaj4xG0l
Sementara itu di markas rahasia Kars, dia terlihat sedang panik karena pasukan kerajaan telah menemukan markas rahasianya dan sekarang tengah mengepung mereka semua.
Tentu ini adalah situasi yang sangat genting baginya dan juga Evelyn karena itu semua terjadi lebih cepat dari yang ia perkirakan.
Pada saat ini tentu hanya ada satu hal yang bisa ia lakukan, setidaknya dia harus berhasil membuat Evelyn pergi dari sini dan pergi meminta bantuan kepada yang lainnya.
“Putri Evelyn, aku akan menahan mereka jadi cepat pergi menjauh dari sini!”
“Tidak kakek, kali ini aku tidak akan lari, aku akan pergi dan berhadapan dengan kakakku.”
“Apa yang Anda katakan? Keselamatan Anda sangat dipertaruhkan di sini jadi-”
“Begitupun dengan kakek, aku tidak bisa mengorbankan kakek untuk melindungi nyawaku.”
Walaupun tidak banyak, selama Evelyn bersama dengan Edward dia sudah belajar akan banyak hal terutama tentang keberanian itu sendiri, dia sadar yang bisa melindungi nyawanya adalah dirinya sendiri, dia tidak bisa mengorbankan orang lain demi itu.
“Tapi!”
Dengan wajah penuh keberanian, Evelyn pun menatap mata Kars.
“Kakek percayalah denganku, aku akan baik-baik saja.”
Kars yang melihat itu tidak bisa menolak keinginan dari gadis yang sudah ia anggap seperti cucunya sendiri, dia pun tunduk dengan mata penuh keberanian yang ditunjukkan oleh Evelyn.
“Baiklah tuan putri, kalau begitu setidaknya izinkan aku untuk bersamamu.”
“Ya tentu saja!”
Dengan senyuman yang sangat cerah itu Evelyn meluluhkan hati Kars, itu membuat Kars bersumpah kalau dia akan mati-matian melindungi Evelyn jika ada bahaya yang mengancamnya.487Please respect copyright.PENANAvBBEO0l4vH
Esok pun tiba, para rakyat dari kerajaan Elf mulai berkumpul dan berdiri di belakang prajurit yang bertugas sebagai pagar pembatas agar tidak ada orang yang membuat kerusuhan dan mengganggu jalannya eksekusi. Chamuel, Sharon dan Lilith pun dikeluarkan dari sel bawah tanah dengan tangan yang terikat oleh borgol besi untuk dibawa ke tempat eksekusi. Mereka pun diborgol agar tidak bisa melawan ataupun kabur dari situ meskipun itu hanyalah hal yang percuma, dan karena bosan Sharon pun iseng-iseng mencoba kekuatan borgol itu dengan mencoba melepasnya dengan paksa, tetapi dengan sedikit kekuatan borgol itu langsung sedikit retak, dia menunjukkannya ke Chamuel dengan tersenyum dan membuat Chamuel sedikit panik melihatnya.
"Cebol lihat ini!"
"Tu-tunggu Shar-chan! apa kau sudah lupa tentang itu?"
"Maaf-maaf abis aku bosan."
"Huh dasar! tapi Chamuel gak nyangka kalau Shar-chan bisa ngelawak juga."
"Kalian berdua! Cepat diam dan jalan!"
di tempat Eksekusi mati terlihat para eksekutor dengan sebilah pedang yang sangat tajam di tangannya yang siap untuk memenggal kepala dari targetnya.
Kenaz pun menunjukkan dirinya di tempat itu, dia berjalan dengan bangganya dan berdiri di balkon istana untuk berpidato di depan rakyat-rakyatnya, dia berusaha untuk mengobarkan semangat rakyatnya agar tidak tunduk dan melawan balik para Malaikat.
"Para rakyatku sekalian, selama ini kita telah diperdaya oleh para Malaikat brengsek! Kita adalah ras yang kuat! Kita sanggup mengalahkan para Malaikat brengsek itu! Kita akan buat mereka takut dengan kekuatan kita!"
Rakyat dari kerajaan Elf tahu kalau kerajaan mereka hanyalah sebagai bawahan dari para Malaikat, tetapi mereka masih cukup waras untuk tidak berperang dengan mereka dan hancur porak-poranda apalagi melihat kekuatan mereka saat ini, tetapi ada juga yang mendukung Kenaz untuk memerangi mereka, itu adalah para anak muda bodoh yang tidak tahu seberapa mengerikannya perang melawan para Malaikat yang merupakan salah satu dari ras terbesar selain ras Manusia dan Iblis.
"Oleh karena itu dengan ini, aku sang raja Elf yang baru Kenaz! Menyatakan perang dengan para Malaikat!"
Kenaz menoleh ke arah Chamuel dan yang lainnya, dia tersenyum seolah-olah merasa paling hebat dan dia pun mengangkat tangannya dan mengintruksi para Eksekutor itu untuk memulai Eksekusinya.
"Sekarang Penggal mere-"
Tiba-tiba dari arah penonton datang seorang yang memakai jubah hitam pekat, dengan cepat orang berjubah hitam itu menerobos masuk dan menuju ke arah tempat eksekusi, para prajurit pun dengan sigap langsung mencoba menghentikannya tetapi orang berjubah itu dengan mudahnya menghajar para prajurit. Chamuel, Lilith, dan Sharon pun segera menyadari kalau orang berjubah itu adalah Edward yang sedang menyamar, mereka langsung mengerti bahwa rencana mereka telah dimulai.
"Ed-chan sudah datang! Shar-chan! Lilith-chan!"
"Aku mengerti!"
"Akhirnya aku bisa menghajar para cecunguk ini!"
Dari kemarin Lilith memang terlihat sangat kesal dengan mereka, dia sangat ingin menghajar mereka tetapi dia masih bisa menahan dirinya agar rencana mereka berhasil.
"Cepat penggal mereka!"
Mendengar perintah Kenaz, para Eksekutor pun segera menghunuskan pedangnya dan bersiap memenggal kepala Chamuel, Lilith, dan Sharon tetapi Chamuel, Lilith, dan Sharon dengan mudah menghancurkan rantai dan borgol yang mengikat mereka itu dan menghajar para Eksekutor, mereka pun langsung melompat maju ke arah para prajurit Elf.
"Sial! Apa yang kalian tunggu, tangkap dan bunuh mereka!"
Para prajurit pun berkumpul dan menghujani mereka dengan anak panah yang sangat banyak, tetapi Chamuel pun mengaktifkan sihir angin yang membuat semua anak panah itu seperti kehilangan kekuatan lesatannya dan jatuh tak berdaya dan kemudian di punggung Sharon terdapat lingkaran sihir yang berbentuk seperti jam.
"Time Accelerator!"
Jarum dari jam itu mulai berjalan dan membuat waktu seolah melambat bagi Sharon, tetapi sihir itu juga mempunyai batas waktu sampai sepuluh detik, Sharon pun maju dan mulai menghajar para prajurit Elf yang berkumpul tadi dengan cepat, bahkan pajurit Elf pun sampai sama sekali tidak tahu apa yang menyerangnya.
Lilith pun tidak mau kalah dengan mereka apalagi dia memang sangat kesal dengan apa yang telah terjadi, dengan cepat dia juga menghajar para prajurit Elf dengan tangan kosong tanpa sihir apapun. Kenaz sangat marah dengan apa yang terjadi sekarang, dia memang sudah menduga kalau akan ada kerusuhan yang terjadi, tetapi tidak disangka kalau dia sampai sebodoh ini untuk meremehkan musuh yang sama sekali tidak bisa dianggap remeh.
"Sial!"
Edward pun dengan cepat mendekati Kenaz yang berada di balkon istananya.
"Ini sudah berakhir, menyerahlah dasar anak durhaka!"
Kenaz pun tertawa dengan sangat keras seperti orang yang sudah gila mendengar kata-kata yang dilontarkan Edward.
"Kukukuku...HAHAHAHAHA! Kau kira kau sudah menang! Ingat aku masih punya sandera, aku tidak segan-segan membunuhnya kalau kau tidak menuruti perinta-"
"Ed, berhasil!"
Tiba-tiba Lily muncul bersama seorang gadis yang bertelinga panjang dan meruncing ke atas, dia memiliki rambut yang pirang seperti kebanyakan Elf dan mata yang biru cerah, dia adalah putri Evelyn yang ditahan di sel bawah tanah bersama Chamuel dan yang lainnya, Liliy telah membebaskan Evelyn selagi Edward dan yang lainnya membuat keributan di tempat eksekusi untuk membuat semua prajurit Elf menuju kemari dan membuat penyusupan semakin mudah untuk Lily dan Heldalf.
Lily berhasil menghilang sebelum ditangkap oleh para prajurit, kemudian dia pun tiba-tiba muncul di rumah Heldalf dan membuat semuanya terkejut terutama Heldalf dan anak buahnya karena di sekitar rumah itu sudah dipasang sihir dan sihir itulah yang membuat Edward seolah-olah menghilang ketika Chamuel mau menangkapnya. Edward pun langsung menghubungi Chamuel lewat Cupid's Arrow Ring dan membuat rencana bersama-sama untuk membebaskan putri Evelyn dan ratu Akiva yang sedang ditahan oleh Kenaz. Edward, Heldalf, dan Lily pun membagi tugas, Lily ditugaskan untuk membebaskan putri Evelyn dari bawah tanah, Edward bertugas menyerang untuk mengalihkan perhatian bersama Chamuel dan yang lainnya, dan Heldalf dan anak buahnya bertugas mencari istrinya yang tidak diketahui keberadaannya.
"Lily, good job!"
"Ya~"
Kenaz terkejut dengan kemunculan Lily dan putri Evelyn dengan tiba-tiba muncul di hadapannya sekarang.
"APA?! Bagaimana bisa?"
"Sekarang hanya tinggal ratu Akiva!"
"Cih! Tidak ada pilihan lain!'
Tiba-tiba di belakang Kenaz muncul sang Jenderal Besar kerajaan Elf yang sedang menghunuskan pedangnya ke leher Akiva, mereka pun dengan senyum liciknya membuat Akiva sebagai sandera dan membuat Edward dan yang lainnya mati langkah.
"IBU!"
"Evelyn!"
"Jika kau ingin dia selamat maka jangan bergerak sedikitpun!"
Edward sangat marah dengan apa yang dilakukan oleh Kenaz, dia mengepalkan tinjunya dengan sangat erat dan menatap Kenaz dengan penuh amarah.
"Dasar anak sialan! Kenapa kau sampai tega berbuat seperti itu?"
"Diam kau manusia! Kau bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan ini!"
Tiba-tiba ada lingkaran sihir tepat dimana Kenaz berdiri, lingkaran sihir itu adalah sihir teleportasi yang sudah disiapkan Kenaz untuk jaga-jaga jika ada sesuatu dia bisa melarikan diri dengan mudah. Kenaz, jenderal besar dan ratu Akiva pun menghilang tanpa jejak berteleportasi ke suatu tempat meninggalkan Edward, Lily, dan Evelyn yang hanya terdiam tidak bisa melakukan apa-apa.
"Sial!"
Evelyn pun hanya bisa tertunduk dengan lemas dan menangis melihat ibunya yang dibawa oleh kakaknya, dia sangat takut akan kehilangan ibu yang sangat dicintainya itu.
"Ibu."
Melihat Evelyn yang menangis, Edward pun memegang kedua pundak Evelyn dengan kedua tangannya, dia menatap Evelyn dengan mata yang sangat serius.
"Dengar! Ini bukan waktunya untuk menangis!"
Evelyn pun membalas tatapan Edward dengan matanya yang penuh kesedihan dan air mata.
"Aku berjanji, akan kuselamatkan ibumu!"
Edward tidak ingin Evelyn mengalami nasib yang sama dengan yang dialaminya, dia tahu rasa sakit karrena melihat orang yang dia sayangi meninggal di depannya, Edward sudah sangat tahu itu apalagi Evelyn masih kecil. Saat itu dia berjanji di hatinya kalau sampai dia tidak bisa menyelamatkan ratu Akiva, maka dia akan menyerah dengan mimpinya karena jika dia tidak bisa menyelamatkan satu orang, bagaimana dia bisa menyelamatkan dunia ini.
Setelah Kenaz menghilang, para prajurit Elf pun menyerah tanpa perlawanan, mereka sudah tahu walaupun mereka melawan itu hanyalah hal yang sia-sia karena Chamuel dan yang lainnya mempunyai kekuatan yang seperti monster bagi mereka.
"Ed-chan! Chamuel kangen lho."
Chamuel langsung berlari menuju Edward dan memeluknya dengan senyum bahagia dan Sharon yang sudah lelah pun hanya membiarkan Chamuel.
"Cih! Dasar manja!"
"Biarin! Shar-chan juga sebenarnya mau kan?"
Wajah Sharon memerah mendengar godaan dari Chamuel, walaupun dia mencintai Edward dan Edward pun juga sudah tahu itu tetapi dia masih suka malu-malu kucing.
"A-apa yang kau katakan! A-aku tidak-"
"Hoho~ jadi Shar-chan tidak mau ya."
"A-aku tidak bilang seperti itu kan?!"
"Sudah-sudah hentikan."
Tiba-tiba Heldalf datang dari dalam istana, dia berusaha mencari istrinya Akiva tetapi tidak menemukannya, dia sama sekali tidak tahu kalau Akiva sedang disandera oleh putranya sendiri.
"Nak Edward, apa kau menemukan istriku?"
"Ayah!"
Evelyn langsung berlari menuju Heldalf dan memeluknya, Evelyn menangis terharu karena bisa bertemu dengan ayahnya lagi yang menjadi pelarian dan diburu oleh kakaknya, dia pun menceritakan kepada ayahnya tentang ibunya yang disandera oleh Kenaz dan menghilang entah kemana. Melihat putrinya yang menangis, Heldalf pun membelai rambut putri kecilnya itu dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Sudahlah jangan menangis putriku."
"Tapi...tapi."
Heldalf terus berusaha menenangkan putrinya yang menangis itu.
"Heldalf-san, apa kau tahu dimana Kenaz berada?"
Sebagai raja Elf, tentu dia tahu semua tentang kerajaannya bahkan sampai hal-hal yang mendetail sekalipun, tentu saja juga tempat dimana Kenaz mungkin sekarang berada karena dialah yang mengajari Kenaz semua hal tentang kerajaan ini.
"Kurasa aku tahu dimana dia mungkin berada."
"Benarkah?"
"Ya, kemungkinan dia berada di kuil tepat di tengah hutan ini."
"Chamuel, Lily, Sharon, ikutlah denganku dan Lilith tetaplah disini untuk jaga-jaga."
"He~h tapi Lilith masih belum puas."
Heldalf tidak bisa tinggal diam dan menyerahkan semuanya kepada Edward dan yang lainnya karena dia adalah raja, dan lebih dari itu dia adalah seorang ayah, tentu dia mempunyai tanggung jawab terhadap putranya.
"Nak Edward, bolehkah aku ikut denganmu?"
Edward mengerti perasaan Heldalf yang merasa bertanggung jawab atas putranya Kenaz yang melakukan semua ini, tetapi ini terlalu berbahaya untuk dia bertemu dengan Kenaz karena Kenaz juga selama ini berusaha memburunya dan membunuhnya.
"Tidak itu sangat berbaha-"
Heldalf pun menunduk untuk memohon agar diizinkan ikut dengannya.
"Aku mohon! Izinkan aku ikut!"
Evelyn kagum melihat tekad ayahnya yang kuat sampai dia mau menundukkan kepalanya di hadapan Edward dan dia pun segera menghapus air matanya dan ikut menunduk bersama ayahnya.
"Aku mohon! Izinkan aku ikut juga!"
Melihat tekad mereka yang kuat, Edward pun akhirnya luluh dan membiarkan mereka untuk ikut dengannya untuk menghadapi Kenaz.
"Huh...baiklah kalau begitu, Lilith aku menyerahkan mereka padamu."
"Serahkan saja padaku! Selama ada Lilith yang hebat ini, mereka akan aman."
"Baiklah kalau begitu, ayo kita segera berangkat!
ns 15.158.61.39da2