Sebuah pagi yang indah di kota terpenting di kerajaan roh. Itu adalah sebuah hari yang dinanti-nantikan oleh semua orang. Hari dimana pohon suci akan mekar menampakkan keindahannya kepada semua orang.
Semua orang yang berada di kota itu dengan bersuka cita berbondong-bondong menuju ke pohon suci agar mendapatkan tempat terbaik untuk melihat mekarnya pohon suci yang hanya sekali dalam setahun itu.
Hari itu White sangat bersemangat karena itu adalah hari dimana dirinya dan Edward akan pergi berdua dan melihat pohon suci. Saking bersemangatnya, dia sampai tidak bisa tidur nyenyak kemarin malam menantikan hari ini seperti anak kecil yang tidak sabar untuk liburan bersama orang tuanya.
White pun segera menuju ke tempat Edward menunggunya untuk bersama-sama melihat pohon suci mekar. Dia dengan senangnya berjalan sampai-sampai mulutnya tidak bisa berhenti tersenyum membayangkan ini.
Jauh di dalam hatinya masih ada sesuatu yang membuatnya ragu-ragu. Setelah melihat Edward dan Lily semalam, dia semakin merasa kalau dirinya sama sekali tidak akan bisa mengejar mereka. Tetapi dia sudah memantapkan hatinya kali ini, dia akan terus mengejar mereka tidak peduli sejauh apapun mereka berdua.
“Tuan Edward, maaf telah menunggu.”
White berjalan dengan perasaan yang tidak sabar ingin segera kesana. Mungkin bagi Edward, ini hanyalah hal yang seperti biasanya, tetapi bagi White ini adalah sesuatu yang sangat spesial. Dia sudah sangat lama menantikan hari dimana dirinya bisa melihat pohon suci bersama tuannya meski di hatinya ada rasa bersalah telah meminta hal terlarang kepada tuannya.
Bagi White yang dulu, dia tidak akan berani walau hanya membayangkan melakukan hal seperti ini. Bahkan hanya untuk mencintai tuannya saja, dia tidak akan berani dan membiarkan perasaan itu ada pada dirinya, tetapi seiring berjalannya waktu perasaan itu tumbuh menjadi sesuatu yang White tidak bisa bayangkan sebelumnya sehingga dia bisa melakukan ini.
“Aku sudah menjadi anak yang nakal ya...?”
“Hmmm...? Apakah ada sesuatu?”
“Tidak ada apa-apa, tuanku. Umm...bolehkah aku menggandeng tanganmu?”
Edward tidak merasa keberatan dengan itu karena disekitar mereka sangat banyak orang, jadi dia berpikir lebih aman untuk melakukan itu karena ada kemungkinan kalau mereka bisa berpisah di dalam kerumunan banyak orang.
“Yah boleh saja, lagian kalau sampai terpisah, kita akan repot sendiri.”
White mendekatkan tangannya dan dia pun menggenggam dengan erat tangan Edward yang dibalut dengan sarung tangan itu.
“Terima kasih, tuanku!”
Meskipun tuannya itu tidak menyadari perasaannya yang sesungguhnya, tetapi dia sudah sangat senang dengan hanya itu saja sampai-sampai mulutnya tidak bisa berhenti tersenyum.
Whita berpikir apa yang akan dilakukan oleh dirinya yang dahulu jika mengetahui dirinya di masa depan berani melakukan hal ini dengan tuannya. Pasti dirinya yang dahulu tidak akan segan-segan mengomeli dan menghukumnya atas tindakan ini.
“Aku benar-benar telah menjadi anak yang nakal ya...?”
Tetapi meskipun seperti itu, White tetap merasa sangat senang tuannya itu mengabulkan permintaannya untuk melihat pohon suci mekar bersamanya. Meskipun diawalnya dia sempat ragu dengan hal ini, setelah melihat kedekatan Edward dan Lily yang jauh di depannya. dia menghapus rasa ragu-ragu ini dari hatinya, dan terus maju.
[Maafkan aku atas tindakanku ini tuanku,]
Tentu tidak ada seorangpun yang menolak jika harus menjadi Lily yang dari awal sudah dekat dengan Edward. Dia merasa iri dengan Lily yang dekat dengan tuannya itu, bahkan di masa lalu Lily tetap menjadi orang yang sangat dekat dengan tuannya itu melebihi semua orang termasuk dirinya. Di dalam keraguan itu White tidak tahu apakah dia bisa mengalahkan Lily atau tidak, tetapi walaupun dia tidak bisa pun dia tidak keberatan untuk berbagi dengannya.
Di dunia ini tidak ada batasan wanita untuk dinikahi, bahkan seorang raja akan terlihat aneh jika hanya mempunyai satu orang istri. Sangat jarang seorang raja mempunyai satu orang istri seperti Arsenick yang setia dengan istrinya yang telah tiada. Tetapi sayangnya aturan itu hanya berlaku kepada bangsawan dan keluarga kerajaan. Bagi Edward yang hanya orang biasa, dia tidak bisa menikah sebanyak itu di dalam hidupnya walaupun dia menginginkannya sekalipun kecuali jika dia menjadi seorang bangsawan.
Tentu jika Edward mau, dia bisa menjadi bangsawan atau bahkan keluarga kerajaan sekalipun kapanpun dia mau. Dia mempunyai banyak cara seperti menikah dengan Chamuel atau Evelyn, dia akan otomatis menjadi bangsawan. Tetapi bagi Edward itu adalah hal yang tidak sepantasnya untuk dia lakukan. Dia tidak ingin memanfaatkan orang lain hanya untuk kepentingannya sendiri.
Chamuel dan yang lainnya yang seharusnya berpisah-pisah pun, mengendap-endap mengikuti Edward dan White. Mereka menatap keduanya dengan tatapan iri karena White dan Edward yang bergandengan tangan dan terlihat mesra bagi mereka.
“Mmmm...Bikin iri! Sial Chamuel sangat iri!”
Lily yang sudah mendapatkan sesuatu yang spesial kemarin malam tidak keberatan dengan itu karena dia sudah mendapatkan cincin berharga yang dipasangkan oleh Edward sendiri ke jarinya dan juga mendapatkan waktu spesial bersama. Dia sudah senang dengan hanya bisa berdansa dengan Edward di malam itu, malam yang akan dia ingat seumur hidupnya.
White dan Edward meneruskan perjalanan mereka untuk pergi ke pohon suci. Semua mata laki-laki di jalan tertuju kepada White yang kecantikannya luar biasa. Para laki-laki terpana melihat kecantikan White dengan senyum indahnya, mereka semua berharap kalau merekalah yang berada di posisi Edward bisa menggandeng tangan wanita cantik itu.
Mungkin jika White sendirian disana, dia pasti akan langsung dikerumuni oleh para laki-laki yang ingin mengajak dia jalan, bahkan saat di pesta kemarin, White selalu dikerumuni oleh orang-orang yang ingin mengajaknya berdansa dan menghabiskan malam itu bersama. Dia memang tidak keberatan untuk berdansa, tetapi karena kesetiaannya yang mutlak itu dia menolak menghabiskan malam bersama laki-laki lain.
“Entah kenapa aku merasa dari tadi kita selalu dilihatin?”
White pun menjadi semakin berani dengan memeluk tangan tuannya dengan erat dan menyandarkan kepalanya di pundak tuannya itu. Itu membuat pandangan para laki-laki yang melihat itu menjadi semakin iri melihat mereka berdua.
“Oi White? Apa yang kau-”
“Dengan begini, mereka tidak akan mengganggu kita.”
Edward merasakan ada yang berbeda dengan White yang saat ini. Entah apakah itu hanya imajinasinya atau bukan, dia sangat merasa ada sesuatu yang aneh dengannya semenjak kemarin malam.
“White, apa yang sebenarnya terjadi?”
Seperti yang telah White duga dari tuannya, dia bisa langsung tahu dengan perubahan sikapnya. Tetapi hanya untuk hari ini dia ingin melakukan hal yang biasanya tidak bisa dia lakukan dengan tuannya itu, dia ingin sekali-kali bersikap manja kepada tuannya itu untuk mendapatkan perhatiannya.
“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin menjadi dekat denganmu tuanku.”
Mereka pun tiba di pohon suci yang sudah ramai oleh orang-orang yang juga ingin melihatnya secara dekat. Beruntung bagi mereka berdua karena mereka bisa berada tepat di sebelah pagar pembatas dari pohon suci jadi mereka bisa melihatnya dengan sangat jelas. Tetapi White tidak puas dengan itu, dia ingin melihat lebih dekat pohon suci dari jarak yang sangat dekat.
Biasanya orang-orang tidak diperbolehkan untuk melewati pagar kecil yang berada di sekitar pohon suci oleh penjaga yang berada di sekitar, tetapi untuk White itu tidak berlaku karena dia lah yang telah menjaga pohon ini sejak waktu yang sangat lama.
“Tuanku, ayo kita lebih dekat!”
“Tu-tunggu, White?!”
White menarik tangan Edward untuk melewati pagar pembatas itu. Prang-orang disana pun terkejut dengan White yang tiba-tiba menerobos pagar pembatas itu. Para prajurit pun hanya diam saja melihat itu karena mereka sudah mengenal siapa White sebenarnya.
White sangat ingin melakukan hal ini, dia sudah memimpikan untuk melakukan ini dengan tuannya yang sangat dia cintai itu. Dia pun tersenyum karena teringat tentang bagaimana pengorbanan tuannya itu untuk menyelamatkan nyawanya.
“(gigle)”
“Ada apa White?”
“Aku hanya teringat tuanku telah melakukan hal yang gila demi diriku saat itu.”
“Kau juga sama kan? Kau juga telah melakukan hal gila untuk menyelamatkanku dari Valkyrie.”
White memang tidak menginginkan tuannya untuk celaka, tetapi disamping itu dia merasa senang melihat tuannya sangat menganggapnya berharga dan bahkan tuannya mau mengorbankan semuanya demi dirinya.
“Tapi...tuanku sangat keren. Aku sangat senang ketika tuanku bertarung demi diriku.”
Tiba-tiba wajahnya yang ceria itu pun kini berganti dengan wajah serius menatap pohon suci yang terlihat masih belum mau mekar itu. Dia melihatnya dengan tatapan yang terasa agak sedih yang membuat Edward sedikit heran dengan keanehan White.
“Hey tuanku, apa perasaan tuanku terhadap nona Lily?”
“A-apa yang kau tanyakan tiba-tiba?”
Edward terkejut dengan pertanyaan yang diajukan White secara tiba-tiba di tempat itu, dia tidak menyangka kalau White akan menanyakan hal seperti itu disini.
“Aku mohon tuanku, jawab dengan jujur.”
Melihat wajah White yang sangat serius, Edward pun merasa kalau dirinya juga harus serius menjawab pertanyaan itu atau itu akan mennjadi sesuatu yang tidak sopan.
“Sejujurnya aku juga tidak tahu, tapi saat aku berada di dekatnya, entah kenapa aku menjadi sangat senang.”
Itu adalah jawaban yang Edward bisa katakan untuk sekarang karena dirinya belum pernah sama sekali merasakan sesuatu seperti itu sebelumnya.
“Padahal awalnya aku hanya menganggap dia sebagai adik kecil, tetapi entah kenapa lama-kelamaan muncul perasaan aneh seperti ini.”
Edward selalu merasakan perasaan aneh ketika dia bersama dengan Lily, perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Semenjak dari awal dia bertemu, Edward merasa kalau Lily bukanlah orang asing sama sekali baginya, malah dia merasa kalau Lily sangatlah dekat dengannya melebihi yang lain.
“Kalau begitu, bagaimana dengan nona Chamuel dan yang lainnya?”
Edward memang menyukai mereka semua, tetapi hanyalah sebatas teman baik. Tentu dia menyadari perasaan mereka semua karena mereka sudah mengungkapkan perasaan mereka yang sesungguhnya, tetapi dia masih belum bisa menganggap mereka lebih dari itu.
“Mereka adalah orang-orang yang sangat baik, aku menyukai mereka, mereka adalah sahabat-sahabat terbaikku.”
Ini adalah pertanyaan terakhir dari White, pertanyaan yang akan menentukan tindakan White yang selanjutnya. Hati White berdebar-debar dan wajahnya memerah ketika dia ingin menanyakan pertanyaan ini, dia ingin segera lari dari sana, tetapi dia telah memutuskan ini.
“Kalau begitu, bagaimana denganku?”
Itu adalah pertanyaan yang sangat sulit untuk Edward jawab. Dia tidak ingin melukai perasaan White dengan mengatakan sesuatu yang mungkin bisa melukai perasaannya.
“Sejujurnya, aku menganggapmu sama seperti yang lainnya, kau adalah sahabat baikku. Oleh karena itu aku tidak mau melihatmu terluka.”
Edward sudah mempersiapkan diri dengan apa yang akan terjadi dengannya, dia dengan gugup melihat ke arah White untuk melihat reaksinya, tetapi reaksi White tidak seperti yang dia bayangkan. Dia tidak mengira kalau White malah tersenyum mendengar itu.
“Hey tuanku, apa tuanku tahu tentang kata-kata ini? Wanita dan laki-laki itu tidak bisa menjadi sahabat normal.”
Edward tidak tahu apa yang dimaksud White dengan kata-kata itu, bahkan dia sama sekali tidak pernah mendengarnya selama ini.
“Hah! Apa itu?”
White mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah kanannya dengan wajahnya yang memerah.
“Tuanku, coba lihat ke arah sana maka tuanku akan segera tahu apa arti dari kata-kata tersebut.”
Edward yang bingung dan penasaran pun menuruti apa kata White, dia melihat ke arah dimana jari telunjuk White menunjuk tetapi dia tidak menemukan apapun disana.
“Hmmm...? Aku tidak meli-“
Dengan sekejap, bibir Edward merasakan sesuatu yang lembut menyentuhnya. Mata Edward pun terbelalak kaget melihat White yang tiba-tiba mencium bibirnya dengan lembut.
Tiba-tiba pohon suci yang berada di depan mereka, mulai mekar bercahaya dengan sangat indah bersama dengan White yang mencium Edward seolah-olah pohon itu ikut merayakannya juga. Pohon suci itu bercahaya dengan terang membuat siapapun yang melihat takjub, tetapi itu bukanlah cahaya yang biasa dia pancarkan saat mekar, cahaya itu berwarna pink yang terlihat sangat indah dan berbeda dari biasanya.
Air mata White mulai jatuh dari matannya yang indah itu karena merasa sangat bahagia sekaligus bersalah karena sudah berani melakukan hal itu dengan tuannya.
[Maafkan aku tuanku karena sudah mempunyai perasaan seperti ini. Tetapi aku sudah tidak bisa menahan perasaan ini lagi.]
White mulai memeluk Edward dengan pelukan yang sangat lembut dan penuh kasih sayang dari hatinya yang sangat lembut. Tubuh mereka berdua pun tiba-tiba bersinar seperti pohon suci itu dan membuat semua yang melihat terkagum.
Chamuel dan yang lainnya pun syok dengan kejadian itu. Tubuh mereka seolah-olah memutih dan nyawa mereka seolah-olah keluar dari mulut saking terkejutnya dengan itu. Tetapi Chamuel merasakan sesuatu yang tidak dia sangka-sangka, dia merasakan kekuatan White yang selama ini menghilang telah kembali lagi dengan tubuhnya yang bersinar itu.
“White-chan?! Kekuatan White-chan telah kembali!”
Semua orang yang melihat itu pun hanya terdiam mematung melihat sesuatu yang sangat jarang terjadi itu, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi melihat itu, mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan sekarang.
Daun-daun pohon suci pun mulai berguguran yang membuat semuanya menjadi lebih indah. Guguran daunnya berkilau bak permata yang sangat indah dan menghilang sebelum menyentuh tanah.
Mereka semua terkagum melihat pohon suci yang tidak seperti yang mereka lihat sebelumnya, mereka merasa kalau pohon suci seolah-olah sedang merasa bahagia sekarang. Cahaya terang nan indah dari pohon suci itu seolah-olah membuat hati yang melihatnya menjadi hangat dan bahagia dari pohon suci itu.
White pun sangat senang karena ciuman pertamanya yang telah dia berikan kepada tuannya itu. Dia menyentuh bibirnya dengan wajahnya yang memerah dan mata yang berkaca-kaca. Dia merasa sangat bahagia karena setelah sekian lama dia bermimpi, akhirnya mimpinya menjadi kenyataan.
Edward tidak kalah dengan White, dia mematung dengan wajahnya yang sangat merah dan ekspresi yang seolah-olah tidak percaya dan mengerti bagaimana itu terjadi. Dia sama sekali tidak menyangka kalau White akan menciumnya disitu, di depan banyak orang yang melihat.
“Tuan Edward, inilah arti dari kata-kata itu.”
Edward langsung mengerti dengan apa yang dimaksud Whte dengan sangat jelas. Sekarang dia merasa seperti orang bodoh karena selama ini sudah menganggap kalau dia bisa bersahabat normal dengan para wanita.
“Dan juga, inilah permintaanku yang kedua. Aku sangat ingin melakukan ini dengan tuan Edward.”
White pun menggenggam kedua telapak tangan Edward dengan senyuman yang manis nan menawan.
“Aku mencintaimu tuanku. Sangat! Sangat! Sangat! Sangat mencintaimu! Semua kebaikan yang anda berikan kepadaku, semua perhatian, semua senyuman, semua itu telah membuatku tidak bisa menahan perasaan ini lebih lama lagi.”
Ini adalah keputusan White untuk mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya kepada Edward, dirinya ingin agar Edward mengetahui perasaan yang selama ini dia pendam di dalam dirinya. Dia tidak ingin mengalah lagi dari dari Lily, kali ini dia akan berusaha mendapatkan cinta dan kasih sayang dari tuannya itu.
“Karena itu lah mulai sekarang, aku juga akan berusaha untuk mendapatkan cintamu, Tuanku Edward!”
Tiba-tiba di dalam momen yang romantis itu, Chamuel datang untuk menghancurkannya karena sudah tidak kuat dibakar rasa cemburu di dalam hatinya. Dia memisahkan tangan Edward dan White yang saling bersentuhan itu dengan wajah yang kesal.
“Kishaaa~ dasar kucing pencuri!”
“Aku memang kucing, apa ada masalah?”
White dan Chamuel pun saling berhadapan satu sama lain. Diantara mereka, seolah-olah ada petir yang menyambar-nyambar melambangkan pertengkaran mereka. Diantara mereka, sama sekali tidak ada yang mau mengalah sama sekali untuk memperebutkan Edward.
“Mmmm...walaupun itu White-chan, Ed-chan tidak akan Chamuel serahkan!”
“Itu bukanlah hak nona Chamuel untuk memutuskan, tapi itu adalah hak tuanku sendiri.”
“Berisik! Sekali tidak ya tidak, titik!”
Mereka pun saling beradu mulut sampai-sampai menarik perhatian orang-orang yang ada disana.
“Hahahaha...akhirnya White mengungkapkan perasaannya.”
Zadkiel yang selalu mengawasi mereka dari balik cermin merasa senang karena akhirnya White bisa mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya kepada Edward. Dia tahu kalau itu sangatlah sulit bagi White, tetapi menurutnya perasaan White bukanlah perasaan yang terlarang. Itu adalah perasaan yang sangat murni dan juga suci dari seorang gadis yang jatuh cinta karena dulu tuannya juga pernah berkata demikian. Sebagai suatu makhluk hidup, tentu White juga mempunyai hak untuk menyukai dan mencintai seseorang dan itu bukanlah sesuatu yang terlarang mekipun yang dia cintai adalah tuannya.
“Ngomong-ngomong Arsenick, bagaimana dengan itu?”
“Aku berhasil mencurinya, meskipun dengan susah payah.”
“Tetapi aku tidak menyangka kalau kau akan menggunakan Edward dan yang lainnya untuk melindungi kerajaanmu sedangkan kau bertarung disana.”
Arsenick tersenyum mendengar itu. Dia sudah tahu dari awal kalau mereka pasti akan menyerang kerajaannya, tetapi dia tidak melewatkan kesempatan itu, dengan kursi mereka yang sedang kosong, dia memanfaatkan itu untuk menyusup ke markas mereka secara diam-diam untuk melindungi dunia ini dari ancaman yang jauh lebih buruk dari itu.
“Memangnya kita punya pilihan lain? dengan kekuatan Edward yang sekarang, dia tidak akan bisa mengalahkannya jika itu bangkit sekarang. Setidaknya ketika Edward sudah bangkit sepenuhnya, maka kemenangan kita akan terjamin.”
Zadkiel sangat mengerti itu, dia juga akan menggunakan segala cara agar mereka tidak bisa mencapai apa yang mereka inginkan demi untuk melindungi dunia ini, untuk melindungi semuanya, dia harus menggunakan semua yang dia punya sampai waktunya tiba untuk menyelesaikan masalah ini sekali untuk selamanya.
“Yah, kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk menghentikan mereka. Mereka yang ingin menghancurkan dunia dan membuat sebuah dunia baru dengan sang kegelapan. The New World Order!”436Please respect copyright.PENANA1YknaVbBZX