"Apa itu?"
Edward menemukan sesuatu yang sangat aneh, dia terus menatapnya dan merasa bingung dengan apa yang dilihatnya. Itu adalah sesuatu seperti bola bersinar berwarna hijau terang yang terlihat diam seperti sedang mengamati sesuatu. lalu dengan Tiba-tiba, bola itu terbang dengan cepat dan membuat Edward sangat terkejut.
"A-apa yang terjadi?"
Terdengar suara seperti sesuatu yang sedang menuju ke sini, itu seperti suara hentakan kaki sesuatu yang besar yang bahkan membuat tanah terasa bergetar seperti gempa bumi.
Edward yang menyadari itu langsung memanjat pohon dan bersembunyi di balik dedaunan agar tidak ketahuan oleh makhluk raksasa yang sedang datang itu. dan makhluk itu berjalan tepat di depan pohon yang Edward gunakan untuk bersembunyi, Itu adalah seekor monster yang berukuran raksasa yang berbentuk seperti buaya, dia memiliki kulit hijau yang sangat tebal, gigi-gigi yang runcing dan tajam dan juga ekor besar yang terlihat sangat kuat.
"Monster! Apa dia sedang mengejar bola bersinar tadi."
Edward yang masih penasaran dengan bola misterius tadi mengikuti monster buaya itu secara diam-diam, dia meloncat dari dahan satu ke dahan lainnya dengan sangat hati-hati agar monster itu tidak menyadarinya.
Monster itu terus berjalan mengejar bola yang bersinar itu dan menyudutkannya ke dalam tembok tebing yang sangat tinggi, dengan perlahan Monster buaya itu mendekati bola misterius dengan membuka mulutnya yang penuh dengan gigi-gigi tajam yang akan merobek apapun yang digigitnya.
"To-tolong aku."
Suara yang terdengar sangat lirih terdengar dari bola misterius itu, Edward pun terkejut karena bola itu ternyata bisa berbicara.
"Bola itu bisa bicara?"
"To-tolong siapa saja selamatkan aku!"
Tanpa pikir panjang Edward langsung menyerang Buaya itu, dia memukul bagian kepala dari buaya dengan pukulan yang diperkuat oleh sihirnya.
"Iron fist!"
Buaya itu terkena serangan Edward dengan telak tetapi dia terlihat baik-baik saja berkat kulitnya yang tebal dan keras. Buaya itu pun kemudian menyerang Edward dengan mengibaskan ekornya, dengan cepat Edward memegang bola itu dan melompat menghindari kibasan ekor Buaya.
"Sial dia sangat tangguh!"
Kibasan ekor dari buaya itu sangat kuat sehingga membuat pohon-pohon di sekitarnya terlempar karena kekuatannya, Edward yang menyadari betapa berbahayanya buaya tersebut pun memutuskan untuk menghindari bertarung dengan buaya itu dan kabur, dia tidak mau harus mempertaruhkan nyawanya kalau dia bisa menyelamatkan bola misterius itu tanpa bertarung.
Edward pun segera memanjat pohon dan melompat dari dahan ke dahan secara cepat sambil membawa bola itu di tangannya. Tetapi seperti yang Edward sudah duga buaya itu tidak mau melepaskan mereka begitu saja dan tetap mengejar Edward dengan cepat.
"Tch! Dia keras kepala!"
"(Sparkling Beam) Kira Kira Beam~"
Tiba-tiba muncul cahaya seperti laser berwarna Pink dengan sangat cepat menuju buaya itu, buaya itu tidak bisa menghindari cahaya itu pun terkena dan dia meledak seperti balon yang meletus dan menyebarkan hujan darah disekitarnya. Edward yang melihat kejadian itu pun hanya tertegun dan tidak bergerak merasakan kengerian yang baru saja terjadi di hadapannya, dia menoleh ke arah dimana cahaya itu berasal dan melihat sosok Chamuel yang sedang berpose aneh.
"Chamuel?"
Chamuel terbang ke arah Edward dengan cepat dan mendarat dengan pose aneh lainnya dengan wajah bahagia seperti biasanya, dia pun seperti menantikan pujian dari Edward karena telah mengalahkan buaya yang mengejarnya itu.
"Yay~ bagaimana dengan aksiku? Puji aku Ed-chan."
Edward merasakan apa yang dilakukan Chamuel adalah hal yang paling horror yang pernah dia lihat, selama ini memang Edward sudah pernah mengalahkan banyak monster, tetapi dia tidak pernah membunuh mereka sehorror ini.
"S-serem!"
"Mum...Ed-chan jahat!"
"Tunggu dulu...Chamuel, bukannya kita sudah sepakat untuk berpencar?"
Chamuel pun hanya memasang wajah bodoh seolah-olah tidak tahu apa yang Edward bicarakan, selama ini dia terus mengikuti Edward secara diam-diam dan bersiap untuk membuat kejutan kepada Edward, setelah melihat Edward yang dikejar oleh monster buaya, Chamuel pun berpikir kalau dia membunuh monster itu dengan sangat mencolok, mungkin Edward akan terkagum kepadanya dan memujinya atas aksinya itu.
"Te~he!"
"Jangan berpura-pura bodoh!"
"Itu tidak masalah kan? Lagipula Chamuel tidak mau kehilangan kesempatan untuk berduaan dengan Ed-chan."
"Berdua...!"
Edward merasa tidak enak dengan apa yang Chamuel katakan, dia teringat tadi pagi Chamuel telah memakai sihir Cinta dan membuat Edward merasa seperti Lolicon. Dengan perasaan penuh kecurigaan, Edward menjaga jarak dari Chamuel dan meningkatkan kewaspadaannya ke level maksimal sehingga dia tidak akan kecolongan lagi.
"Eh? Ed-chan, kenapa kau menjauh?"
"Te-terima kasih."
Tiba-tiba bola itu memudar dan di dalamnya terdapat makhluk tidak pernah Edward lihat sebelumnya, makhluk itu memiliki empat sayap transparan yang berwarna hijau, tetapi tidak, ukurannya juga kecil seperti boneka yang biasa dimainkan oleh anak-anak.
"Pe-perkenalkan na-namaku I-iris, A-aku adalah Dryad."
Makhluk itu terlihat sangat kikuk dan pemalu, dia berbicara sambil menatap ke arah lain seolah tidak mau melihat mata Edward, cara bicaranya pun seperti seorang pemalu yang tiba-tiba disuruh ke depan kelas untuk presentasi sendirian.
Chamuel yang melihatnya nampak tidak terkejut, dia sudah berulang-ulang kali bertemu Dryad di kehidupannya sedangkan Edward nampak penasaran karena dia tidak pernah melihat ras Dryad sebelumnya.
"Dryad? Hmmm...Pertama kali aku melihatnya."
Ras Dryad adalah ras yang selalu tinggal di hutan, jarang dari mereka yang meninggalkan hutan dan hidup berdampingan dengan res lain, mereka selalu berpindah-pindah seperti halnya ras Siren.
Sangat banyak hal yang mau Edward tanyakan tentang Iris dan ras Dryad, tetapi dia teringat dengan sesuatu yang lebih penting yaitu mencari Lily yang sudah seminggu terpisah darinya.
"Ngomong-ngomong apa kau pernah melihat gadis berambut putih panjang sampai kaki, bermata merah dan memakai gaun putih?"
"Ke-kenapa ka-kamu me-mencari ga-gadis i-itu."
"Dia adalah temanku yang sudah terpisah dariku selama seminggu."
"Te-teman?"
"Ya, dia bernama Lily."
"He-heeh..."
"Huh...kurasa aku tidak punya pilihan lain, aku akan melanjutkan pencarian Lily bersama Chamuel."
"Lets go~!"
"Tu-tunggu! To-tolong ikut be-bersamaku!"
Chamuel memasang muka curiga dan mendekati Iris, dia merasa aneh karena tiba-tiba Iris mengundang Edward untuk ke rumahnya apalagi dia telah diselamatkan oleh Edward dari Buaya raksasa, dia merasakan ancaman kalau Iris bisa menjadi saingan barunya.
"Apa jangan-jangan kau mengincar Ed-chan ku."
"Bu-bukan se-seperti i-itu, a-aku ti-tidak bi-bisa me-menjelaskannya se-sekarang ta-tapi to-tolong i-ikuti a-aku."
Edward merasa tidak tega setelah melihat Iris yang sangat kikuk berusaha sekuat tenaga untuk mengatakan itu, dia memutuskan untuk mengikuti Iris Edward dan Chamuel yang semula tidak mau pun memutuskan untuk bersama Edward karena dia merasakan hal yang mencurigakan dari Iris.
karena sifat iris yang sangat pemalu dan kikuk suasana pun menjadi sangat canggung, Edward berusaha mencari hal yang seru untuk dibicarakan tetapi dia tidak pernah menemukannya hingga akhirnya Iris pun sampai di tempat tujuannya.
Itu adalah sebuah rumah yang terletak di atas dahan pohon besar, rumah itu terlihat kecil dan sederhana tetapi itu akan terlihat cukup besar jika tubuhmu seukuran Iris, di bawahnya terdapat papan-papan kayu lebar yang sengaja dibuat sebagai teras rumah.
"Apa itu rumahmu?"
"Ma-mari ma-masuk."
"Eh? Masuk?"
Edward bingung dengan yang Iris ucapkan karena itu terlihat tidak mungkin seorang manusia bisa masuk ke dalam rumah yang bahkan pintunya hanya sebesar telapak tangan manusia biasa.
"Ba-bagaimana caraku masuk?"
Iris pun segera tersadar bahwa Edward tidak akan muat masuk ke dalam rumahnya, dia terlihat malu dan menutupi wajah merahnya dengan tangan.
"Ma-maafkan A-aku, a-aku lu-lupa te-tentang i-itu."
Menanggapi itu Edward hanya tertawa canggung sambil menggaruk-garuk rambut yang tidak gatal.
Iris pun merapalkan mantra sihir, yang membuat di sekitar Edward muncul lingkaran sihir berwarna hijau dan tubuh Edward mulai bercahaya.
"Apa yang terjadi?"
Tiba-tiba tubuh Edward menyusut, Edward pun terlihat sangat panik karena tubuhnya terus menyusut hingga tubuhnya terlihat sama dengan Iris.
"Ma-maaf karena a-aku tidak me-memperingatkanmu se-sebelumnya."
Edward terkagum dengan sihir Iris, dia tidak menyangka kalau sihir seperti itu benar-benar ada di dunia ini.
"Wow itu sihir yang keren! Bagaimana caramu melakukannya!"
Iris terlihat malu dengan pujian Edward dan menutupi muka merahnya dengan tangannya yang kecil itu. Chamuel terlihat iri dan mengeluarkan muka cemberut, dia tidak mau masuk ke rumah peri itu dan lebih memilih untuk berada di luar.
Lalu setelah itu Iris mempersilahkan Edward untuk masuk ke rumahnya, Edward pun masuk dan melihat Lily yang sedang bermain-main dengan seorang Peri.
"Lily!"
"Ed!"
"S-syukurlah ternyata be-benar ka-kalau dia itu o-orang yang kamu ca-cari."
Lily pun berlari dengan wajah yang ceria dan memeluk Edward dengan erat.
"Ed, kangen!"
Melihat itu, wajah Iris pun kembali memerah lagi dan dia menutupinya lagi dengan tangan. Sementara itu Lily terus memeluk Edward seperti anak ayam yang merindukan induknya, Edward pun hanya tersenyum dan mengusap kepala Lily dengan halus.
"Syukurlah kau baik-baik saja Lily."
Tiba-tiba pintu dari rumah Iris terbuka dan terlihat Chamuel dengan muka marah dengan cepat menghampiri Lily dan Edward, dia mencoba melepaskan pelukan Lily.
"Le-pas-kan di-a!"
"No! Ed, masih kangen!"
Pelukan Lily pun menjadi semakin kuat, Edward terlihat kesakitan karena pelukan Lily sampai dia hampir tidak bisa bicara dan mukanya semakin membiru.
"To-long...Henti-kan...i-tu...ka-lian...ber-dua!"
Chamuel berusaha keras melepaskan pelukan Lily kepada Edward sampai-sampai wajahnya terlihat memerah, sedangkan Edward terlihat wajahnya membiru karena sudah tidak bisa bernapas lagi.
"Le-pas-kan Ed-chan!"
Akhirnya akibat karena pelukan kuat dari Lily, Edward pun pingsan karena kehabisan napas.
"Ed!"
"Ed-chan!"
Edward terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang, perasaan takjub bercampur bingung sedang ia rasakan ketika melihat sekelilingnya.
"Huh ini dimana?"
Edward melihat sebuah dunia yang terasa tidak asing baginya, dunia yang sangat indah dan berwarna-warni, dunia yang akan membuatmu terpesona dan rela menghabiskan waktumu hanya untuk mengagumi keindahannya.
Edward mencoba berjalan-jalan sambil melihat pemandangan yang sangat indah dari dunia itu, tiba-tiba saat dia berjalan masuk ke taman dia melihat seorang malaikat sedang berada di taman. Malaikat itu terlihat sendirian bermain di taman yang indahnya mengalahkan semua taman yang pernah Edward lihat sebelumnya, Edward lalu memberanikan diri untuk mendekati dan berbicara dengan malaikat kecil itu.
"Apa kau sendirian? Dimana teman-temanmu?"
Malaikat itu berbicara tetapi Edward tidak mendengar suaranya, malaikat itu lalu tersenyum dan berlari meninggalkan Edward, wajahnya tidak terlihat jelas tetapi Edward merasa sangat mengenal wajah itu, dia mencoba mengejar malaikat itu tetapi tiba-tiba matanya disilaukan oleh cahaya putih.
"Ed-chan! Ed-chan!"
Mata Edward mulai terbuka, dia melihat Lily dan Chamuel sedang berada di sampingnya dengan muka khawatir. Dia pun tersadar kalau itu hanyalah mimpi.
"Syukurlah kau sudah sadar Ed-chan."
"Ed, maaf."
"Huh...Mimpi yang sangat aneh."
"Kya~ apa kau sedang memimpikan Chamuel yang imut ini! >.<"
"Maaf tapi itu tidak mungkin! Aku bermimpi bertemu seorang anak di taman yang sangat indah."
Chamuel sangat terkejut mendengar mimpi dari Edward, wajah cerianya berganti dengan wajah serius.
"Apa jangan-jangan Ed-chan-!"
"Ada apa dengan muka serius itu? Apa kau ingin buang air?"
"Itu tidak sopan! Walaupun seperti ini aku juga seorang wanita tahu!"
"Wanita...ya..."
"Mum...kau pasti berpikir sesuatu yang tidak sopan terhadapku ya?"
Edward melihat ke arah Lily, dia terlihat menyesali perbuatannya karena telah membuat Edward pingsan dengan pelukan kuatnya.
"Lily."
"Maaf...Ed."
Edward pun bangun dan membelai rambut halus Lily dengan lembut.
"Ed...tidak marah?"
"Tentu saja tidak, mana mungkin aku marah dengan hal seperti itu, walaupun itu terasa sangat menyakitkan."
Mendengar kata-kata Edward, Lily pun terlihat lega karena dia mengira Edward akan marah padanya, lalu Lily pun tersenyum dan memeluk Edward lagi.
"Ed...suka!"
"Tidak adil! Aku juga sudah berusaha! Aku juga mau Ed-chan melakukannya padaku juga!"
Chamuel merengek seperti anak kecil yang sedang meminta permen kepada orang tuanya, melihat Chamuel yang seperti itu, itu Edward semakin sulit mempercayai kalau Chamuel adalah seorang Archangel, dan akhirnya karena kasihan Edward pun juga mengusap kepala Chamuel, dia terlihat sangat menikmati kepalanya diusap oleh Edward dan tersenyum polos seperti anak kecil.
"Ed-chan, terima kasih!"
"I-imut!"
"Kya~ Ed-chan bilang aku imut!"
"Ed...Lolicon?"
"TIDAK! AKU BUKAN LOLICON!"
Setelah itu Edward pun berterima kasih kepada Iris dan Eris yang telah menjaga Lily selama dia terpisah darinya, perasaan khawatirnya kini lenyap diganti dengan perasaan tenang. Edward, Lily, dan Chamuel lalu meninggalkan rumah peri itu dan kembali ke rumah Yamamoto. Edward yang sudah lelah dengan apa yang terjadi memutuskan untuk istirahat sejenak sampai Yamamoto kembali.
"Aku pula- ternyata mereka sudah tidur."
Yamamoto melihat Edward, Lily, dan Chamuel sedang tertidur pulas, dia pun kembali menutup pintu agar tidak membangunkan mereka.
Hari pun menjadi pagi, sinar mentari mulai memancarkan cahaya hangatnya, cahaya matahari pagi yang hangat itu perlahan mengusir udara dingin yang menyelimuti hutan itu dan diganti dengan kehangatan.
"Be-berat!"
Edward merasakan ada sesuatu yang berat sedang menindih badannya, dia mulai membuka mata dan mendapati Lily dan Chamuel sedang tertidur di bahunya. Edward terlihat kebingungan dengan situasi itu, di satu sisi dia ingin cepat-cepat menyingkir dari situ, di sisi lain dia tidak tega membangunkan Lily dan Chamuel yang tertidur seperti bayi.
"Huh...apa yang harus kulakukan?"
"Sampai kapan kau mau bermalas-malasan seperti itu? Seperti janjiku, aku akan mulai melatihmu sekarang."
"Yamamoto-san!"
"Ed, setelah kau bersiap-siap ikutlah denganku."
Edward pun sangat senang mendengarnya, karena tujuan utamanya datang ke hutan kematian akan segera dimulai meskipun ada beberapa masalah yang terjadi selama ini. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang berapi-api, Edward mengikuti Yamamoto dan mulai berlatih untuk menjadi lebih kuat agar kejadian dimana dia kalah telak dari Draconis Gamma tidak terulang lagi.506Please respect copyright.PENANAGk7upZ0V3H