“Jangan pergi!”
White mencoba menggapai tangan seseorang dengan sangat keras. tetapi semakin dia mendekat, semakin orang itu menjauh darinya.
“Tuanku!”
Orang itu menoleh ke arah White dan tersenyum dengan senyuman yang pahit seolah-olah sedang menahan kesedihan yang luar biasa.
“White, tidurlah dan jangan membuka matamu sebelum waktunya tiba.”
White tetap berlari mengejar orang itu dengan sekuat tenaganya. Tetapi orang itu perlahan menghilang ditelan cahaya yang sangat terang.
“Tuanku!”
White akhirnya membuka matanya setelah selama satu bulan lebih tidak sadarkan diri, dan dirawat di tempat itu akibat lukanya yang parah itu. Dia melihat disampingnya ada Rose yang melihatnya dengan tatapan penuh syukur karena White telah kembali.
Rose yang matanya penuh dengan air mata haru itu pun segera memeluk White yang telah tersadar dari tidur panjangnya. Dia sangat khawatir kalau White tidak akan pernah bangun kembali. Dia sangat khawatir kalau dia akan kehilangan sosok White yang sudah menemaninya semenjak dia kecil, dan sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri.
“White, syukurlah kamu sudah bangun!”
White bertanya-tanya kenapa dia bisa berada di tempat itu, dan juga bagaimana dia bisa. Dia pun akhirnya teringat dengan pertarungan terakhirnya melawan Avvanyyon, dan dia tertusuk di dadanya. Tetapi ini sangatlah aneh bagi White untuk bisa masih hidup setelah mengalami luka yang separah itu.
“Kenapa aku masih...? dimana tuanku Edward?”
Rose tidak tahu apakah dia harus menceritakan kepada White tentang aksi dari Edward yang rela mengorbankan tubuhnya untuk menyelamatkan, dan membalaskan dendamnya. Tetapi, cepat atau lambat White juga akan tahu tentang ini, jadi tidak ada alasan untuk menyembunyikannya sekarang.
Rose pun melepaskan pelukannya, dan memegang pundak White dengan mata yang serius.
“White, sebenarnya kak Edward telah membagikan energi kehidupannya kepadamu agar kau tetap hidup.”
Mata White pun terbelalak karena terkejut tidak percaya kalau Edward akan melakukan sesuatu sejauh itu untuknya. Dia merasa sangat senang karena Edward menganggapnya sangat berharga, tetapi dia juga merasa sedikit marah karena itu sangat ceroboh.
“Dan sekarang, kak Edward sedang dirawat karena lukanya yang sangat parah akibat dari pertarungannya melawan Avvanyyon.”
Rasa senang White itu dengan sekejap berubah menjadi rasa sedih. Ekspresi wajahnya saja sudah menunjukkan betapa terkejutnya dia mendengar kalau Edward sedang terluka parah.
“Terluka...parah? Tuanku...terluka...parah?”
“Sebenarnya, keadaan kak Edward sekarang ini jauh lebih buruk dari pada yang kau bayangkan.”
White merasa tidak percaya dengan ini, dia tidak percaya dengan kata-kata Rose yang mengatakan Edward sedang terluka parah sebelum melihatnya sendiri dengan mata kepalanya.
“Tuanku Edward ada dimana sekarang?”
Rose tahu kalau White pasti akan langsung menanyakan itu setelah dia memberitahu tentang keadaan Edward, dia tidak keberatan untuk memberitahu White meskipun dia sedikit khawatir dengan reaksi White ketika melihatnya.
“Kak Edward sekarang berada di ruangan khusus.”
White pun segera berdiri, dan dengan cepat berjalan meninggalkan ruangan itu untuk melihat keadaan Edward yang sekarang. Dia berjalan dengan cepat sehingga tidak terlihat seperti orang koma yang baru bangun. Tetapi Semakin dia melangkah, semakin muncul sebuah keraguan di dalam hati White, dia sangat takut kalau apa yang ada dibayangannya itu benar-benar terjadi, dia sangat takut kalau Edward akan menjauh lagi seperti yang dia mimpikan. Dia pun membuang semua keraguan itu jauh-jauh, dan segera menuju ke ruangan khusus.
Tepat di depan ruangan khusus, dia melihat Lily dan juga Chamuel yang diam termenung dengan pandangan yang kosong seolah-olah diri mereka tidak ada disana. Bahkan wajah Lily tidak menunjukkan seperti orang hidup, wajahnya sangat pucat dengan bibirnya yang kering. Lily bahkan sama sekali tidak makan sesuatu semenjak hal tragis itu terjadi di hadapannya, dia hanya duduk menyendiri di depan ruangan khusus itu dengan tatapan yang kosong sambil terus menerus menyebut nama Edward. Dia benar-benar mengalami depresi yang sangat hebat melihat keadaan Edward saat ini yang bahkan lebih buruk dari siapapun.
“Ed...Ed...Ed...”
Mata Chamuel mulai berkaca-kaca, hatinya serasa hancur mengingat tentang apa yang terjadi dengan Edward. Dia yang selama ini sangat yakin kepada dirinya kalau dia bisa melindungi Edward dari apapun, sekarang dia merasa seperti orang dungu yang terlalu bodoh untuk meremehkan takdir.
“Ed-chan(hiks)...Ed-chan(hiks)...uwaaaa~”
Chamuel menangis sejadi-jadinya karena hatinya sudah tidak sanggup menahan rasa sedih yang amat dalam itu. Ini adalah pertama kalinya dia merasa tidak berguna di dalam hidupnya. Semua yang dia punya, kekayaan, tahta, dan kekuatannya sama sekali tidak berguna untuk bisa membuat Edward kembali seperti sedia kala. Chamuel sudah menggunakan semuanya untuk berusaha membuat Edward kembali seperti semula. Dia bahkan sudah bepergian kesana-kemari berusaha mencari sesuatu yang bisa menyembuhkan Edward. Tetapi, dia sama sekali tidak menemukan apapun dan hanya bisa putus asa menunggu takdir.
White pun membuka pintu ruangan khusus itu dengan perasaan takut yang sangat besar di dalam hatinya. Dia berharap kalau Edward tidaklah seburuk yang dia bayangkan sehingga dia bisa menyembuhkannya dengan kemampuannya, tetapi harapan itu pupus dengan sangat cepat seperti tisu kering yang terbakar api, di ruangan itu White melihat Edward yang terbaring tidak berdaya dengan perban yang membungkus seluruh tubuhnya. Bahkan hanya melihatnya pun White sudah tahu kalau keadaan Edward sangatlah parah jauh di atas yang dia bayangkan.
Di sebelah Edward, ada Lilith dan Evelyn yang setia menemani Edward yang masih belum juga tersadar itu. Mereka hanya bisa meratapi nasib malang yang menimpa Edward dengan wajah yang penuh dengan duka.
Inilah keadaan Edward yang sebenarnya, dia sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi di sisa hidupnya. Matanya sudah tidak berfungsi lagi, dia tidak bisa menggerakkan anggota badannya lagi, satu-satunya yang bisa berfungsi hanyalah pendengarannya. Seluruh tubuhnya hanya akan menjadi seonggokan daging yang tidak bisa bergerak.
Lilith memalingkan mukanya sambil menggigit bibirnya. Dia berusaha menahan air matanya sekuat tenaga, tetapi air matanya tetap keluar dengan sendirinya melihat teman baik pertamanya dari ras lain itu menjadi seperti ini.
[Tidak, ini tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Ini pasti hanya mimpi! Ya, ini pasti hanya mimpi!]
White meninju pipinya sendiri untuk meyakinkan kalau itu adalah mimpi, tetapi sayangnya dia masih merasakan rasa sakit. Dia pun memukul perutnya, tetapi dia tetap merasakan sakit. Dia terus melakukan itu sampai dia memastikan kalau itu sama sekali tidak sakit dan membuktikan kalau semua itu hanyalah mimpi buruknya.
[Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidak!.]
Dia tetap melakukan itu, dia tetap menyakiti dirinya sendiri dengan sengaja agar dia segera terbangun dari mimpi buruknya ini, tetapi sayang ini bukanlah mimpi sama sekali, ini adalah kenyataan dari dunia ini.
Hati White pun hancur sehancur-hancurnya sampai dia tidak kuasa menahan air matanya yang mengalir deras dari matanya yang indah dan penuh kesedihan itu.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!”
[Oh tuhan! Jika engkau memang ada, aku memohon padamu dengan seluruh hatiku...aku mohon...]
White benar-benar telah merasa putus asa di dalam hidupnya. Dia bahkan sampai memohon kepada tuhan yang selama ini dia tidak percayai akan adanya. Dia sudah tidak tahu jalan lain lagi untuk membuat Edward menjadi seperti sedia kala, bahkan untuk kemampuannya, itu sangat mustahil untuk mengembalikan Edward seperti sedia kala.
White bersujud dengan tangannya dia tempelkan ke lantai menghadap Edward yang sedang tidak sadar itu. Dia sudah tidak menginginkan apa-apa lagi, yang dia inginkan saat ini hanyalah melihat Edward bisa tersenyum lagi dengan senyuman yang selalu membuat hatinya merasakan senang.
[Aku mohon dengarkanlah doaku ini...aku mohon, tunjukkan keajaibanmu.]
Tiba-tiba ada seorang wanita yang muncul dengan sendirinya di depan White yang sedang bersujud itu. Wanita itu memiliki rambut panjang berwarna kuning kehijauan, matanya yang cantik dan lebar dengan iris berwarna oranye yang menawan.
“Oh my, suara teriakan yang merdu sekali! Aku yakin tuhan akan mendengar doamu.”
Di belakang wanita itu ada sang raja roh yaitu Arsenick dan juga Archangel Zadkiel yang baru saja sampai disana bersama wanita itu.
Zadkiel berjalan menuju White yang sedang bersujud itu dan memegang pundaknya. Dia pun mendekatkan mulutnya ke telinga White dan membisikkan sesuatu.
“Tenanglah White, aku tidak akan membiarkan dia menderita.”
Zadkiel pun menarik tangan White dan membantunya berdiri, dia tidak tega melihat White yang sampai seperti itu. Begitupun dengan Lily yang terlihat sangat menyedihkan dengan kulitnya yang pucat, dan wajahnya yang nampak sangat tertekan.
Wanita itu pun berjalan menuju Edward yang masih belum sadar itu dengan wajah yang penuh dengan kesedihan. Dia pun menyandarkan kepalanya ke dada Edward yang dibungkus perban itu dan mendengarkan suara detak jantungnya yang indah.
“Oh tuanku! Sungguh sangat mengenaskannya keadaanmu! Aku tidak menyangka kalau pertemuan pertama kita akan menjadi seperti ini. Kau tidak bisa mendengarku, tidak bisa melihatku, bahkan tidak bisa hanya untuk merasakanku.”
Wanita itu memegang pipi Edward yang dibalut dengan perban dan menatapnya dengan tersenyum manis dan tatapannya yang menawan.
“Tapi jangan bersedih, aku akan segera membuatmu baik kembali.”
Chamuel, Lily, dan semua yang mendengarkan suara itu pun mulai melihat cahaya harapan di matanya. Mereka langsung bangkit dan berjalan menghampiri wanita itu dengan dengan mata yang terlihat hidup lagi.
“Benarkah? Benarkah kau bisa menyembuhkan Ed?!”
Wanita itu sangat percaya diri dengan dirinya sehingga di wajahnya tidak nampak rasa ragu-ragu sama sekali, bahkan wajahnya terlihat santai dengan senyumannya yang indah. Dia sangat yakin kalau dirinya bisa dengan mudah menghilangkan penderitaan Edward yang sekarang ini dia alami.
“Oh my, tentu saja aku bisa!”
Wanita itu pun mendekat ke arah Chamuel dan Lily yang mulai melihat harapan ittu, dia sangat tahu apa yang mereka rasakan saat ini tetapi itu sudah tidak perlu lagi karena dia sudah mempersiapkan dirinya sejak dari dulu untuk hal yang semacam ini.
Wanita itu sedikin membungkukkan badan dan sedikit menarik roknya dengan anggun layaknya seorang putri. Tepat di kepalanya pun muncul tanduk berwarna putih yang membuat mereka semua terkejut melihatnya.
“Perkenalkan namaku Arashel Aliquera Dragna. Aku adalah putri dari sang kaisar naga yang agung.”
Chamuel dan yang lainnya sangat terkejut dengan itu, dia tidak menyangka kalau Dragon Princess yang terkenal tidak peduli dengan apapun itu bisa berada disini untuk mengobati Edward. Dia tahu kalau Arashel sangat terkenal karena dia bisa menyembuhkan berbagai macam hal, tetapi Arashel selalu menolak siapapun yang erusaha berobat kepadanya.
“Tetapi pertama-tama, bisakah kalian semua meninggalkan tempat ini?”
Chamuel dan yang lainnya tahu kalau Arashel mungkin bisa menyembuhkan Edward, tetapi mereka tidak tahu kenapa dia menyuruh mereka semua untuk meninggalkan ruangan khusus ini.
“Kenapa?“
Arashel memegang dagunya dengan mata berkaca-kaca dan ekspresi malu-malu yang membuat semua yang melihatnya tertegun akan wajah cantiknya yang imut itu.
“K-karena itu memalukan untuk dilihat oleh orang lain.”
Chamuel merasakan bahaya yang datang dari Arashel yang malu-malu itu. Mungkin bagi orang lain yang melihatnya, itu sangatlah imut melihat dia berwajah malu-malu seperti itu, tetapi tidak untuk Chamuel.
“A-apa yang sebenarnya ingin kau lakukan pada Ed-chan?”
“Sudahlah, serahkan semuanya pada dia.”
Zadkiel pun menarik tangan Chamuel dan Lily yang sebenarnya tidak mau meninggalkan Arashel untuk berdua dengan Edward keluar ruangan itu dan menyerahkan semuanya kepada Dragon Princess.
White dan yang lainnya pun hanya bisa menuruti kata-kata Arashel dan menyerahkan semuanya di tangannya. Dia melangkahkan kaki mereka keluar dari ruangan itu dengan sangat berat hati.
“Sekarang, tuanku yang agung. Aku akan segera memulainya.”
Arashel menjilat bibirnya sendiri dengan senyum aneh di wajahnya yang sangat berbeda dengan yang dia lakukan sebelumnya.458Please respect copyright.PENANAkDcjZYOW53